Anda di halaman 1dari 55

TEBAL NOMINAL RANCANGAN CAMPURAN ASPAL DAN TOLERA

NSI
TEBAL TOLERANSI
NOMINAL TEBAL (mm)
JENIS CAMPURAN SIMBOL
MINIMUM
(cm)

Latasir Kelas A SS-A 1,5


± 2,0
Latasir Kelas B SS-B 2,0

Lapis Aus HRS-WC 3,0


Lataston ± 3,0
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5

Lapis Aus AC-WC 4,0 ± 3,0

Laston Lapis Antara AC-BC 5,0 ± 4,0

Lapis Pondasi AC-Base 6,0 ± 5,0


JENIS CAMPURAN BERASPAL PANAS
LATASIR (SAND SHEET) Kelas A dan Kelas B
• Ditujukan untuk jalan dengan lalu lintas ringan.
• Pemilihan Kelas A atau Kelas B tergantung dari gradasi pasir yg diguna
kan.

LATASTON (HRS)
• Terdiri dari dua macam, yaitu Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) da
n Lataston Lapis Permukaan (HRS-Wearing Course).
• Ukuran maks agregat 19 mm.
• Kunci perencanaan campuran:
- Gradasi benar-benar senjang
- Sisa rongga udara pada kepadatan membal (refusal density) harus
memenuhi ketentuan spesifikasi.

LASTON (AC)
• Terdiri dari tiga macam campuran, yaitu Laston Lapis Aus (AC-WC),
Laston Lapis Pengisi (AC-BC) dan Laston Lapis Pondasi (AC-Base).
• Ukuran maks agregat masing-masing campuran 19 mm; 23,4 mm; dan 3
7,5 mm.
• Campuran AC yang menggunakan aspal modifikasi masing-masing disebu
t AC-WC Modified, AC-BC Modified dan AC-Base Modified.
GRADASI AGREGAT GABUNGAN

% Berat Yang lolos


Ukuran Saringan
Latasir (SS) Lataston (HRS) Laston (AC)
ASTM (mm) Kelas A Kelas B WC Base WC BC Base
1 ½” 37,5 100
1” 25 100 90-100
¾” 19 100 100 100 100 100 90-100 Maks 90
½” 12,5 90-100 90-100 90-100 Maks 90
3/8” 9,5 90-100 75-85 65-100 Maks 90
No. 8 2,36 75-100 50-72 35-55 28-58 23-39 19-45
No. 16 1,18
No. 30 0,600 35-60 15-35
No. 200 0,075 10-15 8-13 6-12 2-9 4-10 4-8 3-7
DAERAH LARANGAN
No. 4 4,75 - - 39,5
No. 8 2,36 39,1 34,6 26,8-30,8
No. 16 1,18 25,6-31,6 22,3-28,3 18,1-24,1
No.30 0,600 19,1-23,1 16,7-20,7 13,6-17,6
No.50 0,300 15,5 13,7 11,4
KERUSAKAN PADA
PERKERASAN ASPAL
Ir. Wahyudi Kushardjoko
KERUSAKAN PADA PERKERASAN ASPAL
• Fatigue (alligator) cracking (retak kelelahan/retak buaya)
• Bleeding (keluar aspal dari permukaan jalan)
• Block Cracking (retak balok)
• Corrugattion and shoving (ketidak rataan dan tersungkur)
• Depression (melendut)
• Joint reflection cracking (retak refleksi sambungan)
• Lane/shoulder drop-of (penurunan lajur/bahu)
• Longitudinal cracking (retak memanjang)
• Patching (tambalan)
• Polished aggregate (agregat melicin)
• Potholes (berlobang)
• Ravelling (tergerus)
• Rutting (beralur)
• Slippage cracking (retak menggeser)
• Stripping
• Transverse (thermal) cracking (retak termal melintang)
• Water bleeding and pumping
FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING
Deskripsi :
Serangkaian retak yang saling bersambung, yang disebabkan rusak kelelahan
pada permukaan hot mix akibat lalu lintas berulang. Pada perkerasan tipis retak
dimulai dari dasar, dimana tensile stress cukup besar lalu menjalar ke permukaan
dalam bentuk satu atau lebih retak memanjang. Ini merupakan retak yang umum
atau “klasik” atau disebut “bottom-up”. Pada perkerasan yang cukup tebal retak
biasanya dimulai dari atas pada lokasi tensile stress yang tinggi yang dihasilkan
dari interaksi ban dan asphalt binder aging (to-down cracking). Setelah beban
berulang retak memanjang akan saling tersambung membentuk bersudut banyak
dan terbentuk seperti kulit buaya.

Masalah yang timbul :


Indikasi kerusakan struktural, retak dapat dimasuki air, roughness, dapat berlanjut
menjadi rusak berlobang.

Penyebab yang mungkin :


Tidak cukup menanggung struktur, yang dapat disebabkan hal-hal berikut;
a. menurunnya karakteristik menanggung beban, pada base, subbase akibat
drainase yang buruk atau kualitas base yang mengandung clay.
FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING
Penyebab yang mungkin :
b. Stripping pada dasar hot mix, bagian yang stripping berkontribusi
melemahkan kekuatan perkerasan akibatnya efektif tebal perkerasan
berkurang.
c. Meningkatnya beban (ump beban berlebih dibanding dengan desain)
d. Tidak memadainya desain struktur perkerasan.
e. Pelaksanaan yng tidak baik umpamanya pemadatan yang tidak tercapai
sesuai ketentuan.

Perbaikan :
Kerusakan harus diteliti untuk menentukan akar penyebab termasuk test pit atau
coring untuk mengetahui adanya air di bawah perkerasan, perbaikan umumnya
dengan dua kategori ;
a. Rusak setempat menunjukan subgrade yang lemah, ganti dengan
penggalian dan perbaiki drainasenya, lalu ditambal dengan material baru.
b. Retak yang luas menunjukan kerusakan struktur secara umum, lakukan
overlay yang cukup.
FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING
FATIGUE (ALLIGATOR) CRACKING
FATIGUE CRACKING DI SISI LAJUR
BLEEDING
Deskripsi :
Suatu film aspal pada permukaan perkerasan, yang biasanya terlihat licin dan
seperti kaca yang seterusnya dapat lengket pada roda kendaraan.

Masalah yang timbul :


Hilangnya skid resistance terutama saat hujan.

Penyebab yang mungkin :


Bleeding terjadi bila ruang antar agregat diisi seluruhnya oleh aspal terutama saat
cuaca panas yang mengembang ke permukaan perkerasan. Karena saat cuaca
dingin aspal tidak bisa masuk lagi pada perkerasan maka aspal akan
terakumulasi pada permukaan perkerasan, hal ini terjadi akibat kombinasi;
a. Kelebihan aspal pada campuran bisa dari salah mix desain atau saat
produksinya.
b. Kelebihan takaran pada penyemprotan chip seal.
c. Rendahnya kadar air pori pada campuran.
Perbaikan :
Perbaikan di bawah ini hanya memperkecil aspal di permukaan tetapi tidak
memperbaiki masalah penyebab bleeding;
a. Bleeding terbatas gunakan pasir kasar untuk blot up kelebihan aspal
b. Bleeding yg luas buang dengan grader atau heater palner, lalu diresurfacing.
BLEEDING PADA BURTU
BLEEDING PADA JEJAK RODA
HOTMIX KEBANYAKAN ASPAL
BLOCK CRACKING
Deskripsi :
Retak yang saling terhubung yang membagi perkerasan menjadi beberapa
bagian persegi, blok berukuran kira-kira 0,1 m2 – 9 m2. Blok yang luas
diklasifikasi sebagai retak memanjang dan melintang. Blok cracking unmumnya
terjadi pada bagian perkerasan yang jarang dilalui lalu lintas..

Penyebab yang mungkin :


HMA shringkage akibat temperatur berulang, umunya disebabkan tidak
mampunya aspal mengembang dan mengerut akibat cyles temperatur
disebabkan ;
a. Aspal binder aging
b. Pemilihan aspal yang jelek saat mix desain.

Perbaikan :
Tergantung parah tidaknya kerusakan;
a. Kerusakan yang rendah (lebar <1/2 inci) cukup retak disealing untuk
mencegah masuk air dan tidak terjadi ravelling pada sisi retak,
b. Rretak parah (lebar >1/2 inci dan reveled pada sisi retak) bongkar dan ganti
dengan overlay.
BLOCK CRACKING
CORUGATION AND SHOVING
(RENJUL DAN TERDORONG)
Deskripsi :
Suatu pergerakan plastis biasanya keriting atau terdorong melintang permukaan
perkerasan,kerusakan biasanya melintang arah lalu lintas,yang biasa terjadi di
persimpangan.

Masalah yang timbul :


Roughness.

Penyebab yang mungkin :


Biasanya disebabkan gerakan lalu lintas (bergerak dan behenti) dikombinasi dgn
low stiffness HMA, disebabkan campuran terkontaminasi, desain campuran yang
salah, produksi yang salah atau penguapan penggunaan aspal emulsi yang
terhambat, kadar air yang berlebihan di subgrade.
Perbaikan :
kerusakan yang parah harus dicari akar penyebabnya, strategi perbaikan antara
lain dengan;
a. Rusak yang terbatas, buang yang rusak dan ditambal
b. Rusak meluas mengindikasikan kerusakan umum campuran, bongkar dan
lapisi dengan overlay.
RENJUL
SHOVING MELIPAT
DEPRESSION (MELENDUT)
Deskripsi :
Daerah setempat perkerasan yang lebih rendah dari elevasi yang sesungguhnya,
lendutan ini umumnya terjadi setelah hujan dan air masuk ke tepi perkerasan.

Masalah yang timbul :


Roughness, lendutan yang diisi oleh air dapat menyebabkan vehicle hydroplaning.

Penyebab yang mungkin :


Settlement subgrade akibat pemadatan yang tidak cukup, atau ada bagian
subgrade yang lemah.

Perbaikan :
Harus diteliti akar masalah penyebabnya apakah akibat subgrade yang turun atau
sebab lainnya, daerah yang turun dibongkar dan diganti dengan material yang
baik, lalu tutup dengan tambalan.
DEPRESI SISI KIRI DAN BAHU
JOINT REFLECTION CRACKING
Deskripsi :
Retak ini terjadi pada overlay di atas perkerasan kaku, retak terjadi tepai ditas
sambungan perkerasan kaku.

Masalah yang timbul :


Memungkinkan air masuk perkerasan, roughness.

Penyebab yang mungkin :


Pergerakan plat beton dibawah perkerasan hot mix karena thermal atau
perubahan kadar air, biasanya tidak disebabkan oleh beban lalu lintas, namun
demikian lalu lintas dapat memperparah kerusakan.

Perbaikan :
Strategi tergantung pada keparahan retaknya, untuk retak tidak parah (<1/2 inci
lebar retak), retak disealing untuk mencegah masuknya air dan ravelling pada
sisi retak, retak parah (>1/2 inci lebar retak dan retaknya banyak) bongkar retak
dan diganti dengan overlay.
JOINT REFLECTION CRACKING
RETAK PADA JALAN ARTERI
LONGITUDINAL CRACKING
Deskripsi :
Retak yang paralel terhadap as jalan atau arah penghamparan, biasanya jenis
fatigue cracking.

Masalah yang timbul :


Bisa kemasukan air, roughness, indikasi akan terjadi retak buaya dan kerusakan
struktur.

Penyebab yang mungkin :


a. Pelaksanaan sambungan yang jelek atau salah lokasinya,sambungan
merupakan daerah perkerasan yg kurang padat, oleh sebab itu harus dibuat
diluar jejak roda sehingga beban berkurang,
b. Refektif retak dari lapisan di bawahnya
c. Fatigue hot mix yang dapat berlanjut menjadi retak buaya
d. Top-down cracking.
Perbaikan :
Strategi tergantung tingkat kerusakan;
a. Rusak ringan dengan lebar retak <1/2 inci seal retak untuk menghindari
masuk air dan terjadinya raveling pada sisi retak,
b. Rusak berat dengan lebar retak >1/2 inci bongkar dan diperbaiki dengan
overlay.
RETAK MEMANJANG
RETAK MEMANJANG YG BISA
BERLANJUT JADI RETAK FATIGUE
RETAK MEMANJANG KARENA
SAMBUNGAN YG JELEK
PATCHING (TAMBALAN)
Deskripsi :
Daerah perkerasan yang telah diganti dengan material baru untuk memperbaiki
perkarasan lama.

Masalah yang timbul :


Roughness.

Penyebab yang mungkin :


Kerusakan perkerasan setempat yang dibuang dan ditambal, pemotongan utilitas.

Perbaikan :
Tambalan sendiri merupakan tindakan perbaikan, Cuma perbaikan sendiri harus
mengingat ia sebagai struktural atau non struktural.
PATCHING PADA KERUSAKAN SETEMPAT
TAMBALAN UTILITAS
POLISHED AGGREGATE
Deskripsi :
Daerah pada perkerasan dimana bagian agregat bagian permukaan perkerasan
beraspal sangat sedikit atau tidak ada sama sekali butiran agregat yang bersudut.

Masalah yang timbul :


Menurunnya skid resistance.

Penyebab yang mungkin :


Pengerusan lalu lintas yang berulang,umumnya akibat perkerasan menua yang
menyebabkan butiran bersudut menjadi licin, hal ini terjadi dengan cepat apabila
agregat rentan terhadap abrasi atau terkena studded tire wear yang berlebihan.

Perbaikan :
Berikan lapisan skid resistance seperti slurry seal atau BST atau overlay.
SMA PADA TEST TRACK
POTHOLES (BERLOBANG)
Deskripsi :
Penurunan berbentuk cekungan dari permukaan perkerasan sampai seluruh
lapisan hotmix sampai ke base coursenya,umumnya mempunyai sisi yang tajam
dan vertikal dekat sisi dari lobang, lobang biasa terjadi pada jalan yang
mempunyai hotmix yang tipis 25 sampai 50 mm dan jarang terjadi pada jalan hot
mix yang tebal 100 mm.

Masalah yang timbul :


Roughness, infiltrasi air pada perkerasan.

Penyebab yang mungkin :


Umumnya ,lobang merupakan hasil dari retak buaya, lalu berlanjut akibat lalu
lintas terlepasnya bagian retak menjadi lobang.

Perbaikan :
Dengan penambalan.
LOBANG AKIBAT FATIGUE
CRACKING
RAVELING ( PELEPASAN BUTIR)
Deskripsi :
Kerusakan yang berlanjut pada lapisan hot mix dari permukaan berlanjut ke
bawahnya sebagai akibat terlepasnya butiran agregat.

Masalah yang timbul :


Terlepasnya debu pada perkerasan, roughness, air yang terkumpul pada bagian
yang reveling bisa menyebabkan hydroplaning, dan hilangnya skid resistance.
Penyebab yang mungkin :
Hilangnya ikatan butiran agregate dan aspal sebagai akibat;
a. Debu menyelimuti butiran agregat sehingga aspal melekat pada debu bukan
pada agregat
b. Segregasi agregat, apabila butiran halus hilang dari matrik agregat, lalu aspal
hanya mampu merekat pada agregat kasar yang relatif mempunyai titik
kontak yang terbatas
c. Tidak cukup pemadatan saat pelaksanaan, kepadatan yang tinggi diperlukan
untuk membuat kohesi dalam hotmix, Pelepasan mekanis oleh jenis lalu
lintas tertentu.
Perbaikan :
Perkerasan yang ravelling harus diteliti akar penyebab kerusakan, umumnya
dibagi dua kategori rusak yang kecil, dibuang dan ditambal ulang, rusak yang
besar mengindikasikan kerusakan umum, buang bagian yang rusak dan dioverlay.
RAVELLING AKIBAT KEPADATAN
KURANG
RAVELING DARI SEGREGASI
RUTTING (BERALUR)
Deskripsi :
Depresi permukaan perkerasan pada jejak roda, terjadi jembulan sepanjang sisi
yang beralur tersebut, alur akan nampak setelah turun hujan dan terisi air, ada
dua jenis rutting yaitu rutting campuran dan rutting subgrade. Rutting campuran
terjadi bila subgrade belum rutting, tetapi terjadi depresi permukaan pada jejak
roda sebagai akibat masalah pemadatan/desain campuran. Subgrade rutting
terjadi bila menunjukan subgrade depresi akibat beban, dalam hal ini perkerasan
settle pada subgrade yang diikuti oleh depresi permukaan pada jejak roda.

Masalah yang timbul :


Alur yang terisi air akan menyebabkan vechile hydroplaning, dapat berbahaya
karena akan menarik kendaraan tetap berada pada lajur alur.
Penyebab yang mungkin :
Deformasi permanen pada suatu lapisan perkerasan atau subgrade biasanya
disebabkan konsolidasi atau pergerakan lateral material akibat beban lalu lintas,
penyebab khususnya adalah:
a. Kurang pemadatan lapisan hot mix saat pelaksanaan, bila kepadatan
awalnya belum cukup, perkerasan akan terus memadat dibawah pengaruh
beban lalu lintas.
b. Subgrade rutting akibat tidak memadainya struktur perkerasan,
RUTTING (BERALUR)
Penyebab yang mungkin :
c. Tidak memadainya perencanaan campuran umpamanya akibat terlalu
tingginya kadar aspal, kebanyakan material filler, tidak memadainya jumlah
butiran agregat yang bersudut. Rutting yang diakibatkan studded tire wear
menunjukan masalah yang sama seperti rutting yang dibicarakan diatas,
tetapi hal ini akibat mechanical dislodging (pengeluaran mekanis) akibat
pemakaian bukan deformasi perkerasan

Perbaikan :
Rutting yang berat harus diteliti akar penyebabnya apakah kurang pemadatan,
subgrade rutting, desain campuran salah atau studded tire wear, rutting yg kecil
< 1/3 inci (7 mm) dalamnya biasanya dibiarkan saja, sedangkan yang berat
harus diratakan dan dioverlay.
RUTTING AKIBAT STABILITAS
RENDAH
SLIPPAGE CRACKING
(RETAK BERGESER)
Deskripsi :
Retak bentuk bulan sabit atau setengah lingkaran umumnya mempunyai dua titik
akhir sesuai arah lalu lintas.

Masalah yang timbul :


Bisa kemasukan air, dan roughness.

Penyebab yang mungkin :


Pengereman atau belokan roda kendaran yang menyebabkan permukaan
perkerasan slip dan berubah posisi, terjadinya slip dan deformasi disebabkan
rendahnya kekuatan permukaan campuran atau ikatan yang lemah antara
permukan hot mix dengan lapisan di bawahnya pada suatu susunan struktur
perkerasan.

Perbaikan :
Bongkar dan ganti bagian daerah yang rusak tersebut.
RETAK SLIP
STRIPPING
Deskripsi :
Hilangnya ikatan antara agregat dan aspal pengikat yang umunya dimulai pada
dasar hotmix dan berlanjut ke arah atas, apabila stripping mulai dari permukaan
dan berlanjut ke bawah hal ini dinamakan ravelling.

Masalah yang timbul :


Menurunnya daya dukung struktural, rutting, shoving/corugation, ravelling atau
cracking alligator atau longitudinal.

Penyebab yang mungkin :


Bottom-up stripping susah dikenali karena merupakan manifestasi pada
permukaan perkerasan itu sendiri akibat bentuk distres yang lainnya termasuk
rutting, shoving/corugation, ravelling, atau cracking, biasanya perlu dilakukan
coring untuk menentukan secara jelas akibat kerusakan tersebut hal ini terjadi
akibat :
a. Sifat kimia permukaan agregat yang jelek
b. Air pada campuran hot mix menyebabkan kerusakan akibat air
c. Overlay di atas lapisan existing open graded menurut pengalaman WSDOT
overlay di atas ini cenderung stripping.
STRIPPING
Perbaikan :
Stripping pada perkerasan harus diteliti akar masalah penyebabnya umpamanya
bagaimana air bisa masuk perkerasan, umumnya perkerasan yang rusak
dibongkar dan diganti setelah dilakukan perbaikan masalah drainase bawah
permukaan (subsurface drainage).
STRIPPING PADA DASAR CORE
STRIPPING
STRIPPING PADA DASAR COR
TRANSVERSE (THERMAL) CRACKING
Deskripsi :
Retak pada perkerasan arah melintang sumbu jalan atau arah pengaspalan,
biasanya merupakan jenis retak thermal.

Masalah yang timbul :


Memungkinkan infiltrasi air, roughness.

Penyebab yang mungkin :


a. Shringkage pada permukaan campuran akibat temperatur rendah atau
penuaan aspal
b. Reflective crack akibat retak di bawah lapisan permukaan
c. Top-down cracking.

Perbaikan :
Strategi tergantung tingkat kerusakan dan berlanjutnya retak,
a. Retak ringan lebar (<1/2 inci dan tidak meluas), sealing retak untuk
mencegah masuknya air ke subgrade melelui retak dan terjadinya raveling
pada sisi retak
b. Retak berat lebar (>1/2 inci dan meluas) bongkar dan ganti perkerasan yang
retak dengan overlay.
TRANSVERSE (THERMAL) CRACKING
WATER BLEEDING/ PUMPING
Deskripsi :
Hal ini terjadi apabila air merembes keluar joint atau retak atau melalui lapisan
hotmix yang sangat porus, pumping terjadi apabila air dan material halus ikut
keluar dari bawah lapisan pekerasan melalui retak akibat pengaruh beban lalu
lintas.

Masalah yang timbul :


Menurunnya skid reistance, suatu indikasi tingginya porositas perkerasan (water
bleeding), menurunnya daya dukung struktural (pumping).

Penyebab yang mungkin :


a. Perkerasan yang porus akibat kurang pemadatan sewaktu pelaksanaan atau
perencanaan campuran yang salah
b. Tingginya muka air tanah
c. Drainase yang jelek.

Perbaikan :
Water bleeding atau pumping harus diteliti akar penyebabnya apabila masalah
disebabkan muka air tanah yang tinggi atau drainase yang jelek , drainase
subgrade harus diperbaiki, apabila masalah campuran yang jelek lakukan fog
seal atau slurry seal.
WATER BLEEDING/ PUMPING
WATER BLEEDING/ PUMPING
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai