Anda di halaman 1dari 83

ASUHAN

KEPERAWATAN
PASIEN KRITIS DI ICU

Ns. Maryana, S.SiT.,S.Psi.,S.Kep.,M.Kep

POLTEKES KEMENKES YOGYAKARTA


ICU adalah suatu tempat atau unit
tersendiri di dalam rumah sakit,
memiliki staf khusus, peralatan
khusus ditujukan untuk
menanggulangi pasien kritis ,gawat
karena penyakit, trauma atau
komplikasi-komplikasi.
• Ruang perawatan khusus atau Intensive Care Unit
(ICU ) : Merupakan suatu ruang yang didesain untuk
mengakomodasikan berbagai kondisi pasien dan
mengatasinya melalui penggunaan berbagai alat
bertekhnologi canggih.

• Peralatan yang terdapat diruang ini cukup kompleks


dan menuntut setiap perawat yang bekerja diruang
ICU untuk dapat menguasai dan mengoperasikannya.
AREA PERAWATAN PASIEN
Peralatan Dasar ICU
• Ventilator
• Blood gas analyser
• Alat ventilasi manual
• Alat penunjang jalan napas
• Alat penghisap cairan/lendir
• Peralatan akses intravaskuler
• Peralatan monitor invasif / noninvasif ( min. 4 channel )
• Defibrillator
• Pompa infus dan pompa syringe
• Monitor portable untuk transport
• Tempat tidur khusus
• Lampu untuk tindakan
• Trolly Emergency
• Obat-obatan Emergency
• Tenaga Keperawatan yang bekerja di ICU merupakan
perawat yang memiliki kwalifikasi perawat ahli dan
mahir dibidang keperawatan Intensif. Hal ini karena
setiap perawat menghadapi berbagai permasalahan
baik yang diperlihatkan pasien sebagai akibat tindakan
medik dan pengobatan namun juga permasalahan yang
mungkin timbul dari peralatan yang digunakannya.,
semua tindakan direncanakan dan dilaksanakan
berdasarkan protokol atau prosedur tetap yang
berlaku di ICU.

• Semua kegiatan dilaksanakan terus sampai kondisi


pasien menjadi stabil kembali.
• Dengan keberadaan perawat selama 24 jam disisi
pasien dan perlunya kesinambungan informasi
mengenai pasien maka hasil optimal dapat dicapai.

Tujuan keperawatan Intensif adalah :


1. Menyelamatkan kehidupan.
2. Mencegah terjadinya kondisi memburuk dankomplikasi
melalui observasi dan monitoring yang ketat disertai
kemampuan menginterpretasikan setiap data yang
didapat, dan melakukan tindak lanjut.
3. Meningkatkan kwalitas hidup pasien dan
mempertahankan kehidupan.
4. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh
pasien.
5. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pada pasien
kritis dan mempercepat proses penyembuhan pasien.
• Perawat ICU sebaiknya memiliki “ CARE”
C Competence = kemampuan Knowlage + Skills

Compassion = empaty+ Head +Heart + hand


+ hebit

Comunication = mampu berkomunikasi


- tim
- dr
- pasien,kel
A Alert = Inisiatif – proaktif –
responsif.
Attentive = Persiapan prosedur
dengan lengkap.
Attitude = Sikap Profesionalisme.

R Recording = Dokumentasi /
Pencatatan.
Routine = Kebiasaan yang baik
Respect = Menghargai.
E Exact = Pasti , percaya diri.

Evaluation = Mampu berpikir kritis


dan analisis.
Education = dapat dipertanggung
jawabkan.
MASALAH UTAMA YANG UMUM DIJUMPAI
PADA PASIEN DI ICU.

• Gagal napas/Gangguan jalan napas.


• Gangguan Sirkulasi
• Fluid balance
• Nutrisi
• Eliminasi.
• Nyeri
PERNAPASAN.

– Assesment.
• Jumlah pernapasan , kedalamannya, reguler atau
irreguler.
• Pergerakan dada simetris atau tidak.
• Kondisi sipasien, keringat dingin, gelisah dan
disorientasi.
• Perhatikan jalan napas apakah bersih atau tidak.

.
NURSING DIAGNOSIS.
– Kegagalan pertukaran gas berhubungan
dengan menurunnya ventilasi .
-Tidak efektifnya bersihan jalan napas
berhubungan dengan sekresi tracheobronchial
yang banyak.
– Pola napas tidak efektif.
– Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
menurunnya cadangan energi dan
terganggunya transportasi oksigen /
karbondioksida
INTERVENSI :

• Memberi posisi yang mendukung dengan keadaan


pasien, berikan posisi kepala lebih tinggi untuk
menghasilkan pengembangan paru yang lebih
baik.
• Memberi oksigen untuk meningkatkan oksigen
konsentrasi dan mempertahankan PaO2 sesuai
dengan yang diharapkan.
– Monitor dengan benar jumlah pernapasan ,
SpO2, Tidal Volume, dan periksa analisa gas
darah.

– Memberikan pengobatan , kolaborasi dokter.

– Bila tidak ada perubahan , atau hasil analisa


gas darah menunjukkan tidak normal ,
atau pasien menjadi apnoe segera panggil
dokter anesthesi.
– Menyiapkan peralatan intubasi ,
suctioning dan ventilator.
– Menjelaskan kepada pasien dan atau
keluarga
– Minta tanda tangan untuk surat
persetujuan prosedur.
– Menyiapkan emergency trolly dan
defibrilator didekat Tempat tidur
pasien dan dapat berfungsi.
Bila terjadi gangguan jalan napas karena lidah
jatuh , ngorok .

Tindakan keperawatan :

- buka jalan napas dengan cara jaw thrust,


pasang gudel atau pasang oropharengeal tube,
berikan oksigen melalui simple mask atau non
rebreathing mask dengan oksigen 100 %.
• jalan napas tersumbat karena sekret ,
lakukan suction.
Yang perlu dilakukan saat melakukan suction :

• Ukuran kateter suction.


• Prinsip dasar melakukan suction :
1.Sistem aseptik ( tekhnik steril ),
2.Asianotik ( tidak lebih dari 5- 10 detik)
3.Atraumatik ( perhatikan tekanan dan ukuran
kateter suction)

- Tekanan dewasa : 100 - 120 mmHg


- Tekanan Anak : 80 - 100 mmHg
- Tekanan Bayi : 60 - 80 mmHg
Bila Apnoe
Tindakan Perawat :
– Pasang gudel, lakukan jaw thrust.
– Ambu dengan air viva bag dengan oksigen
100 %.
– Persiapan Intubasi - panggil dokter
Anesthesi.
– Jelaskan pada pasien atau keluarga.
– Minta tanda tangan surat persetujuan
prosedur.
– Emergency trolly dan defibrilator stand-by
– Siapkan mesin ventilator dan dapat
berfungsi.
Laringoskop Set
Ambu Bag

Jackson
Rees
• PERALATAN INTUBASI.

– Ambu bag
– Face mask silicone.
– Sarung tangan steril.
– Lubricating jelly.
– Magyl forceps
– Xylocaine spray.
– ETT dengan nomor yang sesuai.
– Oksigen tubing.
– Chateter suction.
– Mesin suction.
– Spuit 10 cc.
– Plester.
– Stetoscope.
– Laringoscope dengan blade dan lampu sesuai ukuran.
– Obat - abatan relaxan atau sedasi sesuai dengan instruksi
dokter.
Tindakan perawat sebelum Intubasi .

• Memeriksa laringoscope berfungsi baik.


• Memeriksa cuff ETT tidak ada kebocoran.
• Memeriksa mesin suction berfungsi baik.
• Cara memberikan laryngoscope dan ETT
kepada dokter saat intubasi haruslah benar.
• EVALUASI.

1. Adekuatnya oksigenasi jaringan dan menurunnya


beban kerja paru,(Syanosis tidak ada , capillary refill
tidak lebih 5 detik, frekwensi pernapasan sama atau
tidak lebih dari 20 - 24 x /menit, pernapasan
teratur, SpO2 diatas 95 %
2. Nilai normal PaO2 ( 80 - 100 mmHg dan PaCO2
( 35 – 45 mmHg tercapai tanpa menggunakan
oksigen atau mechanical ventilator.
3. Tidak ada tanda - tanda komplikasi yang muncul
Sehubungan dengan penyakit tirah baring.
4. Tidak terjadi atelektasis dan penumpukan sekresi.
PERAWATAN JALAN NAPAS
JALAN NAPAS  Pelembaban Adekuat
 Tindakan membuang sekret/penghisapan
 Perubahan posisi
Selang ETT harus di pasang dengan aman
untuk
mencegah bergeraknya selang
DOKUMENTASI  Kedalaman selang ETT
 Nomor ETT
 Tanggal pemasangan
Masalah – masalah alarm sehubungan dengan
pemakaian ventilator.

A. High Airway Pressure.


Meningkatnya peak air way pressure. Penyebab :
– ETT tersumbat , karena slemm yang kental ,
kinking.
– Pasien fighting.
– Pasien batuk.
– Ventilator tubing tersumbat , tertekuk
Tindakan perawat :
• segera lepaskan pasien dari mesin, ambu manual
dengan air viva bag dengan oksigen 100 %.
• Kaji kedua paru apakah mengembang secara
simetris.
• Lakukan suctioning dan bronchial wasshing.
• Jika ETT tersumbat segera ekstubasi dan panggil
dokter jaga Anestesi untuk re – Intubasi ,
persiapkan peralatan untuk re- intubasi.
• Lakukan oksigenasi secara manual dengan
menggunakan Gudel dan ambu bag dengan benar
sampai bantuan datang.
B. Low Minute volume.

Alarm pada minute volume : ( MV ) yang terbaca


rendah dari minute volume yang disetting.
Penyebab :
- Ventilator lepas dari pasien
- Setting ventilator yang tidak tepat.
- Tubing ventilator bocor / rusak , longgar.
Tindakan Perawat :
• Ambu manual dengan viva bag dengan oksigen 100%.
• Memeriksa tubing ventilator dari pasien kemesin
dengan segera.
• Lakukan testing ventilator dengan test paru dan
periksa kebocoran dari setiap cubing.
• Setting kembali atau panggil stsff biomedik untuk
me Meriksa bila tidak ada kesesuaian
atau ganti dengan Ventilator yang baru.
• Auskultasi apakah ada kebocoran dari cuff.
C. High Minute Volume.
Alarm pada high minute volume .
Penyebab :
• Kemungkinan ventilator rusak.
• Pasien berusaha napas sendiri dan tidak sesuai
dengan yang disetting.

Tindakan perawat :
• Observasi apa penyebab takhipnoe, kesakitan ,
hypoxia,
• Review setting ventilator dengan dokter,atau staf
tehnisi.
• Tanda bahaya kegagalan ventilator atau
diskoneksi sisitim pernapasan

Pada penggunaan ventilator otomatis, harus ada


alat yang dapat segera mendeteksi kegagalan
sistim pernapasan atau ventilator secara terus
menerus.
• Volume & tekanan ventilator
Volume yang keluar dari ventilator harus terpantau
• Tekanan jalan napas dan tekanan sirkuit pernapasan
harus terpantau terus menerus dan dapat mendeteksi
• tekanan yang berlebihan

• Suhu humidifier
Ada tanda bahaya bila terjadi peningkatan suhu udara
inspirasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Inefektif bersihan jalan napas b/d intubasi,
ventilasi, proses penyakit Kondisi lemah & kelemahan
2. Kerusakan pertukaran gas b/d sekresi tertahan
3. Perubahan nutrisi b/d peningkatan kebutuhan
metabolisme
4. Kerusakan komunikasi verbal b/d terpasangnya ETT
5. Ansietas b/d takut terhadap penyakit dan kematian
6. Nyeri b/d ventilasi mekanis letak slang ETT
D. Hypoxemia.
Oksigen saturasi kurang dari 90 %, pasien gelisah

tachikardi, cyanosis .
Penyebab :
• Tersumbat akibat sputum, atau benda asing.
• Pneumothoraks, pulmonary oedema.
• Ventilator malfungtion..
Tindakan perawat :

• Periksa probe oxymetri.


• Segera melepaskan mesin dan lakukan ambu
manual dengan oksigen 100%.
• Periksa mesin ventilator apakah berfungsi
bagus / tidak.
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG MEMAKAI
VENTILATOR.

A. PASIEN.
- Personal hygiene.
- Suctioning dan bronchial wasshing.
- Chest physioherapy.
- Asupan cairan dan nutrisi.
- Komunikasi.

B. ALAT.
- Kebersihan
- Humidifikasi.
- Alarm harus diset, 20 % low dan high dari yang diset.
- Siapkan selalu gudel dan ambu bag disamping tempat tidur

pasien.
• Note :
Bila terjadi alarm pada mesin
ventilator, jangan sekali – kali
mematikan tanda alarm, sebelum
mengetahui apa penyebabnya.
HEMODINAMIK.
Prioritas utama adalah :
A. Support dan mempertahankan perfusi jaringan
dan oksigenasi, termasuk Cerebral ,jantung dan
renal.

B. Mencegah terjadinya aritmia termasuk :


*ECG monitoring secara continuous, kenali
gambaran ECG yang mengancam jiwa misalnya
Ventricel Thacicardi ( VT ), Ventricel Vibrilasi ( VF ),
Pulsees Electro Activated ( PEA) , Asystole.
.
Haemodynamic
Monitoring

NON INVASIVE
INVASIVE
Pasien
Pasien Kritis
Kritis
memerlukan
memerlukan ::

Pengelolalaanfungsi
Pengelolalaan fungsi Intervensimedis
medis&&
sistimorgan
organtubuh
tubuh “Criticalcare
caremonitorng”
monitorng” Intervensi
sistim “Critical keperawatanoleh oleh
secaraterkoordinasi
terkoordinasi secarakontinyu
kontinyu keperawatan
secara secara tim“critical
“criticalcare”
care”
danberkelanjutan
berkelanjutan tim
dan

Peran Perawat dalam “Critical Care Monitoring”

?
Guidance for nurse staffing in critical care: Royal
College of nursing, 2004

• Memperbaiki pasien outcomes


Observasi dari menit ke menit :asimilasi,
interpretasi, evaluasi respon fisik & psikologi,
perubahan kondisi, dan keamanan fungsi alat-
alat.
Perlu dilakukan secara rutin
tergantung dari keadaan fisik pasien

Cara ini bukan berarti menggantikan peran


perawat di ICU, tetapi monitoring ini
hanya untuk melengkapinya
(Amin Pravin, Proposed Guidelines for ICU’s in
India, 2003)
•• 1.
1. Personnel
Personnel

•• Monitoring
Monitoring klinis
klinis oleh
oleh ners
ners yg
yg penuh
penuh perhatian
perhatian
•• merupakan
merupakan dasar
dasar dari
dari perawatan
perawatan pasien
pasien
intensif
intensif
•• Hal
Hal ini
ini harus
harus menjadi
menjadi alat
alat bantu
bantu yang
yang tepat
tepat
bagi
bagi ners
ners
• 2. Patient Monitoring

• Sirkulasi
Sirkulasi harus dimonitor sesering mungkin sesuai klinis
pasien melalui pendeteksian pulsasi, display ECG dan
pengukuran tekanan darah arteri

• Respirasi
Fungsi respirasi harus dikaji sesering mungkin sesuai klinis
pasien dengan cara observasi, capnography dan analisa
gas darah

• Oksigenasi
Oksigenasi pasien harus dikaji sesering mungkin sesuai
klinis pasien dengan cara observasi, pulse oximetry dan
analisa gas darah
Elektrokardiografi
Terpasang pada setiap pasien dan dipantau
secara terus menerus
Harus tersedia untuk setiap pasien
Emboli Udara
Apabila pasien sedang menjalani
hemodialisis, plasmapheresis, atau
alat perfusi, harus ada pemantauan
untuk emboli udara
Aplikasi Klinis
“Critical Care Monitoring “ A to Z

A. Airway
• Cek jalan napas alami, jalan napas buatan
( kaf, tipe pipa, tekanan kaf, diameter, fiksasi,
waktu untuk trakeostomi ).
B. Breathing
• Inspeksi pergerakan dada, frekuensi napas,
usaha napas
• Cek interaksi pasien dengan ventilator, obervasi
FiO2, PIP, PEEP, mode ventilator, volume tidal
• Kaji pertukaran gas (warna kulit, pulse oximetry,
analisa gas darah, CO2/PETCO2 monitoring dgn
Capnography)
• Auskultasi dada
• Cek tubing ventilator : cairan /embun
• Kemampuan pasien utk batuk dan jenis sekret
• Ro Foto torak
• C. Sirkulasi

• Inspeksi prekordium

• Observasi vena-vena leher

• Kaji perfusi peripheral

• Auskultasi prekordium

• Cek kecenderungan dari tekanan darah,


frekuensi dan irama jantung, temperatur, urin
keluar dan pengukuran laninnya spt: CVP, PCWP,
CO, VO2, DO2
ECG monitoring
• Lead II, jika mungkin dimonitor simultan dgn V5
• Set alarm dan aktifkan, verifikasi setiap jam
• Analisa ECG strip setiap 4 jam/ 6 jam/ 12 jam
• D. Drugs
• Cek secara regular obat-obat yang diberikan,
berbagai cairan infus

• Apakah seluruh obat-obatan dibutuhkan?

• Apakah ada obat-obat yang terlupakan?

• Apakah memerlukan pemeriksaan darah


tertentu?
• E. Enteral
• Apakah pasien makan, enteral dan atau
parenteral ?Jika tidak diberikan kenapa?

• F. Fluids
• Kaji Jlh & kandungan seluruh cairan masuk &
keluar

• Perhatikan sumber dari kehilangan cairan


(NGT, Drain)
• Beberapa cairan yang keluar mungkin
memerlukan analisis (elektrolit dan protein, urine
dan drain )
G. Gastro Intestinal Tract (G.I.T)
• Observasi abdomen: distensi, luka, drain
• Palpasi abdomen: nyeri, ketegangan, massa
• Auskultasi: bising usus
• H. Haematology
• Cek terjadinya perdarahan, rembesan

• Perhatikan hasil-hasil pemeriksaan darah

• Kaji pemberian antikoagulan


• I. Investigations

• Contoh:
• Pemeriksaan gula darah 4 jam sekali
• Analisa gas darah & Kalium 2 kali sehari
• Ureum, kreatinin, Hb, trombosit, leukosit, Mg,
Ca, foto torak, ECG 12 lead satu kali sehari
J. J.V. P
• Tekanan Vena Jugular dan tekanan vena sentral sbg
petunjuk untuk menilai status cairan
K. Kelvin
• Temperatur diukur sekurang-kurangnya /4
jam
• Pasien dengan suhu abnormal
diukur dengan “core method”
(rectal, esophageal)
L. Lines
• Kaji tubing-tubing ( tempat insersi, waktu insersi )
• Apakah diperlukan? (NGT, kateter urin, kateter
arteri, kateter vena sentral, kateter swan ganz, dll)

M. Microbiology
Cek hasil mikrobiologi, apakah
antibiotik sesuai? Apakah antibiotik
perlu dihentikan ?
N. Neurological
• Cek trend GCS, tingkat kesadaran saat ini

• Jika perlu monitoring tekanan intrakranial

O. Old Notes
• Perhatikan riwayat penyakit pasien saat ini dan
sebelumnya
P. Pain Relief
 Apakah direncanakan (termasuk sedasi, jika
diperlukan)?

Q. Query
 Apakah ada para spesialis lain yang terlibat?
R. Relatives
• Jelaskan riwayat penyakitnya lebih jauh

• Libatkan pada perubahan terakhir dari kondisi


pasien
S. Skin
Cek kulit khususnya pada daerah penekanan
T. Trauma
• Lakukan survei sekunder terjadinya trauma
(ektremitas, bokong, perineum, mata , hidung
dlsb)

U. You
 Komunikasi dengan para spesialis
V. Victual
 Perhatikan waktu istirahat & makan

W. here to
 Rencanakan seluruh manajemen pasien

X. X.Ray
 Cek ro foto torak
Y. Why
 Mengapa pasien dirawat disini ?
Z. Zzzz …….Semangat !
TINDAKAN PERAWATAN SECARA UMUM.
1. Bersihkan mulut pasien secara rutin, baik yang
menggunakan ETT dan Tracheostomy tube.
2. Mandikan pasien 2 kali sehari, bersihkan perineal
sebagai mana mestinya.
3. Bersihkan mata dengan benar, kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian air mata buatan atau
antibiotika.
4. Tutup mata bila mata tidak bisa berkedipterutama
bagi bagi pasien yang tidak sadar.
5. Mencuci tangan dengan benar, lakukan prosedur
Aseptik setiap melakukan prosedur invasif.
6. Periksa gangguan integitas kulit pada daerah
yang
tertekan, lakukan massage
7. lakukan mobilisasi pasien, pysiotherapi
8. Perhatikan bowel , kolaborasi dengan dokter dan
perhatikan asupan makanan dari pasien.
HAL – HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
OLEH PERAWAT ICU

KEAMANAN DAN KESELAMATAN :


A. Keamanan yang berhubungan dengan
lingkungan yang terdiri dari :
- Mengidentifkasi kemungkinan terjadi resiko
keselamatan pasien dan staf, dengan
menggunakan petunjuk pengecekan.
- Mengidentifikasi problem pasien dan dapat
merubah atau merawat sesuai
dengankebutuhan.
- Menjaga atau mengawasi pasien
B. Keamanan yang berhubungan dengan listrik
terdiri dari
- Pemasangan kabel kls A atau tegangan tinggi
perlu sekali untuk diperhatikan.
- Staf ataupun pasien jgn sampai celaka karena
tersandung atau tersetrum.
- Jangan lupa kontrol perlengkapannya sesuai
prosedur
sebelum alat digunakan.
• 2. PENGKAJIAN PASIEN :

- Observasi kondisi pasien secara garis besar.


- Kaji keadaan umum pasien.
- Kaji kembali riwayat penyakit pasien.
- Kaji hasil laboratorium dan cocokkan dgn
nilai normal.
- Kaji problem pasien dan prioritaskan
perawatan.
PERAWATAN JALAN NAPAS

• - Perawatan Endotracheal tube.


- Perawatan posisi Endotracheal tube.
- Keamanannya .
- Tekanan cufnya.
- Pelembabannya


b. Physio therapy dada .
- Bagaimana cara memberikan pernapasan dengan
bag.
- Bagaimana tekhnik suction
- Bagaimana cara mengatur posisi dasar pasien.
- Bagaimana cara memberikan C PAP dengan mesin
• ventilator.
- Bagaimana cara memberikan CPAP dengan selang
C. Mengatur pernapasan dengan mesin ventilator :

 Bagaimana cara mengeset alarm mesin /


batasan alarm
 Dapat mengetahui arti dari alarm dan dapat
melakukan tindakan cepat dan tepat.
 Dapat merawat selang respirator.
 Dapat mengkaji pernapasan / masuknya udara
dengan cara mendengarkan dan melihat
gerakan dada.
 Dapat menyesuaikan pengobatan dan parameter.
D. Kateter antara tulang iga
- Bagaimana cara observasinya.
- Bagaimana penggunaan suction tekanan
rendah.
- Bagaimana merawat luka secara umum.
- Bagaimana merawat selangnya.
- Bagaimana mengganti botolnya.
E. Dapat melakukan prosedur secara dasar
- Dapat melakukan strategi mengengkat
dan memiringkan pasien
• 4. DAPAT MELAKUKAN DOKUMENTASI.
- Observasi pasien
- Semua lembaran.
- Rencana keperawatan
- Dapat membuat laporan.

5. MONITORING DASAR .
- Monitor tempat tidur harus ada.
- Dapat mengeset monitor (sesuai buku
petunjuk)
- Dapat mengetahui fungsi gambar.
- Dapat mengetahui bidangnya.
- Dapat merekam lead ECG.
• 6. MONITOR INVASIF.

a.Therapy intra vena.


- Dapat mengobservasi dan perawatan .
- Dapat merawat pump.
- Dapat mengeset dan mengoperasikan pump.
- Dapat menggantikan selang/ manometer.

b. Tekanan Vena Central ( CVP ).


- Dapat mengukur dengan manual /automatis.
- Dapat menentukan titik nol.
- Dapat membaca / mengetahui teknik
membaca CVP.
• C. Arteri Line.

 Dapat mengeset
 Dapat merawat luka.
 Dapat mengobservasi tangan pasien.
 Dapat mengambil astrup melalui arteri.
 Dapat menusuk arteri.
 Dapat mengetahui kemungkinan akan
terjadi masalah.
• Dapat merekam lead ECG.
- Dapat mengetahui/merubah bila gambarnya melebar.
- Dapat mencocokkan alarm
- Dapat mengeset bunyi volum

e.
- Dapat menentukan scala.

- Dapat mengeset titik nol dan batasan ulang.

- Dapat mengeprin dengan printer.

- Dapat mengganti kertas ECG.

- Dapat membaca , indikasi irama


d. Kateter Arteri Paru – paru.

- Dapat merawat alat.


- Dapat mengobservasi CVP , mengukur CVP dan
membaca Wedge.
- Dapat mengatur standart arteri pulmonal..
- Dapat mengenal gelombang Wedge
- Dapat mengukur cardiac out put.

e. Contoh darah.
- Dapat menentukan tusukan arteri dengan lokasi
yang tepat.
- Melakukan tindakan penusukan dengan tekhnik yang
sudah ada.
- dapat mengetahui kemungkinan problem yang akan
terjadi akibat penusukan.
- Dapat mengambil contoh darah vena / arteri.
- Harus mengetahui tekhnik pengambilan darah vena.
- Dapat mengetahui komplikasi pengambilan darah.
• 7. PERSIAPAN SEBELUM MASUK ICU.

- Membuat dokumentasi pasien ( untuk


rencana perawatan
- Dapat mempersiapkan kebutuhan pasien
masuk ICU)

8. PROSEDUR EMERGENSI.
- Henti Jantung.
- Dapat menyiapkan trolly emergensi.
- Mengetahui dasar CPR.
- Dapat melakukan defibrilasi dan Cardioversi.
- Dapat memberikan / memahami obat – obat
jantung.
• 9. FARMAKOLOGI

- Administrasi pemberian obat intra Vena


- mengetahui tekhnik pengenceran,
- mengetahui cara pemberian melalui intra vena
- Dapat memberikan via burret set.
- Dapat menghitung tetesan
- Dapat menghitung waktu / lamanya
pemberian.
10. KONTROL INFEKSI.
- Dapat mencegah penularan
- Dapat mengganti selang respirator sesuai
dengan protokol yang sudah ada.

11. KOMUNIKASI.
-Mengulang kembali kebijakan Rumah sakit .
- Ikut berpartisipasi dalam proses keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai