TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Anatomi
Penyakit Parkinson merupakan manifestasi kelainan di ganglia basalis dan
sistem ekstrapiramidalis.
Gambar I. Ganglia Basalis (a. Struktur ganglia basalis, b. Ganglia basalis
potongan koronal, c. Lokasi ganglia basalis di otak)
Dikutip dari: www.scienceblog.com dan www.macalester.edu, 2012
berguna
untuk
mengontrol
pergerakan.
Putamen
harus
berinteraksi dengan struktur lain penyusun ganglia basalis yaitu nukleus kaudatus
dan globus palidus. Kedua struktur ini bersama dengan putamen berinteraksi
membentuk jalur inhibisi langsung dan tidak langsung. Jalur inhibisi langsung
(direct) berasal dari putamen ke substansia nigra dan globus palidus interna. Jalur
ini menggunakan neurotransmiter dopamin, GABA dan substansi P. Sedangkan
jalur inhibisi tidak langsung (indirect) berasal dari putamen dan nukleus kaudatus
ke globus palidus eksterna. Jalur ini menggunakan neurotransmitter dopamin,
GABA dan enkefalin. Ketika terjadi hubungan antara jalur langsung dan tidak
langsung makan akan terbentuk gerakan involunter.6
Gambar
II.1.2 Sistem Ekstrapiramidal
Sistem ekstrapiramidal terdiri dari substansi grisea berikut ini : nukleus
kaudatus, putamen, globus palidus, nukleus subtalamikus, substansia nigra dan
nukleus ruber. Sistem motorik ekstrapiramidal secara sederhana mewakili semua
jaras motorik yang tidak berjalan melewati piramida medula dan penting karena
juga disebut fasikulus talamikus atau area Forel H1. Kebanyakan dari seratseratnya berakhir dalam nukleus ventro-anterior (VA) dan dalam nukleus ventrooral anterior (V.o.a) dari talamus. Nukleus berproyeksi ke area kortikal 6a dan
daerah nuklear V.o.a berproyeksi ke area kortikal 6a. Serat-serat yang berasal
dari nukleus dentata serebelum berakhir di dalam nukleus posterior ventro-oral
dari talamus yang berproyeksi ke area kortikal 4. Semua hubungan
talamokotikalis ini mengirim impuls dalam dua arah. Di dalam korteks, jaras
talamokortikal bersinaps dengan neuron kortikostriatal dan membentuk sebagai
sirkuit yang bergaung.5
Serat dari ganglion basalis, yang berdesenden ke arah medula spinalis,
relatif kecil jumlahnya, berlawanan terhadap berkas serat palidotalamikus dan
mencapai medula spinalis hanya melalui rantai neuron. Model hubungan ini
menandakan bahwa tugas utama dari ganglia basalis adalah mengontrol dan
mengatur aktivitas lapangan kortikal premotorik dan motorik melalui berbagai
sirkuit bergaung sehingga gerakan volunter dapat dilakukan secara lembut dan
tanpa hambatan. Sirkuit bergaung striata didukung dalam aktivitas ini oleh sistem
serebelum, vestibularis dan proprioseptif.5
Traktus piramidalis berasal dari korteks sensomotor dan juga merupakan
area
kortikalis
ekstrapiramidal
di
mana
tersebut
jaras
antara
motorik
lain
ekstrapiramidal
jaras
kortikostriata,
berasal.
Jaras
kortikorubral,
kortikonigral dan kortikoretikularis yang menuju ke nukleus motorik dari sarafsaraf kranialis dan ke sel-sel saraf motorik ini melewati kapsula interana.
Akibatnya lesi di dalam kapsula interna biasanya tidak hanya mengganggu serat
dari traktus piramidal tetapi juga ekstrapiramidal. Gangguan ini menyebabkan
adanya spastisitas.5
Fungsi spesifik dari masing-masing grisea ekstrapiramidalis belum
sepenuhnya dimengerti. Penemuan defisit yang spesifik akibat kerusakan satu atau
beberapa grisea tidak dapat disimpulkan dengan pasti bahwa grisea yang terlibat
merupakan pusat khusus yang hanya bertanggung jawab untuk fungsi yang hilang.
Tampaknya lebih mengarah bahwa lesi dalam substansi grisea atau hubungan
serat-seratnya menghasilkan kekacauan dalam kooperasi yang normal berjalan
dengan harmonis diantara berbagai komponen sistem dan bahwa sifat dari
kekacauan ini menentukan sifat dari tanda-tanda klinis.5
II.1.3 Sindroma Ekstrapiramidal
Tanda-tanda lesi ekstrapiramidalis adalah gangguan tonus otot (distonia)
dan gangguan gerakan involunter (hiperkinesia, hipokinesia, atau akinesia) tidak
ada selama tidur dan juga berguna untuk mengharmoniskan aktivitas otot.5,7
Lesi pada tiap bagian dari sistem ini menimbulkan transmisi impuls yang
tidak terkontrol (misalnya tremor atau gerakan distonik) atau kontraksi otot yang
persisten yang abnormal (misalnya rigiditas atau akinesia). Umumnya impuls
saraf dihambat oleh putamen, nukleus kaudatus dan substansia nigra, serta
dirangsang oleh globus palidus.7
Selain itu biokimia dari transmisi impuls penting untuk pemahaman
penyakit ekstrapiramidal. Dopamin adalah transmitter neuron nigrostriatal yang
menimbulkan efek menghambat pada interneuron kolinergik korpus striatum.
GABA (gama-aminobutyric acid) adalah neurotransmitter inhibisi striopalidal dan
traktus strionigral. Kira-kira 80% dopamin serebral pada orang sehat terkandung
dalam korpus striatum dan dalam kompleks substansi nigra pars kompakta yang
akan sangat berkurang pada penyakit Parkinson.7
Klasifikasi sindroma ekstrapiramidal adalah sebagai berikut:
II.2
Parkinsonisme
Pada tahun 1817, James Parkinson mengemukakan gejala klinis yang
disebut enam tanda kardinal parkinsonisme yaitu tremor istirahat (resting tremor),
di
biokimia
pada
parkinsonisme
adalah
penurunan
Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson adalah suatu kondisi degeneratif yang terutama
No
1
2
Penyebab
Diturunkan
Trauma
Contoh
Penyakit Wilson
Sindroma punch-drunk yaitu cedera kepala kronik pada
petinju dengan gambaran parkinsonian sering disertai
3
4
5
6
7
Inflamasi
Neoplasia
Vaskular
Obat-obatan
Toksin
Idiopatik
Penyakit Parkinson
Lingkungan
Faktor resiko lingkungan biasanya berhubungan dengan penggunaan
pestisida, konsumsi air sumur, paparan terhadap herbisida dan lain-
lain.
MPTP (1-methyl-4-phenyl-1,2,3,6-tetrahydropiridine) merupakan
suatu toksin dan apabila diinjeksikan akan menyebabkan penyakit
Parkinson
Oksidasi
Akibat radikal bebas hasil dari metabolisme dopamin oksidatif
Faktor Genetik
Perubahan konformasi Alpha Sinuclein dan agregasi
Agregasi abnormal alpha-synuclein merupakan komponen utama
badan Lewy dan neurit Lewy.
II.3.2 Epidemiologi
Penyakit Parkinson diakui sebagai salah satu gangguan neurologis yang
paling umum, mempengaruhi sekitar 1-2 % dari orang yang lebih tua dari 60
tahun dengan distribusinya tersebar di seluruh dunia. Insiden penyakit parkinson
telah diperkirakan 4,5-21 kasus per 100.000 penduduk per tahun, dan perkiraan
kisaran prevalensi 18-328 kasus per 100.000 penduduk, dengan studi paling
menghasilkan prevalensi sekitar 120 kasus per 100.000 penduduk. Insiden dan
prevalensi penyakit Parkinson meningkat dengan usia, dan usia rata-rata onset
adalah sekitar 60 tahun. Onset pada orang muda dari 40 tahun relatif jarang.
Penyakit Parkinson adalah sekitar 1,5 kali lebih umum pada pria dibandingkan
pada wanita dengan rasio insidensi pria : wanita sebesar 3:2.4,8
II.3.3 Patofisiologi
Terdapat dua kelainan neuropatologi utama pada penyakit Parkinson yaitu:
jalur
menggunakan
neurotransmitter
untuk
dapat
saling
terhadap jalur direk lewat reseptor D1 adalah eksitatorik sedangkan terhadap jalur
indirek lewat reseptor D2 bersifat inhibitorik.9
Gerakan motorik dalam keadaan normal akibat adanya keseimbangan
antara saraf-saraf eksitatorik dengan saraf inhibitorik dan keseimbangan antara
neurotransmitter. Ketidakseimbangan akan menimbulkan hiperaktivitas dari salah
satu terhadap yang lain sehingga muncul sindroma/gejala yang sesuai. Pada
penyakit Parkinson patofisiologi dapat dijelaskan dengan prinsip berikut :9
KETERANGAN
GPe
: Globus Palidus Eksternus
STN
: Subtalamikus Nukleus
Gpi
: Globus Palidus Internus
SNc
: Substansia Nigra pars
Compacta
SNr
: Substansia Nigra pars
Retikulata
PPN
: Pedunculopontine Nukleus
GABA : Gama Amino Butiric Acid
Enk
: Enkhepalin
Subs P : Substansia P
Gambar III. Skema Ilustrasi Sirkuit Motorik ganglia Basalistalamokortikal pada Penyakit Parkinson
Dikutip dari: www.emedicine.medscape.com
II.3.5
Perjalanan Penyakit
Awal mula munculnya tanda motorik pada penyakit Parkinson biasanya
asimetris dengan ditandai tremor istirahat yang asimetris di ekstremitas superior,
selanjutnya akan muncul gejala lain berupa bradikinesia, rigiditas dan postur
fleksi. Pada lengan yang terkena pertama kali, pada saat berjalan lengan
kaku/tidak berayun. Kaki mulai seperti lengket menempel ke tanah sehingga susah
memulai langkah semakin lama perjalanan penyakit, postur tubuh akan
membungkuk (fleksi) sehingga menyababkan pasien menjadi lebih pendek.1
Gejala-gelaja yang sering muncul pada penyakit Parkinson adalah tremor,
sulit mengeluarkan gerakan motorik kompleks, lengan tidak berayun saat berjalan,
suara menjadi pelan, ekspresi wajah monoton, gangguan tidur, penurunan
kemampuan organ penghidu, gejala disfungsi autonom seperti konstipasi,
hiperhidrosis, disfungsi seksual dan dermatitis seboroik, kemudia rasa lemah,
kelelahan, depresi dan lambat dalam berfikir.1
Menurut Hoehn dan Yahr, penyakit Parkinson dapat dibagi dalam beberapa
stadium yaitu:9,10
Stadium I
membutuhkan asisten
: kakektis, tidak mampu berdiri dan berjalan bahkan
Stadium V
walaupun
dibantu
asisten
serta
memerlukan
perawatan tetap
II.3.6 Gejala Klinis dan Pemeriksaan Fisik
Gejala klinis dengan tremor, rigiditas, dan postur fleksi disebut sebagai
fenomena positif, sedangkan bradikinesia, kehilangan refleks postural dan
fenomena freezing disebut fenomena negatif. Secara umum fenomena negatif
berarti ketidakmampuan melakukan sesuatu. 4
Ada 4 tanda kardinal dari penyakit Parkinson, dimana 2 dari 3 daftar
pertama merupakan syarat untuk menegakkan diagnosis klinis. Tanda kardinal
keempat (instabilitas postural) biasanya muncul saat durasi penyakit > 8 tahun.
Adapun tanda kardinal penyakit Parkinson sebagai berikut :
a.
Resting tremor
c.
Bradikinesia
Gerakan fisik yang semakin melambat dan tampak sulit untuk
melakukan gerakan motorik kompleks seperti berpakaian, bercukur,
menulis (tulisan tangan menjadi lebih kecil- mikrografia). Manifestasi
gerakan spontan antara lain menyebabkan kurangnya ekspresi wajah
(masked-face; hypomimia), kesulitan mengubah posisi, percakapan yang
monoton dan posisi berjalan yang abnormal.4,8 Pasien juga diminta berjalan
d.
Secara Klinis :
ketidakstabilan postural)
Kriteria Koller :
- Adanya dua dari tiga tanda kardinal yang berlangsung satu tahun
atau lebih
- Respon terhadap terapi Levodopa, diberikan sampai bermakna
c.
pertama.
Kesimpulannya adalah :
Diagnosis possible
Paling sedikit dua dari gejala kelompok A di mana salah satunya
adalah tremor atau bradikinesia dan tidak terdapat gejala kelompok B.
Lama gejala kurang dari 3 tahun disertai respon jelas terhadap
ini
bersifat
simptomatik
dan
ditujukan
untuk
yang
dikombinasi
dekarboksilase perifer
pengobatan
simptomatik
dengan
inhibitor
dopa
Parkinson.
Memberikan
efek
b.
d.
e.
lanjut.1,8
Amantadin
Hanya memberi sedikit perbaikan pada penyakit Parkinson tahap
awal, walaupun secara teoritis mekanisme kerjanya tampak baik pada
tahap lanjut obat ini dapat menurunkan diskinesia akibat levodopa.
jarang
digunakan
sejalan
dengan