PENYELENGGARAAN OPTIKAL Peran Gabungan Pengusaha Optik Indonesia (GAPOPIN) di Era “BPJS” POKOK BAHASAN • Peran Gapopin PENGDA DKI Jakarta Dalam Penyelenggaraan Optikal • Dasar Hukum Penyelenggaraan Optik • Realisasi Penyelenggaraan Optik di Jakarta • Permasalahan Dan Kendala Optik Dalam Mengurus Izin Penyelengaraan Optik • Peran Dan Kendala Gapopin PENGDA DKI Jakarta di Era BPJS Peran Gapopin PENGDA DKI Jakarta Dalam Penyelenggaraan Optikal • Asosiasi Optikal adalah wadah untuk berhimpunnya pihak-pihak yang menyelenggarakan kegiatan optikal. • Gapopin merupakan Gabungan Pengusaha Optik Indonesia yang berdiri sejak tanggal 29 Oktober 1959. • Dikukuhkan sebagai Organisasi Optik berdasarkan SK.Men.Kes No.78/Men.Kes./Per./III/78 Tgl : 10 Maret 1978. • Berperan aktif membantu program pemerintah dalam pembangunan negara dan masyarakat, khususnya dibidang peroptikan. • Membina dan membimbing anggota dalam lapangan usaha optik serta kegiatan usaha yang terkait baik dengan instansi pemerintah maupun swasta. • Membangun dan memberdayakan perkumpulan guna mempererat dan meningkatkan profesionalitas dan menjalin ikatan persaudaraan sesama anggota. • Memberikan surat rekomendasi untuk anggota optikal yang akan mengurus surat izin penyelenggaraan optikal. Dasar Hukum Penyelenggaraan Optik • Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan • Undang-undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah • Peraturan Menteri Kesehatan No.1 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Optik. • Peraturan Menteri Kesehatan No.19 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Rafraksionis Optisien dan Optometris. • Peraturan Menteri Kesehatan No.41 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Refraksi Optisi/Optometri. • Peraturan Menteri Kesehatan No.64 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. • Peraturan Gubernur No.57 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah No.12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Realisasi Penyelenggaraan Optik di Jakarta • Optikal adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan refraksi, pelayanan optisi, dan / atau pelayanan lensa kontak. (Pasal 1 ayat 1) • Setiap optikal harus memiliki seorang Rafraksionis Optisien / Optometris sebagai penanggung jawab. (Pasal 10 ayat 1) • Refraksionis Optisien (RO) / Optometris sebagai penanggung jawab optik adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan Refraksi Optisi atau Optometri paling rendah Diploma III. (Pasal 10 ayat 3) • Refraksionis Optisien / Optometris yang tidak memiliki Surat Izin Praktek (SIP-RO atau SIPO) dilarang dipekerjakan pada optikal. (Pasal 9 ayat 1 point a,)
• Permenkes RI No. 1 th.2016., ttg penyelenggaraan Optik.
Realisasi Penyelenggaraan Optik di Jakarta • Setiap penyelenggaraan optikal wajib memperoleh izin dari pemerintah daerah. kabupaten/kota setempat. (Pasal 2 ayat 1) , (ceklist terlampir) • Jumlah optik yang ada di Jakarta kurang lebih ada 1000 optik • Jumlah optik yang terdaftar di Gapopin DKI Jakarta sebanyak 405 optik (data up date Mei 2017 Gapopin DKI) • Jumlah sarana (optik) yang memiliki izin optikal sebanyak 144 optik (data up date okt 2016 Gapopin DKI) • Permenkes RI No. 1 th.2016., ttg penyelenggaraan Optik Permasalahan Dan Kendala Optikal Dalam Mengurus Izin Penyelengaraan Optik • Jumlah tenaga refraksionis optisien (RO) kurang memadai, namun dengan adanya Permenkes No.1 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Optikal, tenaga RO bisa dipakai untuk 2 sarana optik. (Pasal 10 ayat 2) • Pengurusan Surat Tanda Registrasi Refraksionis Optisien (STR-RO) yang lama prosesnya (kurang lebih 1 tahun) di MTKP - MTKI. • Pengurusan Surat Izin Praktek (SIP-RO) yang tumpang tindih. • Adanya kesulitan dengan persyaratan ceklist dari PTSP (UUG, Surat pernyataan dari pemilik tanah atau bangunan yang menyatakan tidak keberatan tanah atau bangunan digunakan, Fc KTP Pemilik tanah atau bangunan). • Ketidakpastian waktu proses pengurusan izin optikal di PTSP. Peran Dan Kendala Gapopin PENGDA DKI Jakarta di Era BPJS • Gapopin Pengda DKI Berperan serta menghimbau kepada pemilik optikal agar mengurus izin penyelenggaraan optikal sehingga dapat bekerjasama dengan BPJS. • Prasyarat Utama dalam pengajuan kerjasama dengan BPJS, adalah optikal harus memiliki Izin Penyelenggaraan Optikal. • Dalam hal penyelengaraan optikal, anggota Gapopin Daerah DKI Jakarta yang telah memiliki izin penyelenggaraan optikal ketika mengajukan kerja sama dengan BPJS namun di tolak oleh pihak BPJS dengan alasan kuota sudah penuh atau sudah bekerjasama dengan optik lainnya. • Sebagai pelaporan ada 3 optik yang telah menginformasikan pada kami pihak Gapopin sudah mengajukan kerja sama dengan BPJS namun di tolak oleh BPJS setempat diantaranya : di Jakarta Timur., Pusat Grosir Cililitan, Rawamangun, dan diJakarta Pusat., Pusat Grosir Senen Jaya. Peran Dan Kendala Gapopin PENGDA DKI Jakarta di Era BPJS • Laporan dari penyelengara Optikal terdapat keluhan permintaan Customer/Pelanggan agar optik bisa menerima BPJS. • Sementara dari Data yang ada, Optik yang sudah bekerjasama dengan BPJS sampai saat ini sebanyak 22 optikal saja dari 144 anggota optik di DKI yang telah memiliki perizinan dan dari 405 optik yang terdaftar sebagai anggota serta dari lebih kurang dari 1000 usaha peroptikan di DKI Jakarta. ( 15,2 % dari optik berizin dan 5,4% dari optik terdaftar anggota gapopin DKI). Daftar Ceklist izin penyelenggaraan Optik Peraturan Menteri Terkait Penyelenggaraan Optik di Jakarta • Permenkes RI No. 1 th.2016., ttg penyelenggaraan Optikal • Bab I Pasal 1 hal Ketentuan Umum Optikal • Bab II Pasal 2 – 7 hal Penyelenggaraan tentang Perizinan dan prasyarat optikal • Bab II Pasal 8 hal Penyelenggaraan tentang izin edar barang optik. • Bab II Pasal 9 hal Penyelenggaraan tentang Pelarangan kegiatan optikal yang dilarang pada penyelenggaraan optikal. • Bab III hal Ketenagaan. • Bab IV hal Pengawasan Dan Pembinaan. • Bab V hal Ketentuan Peralihan • Bab VI hal Penutup SEKIAN TERIMA KASIH
Perdirjen Nomor Hk. 103-1-9-Djpl-16 Tentang Standar Auditor (Supervisor), Pendidik, Penguji Dan Praktisi Medis (Medical Practitioners) Di Bidang Kepelautan Serta Pegukuhannya