Anda di halaman 1dari 45

REFERAT

SISTEM MOTORIK

Yola Nurhaliza/19174039
Pembimbing: dr.Luwinda A.Sari H, M.Ked (Neu), Sp. S
PENDAHULUAN

• Susunan neuromuskular terdiri dari Upper Motor Neuron (UMN) dan Lower Motor
Neuron (LMN).
• Upper Motor Neuron (UMN) merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang
menyalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik sampai inti-inti motorik di
saraf kranial di batang otak atau kornuanterior.
• Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari
korteks motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya dengan serat saraf-
sarafnya ada didalam sistem saraf pusat.
• Berdasarkan perbedaan anatomik dan fisiologik kelompok UMN dibagi dalam
susunan piramidal dan susunan ekstrapiramidal.
• Susunan piramidal terdiri dari traktus kortikospinal dan traktus kortikobular.
• Traktus kortikobular fungsinya untuk gerakan-gerakan otot kepala dan leher,
sedangkan traktus kortikospinal fungsinya untuk gerakan-gerakan otot tubuh dan
anggota gerak.
• Sedangkan LMN yang merupakan kumpulan saraf-saraf motorik yang berasal dari
batang otak, pesan tersebut dari otak dilanjutkan ke berbagai otot dalam tubuh
seseorang.
Pemeriksaan Fisik Sistem Motorik
1. Sindrom lower motor neuron
a. gejala : Lumpuh, atoni, atrofi dan arefleksi
b. Kerusakan : saraf spinal, pleksus, saraf perifer

2. Sindrom upper motor neuron


a. Gejala : lumpuh, hipertoni, hiper refleksi dan klonus serta reflek patologis positif
b. Kerusakan : sistem piramidal
Inspeksi
1. Sikap : baik saat berdiri, berjalan, duduk, berbaring nilai ada tikdanya deformitas
2. Bentuk : nilai ada tikdanya deformitas
3. Ukuran : atrofi otot
4. Gerakan involuntar abnormal : tremor, khorea, atetosis, distonia, balismus, spasme,
tik, fasikulasi dan miokloni
Palpasi
Nilai kontur/Konsistensi, ada tidaknya nyeri tekan
Pemeriksaan gerakan aktif
1. Pemeriksan menginstruksikan pasien untuk menggerakan anggota gerak, nilai Range
of movement (ROM)
2. Penilaian kekuatan otot
Pemeriksaan gerakan pasif
Pemeriksa yang melakukan pergerakan pada anggota gerak pasien nilai apakah ada
keterbatasan ROM, disertai nyeri atau tidak
Koordinasi gerakan
kombinasi gerakan yang seharusnya dilakukan secara simultan (sinkron) dan harmonis,
menjadi terpecah  pecah dan dilakukan satu persatu serta kadang simpang siur.
Adapun gerakan-gerakan volunter yang harus dinilai secara umum adalah
sebagai berikut :

• Anteroflexsi dan dorsoflexsi kepala. Penggerakan ialah otot-otot rektus kapitis anterior,
posterior moyor/minor dan trapezius.
• Elevasi dan abduksi dari scapula. Penggerak utama ialah otot trapezius, deltoid,
supraskapula dan seratus inferior.
• Ekstensi sendi siku. Penggerak utama ialah otot triceps.
• Fleksi disendi siku. Penggerak utama ialah otot biceps, brachial, brachioradial.
• Depresi dan aduksi dari scapula, penggerak utama ialah otot pectoral dan latisimus
dorsi.
• Fleksi disendi pergelangan, penggerak utama ialah otot flextor karpi radialis dan ulnaris.
• Ekstensor (dorsofleksi) disendi pergelangan. Penggerak utama ialah otot ekstensor
karpi radialis longus/brevis, ekstensor karpi ulnar dan ekstensor digitorum komunis.
Lanjutan,,,
• Mengepal dan menyembangkan jari-jari tangan. Penggerak utama ialah otot tangan
fleksor digitorum dan ekstensor digitorum di bantu oleh otot interosei dorsal dan volar.
• Fleksi disendi panggul. Penggerak utam ialah otot iliopsoas.
• Ekstensi disendi panggul. Penggerak utama ialah otot gluteus maksimus
• Ekstensi disendi lutut. Penggerak utam ialah otot m. Quadratus femoris.
• Fleksi disendi lutut. Penggerak utama ialah m. Biceps femoris.
• Dorsofleksi disendi pergelangan kaki dan dorsopleksi jari-jari kaki. Penggerak utama
ialah m. Tibialis anterior dan mm. Ekstensor jari-jari kaki.
• Plantarpleksi kaki dan jari jari kaki. Penggerak utama ialah mm. Gastrocnemius,
soleus, peroneus dan fleksor halluces longus.
Interpretasi Kekuatan Otot
Anatomi Upper Motor Neuron (UMN)
• Impuls motorik untuk gerakan volunter terutama dicetuskan di girus presentralis
lobus frontalis (Korteks motorik primer& area 4 Broadmann) dan area kortikal di
sekitarnya (neuron motorik pertama).
• Impuls tersebut berjalan di dalam jaras serabut yang panjang (terutama traktus
kortikonuklearis dan traktus kortikospinalis/ jaras piramidal) melewati batang
otak dan turun ke medula spinallis ke kornu anterius, tempat mereka
membentuk kontak sinaptik dengan neuron motorik kedua-biasanya melewati
satu atau beberapa interneuron perantara.

Susunan Piramidal
• Serabut kortikospinalis (ke kornu anterior medulla spinalis)
• Serabut kortikobulbaris (ke inti motorik sarafotak)
Struktur otak yang terlibat pada fungsi motorik dan
traktus desenden yang berasal dari
struktur tersebut.
SUSUNAN PIRAMIDAL
Serabut Kortikospinalis

Seluruh Posterior
Korona
serabut kapsula
radiata
kortifugal interna

Medulla PONS Cerebral


Oblongata Ventral pons pedunkulus

Lower
Spinal Cord
Medulla
Serabut Kortikubulbar

Seluruh Posterior
Korona
serabut kapsula
radiata
kortifugal interna

Middle Cerebral
PONS
PONS pedunkulus

Lower
MEDULLA
PONS
SUSUNAN EKSTRA PIRAMIDAL
• Susunan ekstrapidamidal terdiri atas komponen-komponen yakni korpus striatum,
globus palidus, inti-inti talamik, nukleus subtalamikus, substansia nigra, formasio
retikularis batang otak, sereblum berikut dengan korteks motorik tambahan yaitu
area 4-6-8. Komponenkomponen tersebut dihubungkan satu dengan lain oleh
akson masing-masing komponen itu. Dengan demikian terdapat lintasan yang
melingkar yang dikenal sebagai sirkuit.
• korpus striatum merupakan penerima tunggal dari serabut-serabut segenap
neokorteks& maka lintasan sirkuit dinamakan sirkuit striatal
Hubungan segenap neokorteks dengan
korpus striatum serta globus palidus

Hubungan korpus striatumBglobus


Sirkuit striatal prinsipal
palidus dengan talamus

Hubungan talamus dengan korteks


area 4-6

Lintasan sirkuit striatal


Sirkuit striatal aksesorik ke-1
merupakan sirkuit yang
menghubungkan striatumglobus
palidus-talamus-striatum

Sirkuit striatal aksesorik ke-, adalah


lintasan yang melingkari globus
Sirkuit striatal aksesorik
palidus-korpus subtalamikus-globus
palidus

Sirkuit striatal aksesorik ke-0 dibentuk


oleh hubungan yang melingkari
striatumsubstansia nigra-striatum
Komponen Sentral Sistem Motorik dan Sindrom klinis
akibat Lesi yang Mengenainya

Bagian sentral sistem motorik untuk gerakan volunter terdiri dari korteks
motorik primer (area 4) dan area korteks di sekitarnya (terutama korteks
premotor, area 6), serta traktus kortikobulbar dan traktur kortikospinalis yang
berasal dari area kortikal tersebut.
Area Korteks Motorik
• Korteks motorik primer (Girus presentralis) merupakan sekumpulan jaringan
kortikal yang terletak di sisi yang berlawanan dengan sulkus sentralis dari korteks
somatosendorik primer (di girus post-sentralis) dan meluas ke atas dan melewati
tepi superomedial hemisfer serebri menuju permukaan medialnya.
• Area yang merepresentasikan tenggorokan dan laring terletak pada ujung inferior
korteks motorik primer; di bagian atasnya, secara berkesinambungan adalah area
yang merepresentasikan wajah; eksterimatas atas, badan dan ekstremitas bawah.
• Struktur ini merupakan “Homonkulus motorik” terbalik, yang bersesuaian dengan
“homonkulus somatosensorik” girus post-sentralis.
• Neuron motorik tidak hanya ditemukan di area 4, tetapi juga di area
korteks di sekitarnya.
• Namun, serabut yang menghantarkan gerakan volunter halus terutama
berasal dari girus presentralis.
• Girus ini merupakan lokasi neuron piramidalis (sel beZ) besar yang
khas, yang terletak dilapisan selular kelima korteks dan mengirimkan
aksonnya yang bermiyelin tebal dan berdaya konduksi tepat ketraktur
piramidalis
Traktus Kortikospinalis (Traktus Piramidalis)

• Traktus ini berasal dari korteks motorik dan


berjalan melalui substantia alba serebri
(corona radiata), Krus posterius kapsula
interna (Serabut terletak sangat berdekatan
disini)
• Bagian sentral pedunkulus serebri (krus
serebri), Pons , dan basal medula (bagian
anteriot), tempat traktus terlihat sebagai
penonjolan kecil yang disebut piramid.

Traktus ini mengecil pada area potong-lintangnya ketika


berjalan turun kebawah medula spinalis, karna beberapa
serabutnya berakhiir di masing-masing segmen
disepanjang perjalanannya.
Traktus Kortikonuklearis (Traktus Kortikobulbaris)

• Beberapa serabut traktus piramidalis membentuk cabang dan massa utama


ketika melewati otak tengah dan kemudian berjalan lebih ke dorsal menuju
nuklei nervi kranialis motorik.
• Serabut yang mepersarafi nuklei batang otak ini sebagian menyilang dan tidak
menyilang.
• Nuklei yang menerima input traktus piramidalis adalah nuklei yang memediasi
gerakan volunter otot-otot kranial melalui nervus kranialis V (nervus
trigeminus), Nervus Kranialis VII (nervus fasialis), Nervus krnaialis IX, X, XI
(Nervus glossofaringeus, Nervus vagus dan nervus aksesorius) Serta Nervus
kranialis XII (Nervus hypoglossus)
Traktus Kortikosensefalikus

• sekumpulan serabut yang berjalan bersama-sama dengan traktus kortionuklearis


yang tidak berasal dari area 4 atau area 6, tetapi berasal dari area 8, lapang mata
frontal.
• Impuls dari serabut-serabut ini memediasi gerakan mata konjugat & yang
merupakan proses motorik yang kompleks.
• Karena asal dan fungsinya yang khas, jaras yang berasal dari lapang mata frontal
memiliki nama yang berbeda (traktus kortikomesensefalikus)
• Traktus Kortikomesensefalikus berjalan bersama dengan traktus
piramidalis (tepat di bagian rostralnya, di krus posterius kapsula interna)
dan kemudian mengarah ke bagian dorsal menuju nuklei nervi kranialis
yang memediasi pergerakan mata, yaitu nervus kranialis III, IV, VI dan
(Nervus okulumotorius, Nervus troklearis dan nervus abdusens).
• Area 8 mempersarafi otot-otot mata secara ekslusif dengan cara yang
sinergis, bukan secara individual.
Komponen Sistem motorik sentral lainnya

Sejumlah jaras-jaras sentral selain traktus piramidalis, memiliki peran penting pada pengendalian fungsi
motorik. Suatu kelompok serabut yang penting (traktus kortikopontosereblaris) menghantarkan informasi
dari korteks serebri ke serebelum, kemudian input yang ditimbulkannya memodulasi gerakan terencana.

Serabut lain berjalan dari korteks ke ganglia basalia (terutama korpus striatum= nukleu kaudatus dan
putamen), Subtantia nigra dan formatio retikularis batang otak, serta nuklei lainnya (misalnya ditektum
mesensefali).

Pada masing-masing struktur tersebut , impul dihantarkan melalui interneuron ke traktus eferen yang
berproyeksi ke motor neuron di kornu anterius. Medula spinalis-traktus tektospinalis, traktus
ruprospinalis, traktus retikulospinalis, traktus vestibulospinalis dan traktus lainnya.

Traktustraktus tersebut memungkinkan serebelum, ganglia basalia, dan nuklei motorik di batang otak
untuk mempengaruhi fungsi motorik di medula spinalis
Traktus Motorik Lateral dan Medial di Medula Spinalis

Traktus motorik di medula spinalis secara anatomi dan fungsional terpisah menjadi dua kelompok; kelompok lateral, yang
terdiri dari traktus kortikospinalis dan traktus ruprospinalis, serta kelompok medial, yang terdiri dari traktus
retikulospinalis, traktus vestibulospinalis dan traktus tektospinalis.

Traktus lateral terutama berproyeksi ke otot-otot distal (terutama di ekstremitas atas) dan juga membuat hubungan
propriospinal yang pendek.

Serabutserabut ini terutama berperan pada gerakan volunter lengan bawah dan tangan, untuk kontrol motorik halus yang
tepat dan terampil.

Sebaliknya, traktus medial mempersarafi neuron motor yang terletak lebih medial di kornu anterius dan membuat
hubungan propriospinal yang relatif panjang.

Serabut ini terutama berperan pada gerakan tubuh dan ekstremitas bawah (postur dan gaitn)
Lesi-lesi pada Jaras Motorik Sentral (UMN)
Refelks kembali muncul setelah
beberapa hari atau beberapa minggu
Pada fase akut suatu lesi di traktus kemudian dan menjadi hiperaktif, Hipersensitifitas ini terjadi karan
kortikospinalis, refelks tendon karena spinde otot berespon lebih hilangnya kontrol inhibisi sentral
profunda akan bersifat hopoaktif dan sensitif terhadap regangan desendens sel-sel fusi motor (neuro
terdapat kelemahan flasid pada otot. dibandingkan dengan keadaan motor) yang mempersarafi otot.
normal, terutama fleksor ekstremitas
atas dan ekstensor ektremitas bawah.

Dengan demikian, serabut-serabut


Gangguan sirkuit regualsi panjang
otot intrafusal teraktivasi secra Hasilnya adalah peningkatan tonus
otot mungkin terjadi yaitu berupa
permanen (prestreched) dan lebih spastik dan hiperrefleksia, serta
pemendekan panjang target secara
mudah berespon terhadap tanda-tanda traktus piramidalis dan
abnormal pada fleksor ektremitas atas
peregangan otot lebih lanjut klonus.
dan ekstensor ektremitas bawah.
dibandingkan normal.

Diantara tanda-tanda traktus


piramidalis tersebut terdapat tanda-
tanda yang sudah dikenal baik pada
jari-jari tangan dan kaki, seperti tanda
Patogenesis paresis spastik sentral
babinski (ekstensi tonik ibu jari kaki
sebgai respons terdapat gesekan di
telapak kaki).
Paresis spastik selalu terjadi akibat lesi susunan
saraf pusat (otak dan/atau medula spinalis)
Penurunan kekuatan otot dan
dan akan terlihat lebih jelas bila terjadi gangguan kontrol motorik
halus.
kerusakan pada traktus desensens lateral dan
medial sekaligus (misalnya pada lesi medula
spinalis).
Peningkatan tonus spastik

Refleks regang yang


Sindrom paresis spastik
berlebihan secara abnormal,
sentral.
dapat disertai oleh klonus

Hipoaktivitas atau tidak


adanya refleks ekstreoseptif
(refleks abdominal, refleks
plantar, serta disinhibisi
respons hindar (flight), dan

(awalnya massa otot tetap


baik)
Lokalisasi Lesi Pada Sistem Motorik Sentral

• Suatu lesi yang melibatkan korteks serebri, seperti pada tumor,


infark, atau cedera traumatik, menyebabkan kelemahan
sebagian tubuh sisi kontralateral.
• Hemiparesis yang terlihat pada wajah dan tangan (kelemahan
brakhiofasial) lebih sering terjadi dibandingkan di daerah lain
karena bagian tubuh tersebut memiliki area representasi
kortikal yang luas.
• Lesi iritatif pada lokasi tersebut dapat menimbulkan kejaang
fokal.
Lesi setingkat pedunkulus serebri, seperti proses vaskular
pendarahan , atau tremor, menimbulkan hemiparesis
spastik kontralateral yang dapat disertai oleh kelumpuhan
nervus okulomotorius ipislateral.

Lesi pons yang melibatkan traktus piramidalis (contohnya pada


tumor, iskemia batang otak, pendarahan) menyebabkan
hemiparesis kontralateral atau mungkin bilateral.

Lesi pada piramid medula dapat merusak serabut-serabut


nonpiramidal terletak pada tingkat ini. Akibatnya, dapat terjadi
hemiparesis flasid kontralateral. Kelemahan tidak bersifat total
(paresis, bukan plegia). Karena jaras desendens lain tidak terganggu.
• Lesi traktus piramidalis di medula spinalis  suatu lesi yang mengenai
traktus piramidalis pada level servikal menyebabkan hemiplagia, spastik
ipislateral; ipislateral karena traktus tersebut telah menyilang pada level
yang lebih tinggi ,dan spastik karena traktus tersebut mengandung serabut-
serabut piramidalis dan non piramidalis pada level ini, lesi bilateral di
medula spinalis servikalis bagian atas menyebabkan kuadriparesis atau
kuadriplegia.
Anatomi Sistem Motorik Lowe Motor Neuron (LMN)

• Titik dimana persarafan sudah


keluar dari kornu anterior
medulla spinalis dan
meneruskan perjalanan sampai
ke otot.
• Neurotransmiter yang ikut
menyampaikan impuls saraf dari
UMN adalah glutamine yang
ditangkap oleh glutaamin
reseptor.
• LMN disebut juga sistem saraf
perifer karena mempersarafi
semua otot-otot tubuh, lengan
dan tungkai.
Klasifikasi menurut target dari
motor neuron:

General viseral motor neuron


Somatic motor neurons, Special visceral motor neurons, (viseral motor neuron), mempersarafi
otot jantung dan otot polos dari
berasal dari susunan saraf pusat, disebut juga brankial motor neuron
organ dalam (termasuk otot polos
menuju medulla spinalis keluar dari dimana dipersarafi langsung oleh
arteri, dan kelenjar), nervus ini
cornu anterior dan mempersarafi otot brankial (otot-otot dari saraf
bersinaps pada ganglia dari sistem
saraf skeletal kranialis)
nervus otonom (parasimpatis dan
simpatis)

Akibatnya :
• Saraf motorik untuk otot skeletal dan otot brankial adalah
monosinaptik (melibatkan hanya 1 motor neuron)
• Saraf motorik untuk organ viseral adalah sinaptik (melibatkan 2
neuron ; 1 berlokasi dari SSP yang bersinaps di ganglion, 1 lagi
berlokasi di susunan saraf perifer yang bersinaps ke otot)
Anatomi Somatic Motor Neuron

Somatic Motor Neuron terdiri


dari

Gamma motor neurons,


Alpha motor neurons,
mempersarafi serat otot
mempersarafi serabut otot Beta motor neurons,
intrafusal didalam otot spindle
ekstrafusal (tipe serat kerja mempersarafi serat otot
yang mengatur kontriksi serat
lambat) yang berlokasi didalam intrafusal yang terhubung
otot kapan diperlukan regangan
otot. Alfa motor neuron ini dengan serat ekstrafusal.
yang besar dan kapan hanya
berkontribusi dalam tonus otot.
mengeluarkan respon kecil.
Motorik Units
Slow (S) motor units
stimulate small muscle fibres, which contract very slowly
lambat dan menyediakan jumlah kecil energi tetapi sangat
tahan terhadap lelah, sehingga mereka digunakan untuk
menunjang kontraksi otot, seperti menjaga tubuh pada
posisi berdiri tegak.

Fast fatiguing (FF) motor unit


Motor neuron dan semua saraf otot terhubung dalam merangsang kumpulan otot yang lebih besar, yang dapat
sebuah motor unit, dimana motor unit ini di bagi menjadi 3 menyediakan tenaga dalam jumlah lebih besar tetapi cepat
kategori : lelah. Mereka dipakai dala tugas yang memerlukan energy
besar seperti berlari, melompat.

Fast fatigue-resistant motor units,


merangsang otot berkurang sedang yang tidak bereaksi
seceoat FF motor unit tetapi dalam bertahan lebih lama
dan menyediakan tenaga dibandingkan S motor unit,
seperti berjalan santai.
Lokalisasi Lesi Pada Sistem Motorik Perifer

• Cornu anterior medulla


spinalis : poliomyelitis
(infeksi), sindrom corda
anterior (trauma).
• Sel mielitis axon motorik :
mielitis (infeksi), guillain
barre syndrome (autoimun).
• Motor end plate : miastenia
gravis (autoimun),
batulinum toksin, tetanus
(toxin), Duchenne Muscular
dystrophy (genetic),
neuromiotonia (elektrolit
imbalance).
Sindrom paralisid flasid. Sindrom ini terdiri dari :
• Penurunan kekuatan dasar
• Hipotonia atau atonia otot
• Hiporefleksia atau arefleksia
• Atrofi otot.
Perbedaan antara UMN & LMN
Lesi Pada Neuron Medulla Spinalis
• Poliomielitis adalah penyakit
infeksi akut yang disebabkan oleh
suatu kelompok virus neuropatik
(tipe I,II,III). Virus poliomielitis
mempunyai afinitas khusu pada
sel-sel kornu anterior medula
spinalis dan inti motorik tertentu
dibatang otak.
• Sel-sel kornu anterior medulla
spinalis dan inti motorik tertentu
di batang otak. Sel-sel saraf yang
Poliomielitis
terkena mengalami nekrosis dan
otot-otot yang suplainya menjadi
paralisis.
Poliomielitis non paralitik.
Khas untuk penyakit ini dalah nyeri dan kaku
otot belakang leher, tubuh dan tungkai dengan
hipertonus, mungkin disebabkan oleh lesi pada
batang otak, ganglion spinal dan kulumma
posterior

Poliomielitis paralitik.
Gejala klinisnya sama dengan poliomielitis non
paralitik disertai dengan kelemahan satu atau
beberapa kelumpuhan otot skelet. Gejala ini
dapat menghilang selama beberapa hari dan
kemudian muncul kembali disertai kelumpuhan
(paralitik) yaitu berupa flasid paralisis yang
biasanya unulateral dan simetris.
Lesi Pada Radix Medulla Spinalis
Guillain-Barre Syndrom.
etiologinya pasti belum diketahui, diduga karena
• Infeksi : misal radang tenggorokan atau radang lainnya
• Infeksi virus : measles, mumps, rubela, influenza A,
influenza B, varicella zoster, infections mono nucleosis
(vaccinia, variola, hepatitis inf,coxakie).
• Vaksin : rabies, swine flu
• Infeksi yang lain : mycoplasma pneumonia, salmonella
thyposa, brucellosis, campylobacter jejuni.
• Keganasan : hodgkin ‘sdisease, carsinoma, lympoma.
Hernia Nucleus Pulposus (HNP)
Suatu keadaan dimana terjadi penonjolan pada
diskus intervertebralis ke dalam kanalis
vertebralis (protusi diskus) atau nucleus
pulposus yang terlepas sebaagian tersendiri di
dalam kanalis vertebralis (rupture disc).

Berdasarkan
Lokasi, Dibedakan
Menjadi 2:

Cervical disc Lumbar disc


herniation herniation Nucleus Pulposus
• Gejala klinis dari herniasi sangat bervariasi
tergantung tempat terkenanya dan tipe
jaringan lunak yang ikut terkena.
• Gejala klinis dapat bervariasi dari tidak ada
gejala atau rasa sakit sedikit karena hanya
jaringan saja yang terkena, sampai gejala
klinis berat seperti leher yang tidak dapat
berputar, low back pain

Tahapan hernia nucleus pulposus


Lesi Pada Saraf Perifer
• Neurophaty perifer adalah istilah umum yang
digunakan untuk gangguan saraf-saraf perifer akibat
berbagai penyebab.
• Polineuropati sering berkaitan dengan penyakit
sistemik, misalnya diabetes dan obat toksin
lingkungan, dan beragam penyakit genetik.
• Mononeuropati mengisyaratkan keterlibatan fokal
satu berkas saraf dan menandakan penyebab lokal
seperti trauma, penekanan, atau penjepitan.

• Gejala khas dari neuropati adalah berkaitan dengan jenis


saraf yang terkena.
• Jika saraf sensoris yang rusak, gejala yang umum
termasuk kebas, kesemutan pada daerah yang terkena,
sensasi seperti ditusuk-tusuk atau nyeri.
Lesi Pada Neuro Muscular Juntion
• Myastenia gravis adalah suatu kelainan autoimun yang ditandai oleh suatu
kelemahan abnormal dan progresif pada otot rangkan yang dipergunakan secara
terus menerus dan disertai dengan kelelahan saat beraktivitas.
• Bila penderita istirahat, maka tidak lama kemudian kekuatan otot akan kembali pulih.
Penyakit ini timbul karena ada ganguan dari synaptic transmission atau pada
neuromuscular juntion.
• Pada pasien miastenia gravis, antibodi IgG dikomposisikan dalam berbagai subklas
yang berbeda, dimana satu antibodi secara langsung melawan area imunogenik
utama pada subunit alfa.
• Miastenia gravis dikarakteristikkan melalui adanay kelemahan yang berfluktuasi pada
otot rangka dan kelemahan ini akan meningkat apabila sedang beraktivitas.
PENUTUP
• Sistem motorik merupakan sesuatu yang penting dan esensial di
dalam ilmu penyakit saraf maupun di bidang kedokteran itu sendiri.
• Pemeriksaan motorik hampir semua pasti selalu dilakukan dalam
pemeriksaan fisik pasien terutama pada pasien dengan penyakit
saraf.
• Dibutuhkan juga kemampuan untuk mengetahui lokasi-lokasi lesi
pada penyakit saraf dari hasil pemeriksaan tersebut berupa
pemetaan dari lesi UMN dan LMN..
• Pada lesi UMN didapatkan gejala paralisi dimana terdapat
peningkatan tonus otot serta didapatkannya klonus.
• Refleks patologis juga didapatkan positif, refleks fisiologis yang
meningkat, dan juga terdapat disused atrofi.

• Pada LMN didapatkan gejala flassid dimana didapatkan


penurunan tonus otot, refleks patologis yang tidak ada, refleks
fisiologis yang menurun atau bahkan hilang, serta
didapatkannya atrofi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai