Anda di halaman 1dari 18

ILMU PERILAKU

&
ETIKA FARMASI
KELOMPOK 2 :
1.DANI NURUR CHORIYAH
2.SRI UTAMI HASTANINGSIH
3.FITRIA PUJIASTUTI
4.NURJANAH
5. FAHMI
6.RAHMAT PURWOWIBOWO
7.ELFIRA
8.NELLY TODING PADANG
9.SANTI MARYAMI
10.DESI MUSTIKA
DOSEN : IBU NETTY PAKPAHAN, M.H 11.TUTUT INDAH PERMATA
PERSEPSI PERILAKU SAKIT

Sensasi terjadi setelah seseorang mengalami


stimulus melalui indra, sesuai dengan
objeknya.
persepsi adalah bagaimana seseorang
memberi arti terhadap stimulus tersebut.
Di tengah-tengah masyarakat dibangun
sebuah fasilitas kesehatan.
misalnya:
puskesmas pada semua orang terjadi proses sensasi,
bahwa bangunan itu adalah puskesmas, tetapi mereka
mempersepsikan puskesmas tersebut berbeda-beda.
Demikian juga penyakit yang terjadi dalam masyarakat,
akan dipersepsikan berbeda-beda oleh masing orang.
Bahkan beberapa orang yang menderita penyakit yang
sama, sebagian orang dipersepsikan sebagai penyakit,
tetapi sebagian lain lagi dipersepsikan bukan sebagai
penyakit.
PERSEPSI PENYAKIT &SAKIT

Penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis


terhadap suatu organisme, benda asing atau luka (injury).
Sakit (illines) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit
sehubungan dengan pengalaman yang langsung dialaminya,
atau presepsi seseorang terhadap penyakit yang dideritanya
TEORI PERILAKU SAKIT

Mechanics (1988) melakukan pendekatan sosial untuk


mempelajari perilaku sakit dihubungkan dengan :
1. teori konsep diri
2. definisi situasi
3. efek dari anggota kelompok dalam kesehatan
4. efek birokrasi.
Teori ini menekankan pada
2 faktor, yakni:
1. persepsi atau definisi oleh individu
pada suatu situasi
2. kemampuan individu melawan sakit
(keadaan yang berat).
Mechanics menjelaskan
variasi-variasi dalam perilaku sakit

yaitu perilaku yang berhubungan dengan kondisi


yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian
terhadap gejala-gejala pada dirinya dan kemudian
mencari pertolongan. Jadi, teori ini difokuskan
kepada pengertian proses perilaku yang tampak
sebelum individu mencari pengobatan.
Faktor - faktor yang menyebabkan seorang bereaksi terhadap
sakit, yaitu:
1. Gejala atau tanda-tanda dapat dikenali atau dirasakan menonjol dari
gejala dan tanda-tanda yang menyimpang atau lain dari biasanya.
2. Banyaknya gejala-gejala yang di anggap serius (perkiraan
kemungkinan bahaya).
3. Banyaknya gejala yang menyebabkan putusnya hubungan keluarga,
pekerjaan aktifitas sosial yang lain.
4. Frekuensi dari gejala & tanda-tanda yang tampak, persistensi dan
frekuensi timbulnya.
5. Nilai ambang dari mereka yang terkena
Faktor - faktor yang menyebabkan seorang bereaksi
terhadap sakit, yaitu:
6. Informasi, pengetahuan, dan asumsi budaya,dan pengertian-
pengertian dari yang menilai.
7. Kebutuhan dasar (basic need) yang menyebabkan perilaku
8. Kebetuhan yang bersaing dengan respons sakit.
9. Perbedaan interprestasi yang mungkin terhadap gejala yang
dikenalkan.
10. Tersedianya sumber daya,kedekatan fisik,biaya (juga biaya
dalam sosial-ekonomi, jarak sosial) dan sebagainya.
Menchanics membahas adanya dua tingkat analisis
yang dipengaruhi oleh 10 variabel tersebut
1. Tingkat pertama:
Batasan dari orang lain, yang mereferensikan kepada proses
dimana orang lain selain si sakit mengenal gejala sakit dari
individu dan mengatakan bahwa orang tersebut sakit dan perlu
perawatan
2. Tingkat Kedua :
Batasan sendiri, mengenal gejala penyakitnya dan menentukan
pencarian pertolongan sendiri. Menurut Menchanics, analisis
dengan orang-orang di luar dirinya, yaitu dengan orang lain,
cenderung menentang definisi bahwa orang lain berusaha
memaksa dirinya dan menyebabkan perlunya dorongan untuk
mencari pengobatan.
ELEMEN PERILAKU SAKIT menurut
Suchman dan Mechanics adalah:
1. Content (isi): apa saja atau kemana saja tindakan yang dilakukan oleh
orang yang sakit atau orang yang anaknya sakit.
2. Sequence (urut-urutannya): tahap-tahap yang dilakukan oleh orang yang
sakit atau anaknya yang sedang sakit.
3. Spacing (jarak): berapa jarak antara tindakan atau upaya penyembuhan
yang satu dengan yang lainnya.
4. Variability (variabilitas) perilaku sakit: variasi atau jenis-jenis upaya atau
tindakan
5. memperoleh penyembuhan.
PERSEPSI KESEHATAN & PENYAKIT
Menurut Twoddle, apa yang dirasakan sehat bagi seseorang bisa saja tidak
merasakan sehat bagi orang lain, karena adanya perbedaan persepsi. Ada dua hal
yang timbul dari usaha untuk menjelaskan kesehatan dan penyakit, yaitu:
a. Berbicara kesehatan ada dua hal yang berbeda, yakni kesehatan normal
dengan kesehatan sempurna. Kesehatan sempurna mencakup juga
kesehatan mental dan sosial.
b. Definisi kesehatan dilihat dari sudut mental dan sosial lebih khas daripada
bila dilihat dari sudut biologis semata-mata
c. Penyakit adalah hadirnya ketidaksempurnaan baik, fisik, mental, maupun
sosial pada seseorang.
Menurut Twoddle dan Kassler (1977) definisi kesehatan
terutama harus dilihat dari segi sosial daripada segi biologis. Karena
kesehatan berbeda antara persepsi individu dengan masyarakat (sosial)
atau penilaian masyarakat (orang lain).
Hubungan Antara Status Kesehatan Dilihat dari Segi Individu dengan
Status Kesehatan Dilihat dari Sudut Penilaian

Dari sudut individu Dari sudut penilai

Sehat (well) Sakit (ill)

Sehat (well) Kesehatan normal (normal health ) Mengingkari sakit (deny of illness)

Sakit (ill) Pura-pura sakit (hypochondriac) Kesehatan buruk (ill health)


PERANAN ORANG SAKIT

Orang yang berpenyakit (having a disease) dan orang yang sakit (having a illness)
adalah dua hal yang berbeda. Berpenyakit adalah suatu kondisi patologis yang
objektif,sedangkan sakit adalah evaluasi atau persepsi individu terhadap
konsep sehat-sakit.
Orang yang berpenyakit belum tentu akan mengakibatkan berubahnya
peranan orang tersebut di dalam masyarakat. Sedangkan orang yang sakit
akan menyebabkan perubahan peranannya di dalam masyarakat maupun di
dalam lingkungan keluarga.
HAK-HAK ORANG SAKIT

Hak orang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggung
jawab sosial yang normal. Artinya, orang yang sedang sakit mempunyai hak untuk tidak
melakukan pekerjaan sehari-hari yang biasa dia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun
tidak mutlak tergantung dari tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakitnya
tersebut. Apabila tingkat keparahannya masih rendah maka orang tersebut mungkin
tidak perlu menuntut haknya. Dan seandainya mau menuntutnya harus tidak secara
penuh.
Tetapi bila tingkat keparahannya tinggi maka hak tersebut harus dituntutnya. Lebih
lebih apabila si sakit tersebut menderita penyakit menular. Hak untuk tidak memasuki
posisi sosial dapat dituntut olehnya sebab apabila tidak maka akan berakibat ganda.
KEWAJIBAN ORANG SAKIT

1. orang yang sedang sakit mempunyai kewajiban untuk sembuh


dari penyakitnya.
2. mencari pengakuan, nasehat-nasehat, dan kerja sama dengan
para ahli (dalam hal ini adalah petugas kesehatan) yang ada di
dalam masyarakat agar anggota masyarakat yang lain dapat
menggantikan posisinya dan melakukan peranan-peranannya
selama ia dalam keadaan sakit.
Dari segi sosiologi, Suchman (1965) menelusuri proses
pengambilan keputusan seseorang di dalam menghadapi sakit
melalui 5 (lima) fase, yaitu :
1. Sembuh dari penyakitnya.Memperoleh kesembuhan
bukanlah hak penderita, tetapi kewajiban penderita.
2. Mencari pengakuan, nasehat-nasehat, dan kerja sama
dengan para ahli (dalam hal ini adalah petugas kesehatan)
yang ada di dalam masyarakat
3. Termasuk dalam golongan orang sakit, menerima
peranan sebagai orang sakit.
4. Menerima dan melakukan prosedur pengobatan
5. kembali ke peran orang normal apabila ia sembuh dari
penyakitnya

Anda mungkin juga menyukai