FAKULTAS KEDOKTERAN
Movement Disorders
Oleh :
Pembimbing :
KEPANITERAAN KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
Stambuk : K1A111083
Fakultas : Kedokteran
Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo pada
Menyetujui,
Pembimbing
1. PENDAHULUAN
gerak yang abnormal atau kecepatan gerak yang abnormal (disebut diskinesia)
Parkinson, sindrom restless leg, tik, sindrom Tourettes, tremor, dan penyakit
Wilson.1
basal ganglia atau koneksi mereka. Basal ganglia adalah kelompok inti materi
abu-abu yang terletak dalam belahan otak (inti berekor, putamen dan globus
nigra). Patologi otak kecil atau jalur yang biasanya menyebabkan gangguan
koordinasi (ataksia), salah perkiraan jarak (dismetria), dan tremor. Mioklonus dan
banyak bentuk tremor belum tentu disebabkan oleh gangguan pada ganglia basal
dan sering muncul di tempat lain di sistem saraf pusat, termasuk korteks serebral
palatal dan okular mioklonus, dan sumsum tulang belakang (mioklonus segmental
perifer.1
tentu menjadi ancaman bagi pasien kualitas hidup. Dampaknya bisa sangat besar,
mempengaruhi orang di bawah usia lima puluh, kondisi ini bertanggung jawab
atas beban biaya besar bagi masyarakat. Selain itu, dokter dan pasien sering
kondisi ini, karena modalitas pengobatan, baik farmakologis dan bedah, adalah
relatif baru.1
Gangguan gerak timbul apabila ada kelainan pada salah satu atau beberapa
dari sistem yang mengatur gerak, yaitu sistem piramidal, ekstrapiramidal, atau
serebelum. tetapi yang dimaksud dengan gangguan gerak adalah yang terkait
A. Sisitim Ekstrapiramidal
penunjang (asesorik).3
palidus
palidus
striatum.
neuron striatonigral.
talamostriatal.
striatonigral.
yang sama.
Gambar 1. Sistem Ekstrapiramidal ( Dikutip dari kepustakaan 3)
Persiapan itu berupa pembagian tonus kepada otot-oto skeletal baik yang
disebut traktus frontopintin dan temporo pontin. Melalui inti-inti di pons impuls
menurun
1. Bradikinesia
Parkinson.
pada penyakit Parkinson. Terjadi fleksi pada tungkai dan badan karena
1. Gerakan involunter
Tremor
Athetosis
Korea
Distonia
Hemiballismus
2. Rigiditas
sebagai plastic atau lead pipe rigidity. Bila disertai dengan tremor maka
3. PARKINSON
1. Definisi
Penyakit parkinson adalah salah satu penyakit neurodegeneratif
yang paling banyak dialami pada umur lanjut dan jarang dibawah umur 30 tahun.
Biasanya mulai timbul pada usia 40-70 tahun dan mencapai puncak pada dekade
keenam.
Ada dua istilah yang perlu dibedakan yaitu penyakit parkinson dan
nigra pars kompakta yang disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy
bodies). Parkinsonism adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor waktu
-Rigiditas
-Tremor : gerakan gemetar keatas bawah, biasanya mengenai anggota gerak atas.
2. Kriteria Diagnosis
a. Possible:
- Tremor istirahat
- Rigiditas
- Bradikinesia
c. Definite
Bila terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala dengan satu
gejala lain yang tidak simetris (tiga tanda kardinal), atau dua dari tiga tanda
tersebut, dengan satu dari ketiga tanda pertama, asimetris. Bila semua tanda-tanda
B. Perjalanan Penyakit
Stadium I: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapt dikenali orang
terdekat (teman).
jalan terganggu.
Stadium III: Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat
Stadium IV: Terdapat gejala yang lebih berat, masih dapat berjalan hanya untuk
jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor
C. Etiologi
yaitu:2,6
1. Usia
Meningkat pada usia lanjut dan jarang timbul pada usia di bawah 40 tahun.
2. Rasial
Orang kulit putih lebih sering dibandingkan dengan ras Asia dan Afrika.
3. Genetik
4. Lingkungan
Penyakit Parkinson.
6. Stress emosional
intrasitoplasmik yang disebut badan Lewy. KOmponen utama badan lewy adalah
-sinuklein. Saat ini belum diketahui secara pasti peran protein tersebut, jika ada,
penyakit parkinson, yang terjadi pada sebagian kecil kasus, mutasi pada beberapa
D. Gejala Klinis
Gejala-gejala klinis utama yang disebut sebagai gejala primer juga dikenal
1. Tremor
pada satu tangan kemudian meluas pada tungkai sisi yang sama. Kemudian sisi
yang lain ikut terkena. Kepala, bibir dan lidah sering tidak terlihat, kecuali pada
stadium lanjut. frekuensi tremor berkisar antara 4-7 gerakan perdetik dan terutama
timbul pada keadaan istirahat dan berkurang bila ekstremitas digerakan. tremor
akan bertambah pada keadaan emosi dan hilang pada waktu tidur.
2. Rigiditas
Pada permulaan rigiditas terbatas pada satu ekstremitas atas dan hanya
terdeteksi pada gerakan pasif. Pada stadium lanjut rigiditas menjadi menyeluruh
dan lebih berat dan memberikan tahanan jika persendian digerakan secara pasif.
Rigiditas timbul sebagai reaksi terhadap regangan pada otot agonis dan antagonis.
Salah satu gejala dini akibat rigiditas ialah hilang gerak asosiatif lengan bila
sulit. Ekspresi muka atau gerakan mimik wajah berkurang (muka topeng).
Gerakan-gerakan otomatis yang terjadi tanpa disadari waktu duduk juga menjadi
sangat kurang. Bicara menjadi lambat dan monoton dan volume suara berkurang
1. Disfungsi otonom
5. Gangguan sensasi
pembedaanwarna
- Penderita sering mengalami pingsan, umumnya disebabkan
perubahanposisi badan
atauanosmia)
Gejala ini seringkali tidak dapat dibedakan dari gejala awal gangguan
2. Krisis okuligirik: spasme otot mata untuk berkonjugasi dengan mata yang
3. Kelelahan dan nyeri otot yang sangat pada kelelahan otot akibat rigiditas.
napas.
Tabel 1. Gejala Utama pada Penyakit Parkinson (Dikutip Dari
Kepustakaan 2)
E. Tatalaksana
penanganan secara holistik meliputi berbagai bidang. Pada saat ini tidak ada terapi
untuk menyembuhkan penyakit ini, tetapi pengobatan dan operasi dapat mengatasi
Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi fisik seperti
terapi berjalan, terapi suara atau berbicara dan pasien diharapkan tetap melakukan
kegiatan sehari-hari.7
memuluskan gerakan
2. Levodopa
normal.
Hipotensi postural
terinterupsi sejenak
Abnormalitas laboratorium. Granulositopenia, fungsi hati abnormal
semakin berkurang.
3. COMT inhibitor
Dopa. Tapi karena efek samping yang berlebihans eperti liver toksik,
4. Agonis dopamine
Agonis dopamin seperti bromokriptin (Parlodel), pergolid (Permax),
bekerja dengan merangsang reseptor dopamin, akan tetapi obat ini juga
gejala motorik.
5. MAO-B inhibitors
diterangkan secara jelas. Efek lain dari kombinasi ini adalah stomatitis.
6. Amantadine (Symmetrel)
4. ATETOSIS
A. Defenisi
serta lidah atau bagian tubuh lain apapun tidak dapat diam. Gerakan yang
mengubah posisi ini bersifat lambat, melilit dan tidak bertujuan. Pola gerakan
ekstensi jari-jari tangan dan dengan ibu jari yang berfleksi dan berabduksi di
dalam kepalan tangan. Umumnya gerakan atetotik lebih lamban daripada gerakan
koreatik, tetapi gerakan atetotik yang lebih cepat dan gencar atau gerakan koreati
yang kurang cepat dan tidak menyerupai satu dengan yang lain dikenal sebagai
gerakan koreoatetosis. Bilamana atetosis melanda sesisi tubuh saja disebut
hemiatetosis.2
Atetosis khas terjadi pada anak-anak dengan CP, tetapi dapat disebabkan
oleh berbagai mcam etiologi. Gangguan kinetik ini biasanya disebabkan oleh
kerusakan perinatal dan korpus striatal. Dapat juga disebabkan oleh Kern ikterus
B. Etiologi
cerebral sensori motori yang manifes sejak usia dini dan dapat disebabkan oleh
dengan macam-macam tipe misalnya spastik diplegi juga meningkat, dalam suatu
penelitian pada anak-anak yang lahir dalam kehamilan 25 minggu atau kurang
menunjukan sekitar 50% pada usia 30 bulan didapatkan kelainan 18% yang
yang pernah menjadi salah satu penyebab tersering terjadinya CP meskipun saat
C. Gambaran Klinis
Didapattkan gerakan involunter hiperkinetik seperti chorea yang
cidera otak perinatal yang sering menyebabkan facial grimas dan spasme terutama
saat bicara atau makan dan fungsi bulbar biasanya juga terganggu. atetosis sering
berubah menjadi chorea atau sebaliknya, dan dapat terjadi bersamaan yang disebut
penglihatan defisit neurologis yang lain sebagai akibat dari hipertonia yang tidak
D. Penatalaksanaan
dengan atetosis pada CP. Oleh karena itu hati-hati untuk mengobati semua
direkomendasi terapi fisik dapat atau tidak dapat mencegah kontraktur sehingga
peranya dalam mengubah hasil akhir belum pasti. Komplikasi dari CP seperti
5. DISTONIA
A. Defenisi
Distonia pertama kali dikemukakan oleh Oppenheim untuk menunjukan
adanya hipotonia dan spasme otot tonik yang timbul bergantian. hal itu untuk
berikut : postur tubuh meliuk, spasme otot, gaya jalan yang aneh dengan
akan menimbulkan deformitas postur tubuh yang menetap. saat itu oppenheim
menyebut sindrom tadi dengan dua nama yaitu dystonia musculorum deformans
Jenis kelamin mempunyai peranan pada prevalensi dan usia mula timbul
distonia fokal. pada writer's cramp, wanita lebih banyak daripada pria dan mula
timbulnya lebih dini pada usia muda. Tetapi pada pria, mula timbul lebih dini
laringeal.9
1. Fokal
pascaensefalitis
c. Tortikolis spasmodik- kontraksi sternokleidomastoideus yang nyeri, dan dapat
terjadi hipertrofi, yang menyebabkan kepala berputar kesatu sisi secara involunter,
f.Krampenulis- postur tangan yang abnormal dan nyeri terjadi saat menulis dan
pekerjaan tertentu
2. Generalisata
seperti pada kondisi yang diturunkan dari distonia torsi primer tetapi
terlihat juga pada reaksi obat dan gejala kerusakan sereberal misalnya anoksia.
C. Penatalaksanaan
triheksfenidil. bentuk yang jarang dari distonia yang diturunkan, umumnya terjadi
pada anggota gerak bawah pada anak-anak, yang membaik dengan pemberian L-
DOPA dosis ringan. Distonia fokal dapat diterapi dengan baik dengan injeksi
toksin botulinum pada otot yang terkena. Distonia proksimal yang jarang terjadi,
6. CHOREA
A. DEFENISI
keempat gerakan ini memiliki substrat anatomik dan fisiologik yang sama.2
Gerakan korea didapatkan dalam keadaan istirahat dan menjadi lebih hebat
dan tersentak-sentak dan arah gerakannya cepat berubah. Gerakan koreatik yang
seringkali disertai gerakan meringis-ringis pada wajah dan suara mengeram atau
suara-suara lain yang tidak mengandung arti. Kalau timbulnya sekali-sekali maka
sifat yang terlukis diatas tampak dengan jelas, tetapi apabila timbul secara terus
menerus, maka gerakan koreatik dapat menyerupai atetosis. Korea dalam bentuk
yang khas ditemukan pada korea syndenham dan korea gravidarum. Korea
Huntington. Korea dapat bangkit juga secara iatrogenik, yakni akibat penggunaan
Korea dapat melibatkan satu sisi tubuh saja, sehinggga disebut hemikorea.6
B. Etiologi
terjadi pada beberapa penyakit yang berbeda. Seseorang yang mengalami korea
memiliki kelainan pada ganglia basalis di otak. Tugas ganglia basalis adalah
Autosomal dominan
- Penyakit Huntington
- Neuroacanthocytosis
- Ataksia spinoserebelar
- Penyakit Fahr
Autosomal resesif
- Neuroacanthocytosis
- Penyakit Wilson
- Akumulasi tipe I
- Ataxia-telengiectasia
- Ataksia Friedreiech
- Tuberous sclerosis
X-linked recessive
- Mc Leod syndrome
- Atrofi olivopontocerebellar
- Korea senilis
- Infeksi primer
- Infeksi oportunistik
Gangguan neurometabolik
- Sindrom Lesch-Nyhan
- Gangguan aminoacid
- Penyakit Leights
- Porphyria
Korea benigna
- Herediter
- Sporadic
Infeksi
- Penyakit Creutzfeldt-jakob
- Ensefalitis letargika
- Inflamatori
- Sarkoisdosis
Lesi desak ruang
- Tumor
Diinduksi obat
- Anti konvulsan
- Obat antiperkinson
- Kokain
- Amfetamin
- Neuroleptik
Diinduksi toksin
- Anoksia
- Monoksida karbon
- Hipertiroidisme
- Hipoparatiroidisme
- Kehamilan
- Anoksia
Cerebral palsy
Hiper-hiponatremi
Hipomagnesemia
Hipocalcemia
Imbalans elektrolit
Hiper-hipoglikemia
Nutrisi
Dimediasi imunitas
- Korea Sydenham
- Korea paraneoplastik
- Multiple sklerosis
Vascular
- Infark
- Hemoragik
- Penyakit moya-moya
- Cerebral palsy.
C. Patofisiologi
dopaminergik dan GABAergik dari substansia nigra dan korteks motorik yang
langsung dan tidak langsung melalui medial pallidum dan lateral pallidum atau
inti-inti subtalamikus.9
distonia, korea dan pergerakan tidak sadar. Contoh klasik kerusakan fungsi
sering dipelajari adalah korea Huntington, oleh karena itu patofisiologi dari
penyakit Huntington berlaku pada korea dan akan menjadi fokus bahasan.2
D. Gejala Klinis
Gerak korea melibatkan jari-jari dan tangan, diikuti secara gradual oleh
lengan dan menyebar ke muka dan lidah. Bicara menjadi cadel. Bila otot
aspirasi
Gerakan yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga, dan akan berkurang
atau menghilang jika penderita tertidur, tetapi akan bertambah buruk jika
Pasien yang menderita korea tidak sadar akan pergerakan yang tidak
hung up dan pendular. Pada beberapa pasien yang terkena gerakan berjalan
E. Penatalaksanaan
jenis ini dalam jangka panjang dapat menginduksi terjadinya tardive dyskinesia.
dapat juga digunakan obat yang berfungsi sebagai dopamin depleting agent
chorea. efek samping yang mungkin timbul antara lain insomnia, depresi dan
mengobati chorea.6
7.PENYAKIT WILSON
A. Defenisi
oleh mutasi dari gen transporter tembaga ATP 7B yang berlokasi pada kromosom
chaperone intraseluler menuju jalur sekresi, yaitu jalur sekresi ke empedu dan
kelainan ini terjadi gangguan ekskresi bilier dari tembaga yang menyebabkan
hepar, otak, serta jaringan tubuh lainnya menghasilkan manifestasi klinis yang
dapat berupa kelainan di hepar, neurologi, psikiatri, mata serta kelainan lainnya.10
B.Gejala Klinis
C. Manifestasi Hepatik
childhood atau remaja. Gejala yang didapatkan terdiri atas hepatitis akut, gagal
hepar fulminan, atau penyakit hepar kronik progresif baik berupa hepatitis kronik
aktif maupun sirosis dengan makronodular. Pada umumnya usia saat munculnya
gejala hepatik rata-rata usia 11 tahun 4 bulan. Pada prinsipnya, semakin muda usia
pada saat munculnya gejala hepatik, maka semakin luas derajat keterlibatan
hepar.10,11
Hepatitis Akut
Hepatitis kronik
meskipun dapat muncul mulai usia 6 tahun. Gejala yang sering muncul antara
lain:10
4. Pseudobulbar palsy
5. Disautonomia
6. Migrain
7. Insomnia
8. Kejang
Tremor merupakan gejala yang paling banyak muncul, dapat saat istirahat,
E. Manifestasi psikiatrik
1. Depresi
2. Neurosis
3. Perubahan kepribadian
4. Psikosis
yang paling serimg didapatkan. Depresi dapat berupa depresi berat dan hampir
16% pasien memiliki riwayat percobaan bunuh diri. Psikosis jarang didapatkan
F. Manifestasi Oftalmologik
berwana emas-coklat- hijau di kornea mata. Umumnya bilateral pada kedua mata,
sebelah superior, diikuti inferior kemudian sebelah lateral dan medial, sehingga
perlu dicari secara teliti dan menyeluruh dengan mengangkat kelopak mata.
G. Diagnosis
terakhir menggunakan analisis genetik jika dari pemeriksaan yang telah dilakukan
ditetapkan segera jika didapatkan gejala klasik yang terdiri atas penyakit atau
kayser-Fleischer
analisis
H. Pemeriksaan Radiologis
MRI atau CT-Scan dapat mendeteksi kelainan struktural otak pada basal ganglia.
hiperintensitas T2 MRI pada daerah basal ganglia. Kelainan tersebut juga dapat
ditemukan pada lokasi lainnya. Kelainan diotak yang dapat ditemukan pada
pemeriksaan CT-Scan kepala, mulai yang tersering hingga paling jarang antara
lain: Dilatasi ventrikel, atrofi kortikal, atrofi batang otak, hipodensitas ganglia