Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

NEGARA MAJU, NEGARA BERKEMBANG,


NEGARA MISKIN
Pengajar: Fransisca Srihartijati W.,S.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 4
Jedidyah D’Alma Christy S. (10)
Patricia Diany Sekar P.W. (20)
Putri Awallia (22)
Sinta Nurasifa (29)
Tessa Ismi Maharani (30)
Zahra Elok Fadhilah (34)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 BANDUNG


Jl. Sekejati IV No.36 Kiaracondong Telp/Fax.(022)7310256 Bandung 40285
Website: www.sman12bandung.sch.id / E-mail : sman12bandung@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya, dan juga terimakasih kepada Ibu Fransisca Srihartijati
Wuriakanti selaku guru pengajar kami, yang telah memberikan kami materi mengenai
makalah ini, hingga akhirnya selesai dengan baik.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
informasi baru bagi pembaca. Kami sebagai penyusun makalah ini merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 23 Februari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian................................................................................................................................2
B. Indikator Penggolongan..........................................................................................................2
C. Ciri-Ciri....................................................................................................................................4
D. Solusi untuk Mengatasinya.....................................................................................................5
E. Dampak....................................................................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
B. Saran.........................................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap Negara pasti memiliki kondisi ekonomi yang berbeda beda antara
Negara yang satu dengan Negara yang lain. Ada yang masih bergantung pada negara
lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, ada yang telah
mampu memberi bantuan kepada Negara lain. Perbedaan kondisi tersebut
menyebabkan pengklasifikasian Negara berdasarkan kondisi Negara ekonominya,
yaitu menjadi Negara Maju, Negara Berkembang, dan Negara Miskin.
Suatu Negara dikatakan maju jika memiliki standar hidup tinggi dengan indikasi
perekonomian sudah merata. Suatu Negara dikatakan Berkembang jika Negara belum
mencapai tingkat industrialisasi yang relatif terhadap penduduknya dan memiliki
standar hidup menengah ke rendah. Sedangkan Negara dikatakan miskin apabila
ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas kerja, pendapatan, yang
menunjukkan lingkaran ketidakberdayaan atau tidak berhasilnya suatu pembangunan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian negara maju, negara berkembang, dan negara miskin?
2. Bagaimana indikator penggolongan terhadap negara maju, berkembang, dan
miskin?
3. Apa ciri-ciri dari negara maju, berkembang, dan miskin?
4. Bagaimana solusi pemerintah dalam mengatasi negara maju, berkembang, dan
miskin?
5. Apa dampak-dampak dari adanya negara maju, berkembang, dan miskin?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian

a) Negara Maju
Negara maju (atau negara berpenghasilan tinggi, negara industri) adalah negara
berdaulat yang memiliki kualitas hidup yang tinggi, ekonomi yang maju dan
infrastruktur teknologi yang canggih relatif dibandingkan negara-negara yang
kurang maju lainnya. Negara-negara yang memiliki pendapatan minimal
US$11.906 per tahun atau lebih dapat disebut sebagai negara maju. Negara-negara
maju umumnya memiliki ekonomi pasca-industri yang lebih maju, artinya sektor
jasa memberikan lebih banyak kekayaan daripada sektor industri.

b) Negara Berkembang
Negara berkembang adalah negara dengan pendapatan rata-rata masih relatif
rendah, indeks perkembangan manusia tercatat di bawah standar normal global,
dan infrastruktur yang masih relatif berkembang atau belum maksimal.

c) Negara Miskin
Negara Miskin (terbelakang) adalah negara yang tidak mampu berdiri sendiri
karena tidak memiliki sistem ekonomi yang dapat memenuhi dan menstabilkan
tingkat perekonomian negaranya sehingga dapat mempengaruhi keadaan
kehidupan masyarakat di negaranya. Contohnya : kota yang dipadati oleh
pengemis, jarang mempunyai industri, persediaan listrik tidak memadai, tidak
mempunyai jalan raya dan jalan kereta api yang cukup, pemerintah belum dapat
memberikan pelayanan yang memadai, komunikasi buruk, rumah sakit dan
lembaga pendidikan tinggi sangat sedikit, sebagian besar penduduk buta huruf dan
miskin, sistem perbankan jelek, dan ekspornya ke negara lain sama sekali terdiri
bahan mentah, hasil tambang, atau buah-buahan dan beberapa bahan makanan.

B. Indikator Penggolongan

a) Negara Maju
1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan faktor penting untuk mengukur negara maju.
Sebuah negara dikatakan sejahtera jika rakyatnya memiliki pendapatan
perkapita tinggi, tidak ada perang, konflik, dan perpecahan. Pendapatan
Nasional Perkapita (Gross National Product/GNP). GNP sebagai patokan untuk
membagi secara keseluruhan pendapatan penduduk suatu negara. Jika hasil
bagi lebih US$ 10.000, maka negara itu dikelompokkan sebagai negara maju.

2
2. Jumlah Penduduk
Tingkat kesejahteraan negara maju dilihat dari angka kemiskinan. Suatu negara
dikatakan sejahtera jika jumlah penduduk miskin sedikit.

3. Tingkat Pengangguran
Negara maju umumnya memiliki tingkat pengangguran rendah.

4. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan


Secara umum negara maju memiliki angka kematian bayi dan ibu melahirkan
rendah. Penyebabnya karena penduduk mampu membeli makanan bergizi,
fasilitas kesehatan lengkap, dan obat-obatan memadai.

5. Angka Melek Huruf


Negara dikatakan maju jika angka melek huruf tinggi dan angka buta huruf
rendah.

b) Negara Berkembang
1. Pendapatan Per Kapita
GNP adalah hasil pembagian antara jumlah total pendapatan negara dalam
setahun dengan total penduduk negara tersebut. Jika hasil bagi hasil baginya
kurang dari US$ 80, maka dikelompokkan ke dalam negara sedang
berkembang.

2. Mata Pencaharian dan Tenaga Kerja


Jika persentase penduduk yang bekerja pada sektor bahan makanan pokok lebih
besar maka termasuk negara berkembang.

3. Produktifitas Kerja
Produktivitas diukur dengan cara membagi total keseluruhan produksi negara
selama setahun dengan jumlah angkatan kerja.

4. Penggunaan Energi Per Jiwa


Konsumsi energi ini meliputi penggunaan listrik, minyak bumi dan energi
lainnya. Indikator ini tidak mutlak karena bergantung kondisi iklim dan sumber
daya negara yang bersangkutan.

5. Fasilitas Transportasi dan Komunikasi


Indikator ini melihat perkembangan pembangunan dan penggunaan sarana dan
prasarana transportasi komunikasi seperti jalan raya, kereta api, bandara, kapal
laut, televisi, radio, internet dan lainnya.

6. Penggunaan Bahan Metal


Indikator ini didasarkan pada penggunaan bahan-bahan metal seperti baja, besi,
tembaga, nikel, alumunium, tembaga dan logam lainnya dalam satu tahun.

3
7. Angka Penduduk melek huruf
Negara berkembang memiliki jumlah penduduk melek huruf tinggi.
c) Negara Miskin
1. Penduduk miskin
Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari
sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan
yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk dikategorikan sebagai penduduk
miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis
kemiskinan.
2. Garis Kemiskinan (GK)
Garis Kemiskinan (GK) mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum
yang diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama
sebulan, baik kebutuhan makanan maupun non-makanan.

3. Persentase penduduk miskin


Persentase penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan (GK).

4. Indeks kedalaman kemiskinan


Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan ukuran
rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap
garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata
pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

5. Indeks keparahan kemiskinan


Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.
Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara
penduduk miskin.

6. Gini ratio
Gini ratio adalah salah satu ukuran ketimpangan pengeluaran yang digunakan.
Nilai gini ratio berkisar antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai gini ratio yang
semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat ketimpangan yang semakin
tinggi.

7. Ukuran bank dunia


Ukuran Bank Dunia adalah salah satu ukuran ketimpangan yang mengacu pada
persentase pengeluaran kelompok 40 persen penduduk terbawah.

C. Ciri-Ciri

a) Negara Maju
1. Sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) dimanfaatkan
secara optimal.
2. Dapat mengatasi masalah kependudukan.
3. Tingkat dan kualitas hidup masyarakat tinggi.
4
4. Ekspor yang dilakukan ialah ekspor hasil industri dan jasa.
5. Tercukupinya penyediaan fasilitas umum.
6. Kesadaran hukum, kesetaraan gender, dan penghormatan terhadap Hak Asasi.
7. Manusia dijunjung tinggi.
8. Tingkat pendidikan relatif tinggi.
9. Tingkat pendapatan penduduk relatif tinggi.
10. Tingkat kesehatan sudah baik.

b) Negara Berkembang
1. Tingkat pendidikan masih rendah.
2. Tingkat penghasilan masih rendah/pendapatan per kapita rendah.
3. Tingkat kesehatan masih rendah.
4. Sistem perekonomiannya masih bergantung dari luar atau perekonomian yang
tradisional.
5. Angka pengangguran yang tinggi.
6. Kesempatan kerja yang minim

c) Negara Miskin
1. Kemiskinan mendominasi masyarakat
2. Pertanian mata pencaharian utama
3. Sumber daya alam kurang terolah
4. Tergantung pada alam
5. Angka harapan hidup rendah
6. Keterbelakangan ekonomi
7. Ketiadaan inisiatif dan usaha
8. Tingkat pendidikan rendah
9. Keterbelakangan teknologi
10. Aktivitas masyarakat menggunakan sarana dan prasarana tradisional

D. Solusi untuk Mengatasinya

a) Negara Maju
1. Menambah investasi di negaranya sendiri
2. Membatasi jumlah pekerja dan produk yang berasal dari negara berkembang
3. Membuat inovasi daur ulang dari limbah industri
4. Memaksimalkan sebaik-baiknya bahan mentah yang berasal dari negara maju
5. Mengurangi jumlah biaya operasional perusahaan

b) Negara Berkembang
1. Upaya meningkatkan produktivitas masyarakat untuk meningkatkan SDM
2. Upaya meningkatkan sarana prasarana dalam pendidikan
3. Pembukaan lapangan kerja
4. Upaya peningkatan sarana kesehatan
5. Pemanfaatan sumber daya alam agar menaikan pendapatan perkapita

5
c) Negara Miskin
1. Menciptakan lapangan pekerjaan yang luas dan banyak untuk warga
2. Adanya upaya memberikan bantuan/subsidi kepada warga kurang mampu
terhadap kebutuhan pokoknya
3. Upaya meningkatkan berbagai fasilitas warga/masyarakat, seperti jalan, listrik,
dan lainnya.
4. Penghapusan larangan impor beras
5. Adanya pembatasan pajak dan retribusi daerah yang dapat merugikan usaha
lokal maupun orang miskin.
6. Upaya dalam merancang perlindungan sosial yang lebih tepat sasaran
7. Terus melakukan dan menyediakan pinjaman modal atau dana kepada warga di
daerah
8. Mengupayakan mengurangi angka kematian ibu yang melahirkan
9. Mendirikan lembaga yang bergerak dalam bidang mikro, sehingga dapat
memberikan manfaat kepada warga setempat.
10. Memberikan warga atas hak penggunaan tanahnya demi kesejahteraan warga
miskin
11. Terus melakukan perbaiki pendidikan ke semua daerah yang ada, tanpa pilih
kasih
12. Terus melakukan upaya dalam meningkatkan fasilitas kesehatan masyarakat
dimana pun berada.

E. Dampak

a) Negara Maju
a. Dampak positif:
1. Perkembangan sangat dinamis
2. Kesejahteraan penduduk sangat tinggi
3. Angka kematian rendah
4. Kepadatan penduduk terendah
5. Teknologi telah sangat berkembang dengan pesat
6. Tingkat kriminalitas rendah

b. Dampak negatif:
1. Segala sesuatunya diukur dengan uang
2. Sifat individualis masyarakatnya sangat tinggi
3. Daya saing dapat berakibat pada persaingan yang tidak sehat

b) Negara Berkembang
a. Dampak Positif:
1. Peningkatan terhadap sektor pertanian
2. Pertumbuhan penduduk yang tinggi berpotensi meningkatkan SDM
3. Menumbuhkan rasa semangat untuk terus menjadikan negara berkembang
menjadi maju

b. Dampak negatif :

6
1. Pendidikan kurang merata
2. Angka pengangguran masih tinggi
3. Tingkat kesehatan masyarakat yang kurang merata

c) Negara Miskin
1. Pengangguran
Berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih
masyarakat. Maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan
yang layak untuk memenuhi kebutuhan, dikarenakan sulit untuk bekerja.

2. Tingkat kematian meningkat


Masyarakat Indonesia banyak mengalami kematian karena kelaparan atau
melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan
yang alami.

3. Putus sekolah/Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah)


Membuat rakyat Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk
memperoleh pendapatan. Biaya pendidikan penyebab rakyat miskin putus
sekolah karena tidak lagi mampu membiayai sekolah, putus sekolah dan
hilangnya kesempatan pendidikan akan menjadi penghambat rakyat miskin
dalam menambah keterampilan, menjangkau cita-cita mimpi mereka. Contoh
anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal, tidur di jalanan, tidak
sekolah, mengamen untuk mencari makan dan lainnya.

4. Tingkat kejahatan meningkat


Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh pendapatan dengan cara
kejahatan karena dengan cara yang baik mereka tidak mempunyai modal yaitu
ilmu dan keterampilan yang cukup.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas maka kami menyimpulkan, bahwa adanya
pengelompokan negara-negara di dunia disebabkan adanya perbedaan kondisi sosial
ekonomi antar negara yang satu dengan yang lain. Hal mendasar yang menjadi tolak
ukur dalam membedakan antara Negara maju, Negara berkembang, dan Negara
miskin yaitu pandapatan perkapita, dimana pendapatan perkapita ini diperoleh dengan
membagikan pendapatan nasional suatu negara dan jumlah penduduk negara tersebut.
Selain itu masih banyak faktor lainnya yang berpengaruh terhadap kondisi negara
tersebut.
Ciri-ciri dari setiap Negara maju, berkembang, maupun miskin juga memiliki
perbedaan yang signifikan, sehingga kita dapat menentukan manakah negara yang
sejahtera dan tidak sejahtera, berkecukupan dan tidak berkecukupan, berpendidikan
dan tidak berpendidikan. Dampak-dampak nya pun dapat dirasakan oleh masyarakat
dan negaranya sendiri.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka kami menyarankan, dalam usaha
meningkatkan kualitas Negara Indonesia atau negara luar sekali pun, tetap
membutuhkan partisipasi lebih dari rakyat maupun pemerintah. Sehingga cita-cita
untuk mencapai Negara Indonesia sebagai Negara maju, lebih mudah dicapai dan
tidak hanya menjadi angan angan belaka.

Anda mungkin juga menyukai