Anda di halaman 1dari 28

HUKUM DASAR KIMIA

Nama Anggota Kelompok 4 : Arkhelia.P.Laturiuw


Arnold.J.M.Apituley
Aghrianti.A.Ruhunussa
Gabriel.N. Pioh
Fransiskus.K.Tapun
Militya Huwae
Nabila Pelu
HUKUM KEKEKALAN MASSA
(HUKUM LAVOISIER)
 Antoine Laurent Lavoisier
(1743-1794) menerbitkan
bukunya yang
berjudul Traite Elementaire
de Chemie.
 Dalam buku tersebut,
Lavoisier mengemukakan
bahwa jika suatu reaksi
kimia dilakukan dalam
tempat tertutup, tidak ada
hasil reaksi yang keluar dari
tempat tersebut, karena
massa zat sebelum reaksi
dan sesudah reaksi adalah
tetap.
HUKUM KEKEKALAN MASSA
(HUKUM LAVOISIER)
 Lavoisier dikenal
sebagai Bapak Kimia
Modern karena ia
merupakan orang yang
pertama kali menggunakan
metode ilmiah dalam ilmu
kimia dan menekankan
pentingnya pengamatan
kuantitatif dalam
eksperimen.
 Bunyi Hukum Kekekalan
Massa : “Dalam sistem
tertutup untuk setiap reaksi
kimia, jumlah massa zat-zat
sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama.”
CONTOH SOAL
1. Kawat tembaga dibakar dalam pembakaran bunsen
sehingga terbentuk tembaga oksida (CuO). Persamaan
reaksinya adalah sebagai berikut.
2Cu(s) + O2(g) → 2CuO(s)

Jika berat Cu semula adalah 32 g dan CuO yang terbentuk 40


g, berapakah berat O2 yang bereaksi?

Penyelesaian

Menurut Hukum Kekekalan Massa, dalam reaksi kimia tidak


terjadi perubahan massa. Oleh karena itu, berat O2 yang
bereaksi adalah 40 g – 32 g = 8 g.
32 g Cu(s) + 8 g O2(g) → 40 g CuO(s)
CONTOH SOAL
2. Unsur hidrogen dan oksigen bereaksi membentuk air (H2O)
dengan perbandingan 1 : 8. Apabila diketahui massa
hidrogen yang bereaksi adalah 10 gram, hitunglah berapa
massa air yang dihasilkan.

Penyelesaian

massa H : massa O = 1 : 8
massa hidrogen yang bereaksi = 10 gram
sehingga perbandingannya 10 gram : massa O = 1 : 8
massa O = 8/1 × 10 gram = 80 gram.

Jadi, massa air yang dihasilkan = 10 gram + 80 gram = 90


gram.
10 g H2(g) + 80 g O2(g) → 90 g H2O(l)
HUKUM PERBANDINGAN TETAP
(HUKUM PROUST)
 Pada tahun 1799, seorang
ahli kimia Prancis
bernama Joseph Louis
Proust (1754 – 1826)
melakukan eksperimen yaitu
dengan mereaksikan unsur
hidrogen dan unsur oksigen.
 Proust menemukan bahwa
unsur hidrogen dan unsur
oksigen selalu bereaksi
membentuk senyawa air
dengan perbandingan massa
yang tetap, yaitu 1 : 8.
Berikut ini adalah tabel hasil
percobaan Proust.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa setiap 1 gram gas
hidrogen bereaksi dengan 8 gram oksigen menghasilkan 9 gram
air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa
oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang
tetap yaitu 1 : 8, berapapun banyaknya air yang terbentuk.
HUKUM PERBANDINGAN TETAP
(HUKUM PROUST)
 Dari percobaan yang telah
dilakukannya, Proust
mengemukakan teorinya
yang terkenal dengan
sebutan Hukum
Perbandingan
Tetap atau Hukum
Komposisi Tetap, yang
berbunyi sebagai berikut :

“Perbandingan massa
unsur-unsur dalam suatu
senyawa adalah tertentu
dan tetap”
CONTOH SOAL
1. Diketahui perbandingan massa kalsium dan oksigen
dalam membentuk senyawa kalsium oksida adalah 5 : 2.
Bila direaksikan 10 gram kalsium dan 12 gram oksigen,
tentukan massa kalsium oksida (CaO) yang terbentuk
dan sisa pereaksi!
CONTOH SOAL
2. Berapa gram NH3 yang terbentuk dari 14 g
N2 dan 14 g H2? Diketahui NH3 tersusun atas 82%
N dan 18% H.
Penyelesaian
82% N2(g) + 18% H2(g) → 100% NH3(g)

Persen massa dapat diartikan sebagai


perbandingan massa unsur-unsur yang bersenyawa
sesuai Hukum Kekekalan Massa, yaitu
82 g N2 tepat bereaksi dengan 18 g H2 membentuk
100 g NH3
LANJUTAN PENYELESAIAN
Jika 14 g N2 yang bereaksi maka gas H2 yang diperlukan
sebanyak:

14 g Berdasarkan persamaan reaksinya:


N2 14g N2(g) + 3g H2(g) → 17g NH3(g)
× 18 g H2 = 3 g
(sesuai Hukum Kekekalan Massa)
H2
82 g
N2

Jadi, berat NH3 yang dihasilkan dari reaksi 14 g N2 dan 14 g


H2 sama dengan 17 g. Menurut Hukum Proust, senyawa
memiliki komposisi yang tetap. Jadi, berapapun
H2 ditambahkan, yang bereaksi hanya 3 g berat dari H2.
Sisanya, tetap sebagai gas H2 sebanyak 11 g tidak bereaksi.
HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA
(HUKUM DALTON)
 Dalton melakukan
percobaan dengan
mereaksikan unsur
nitrogen yang massa
diubah-ubah dengan
unsur oksigen yang
massanya dibuat tetap.
 Dalton menyelidiki
perbandingan massa
unsur-unsur tersebut
pada setiap senyawa
dan mendapatkan suatu
pola keteraturan
Dengan massa oksigen yang sama,
ternyata perbandingan massa nitrogen
dalam senyawa nitrogen dioksida dan
senyawa nitrogen monoksida merupakan
bilangan bulat dan sederhana.
Perbandingannya adalah sebagai berikut.
HUKUM PERBANDINGAN  Berdasarkan hasil
BERGANDA eksperimennya, John Dalton
(HUKUM DALTON) merumuskan Hukum
Kelipatan Perbandingan atau
Hukum Perbandingan Berganda
yang bunyinya adalah sebagai
berikut :

“Jika dua jenis unsur bergabung


membentuk lebih dari satu
senyawa dan jika massa-massa
salah satu unsur dalam senyawa-
senyawa tersebut sama (tetap),
sedangkan massa-massa unsur
lainnya berbeda, maka
perbandingan massa unsur
lainnya dalam senyawa-senyawa
tersebut merupakan bilangan
bulat dan sederhana”
CONTOH SOAL
1. Perbandingan massa N dan O dalam senyawa
NO dan NO2 adalah sebagai berikut

Buktikan apakah kedua rumus senyawa tersebut


memenuhi Hukum Kelipatan Perbandingan?
PENYELESAIAN CONTOH SOAL
Jika massa N pada senyawa NO disamakan dengan massa N
pada senyawa NO2 yaitu 28 gram, maka massa O pada NO
dapat dihitung dengan rumus berikut ini.
Massa O pada NO = 28/21 × 24 gram = 32 gram

Dengan demikian, perbandingan massa menjadi seperti


berikut.

Dari perbandingan ini, untuk perbandingan massa N yang


sama ternyata perbandingan massa oksigennya 32 : 64 atau
1 : 2 yang merupakan bilangan bulat dan sederhana. Dengan
demikian, kedua rumus tersebut telah memenuhi Hukum
Kelipatan Perbandingan.
HUKUM PERBANDINGAN/
PENGGABUNGAN VOLUME
(HUKUM GAY LUSSAC)
 Pada tahun 1808, seorang
ahli kimia Prancis
bernama Joseph Louis-
Gay Lussac mengamati
volume gas-gas yang
terlibat dalam suatu reaksi
seperti gas hidrogen (H2),
oksigen (O2), klorin (Cl2)
dan Nitrogen (N2).
Pengamatan menunjukkan
bahwa pada reaksi
pengukuran temperatur dan
tekanan yang sama
diperoleh hasil sebagai
berikut.
Dalam eksperimen I, pada saat volume O2 10 mL dan seterusnya, volume H2O
tidak berubah yaitu 20 mL. Demikian pula pada eksperimen II, volume H2O tidak
berubah lagi (20 mL) setelah volume H2 mencapai 20 mL (volume O2 = 10 mL).
Dengan demikian, Gay Lussac menemukan bahwa perbandingan volume hidrogen
: oksigen : uap air adalah 2 : 1 : 2 dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
20 mL gas H2 + 10 mL gas O2 → 20 mL H2O
Sejalan dengan percobaan tersebut,
reaksi gas-gas lain juga diukur
perbandingan volumenya, seperti
yang ditunjukkan pada tabel berikut
ini.
HUKUM PERBANDINGAN/
PENGGABUNGAN VOLUME
(HUKUM GAY LUSSAC)
 Berdasarkan data
perbandingan volume gas-
gas yang bereaksi, Gay
Lussac merumuskan Hukum
Perbandingan
Volume (Hukum Gay-
Lussac) yang bunyinya
adalah seabagai berikut :

“Pada suhu dan tekanan yang


sama (tetap), perbandingan
volume gas-gas yang bereaksi
dan volume gas-gas hasil
reaksi merupakan bilangan
bulat dan sederhana”
CONTOH SOAL
1. Sepuluh mL gas nitrogen (N2) dan 15 mL gas
oksigen (O2) tepat habis bereaksi menjadi 10
mL gas NaOb. Tentukan rumus kimia gas
NaOb tersebut!

Penyelesaian
Perbandingan koefisien = perbandingan volume
Koefisien N2 : O2 : NaOb = 10 : 15 : 10 = 2 : 3 : 2

Dengan demikian, persamaan reaksinya dapat kita


tulis sebagai berikut.
2N2 + 3O2 → 2NaOb
LANJUTAN PENYELESAIAN
CONTOH SOAL
Karena jumlah atom di ruas kiri dan ruas kanan itu sama,
maka harga indeks a dan b dapat dicari dengan cara sebagai
berikut.

Jumlah atom N kiri = jumlah atom N kanan


2 × 2 = 2a
4 = 2a
a=2

Jumlah atom O kiri = jumlah atom O kanan


3 × 2 = 2b
6 = 2b
b=3
Dengan demikian, rumus kimia senyawa tersebut adalah
N2O3.
HUKUM AVOGADRO
 Pada awalnya, Hukum Gay
Lussac tidak dapat
dijelaskan oleh para
ilmuwan termasuk John
Dalton, sang pencetus teori
atom. Ketidakmampuan
Dalton karena ia
menganggap partikel unsur
selalu berupa atom tunggal
(monoatomik).
 Kemudian pada tahun 1811,
seorang ahli Fisika dari Italia
bernama Amadeo
Avogadro melanjutkan
eksperimen yang telah
dilakukan oleh Gay Lussac.
HUKUM  Avogadro mengaitkan perbandingan
volume gas dalam reaksi dengan
AVOGADRO jumlah partikel. Avogadro
berpendapat suatu gas seperti
hidrogen, oksigen dan nitrogen
yang bereaksi berupa molekul
diatomik bukan monoatomik
sehingga rumus kimianya adalah
H2, O2 dan N2 bukan H, O dan N.
 Percobaan dari Gay Lussac
dituliskan oleh Avogadro sebagai
berikut.
Gay Lussac:
2 volume gas hidrogen + 1 volume
gas oksigen → 2 volume uap air
Avogadro:
2 molekul gas hidrogen + 1 molekul
gas oksigen → 2 molekul uap air
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g)
HUKUM  Berdasarkan penulisan tersebut, 2
molekul uap air dapat dibentuk
AVOGADRO dengan mereaksikan 2 molekul
hidrogen dengan 1 molekul
oksigen. Dari sini Avogadro
mengajukan hipotesis yang dikenal
sebagai Hipotesis
Avogadro/Hukum
Avogadro yang berbunyi sebagai
berikut :

“Pada suhu dan tekanan yang sama,


semua gas dengan volume yang sama
akan mengandung jumlah molekul
yang sama pula”
CONTOH SOAL
1. Pada suhu dan tekanan tertentu, gas N2 direaksikan
dengan gas H2 menjadi gas NH3. Jika gas H2 yang
bereaksi sebanyak 7,5 × 1023 molekul, berapakah jumlah
molekul NH3 yang terbentuk?
Penyelesaian
 Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang
volumenya sama akan mengandung jumlah molekul yang
sama (menurut Avogadro)
 Koefisien reaksi menyatakan perbandingan volume gas-gas
yang bereaksi (menurut Gay Lussac).
 Persamaan reaksi kimia dari reaksi N2 dan H2 dapat
dituliskan sebagai berikut.
H2(g) + N2(g) → NH3(g) [belum setara]
3H2(g) + N2(g) → 2NH3(g) [setara]
LANJUTAN PENYELESAIAN
CONTOH SOAL
Dari soal diketahui bahwa gas H2 yang bereaksi sebanyak
7,5 × 1023 molekul dan berdasarkan persamaan reaksi kimia
di atas, koefisien H2 adalah 3. Hal ini mengandung pengertian
bahwa dalam 3 volume H2 terkandung 7,5 × 1023 molekul
maka dalam 2 volume NH3 terkandung:
⇔ (2 volume NH3/3 volume H2) × 7,5 × 1023 molekul
H2
⇔ (2/3) × 7,5 × 1023 = 5,0 × 1023

Jadi, jumlah molekul NH3 yang terbentuk adalah sebanyak


5,0 × 1023 molekul.

Anda mungkin juga menyukai