Anda di halaman 1dari 42

1000 HPK

CIAMIS, MEI 2018

1
1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)

HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI HARI

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000

-9 -6 -3 0 3 6 9 12 15 18 21 24
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN

Ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir dan anak usia di bawah dua tahun
merupakan kelompok sasaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan 1000 hari
pertama manusia. Seribu hari pertama kehidupan adalah periode seribu hari
mulai sejak terjadinya konsepsi hingga anak berumur 2 tahun. Seribu hari terdiri
dari, 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama sejak bayi
dilahirkan. Periode ini disebut periode emas (golden periode) atau disebut juga
sebagai waktu yang kritis, yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan terjadi
kerusakan yang bersifat permanen (window of opportunity).
LATAR BELAKANG : Permasalahan kesehatan 1000 HPK

Angka Kematian Ibu (Tinggi) : Angka Kematian Bayi (Tinggi) :


359/100,000 kelahiran hidup 32/1,000 kelahiran
 MDG 102  MDG 15

MDGs :
Tujuan 4 :Menurunkan
angka kematian anak
Tujuan 5 : Meningkatkan
kesehatan ibu

Bayi berat badan Stunting


lahir rendah :13% (dibawah usia 5 tahun) :37%

Populasi 247 juta


Sumber :Riskesdas 2010,Kemenkes 2012 Kelahiran : 4,5 juta/tahun
Mengapa 1000 HPK merupakan
jendela kritis pertumbuhan dan perkembangan?

8 minggu pertama sejak Perkembangan penting


pembuahan terjadi sebagian organ berlanjut
pembentukan semua sampai 2 tahun pertama
cikal bakal organ tubuh. kehidupan
Figure 4.2 Critical windows in embryo and fetal development. As can be seen, all bar one of the organs discussed in this chapter begin their
development during the Critical first B weeks of gestation .
Note: Horizontal bars indicate time periods of development of different organs. The vertical dotted lines indicate distinct stages of organ 3
development.
Medical illustrations: James Dowdalls. Graph production. Jane Tels Graphic Services. From the UCLA, institute of the Environment and
Sustainability, Southem California Environmental Report Card. Air Pollution Impact on Intants and Children. Beate Ritz. Ph. D. and Michelle
Wilhelm, Ph. D.
Mengapa 1000 HPK penting?

2. Perubahan yang terjadi pada periode


ini bersifat permanen,

3. Berpengaruh ke dua generasi


berikutnya (dari nenek ke cucu)
Mengapa 1000 HPK penting?
4. Akibatnya berjangka panjang:
1) Stanting usia dewasa: laki2 dewasa Indonesia
lebih pendek 13 .6 cm dan perempuan 10.4 cm
dari rata2 TB seharusnya (thn 2007)
2) Kecerdasan (kemampuan kognitif) rendah
3) Risiko menderita Penyakit Khronis/PTM
(Penyakit Tidak Menular) lebih tinggi:
Diabetes, Penyakit Jantung, Stroke, Hipertensi,
dll
Apakah yang terjadi bila
terjadi gangguan gizi pada periode kehamilan
dan usia dini?

BB: Berat Badan; PBBH : Pertambahan Berat Badan selama Hamil ; IUGR : Intra Uterine Growth 5
Restriction; PJK : Penyakit Jantung Koroner

Sumber : Modifikasi E. Achadi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003
Otak Setelah Lahir:
Masih Mengalami Perkembangan Fungsi,
menurun setelah usia 2-3 tahun

Thompson, R. A., & Nelson, C. A. (2001). Developmental science and the media: Early 4
brain development. American Psychologist, 56(1), 5-15.
Gambaran Otak Anak
BerGizi Baik dan yang mengalami Kekurangan Gizi

Anak gizi baik dan sehat: Anak gizi kurang:

Otak padat Otak kurang padat

Sumber: : UNICEF, 2002


6
SYNAPSIS Otak Anak Bergizi Baik dan
yang mengalami Kekurangan Gizi

Anak Normal Anak Stunting

Sel Otak Normal Sel Otak Rusak:


Cabang Penghantar Cabang
Sinyal yang Utuh Terbatas/Terputus
dan Panjang Abnormal, Cabang
terlihat Pendek 7
Source: Cordero E et al, 1993
KONDISI YANG DIINGINKAN

11
Bagaimana dengan “Kecerdasan”
anak Indonesia?
Indonesia berada Posisi Singapura, Vietnam,
Thailand, dan Malaysia
di urutan ke 64
berturut-turut adalah pada
dari 65 negara urutan ke 2, 17, 50, dan 52
Masalah Gizi Kurang

Marasmus

Kwashiorkor

Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Balita


Tidak Mengalami Perbaikan dalam 6 tahun terakhir

Jumlah Balita kurus di Indonesia no 4 terbanyak di dunia


2
0
Sumber: : Riskesdas 2007, 2010, 2013
Anak Pendek (Stunting)

Jumlah Balita Stunting di Indonesia no 5 terbanyak


di dunia (prevalensi tahun 2013 sebesar 37,2%)
Sumber: : Riskesdas 2007, 2010, 2013 2
1
Rata-rata Tinggi Badan Anak
Umur 5-18 Tahun dibandingkan
Rekomendasi/Rujukan (WHO 2007): 2007 – 2013

Akibat Stunting pada Usia Dini terhadap Tinggi Badan Anak


Indonesia pada Usia Dewasa: Laki-laki lebih pendek 12.5 cm,
Perempuan lebih pendek 9.8 cm dari standar WHO

Sumber: : Riskesdas 2007, 2010, 2


2013 2
Mengapa Stunting penting?
• Stunting bukan semata Tinggi Badan, tetapi
• Stunting hanya merupakan salah satu tanda terjadinya
masalah lain dalam tubuh, yaitu:
– Gangguan pertumbuhan dan Perkembangan Otak, yg
berakibat pada KECERDASAN
– Gangguan pertumbuhan dan Perkembangan organ tubuh
lain (jantung, ginjal, hati, paru-paru, dll) sehingga
meningkatkan RISIKO terjadinya PENYAKIT KHRONIS, seperti:
• STROKE
• PENYAKIT JANTUNG
• DIABETES
• HIPERTENSI/Tekanan Darah Tinggi
• Kegemukan
Mengapa terjadi Stunting?

• Stunting terjadi akibat kekurangan asupan


gizi dalam waktu lama atau khronis
dan/atau berulang, karena makanan yg
masuk tidak sesuai dengan kebutuhan gizi
tubuh baik karena asupan yg tidak cukup
maupun karena penyakit infeksi
• Kekurangan Gizi dan Infeksi seringkali
terjadi pada usia dini kehidupan,
terutama pada periode 1000 HPK
Anak Gemuk (Obesitas)

14
12.2 11.9

2007 2010 2013

Prevalensi Gizi Lebih dan Obesitas cenderung meningkat,


walaupun menurun dalam 3 tahun terakhir

Sumber: : Riskesdas 2007, 2010, 2013


23
Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil
Riskesdas 2013

Sepertiga ibu hamil berisiko melahirkan BBLR karena


Ibu Hamil menderita Anemia

36.7 37.8 37.1


40

20

0
Urban Rural Total

2
5
Remaja KEK (Kurang Energi Kronis)
dan Ibu Hamil Pendek:
berisiko melahirkan BBLR

Sumber: Riskesdas 2007, 2010, 2013 2


4
GAMBARAN PERKEMBANGAN KEJADIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR 2007 – 2013
Dalam kurun waktu 6 tahun (2007 – 2013), gambaran
kejadian penyakit tidak menular adalah sebagai berikut:
•Prevalensi diabetes melitus meningkat menjadi 2,1%
•Prevalensi gagal ginjal 0,2%
•Prevalensi penyakit jantung koroner 1,5%
•Prevalensi stroke meningkat menjadi 12,1%
•Kejadian hipertensi dan kanker menurun masing-masing menjadi
25,8% dan 1,4%
Penyakit tidak menular antara lain dapat mengakibatkan
terjadinya disabilitas dan kematian pada usia produktif
sehingga akan menjadi beban bagi negara.

21
21
KAITAN GIZI DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Kecenderungan peningkatan angka kejadian penyakit tidak menular


(PTM) di Indonesia tidak terlepas dari peranan asupan gizi yang
tidak seimbang.
Faktor yang dapat meningkatkan resiko PTM di masa dewasa antara lain adalah
keadaan kekurangan gizi pada usia dini.

Gagalnya pemenuhan kebutuhan gizi pada masa awal kehidupan


akan mendorong terjadinya rekayasa sel-sel DNA pada anak yang
membuatnya menjadi ‘rakus gizi’. Akibatnya, tubuh anak akan lebih
mudah gemuk tapi pendek.
Kondisi ini akan membuat anak-anak dengan tubuh pendek lebih
berisiko mengalami berbagai penyakit tidak menular pada saat
dewasa, seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes
mellitus, penyakit jantung koroner dan stroke.
22
Generasi yang Hilang
Bila kita tidak melakukan perbaikan gizi pada
kelompok 1000 HPK sekarang  kita akan
menghasilkan generasi yang:
• Tidak cerdas, sehingga pendidikan rendah,
penghasilan rendah
• Berisiko tinggi menderita penyakit khronis/PTM, sehingga
pengeluaran keljuarga dan negara untuk pengobatan mahal
dan tidak bisa bekerja sehingga penghasilan hilang
 Ini tidak hanya terjadi pd satu generasi tetapi pada
paling sedikit 2 generasi berikutnya  generasi yg
hilang
Mekanisme gangguan gizi
pada periode 1000 HPK

8
“Developmental plasticity” :
plastisitas pada periode perkembangan

Esensi dari Developmental


plasticity adalah:
Suatu periode kritis saat suatu sistem bersifat
plastis & sensitif terhadap lingkungannya,
Diikuti dengan hilangnya plastisitas dan
kapasitas fungsional yang menetap,
Sebagian besar organ & sistem, masa kritisnya
adalah saat dalam kandungan.

Barker, DJP – Human Groth and Cardiovascular Disease. 2008 9


Respon janin terhadap perubahan gizi ibu, melalui
mekanisme
developmental plasticity :
janin mengalami kekurangan gizi, dengan
kemampuan plastisitasnya (kemampuan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya), janin akan melakukan
penyesuaian dengan berbagai cara antara lain
mengurangi jumlah sel, mengurangi cepatnya
pertumbuhan dan perkembangan, dan ukuran organ
tubuh menjadi lebih kecil
• Akibatnya fungsi organ mengalami penurunan, tidak
optimal  Keadaan ini bila tidak segera diperbaiki akan
bersifat permanen atau menetap: yang menyebabkan
stunting; terhambatnya perkembangan kemampuan
kognitif; dan risiko terjadinya PTM seperti Diabetes,
Stroke dan Hipertensi
Respon janin terhadap perubahan gizi ibu,
melalui mekanisme
developmental plasticity :

Bayi yang sudah terbiasa menghadapi lingkungan gizi terbatas


saat didalam kandungan, setelah lahir akan membutuhkan
lingkungan yang sama dengan saat dalam kandungan

Apabila lingkungan pasca-salin berbeda (kaya gizi): maka


akan menyebabkan situasi “Mismatch” atau ketidak
sesuaian/ketidak-cocokan, antara apa yang sudah
dipersiapkan oleh janin dalam kandungan dengan apa
yang dihadapi pasca lahir  Sehingga
risiko terjadinya PTM
Cleal, et al. PNAS, May 29, 2007 vol. 104 no. 22 9529-9533
Contoh :
Bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi mengalami kekurangan zat gizi sejak dalam
kandungan, maka

Pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan perkembangan


organ metabolik juga mengalami gangguan

Organ pankreas memproduksi insulin yang diperlukan untuk


metabolisme zat gizi, lebih sedikit (insulin tidak bekerja optimal)

Bayi yang lahir dengan BB < 2500 gram, bila diberikan zat gizi
berlebihan, insulin tidak mampu untuk melakukan metabolisme
KH secara optimal, yang berakibat glukosa darah tinggi yang
menimbulkan risiko Obesitas dan Diabetes
12
Akar Trans-generasi Penyakit Kronis
100 tahun Alur gizi
NENEK: IBU: PLACENTA: JANIN: BAYI/ANAK

• Mewariskan gen • Melepaskan sel • Mentransportasikan • Mengambil zat gizi • Makan makanan;
dalam telur (mewariskan zat gizi; melalui plasenta; • Bertumbuh dan
pembuatan sel gen); • Memproduksi • Terbentuk organ; berkembang.
telur/ovum • Menyediakanzat hormon; • Bertumbuh dan
gizi/makanan; • Mengeluarkan berkembang.
cucunya
• Mempengaruhi buangan
perkembangan
Kerentanan
plasenta; terhadap Penyakit
• Melahirkan bayi;
• Memberi makan Tidak Menular &
bayi;
• Menstimulasi bayi;
Penyakit Infeksi
• Memberi makan
anak.

BAPAK:
• Mewariskangen

Perkembangan 1000 hari

Barker, Public Health 2012 1


3
100 Tahun Alur Gizi

• Nenek dari pihak ibu, mewariskan gen dalam pembuatan ovum/sel telur
calon cucu nya
• Bapak mewariskan gen pada bayi yang dikandung isterinya
• Ibu: • Pasca lahir asuhan gizi yang adekuat dan stimulasi bayi
akan mendukung bayi dan anak tumbuh dan berkembang
optimal
• Melepaskan telur dan menyediakan zat gizi untuk bayinya;
mempengaruhi perkembangan plasenta

• Pemberian zat gizi yang cukup dimulai sejak pra kehamilan agar
status gizi ibu sebelum hamil baik, sehingga janin berada dlm
lingkungan gizi yg cukup dan janin tumbuh & berkembang optimal

• Bila bayi tersebut perempuan akan memutus rantai 100 tahun kurang
gizi, dan menurunkan risiko PTM di usia dewasa
1
4
Akibat Anak Mengalami Gizi Kurang:
Gangguan Pertumbuhan Fisik

BBLR (bayi
dengan
berat lahir
Anak gizi
kurang
(Kurus &
pendek)

• Cenderung menjadi dewasa pendek


• Bila ibu pendek dan kurus : cenderung melahirkan bayi BBLR

Ref: Chandrakant L. The Lancet Series and Indian Perspective. Indian Pediatrics, Volume 45, April
17, 2008. 1
6
Akibat Anak Mengalami Gizi Kurang:
Gangguan Perkembangan Otak

BBLR

Risiko rendahnya kecerdasan  prestasi pendidikan yang rendah

Risiko mempunyai prestasi pendidikan yang rendah  tingkat pekerjaan


rendah  gaji rendah  Status ekonomi rendah
Ref: Chandrakant L. The Lancet Series and Indian Perspective. Indian Pediatrics, Volume 45, April 17, 2008.

17
Akibat Anak Mengalami Gizi Kurang:
Gangguan Perkembangan Organ Tubuh

Risiko
tinggi
BBLR PTM

Bayi dengan BBLR memiliki risiko tinggi menderita


Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti Obesitas,
Diabetes, Penyakit Jantung Koroner, Hipertensi dan
Stroke Ref: Barker, DJP – Human Growth and Cardiovascular Disease. 2008 18
Program Spesifik (Sektor Kesehatan)

 Penyuluhan gizi seimbang


 Promosi menyusui (IMD & ASI Eksklusif)
 Praktek pemberian ASI & MP- ASI
 Suplementasi makanan dan zat gizi mikro:
- TTD atau MMN untuk Ibu hamil & nifas,
- Vit. A utk Ibu nifas & balita 6-60 bulan
 Pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi:
-Imunisasi,
-Diare, ISPA, Malaria, Kecacingan, TBC,
HIV/AIDS 3
3
Program Sensitif
(Sektor non-Kesehatan)
• Ketersediaan dan ketahanan pangan baik di
kabupaten/kota atau di tingkat keluarga,
• Pengentasan kemiskinan,
• Fortifikasi bahan pangan :
- Garam (Yodium), Minyak (Vit A)
• Keluarga Berencana,
• Pemberdayaan perempuan,
• Pola asuh Ibu dan anak,
• Penyediaan Air bersih dan sanitasi lingkungan
yang baik
• Jaminan Kesehatan Masyarakat atau 3
4
asuransi kesehatan.
Alur Pelayanan Gizi Awal &
Selama Kehamilan

3
8
Terapkan Pola Hidup
BerGizi Seimbang

4 Pilar Gizi Seimbang


dalam TGS:
1. Makan makanan
beragam (dalam
jumlah yang cukup
dan proporsional)
2. Menerapkan Pola
Hidup Bersih
3. Melakukan aktivitas
Fisik
4. Memantau Berat
Badan Ideal
Pemberian
Tablet Tambah Darah

Berisi: 320 mg sulfas ferosus (setara dg 60


mg besi elemental) dan 400 mcg asam folat
• Calon Ibu/Remaja Puteri:
• TTD 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun
• Ibu Hamil
• TTD 1 tablet setiap hari, sesegera mungkin
selama kehamilan (180 tablet)
• Ibu Menyusui:
• TTD 1 tablet setiap hari selama nifas

Di area dengan asupan kalsium rendah, suplementasi


kalsium 1,5 – 2 g/hari dianjurkan untuk pencegahan
eklampsi pada ibu hamil 4
3
TERIMA KASIH

25

Anda mungkin juga menyukai