Materi Kuliah Nutrisi Hara Tanaman Sumihar
Materi Kuliah Nutrisi Hara Tanaman Sumihar
DALAM TANAH
Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh
faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
tanah mensuplai hara dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan tanaman untuk
menggunakan unsur hara yang disediakan.
Tujuan dari uji-tanah adalah mengukur faktor-
faktor ini dan menginterpretasikan hasil-hasilnya
dalam konteks perlakuan penyembuhan yang
mungkin diperlukan.
Beberapa faktor dapat ditentukan melalui pekerjaan
analisis laboratorium. Sedangkan faktor lainnya
seperti kandungan oksigen-udara -tanah, suhu
tanah dan lainnya, harus ditentukan di lapangan.
Dalam menyarankan suatu prosedur untuk
mengukur ketersediaan unsur hara atau
menginterpretasikan hasil-hasil
pengukurannya, pengetahuan
tentang berbagai reaksi yang berlangsung dan
dialami oleh unsur hara dalam tanah sangat
penting.
Oleh karena itu dalam pembahasan kali ini
akan dipusatkan pada faktor-faktor yang
terlibat dengan suplai hara pada permukaan
akar tanaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi
larutan tanah
Unsur hara yang larut dalam larutan tanah berasal dari
beberapa sumber seperti :
- pelapukan mineral primer,
- dekomposisi bahan organik,
- deposisi dari atmosfer,
- aplikasi pupuk,
- air irigasi,
- rembesan air tanah dari tempat lain, dll.
Ion-ion nitrat dan khlorida sangat mudah larut dan
lazimnya tidak membentuk senyawa yang tidak-larut
dengan komponen tanah. Akibatnya nitrat dan khlorida
yang ditambahkan ke tanah akan tetap berbentuk anion
dalam larutan tanah hingga diserap oleh akar
tanaman atau jasad renik, tercuci, atau mengalami reaksi
denitrifikasi nitrat.
Anion sulfat dalam tanah-tanah netral dan alkalis
mempunyai perilaku yg serupa dengan nitrat, tetapi dalam
tanah-tanah masam cenderung untuk dijerap oleh koloid
tanah.
Kebanyakan unsur hara lainnya membentuk beberapa tipe
senyawa yang kurang melarut dan cenderung
mempertahankan konsentrasi kesetimbangan dalam larutan
tanah.
Dengan demikian kation-kation larut air akan
berkesetimbangan dengan kation tukar; kation-
kation seperti Cu dan Zn mempunyai ciri-ciri asam
(sebagai aseptor elektron) dapt membentuk kompleks
dengan bahan organik tanah.
Ion ferri dan Al membentuk hidroksida atau oksida hidrous
yang tidak melarut; fosfor membentuk senyawa Fe-fosfat,
Al-fosfat dan Ca-fosfat yang tidak melarut.
1. Kemasaman Tanah (pH)
Kondisi pH tanah merupakan faktor penting yang
menentukan kelarutan unsur yang cenderung
berkesetimbangan dengan fase padatan .
Kelarutan oksida-oksida hidrous dari Fe dan Al
secara langsung tergantung pada konsentrasi
hidroksil (OH-) dan menurun kalau pH meningkat.
Kation hidrogen (H+) bersaing secara langsung
dengan kation-kation asam lainnya membentuk
tapak kompleksi, dan oleh karenanya kelarutan
kation kompleks seperti Cu dan Zn akan
meningkat dengan menurunnya pH.
Konsentrasi kation hidrogen menentukan besarnya
KTK tergantung-muatan (dependent charge)
dan dengan demikian akan mempengaruhi
aktivitas semua kation tukar.
Kelarutan Fe-fosfat, Al-fosfat dan Ca-fosfat
sangat tergantung pada pH, demikian
juga kelarutan anion molibdat (MoO4)
dan sulfat yang terjerap. Anion molibdat dan
sulfat yang terjerap, dan fosfat yang terikat Ca
kelarutannya akan menurun kalau
pH meningkat.
Selain itu, pH juga mengendalikan kelarutan
karbonat dan silikat, mempengaruhi reaksi-
reaksi redoks, aktivitas jasad renik, dan
menentukan bentuk-bentuk kimia dari fosfat
dan karbonat dalam larutan tanah.
Pengasaman mineral silikat dapat menggeser
"muatan patahan" dari negatif menjadi
positif. Beberapa reaksi penting yang
terpengaruh oleh pH.
Pengaruh pH tanah terhadap ketersediaan hara dalam tanah bagi tanaman.
Pita lebar menyatakan bentuk hara lebih tersedia (lebih mudah diserap)
oleh akar tanaman , pada berbagai nilai pH (http://extension. missouri.
edu/p/G9102)
Penyerapan dan ketersediaan hara juga dipengaruhi oleh pH
tanah. (http://www2.mcdaniel.edu/Biology/botf99/
nutrition/soils.htm)
Pengaruh kemasaman terhadap beberapa reaksi yang
berlangsung dalam tanah