Anda di halaman 1dari 39

AVES

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PASIEN DATANG

• Burung memiliki sifat untuk menyembunyikan gejala klinis dari


penyakit yang dideritanya (masking phenomenon). Sering kali pasien
yang datang merupakan pasien berada dalam tahap lanjutan dari
penyakit yang dideritanya. Pada tahap awal penyakit burung biasanya
terlihat normal bagi Dokter Hewan atau pemilik yang masih pemula.
• Pada pemeriksaan burung ANAMNESA DAN REKAM MEDIS SANGAT
PENTING untuk mengetahui kondisi burung. Selama anamnesa
dilakukan sebaikny burung dibiarkan terbiasa dengan suasana ruang
pemeriksaan untuk mengurangi stress yang dialaminya selama
perjalanan ke klinik.
ANAMNESA
Anamnesa meliputi:
• Keluhan klien mengenai pasien.
• Berapa lama klien memelihara pasien?
• Diet.
• Apakah pemilik sempat memberikan obat tertentu?
• Bila disanggupi oleh klien: membawa rontokan bulu, feses, mainan/enrichment
yang ada di kandang, foto kondisi kandangnya, video abnodrmalitas yang
ditunjukan hewan karena seringkali abnormalitas tidak Nampak data dibawa ke
klinik.
• Frekuensi burung berjemur dan dimandikan.
• Kebersihan kandang, tempat makan dan minum.
• Jumlah burung dalam 1 kandang.
INSPEKSI
• Respon burung terhadap lingkungan ruang pemeriksaan.
• Postur tubuh burung.
• Kemampuan kaki dalam menahan tubuh.
• Usaha untuk bernapas (normal/adanya sesak sehingga tarikan napas lebih dalam
atau napas menjadi lebih cepat)
• Kualitas bulu dan posis dari bulu (bulu yang mulai megar/mengembang dapat
menandakan adanya gangguan fisiologis tubuh utamanya untuk membantu
mempertahankan temperatur tubuh).
• Naik turunnya ekor.
• Open-mouthed breathing atau adanya suara pernapasan (suara pernapasan
dapat muncul karena berbagai faktor,normalnya saat bernapas tidak
mengeluarkan suara)
• Adanya discharge yang dapat teramati.
HANDLING BURUNG
• Burung dapat mengalami overheat dengan cepat saat handling
sehingga pemeriksaan secara meyeluruh harus dilakukan secepat dan
setepat mungkin. Handling yang salah akan menyebabkan kerusakan
bulu, cidera kaki dan sayap, serta kerusakan paruh.

Sayap dan badan burung di-restrain


menggunakan telapak tangan serta
jaring tengah, kelingking, dan jari
manis. Ibu jari dan telunjuk
digunakan untuk fiksasi area kepala
HANDLING RESTRAINT BURUNG BERUKURAN KECIL-SEDANG

CARIER YANG
DAPAT
DIGUNAKAN
UNTUK
TRANSPORTASI
BURUNG
TATA CARA HANDLING RESTRAINT BURUNG MENGGUNAKAN HANDUK

A. HATI-HATI DEKATI HEWAN DALAM KANDANG


B. GUNAKAN TANGAN DOMINAN UNTUK MERAIH
HEWAN DARI KANDANG (TANGAN DITUTUPI KAIN)
C. FIKSASI HEWAN DAN AMBIL HEWAN
MENGGUNAKAN KEDUA TANGAN
D. FIKSASI HEWAN DAN AMBIL HEWAN
MENGGUNAKAN KEDUA TANGAN
E. BALUT HEWAN DENGAN KAIN, PERHATIKAN SAYAP
PASTIKAN TIDAK TERLIPAT ATAU MENEKUK KEARAH
LUAR UNTUK MENGHINDARI CIDERA
F. TUTUPI MATA HEWAN MENGGUNAKAN HANDUNG
UNTUK MEMINIMALISIR STRESS PADA HEWAN
HANDLING BURUNG BERUKURAN KECIL-SEDANG
HANDLING BURUNG BERUKURAN KECIL-SEDANG

ALTERNATIF UNTUK MENGONTROL PRILAKU


BURUNG DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN
HANDLING BURUNG BERUKURAN KECIL-SEDANG
HANDLING BURUNG RAPTOR
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI DAN AUSKULTASI)
PENENTUAN BODY SCORING CONDITION (BCS) (skala 1-5)

BCS dilakukan dengan palpasi masa otot pectoral. Diraba untuk melihat
adanya tumpukan lemak. Masa otot yang menurun dapat
mengindikasikan wight loss. Burung sehat dapat tampak kurus, tetapi
bila diraba massa otot bagus. Lemak berada pada subkutan dan
seringkali berakumulasi pada area otot pectoral atas dan area ingunal.
Tumpukan lemak dapat terpalpasi pada area tersebut.
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI DAN AUSKULTASI)
PENENTUAN BODY SCORING CONDITION (BCS)

BCS = 2 BCS = 3 BCS = 5


PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PALPASI AREA COELOMIC DAN PEMERIKSAAN KLOAKA

• Palpasi area coelomic bertujuan untuk memeriksa adanya gangguan


abdomen dan untuk memeriksa adanya telur.
• Pemeriksaan kloaka dilakukan dengan membuka bulu-bulu
disekitarnya atau dengan ditiup bulu diarea sekitarnya. Diperiksa
adanya sisa feses atau asam urat. Amati adanya prolapse kloaka.
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PALPASI AREA COELOMIC DAN PEMERIKSAAN KLOAKA

Kasus ascites pada area Prolaps kloaka


coelomic
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
Periksa paruh burung:
• Lihat adanya crust yang terbentuk akibat parasit.
• Periksa kesimeterisan nares burung.
• Periksa adanya nasal discharge.
• Periksa adanya keretakan paruh.
• Periksa adanya paruh yang mengalami overgrowth.
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN PARUH BURUNG
Paruh normal

Paruh abnormal
Prognatisme Keratin flaking Overgrowth beak
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN RONGGA MULUT

• Membran mukosa beberapa jenis burung memiliki pigmen, warna normal


dari mukosa burung berbeda-beda tergantung pada spesiesnya. Kondisi ini
tidak ideal untuk melakukakan pemeriksaan CRT dan membran mukosa.
• Tujuan pemeriksaan rongga mulut adalah untuk memeriksa adanya sekresi
abnormal, pus, plak, dan benda asing. Salah satu titik pemeriksaan adalah
choana. Saat pemeriksaan choana harus bersih tidak ada discharge apapun
dan memiliki bentuk yang baik serta lancip. Bila terdapat discharge atau
pus, sebaiknya dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan
cotton bud agar dapat menentukkan diagnosa yang tepat terhadap
penyebab adanya discharge atau pus tersebut.
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN RONGGA MULUT

Mulut normal Plak Kaseosa


PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN CROP

• Palpasi pada crop dilakukan untuk memeriksa ukurannya serta adanya abses
atau benda asing dalam crop. Crop akan kosong setelah makanan mulai
turun menuju ke lambung, kemudian ukuran crop akan mengecil. Waktu
pengosongan bervariasi tergantun spesies.
• Distensi pada crop melewati waktu pengosongan dapat mengindikasikan
adanya crop hypomotility/stasis dan dapat merusak makanan sehingga
dapat menyebabkan sour crop yang dapat dengan mudah dideteksi dengan
adanya bau asam atau busuk.
• Penebalan crop mengindikasikan adanya ingluvitis, tetapi pada beberapa
spesies mengalami penebelan karena produksi crop milk yang terbuat dari
lipid-laden sel epitel squamus stratified sehingga dinding crop akan menebal
karena produksi crop milk tersebut.
• CATATAN: Burung hantu tidak memiliki crop.
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN MATA

• Evaluasi refleks okular pada burung dilakukan dengan cara menyentuh area lateral
atau medial dari palpebral. Refleks normal dari tes ini akan memperlihatkan reaksi
membran niktitan bergerak cepat diatas kornea, kedua kelopak mata menutup
dengan mudah, dan secara normal kelopak mata bagian bawah menutupi lebih
banyak area mata daripada kelopak mata atas.
• Pemeriksaan refleks pupil dapat dilakukan dengan menggunakan cahaya lampu
pada ruangan yang diredupkan. Refleks yang muncul sama seperti pada mamalia
karena saat dalam kondisi sadar burung memiliki otot pada pupil yang dapat
berkontarksi saat terkena cahaya namun, adanya reaksi stres yang kuat dapat
memberikan refleks yang lebih lamban.
• Pemeriksaaan lensa mata dilakukan untuk melihat adanya kekeruhan akibat
katarak atau adanya bekas trauma.
• Warna iris dapat menentukan umur pada beberapa spesies.
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN MATA
Mata normal Katarak Blepharospasm Ulcer kornea

Sinusitis kronis
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN TELINGA

• Pemeriksan telinga pada burung dilakukan untuk mengetaui adanya


truma dan dapat membantu untuk mengetahui adanya trauma kranial.
Pada area eksternal dari telinga dapat teramati adanya infeksi
utamanya infeksi oleh Trichomonas
• Pemeriksaan dilakukan dengan mengikuti ujung paruh kearah kaudal,
akan ditemukan lubang telinga.
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN TELINGA
Telinga normal Otitis
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN CARDIOVASKULAR DAN RESPIRASI

• Auskultasi dilakukan pada area dorsal dari burung untuk mengevaluasi


lapang paru-paru, bagian ventral untuk mengevaluasi suara pulsus, dan
bagian kranial dan kaudal untuk mengevaluasi air sacs.
• Kesulitan untuk mendeteksi perubahan atau kelainan sulit untuk
dilakukan karena kecepatan laju pulsus yang cepat.
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
• Pergerakan respirasi dari dinding tubuh, leher, dan pergerakan sayap, meningkatkan
volume air sacs, menarik udara ke bronkus dan parabronkus ke air sac caudal. Pada
waktu yang sama, udara akan bergerak dari paru-paru ke air sacs cranial. Saat
ekspirasi, udara dari air sacs caudal mengalir kembali ke bronkus pada paru-paru dan
udara pada air sacs cranial mengalir kembali ke bronkus primer dan dialurkan keluar.
• Sistem ini sangat unik kerena pertukaran gas terjadi dengan sangat efektif. Udara
yang masuk akan berada didalam tubuh hingga 2 kali siklus pernapasan.
• Suhu tubuh normal pada burung adalah 41° C (40 °- 42 ° C). Burung dapat
mempertahankan shhu tubuhnya sehingga bila suhu tubuh melebihi atau dibawah
suhu normal dapat menjadi penanda suatau penyakit atau dapat menyebabkan
gangguan fisiologis.
Pembagian air sacs (1= air sac klavikular; 2= air
sac cervico-cephalic; 3= cervico-cephalic
thoracic kranial; 4= air sac thoracic kaudal; 5=
air sac abdominal)

Air sacs terbagi menjadi air sacs kaudal dan


kranial. Air sacs kranial terdiri atas air sac
abdominal dan air sac thoracic kaudal. Air sacs
kranial terdiri atas air sac thoracic kranial, air
sac klavikular, dan air sac cervico-cephalic. Air
sacs membentuk divertikula dengan tulang
seperti tulang humerus, sternum, vertebrae,
femur, dan pelvis
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN CARDIOVASKULAR DAN RESPIRASI

Berat Badan Pulsus Laju respirasi


(gram) (detak/menit) (nafas/menit)

100 206-600 40-80

200 178-500 35-65

500 147-300 20-50

1000 127-350 15-40

1500 117-200 20-30

2000 110-175 19-30


PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN SAYAP DAN BULU

• Pemeriksaan sayap pada burung dilakukan dengan cara membuka dan


melebarkan sayap secara perlahan kemudian dilakukan palpasi sepajang
sayap.
• Hal-hal yang perlu diperhatikan selama palpasi adalah adanya
pembengkakkan, penurunan ukuran bentangan sayap, penurunan
kemampuan untuk mengembalikkan sayap ke posisi resting, dan/atau
adanya krepitus.
• Setiap persendian pada sayap dapat melakukan fleksi serta tidak ada
pembengkakkan bila keadaannya baik.
• Bulu-bulu yang terdapat pada sayap diperiksa untuk melihat adanya parasit,
tahapan molting, dan untuk memeriksa kerusakan pada bulu akibat trauma,
perkelahian dengan hewan lain, atau penempatan di dalam kandang.
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN SAYAP DAN BULU
Bulu normal Adanya discharge Trauma (menyebabkan
pada sayap sayap asimetris)
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN KAKI

• Palpasi pada kaki memiliki tujuan yang sama seperti berbagai posisi lain
ditubuhnya, namun konsentrasi paling utama dari palpasi pada kaki adalah
untuk memeriksa adanya fraktura pada kaki.
• Kaki dapat dibentangkan untuk melihat kesamaan panjang bantangan kedua
kakinya. Kaki yang pernah mengalami fraktura sebelumnya akan menunjukkan
bentangan kaki yang lebih pendek.
• Memeriksa kemampuan menggenggam sangat penting. Uji menggengam dapat
dilakukan dengan memberikan objek ke kaki burung untuk melihat respon
kakinya dan kekuatan kakinya dalam menggenggam objek yang diberikan
tersebut. Fraktura atau pemasangan marker cincin yang kurang tepat dapat
menyebabkan penurunan kekuatan menggenggam.
• Pada telapak kaki harus dilakukan pemeriksaan untuk melihat adanya ulcerative
pododermatitis atau bumblefoot (grade bergantung keparahannya)
PEMERIKSAAN FISIK (PALPASI, AUSKULTASI, DLL)
PEMERIKSAAN KAKI
Kaki normal Scalling akibat Pododermatitis (bumblefoot)
parasit atau kesalahan diet

Grade 1 Grade 2

Grade 4
PENGAMBILAN SAMPEL
Pengambilan sampel darah dapat dilakukan melalui v. brachialis, v.
jugularis, v. basillic (ulnar), v. caudal tibial, conure, intracardia, dan
interossea. Dari sampel darah, plasma atau serum bisa di dapatkan.
Singkatnya, dalam mengambil sampel darah bisa didapat 3 sampel
olahan sekaligus.
Pengambilan swab harus dilakukan karena bida mendapat berbagai
macam hasil seperti titer antibodi, telur cacing, dan lain-lain. swab
pada burung dapat dilakukan pada 3 tempat yaitu, kloaka, conjungtiva,
dan membrane mukosa.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai