Anda di halaman 1dari 16

PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK

BAB VI BESI DAN BAJA


6.1. Pendahuluan
1. Logam Ferro
Logam ferro disebut juga besi karbon atau baja karbon, dimana unsur
dasarnya terdiri dari unsur besi (Fe), dan karbon (C), tetapi di samping itu
masih ada unsur tambahan lainnya seperti Sulfur (S), mangan (Mn), Krom
(Cr), pospor (P). Unsur campuran tersebut mempengaruhi sifat-sifat dan
berat jenis logam ferro, sehingga persentase campurannya harus tepat dan
sesuai dengan kebutuhan.

2. Logam Non Ferro

Logam non ferro adalah logam yang tidak mengandung unsur besi
(Fe) dan karbon (C) sebagai dasar unsur dasarnya. Jenis-jenis dari logam
Non ferro antara lain alumunium (Al), magnesium (Mg), Tembaga (Cu),
seng (Zn), nikel (Ni), timah hitam (Pb), timah putih (Sn) dan logam logam
mulia lainnya.
6.2. Pembuatan Besi Kasar dan Baja
Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai macam
bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan karbonat besi,
diantaranya :

1. Batu besi cokelat 40%.


2. Batu besi magnet 50%.
3. Batu besi kalsit atau spat 40%.

Langkah pembuatan besi kasar dan baja:

1. Bijih besi yang berbentuk bongkahan dihancurkan di mesin penghancur.


2. Cuci bijih besi dan mengelompokkan menurut besarnya.
3. Panggang bijih besi di dalam dapur panggang agar kering dan unsur yang mudah
menjadi gas keluar dari bijih, kemudia dibawa kedapur tinggi diolah menjadi besi
kasar.
4. Besi cair di dapur tinggi dituang menjadi besi kasar,
6.3. Proses dalam Dapur Tinggi
Dapur tinggi terbuat dari susunan batu tahan api yang diberi selubung baja plat
untuk memperkokoh konstruksinya, yang berbentuk dua buah kerucut yang berdiri.
Di bagian atas adalah tanur yang melebar kebawah yang berfungsi untuk
memasukkan kokas. Kokas adalah arang batu bara yang sudah didestilasikan secara
kering mengandung belerang yang sangat rendah sekali.

Besi cair di dalam dapur tinggi, di seret dan di tuang menjadi besi kasar, dalam
bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk
pembuatan besi tuang.Batu kapur digunakan sebgai bahan tambahan untuk
mengikat abu kokas dan batu-batu hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat
dipisahkan dari besi kasar, terak befungsi sebagai pelindung cairan besi kasar dari
oksida yang mungkin mengurangi hasil yang di peroleh karena terbakarnya besi
kasar cair itu.

Prinsip dari proses dapur tinggi adalah deduksi. Pada proses ini zat karbon
monoksida dapat menyerap zat asam darimikatan-ikatan besi zat asam pada suhu
tinngi. Pada pembakaran suhu tinggi +18000⁰C dengan udara panas, maka
dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi tersebut. Gas yang terbentuk
di dapur tinggi dialirkan keluar melalui bagian atas dan kedalam pemanas udara.
Terak yang menetes kebawah melindungi besi kasar dari oksida dan udara panas
yang dimasukkan .
Setiap 4-6 jam dapur tinggi dicerat, dikeluarkan teraknya
kemudaian baru dilakukan pengeluaran besi. Besi yang keluar dari
dapur tinggi disebut besi kasar atau besi mentah yang digunakan
untuk pembuatan baja. Pengolahan baja di lakukan di pabrik-pabrik
pembuatan baja.

6.4. Pembuatan Baja dari Besi Kasar


Untuk menurunkan kadar karbon dan unsur tambahan lainnya dari
besi kasar digunakan dengan cara sebagai berikut:

a. Proses Bassemer

Konverter Bassemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu


tahan api yang bersifat asam. Bejana ini dapat diguling-gulingkan.
Konverter Bassemer diisi dengan besi kasar yang banyak mengandung
silium. Hasil dari konverter bassemer disesbut baja bassemer yang banyak
digunakan untuk bahan konstruksi. Proses ini juga disebut proses asam
karena muatannya bersifat asam dan batu tahan api juga bersifat asam.
b. Proses Thomas

Konverter Thomas juga disebut konverter basa dan prose


basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta digunakan untuk
mengelola besi kasar yang bersifat basa. Muatan konverter Thomas
adalah besi kasar putih yang banyak mengandung fosfor.

c. Proses Martin

Proses ini dapurnya terdiri satu tungku untuk bahan yang di


cairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan sebagai
pemanas gas dan udara. Pada proses ini digunakan muatan besi
bekas yang dicampur dengan besi kasar sehingga dapat
menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik jika
dibandingkan dengan baja Bassemer maupun thomas.
Keuntungan Proses Martin dibanding proses Bassemer dan Thomas:
1. Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik
dengan jalan percobaan-percobaan.
2. Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan
atau dibersihkan.
3. Penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses
menyebabkan susunanya dapat diatur sebaik-baiknya.

d. Proses Oksi

Pada proses ini menggunakan besi kasar yang mempunyai komposisi


kurang baik apabila dikerjakan dengan konvertor bassemer maupun
thomas. Zat asam murni dihembuskan di atas cairan dan kadang-kadang
kedalam cairan besi. Hasil pembakaran unsur tersebut ditampung oleh
bahan tambahan batu kapur dan terikat menjadi terak yang mengapung di
atas cairan besi. Baja oksi baiks sekali digunakan sebaga
Keuntungan dari proses oksi :
1. Waktu proses relatif pendek.
2. Hasilnya mengandung fosfor (P) dan belerang (S) yang rendah.
3. Hasil yang diproduksi relatif banyak dalam tempo yang sama di banding
proses lainnya.
4. Biaya produksi baja tiap ton lebih murah.

e. Proses Hoecsch

Proses Hoecsch merupakan penyempurnaan dari proses martin.


Setelah muatan didalam dapur siemens Martin mencair kemudian langsung
dikeluarkan dan dimasukkan dalam kuali yang tebuka untuk membakar
fosfor dan belerang. Setelah pembakran fosfor belerang dan besi cair yang
berada didalam kuali dimasukkan kembalai ke dalam dapur siemens Martin
untuk menyelesaikan pembakaran unsur lain yang belum hilang terutama
zat arang. Setelah pembakran zat arang dianggap selesai. terak yang
terjadi dikeluarkan baja cair ditampung dalam panci penuangan untuk
dituang atau dicetak menajadi balok tuanga.
f. Proses Bertrand Thield
Proses ini menggunakan dua buah dapur Siemens Martin. Pada
dapur yang pertama dilakukan pemijaran dan pembakaran untuk
memisahkan fosfor sedangkan dalam dapur kedua diisi dengan besi cair
hasil dari dapur yang pertama setelah teraknua dikeluarkan. Proses di
dalam dapur yang kedua tersebut juga diberi tambahan bijih besi yang baru.

g. Proses Dupleks
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan zat arang terlebih
dahulu yang berada di konvertor dan memurnikannya di dalam dapur
Siemens Martin. Proses Dupleks dilakukan di pabrik baja yang berada di
dekat perusahaan dapur tinggi.

H. Proses Thalbot
Proses Thalbolt dialkukan dengan cara menggunakan dapur Siemens
Martin yang dapat diputar-putar dan dijungkitkan. Cara ini mengakibatkan
hasil yang di peroleh dalam setiap proses dari satu dapur ke dapur tidak
sama kualitasnya. Baja yang dihasilkan dari proses Thalbolt adalah baja
biasa seperti dari proses konvertor Bassemer maupun Thomas.
i. Proses Dapur Listrik
Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan
terhadap suhu tinggi. Dapur ini mempunyai keutungan sebagai
berikut:
a. Jumlah panas yang diperlukan dapat diatur sebaik-baiknya.
b. Pengaruh zat asam praktis tidak ada.
c. Susunan besi tidak dipengaruhi oleh aliran listrik.

Dapur Listrik dibagi dua yaitu


1. Proses Dapur Cahaya
Dapur ini merupakan memiliki satu tungki yang mana bagian
atasnya digantungkan dua batang arang sebagai elektroda pada
arus bolak balik atau dengan tiga buah elektroda arang yang
dialirkan arus putar.
2. Proses dapur Induksi
Dapur Induksi dibedakan menjadi dua:
a. Dapur Induksi Frekuensi rendah, bekerja menurut prinsip
tarnsformator. Dapur ini berupa saluran keliling teras dari baja
yang beserta isinya di pandang sebagai gulungan sekunder
transformator yang dihubungkan singkat, akibat hubungan
singkat tersebut didalam dapur mengalir suatu aliran listrik
yang besar dan membangkitkan panas yang tinggi.

b. Dapur Induksi Frekuensi tinggi, dapur ini terdiri atas satu kuali
yang diberi kumpalan besar disekelilingnya. Apabila dalam
kumparan dialirkan arus bolak-balik maka terjadilah arus putar
didalam isi dapur. sehingga mencairkan isi dapur dan
campuran tambahan yang lain serta mengkoksidasikannya.
6.5. Klasifikasi Baja
1. Menurut Komposisi Kimia
a. Baja karbon ( carbon steel), dibagi menjadi tiga yaitu:
 Baja karbon rendah (low carbon steel)
 Baja Karbon menengah (medium Karbon Steel)
 Baja Karbon tinggi (high carbon steel)

b. Baja paduan (alloy Steel)


Tujuan penambahan unsur yaitu:
1. Untuk menaikan sifat mekanik baja (kekerasan, keliatan tarik dan
sebagainya)
2. Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
3. Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksida dan reduksi)
untuk membuat sifat-sifat spesial.
j. Proses Dapur Aduk

Dapur aduk merupakan cara pembuatan baja yang konvensional


dengan cara melebur besi kasar didalam dapur nyala api bersama-sama
dengan terak (FeO) untuk mendapatkan zat asam. Dengan cara mengaduk
dengan batang besi dan kebawah permukaan dimasukkan udara maka
terjadilah suatu mass lunak dari baja yang banyak mengandung terak.
Dalam proses aduk ini lebih banyak melibatkan pekerjaan tangan serta
kapasitas produksi yang kecil maka cara ini dipandang tidak efesien dan
jarang digunakan pada pabrik baja.
2. Baja Paduan dengan Sifat Khusus

• Baja tahan karat


• High Strength Low Alloy Steell (HSLS)
• Baja perkakas

3. Klasifikasi lain:
a. Menurut penggunaannya
– Baja Kontruksi
– Baja perkakas

b. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:


– Baja tahan garam
– baja tahan panas
– Baja tanpa sisik
– Baja tahan pakai
– Baja tahan karat
6.6. Baja paduan untuk kontruksi mekanik
Baja paduan memiliki kelebihan sebagai berikut:
1).Mempunyai kekeras yang baik meskipun berukuran besar dapat
dikeraskan sampai kedalam. Kekuatan yang lebih tinggi dan
keuletan yang lebih baik.

2). Tidak perlu didinginkan yang cepat pada proses pengerasannya


disebabkan rendahnya tegangan sisa.

Baja paduan untuk kontruksi mekanik:


Baja Tahan Karat
• Baja Tahan Karat martensit
• Baja Tahan Karat ferit
• Baja Tahan Karat austenit
• Baja Tahan Karat berfasa ganda
Pengerasan presipitasi

Anda mungkin juga menyukai