3. Pengaruh Masyarakat
Pengaruh masyarakat adalah pembentuk bagian tersebesar ego, mesikipun
kapasitas yang dibawa sejak lahir oleh individu juga penting dalam
perkembangan kepribadian. Erikson mengemukakan faktor yang
memengaruhi kepribadian yang berbeda dengan Freud. Meskipun Freud
menyatakan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh biologikal, Erikson
memandang kepribadian dipengaruhi oleh faktor sosial dan historikal. Erikson
(Alwisol, 2009:88) menyatakan bahwa potensi yang dimiliki individu adalah
ego yang muncul bersama kelahiran dan harus ditegakkan dalam lingkungan
budaya. Anak yang diasuh dalam budaya masyakarat berbeda, cenderung akan
membentuk kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan budaya
sendiri.
Berikut adalah ego yang sempurna menurut Eriksonyaitu :
1. Faktualitas adalah kumpulan fakta, data, dan metoda yang dapat
diverifikasi dengan metoda kerja yang sedang berlaku. Ego berisi
kumpulan fakta dan data hasil interaksi dengan lingkungan.
2. Universalitas berkaitan dengan kesadaran akan kenyataan (sens of
reality) yang menggabungkan hal yang praktis dan kongkrit dengan
pandangan semesta, mirip dengan pronsip realita dari Freud.
3. Aktualitas adalah cara baru dalam berhubungan satu dengan yang lain,
memperkuat hubungan untuk mencapai tujuan bersama.
D. Dinamika Kepribadian
Feist dan Feist (2008, 215-217) menyatakan bahwa perwujudan
dinamika kepribadian adalah hasil interaksi antara kebutuhan biologis
yang mendasar dan pengungkapannya melalui tindakan-tindakan sosial.
Hal ini berarti bahwa perkembangan kehidupan individu dari bayi hingga
dewasa umumnya dipengaruhi oleh hasil interaksi sosial dengan individu
lainnya sehingga membuat individu menjadi matang baik secara fisik
maupun secara psikologis. Erikson (Alwisol, 2009:87) menyatakan bahwa
ego adalah sumber kesadaran diri indvidu. Ego mengembangkan perasaan
yang berkelanjutan diri antara masa lalu dengan masa yang akan datang
selama proses penyesuaian diri dengan realita.
Friedman dan Schustack (2006, 156) mengemukakan bahwa ego
berkembang mengikuti tahap epigenik, artinya tiap bagian dari ego
berkembang pada tahap perkembangan tertentu dalam rentang waktu
tertentu. Menurutnya, semua yg berkembang mempunyai rencana dasar,
dan dari perencanaan ini muncul bagian-bagian, masing-masing bagian
mempunya waktu khusus utk menjadi pusat perkembangan, sampai semua
bagian muncul untuk membentuk keseluruhan fungsi.
Manusia dalam sepanjang hidupnya mengalami perubahan-
perubahan yang meliputi perubahan fisik dan mental (psikologi).
Perubahan-perubahan tersebut terus terjadi karena adanya pertumbuhan
dan perkembangan. Manurut Kurniawan, Beny ( 2014:22-30) Freud
membagi empat tahap perkembangan kepribadian kemudian Erikson
menyempurnakanya menjadi delapan tahap perkembangan, yaitu;
1. Usia bayi (0-1 tahun)
Menurut Erikson kegiatan bayi tidak hanya dengan mulut semata,
tetapi usia bayi adalah saat untuk memasukan apa saja baik melalui
mulut semua indera.
2. Usia anak-anak (1-3 tahun)
Tahap ini anak dihadapkan pada budaya yang menghambat ekspresi
diri. Anak belajar mengenal hak dan kewajiban serta pembatasan-
pembatasan tingkah laku. Di dalam usia anak-anak, seseorang anak
akan cenderung belajar keras kepala dan lembut.
3. Usia bermain (3-6 tahun)
Menurut Erikson, ada banyak perkembangan penting pada fase
bermain ini, yakni diidentifikasikan dengan orang tua, pengembangan
gerak tubuh, keterampilan, bahasa, rasa ingin tahu, imajinasi, dan
kemampuan membentuk tujuan.
4. Usia sekolah (6-12 tahun)
Pada usia ini anak sudah membagi hari-harinya antara lingkungan
keluarga dan lingkungan di luar keluarga. Anak mulai belajar bergaul
dengan teman sebaya, guru, dan orang dewasa lainya. Rasa ingin tahu
anak sangat menjadi sangat kuat.
5. Usia remaja (12-20 tahun)
Menurut Erikson (Alwisol, 2012:98-100) tahap ini merupakan tahap
yang paling penting diantara tahap perkembangan lainya, karena pada
akhir tahap ini orang harus mencapai tingkat identitas ego yang cukup
baik.
6. Dewasa awal (20-30 tahun)
Pada tahap ini waktunya tidak dibatasi. Tahap ini ditandai dengan
perolehan keintiman pada awal periode dan ditandai perkembangan
berkeruntutan pada akhir periode.
E. Perkembangan Kepribadian
Menurut Jess & Gregory (2014:295-296) ada delapan tahapan
perkembangan kepribadian yang dikemukakan oleh Erikson yang mana
point pentingnya adalah;
1. Pertama pertumbuhan terjadi berdasarkan prinsip epigenetik, yaitu satu
bagian komponen yang tumbuh dari komponen lain dan memiliki
pengaruh waktu tersendiri, tetapi tidak mengantikan komponen yang
sebelumnya.
2. Kedua, di dalam tiap kehidupan terdapat interaksi berlawanan yaitu
konflik antara elemen sintonik (harmonis) dan elemen distonik
( mengacaukan). Contohnya pada masa bayi
3. Ketiga, di tiap tahapan, konflik antara elemen distonik dan sintonik
menghasilkan kualitas ego dan kekuatan ego, yang erikson sebut
sebagai kekuatan dasar (basic strength). Contohnya dari antitesis anatar
rasa percaya diri dan tidak percaya muncul harapan, kualitas ego yang
memungkinkan bayi untuk bergerak ke tahapan selajutnya.
4. Keempat, terlalu sedikitnya kekuatan pada suatu tahap mengakibatkan
pantologi inti pada tahap tersebut. Contohnya seorang anak yang tidak
memperoleh cukup harapan selama masa bayi.
5. Kelima, walaupun Erikson tidak pernah meninggalkan aspek biologis
dalam tahapan perkembangan manusia
6. Keenam, peristiwa-peristiwa di tahapan sebelumnya tidak
menyebabkan perkembangan kepribadian selanjutnya.
7. Ketujuh, selama tiap tahapan khususnya sejak remaja dan selanjutnya
perkembangan kepribadian ditandai oleh krisis identitas yang Erikson
sebut dengan “titik balik”
8. Kedelapan, ego atau kekuatan dasar yang timbul dari konflik-konflik
atau krisis psikososial yang menjadi ciri khas setiap periode.
DAFTAR PUSTAKA