MATERI
Hasil tambang
masih bercampur tanah,
batu-batuan, pasir, dan zatzat lain
Dibersihkan, dipisahkan
dengan tanah, pasir dll,
dipecah-pecah dibentuk
menjadi butir-butir kecil
Dapur Tinggi
Dicampur `bahan tambahan dan
kokas hasilnya besi kasar (pigiron), ibentuk menjadi ingot
Kadar arang 3,5 - 4%
Sebagian
besi kasar
ini dituang
dalam
OVEN
KUBAH
Convertor
(Bessemer, Thomas)
atau Oven
(Martin, Oksi dll)
Kadar arang dikurangi
hingga < 1,5 % untuk
membentuk baja
dijadikan besi
dan baja tuang
Diproduksi menjadi
Baja konstruksi (profil,
balok)
dengan metoda :
Tuang, Tempa, Rol
Biji besi
Bahan utama untuk fabrikasi besi kasar, terdiri
berbagai jenis :
Fe3O4
FeCO3
Dapur tinggi
Convertor Bessemer
Convertor Thomas
Oven Oksi
Oven Martin
Oven Listrik
Oven listrik dibagi menjadi dua grup:
Dapur Heroult
Dapur Stassano
10
Oven Induksi:
Oven Induksi dibagi dua jenis:
Oven Induksi frekuensi Rendah
Oven Induksi Frekuensi Tinggi
Oven Induksi Frekuensi Rendah
Oven berbentuk
bundar
Oven Kjellin
11
oven
12
Perbedaan prinsip
convertor dan oven
Proses
Produk asal
Con
Ver
tor
Con
Ver
tor
Thomas
Con
Ver
tor
Oksi
Baja B
Konstruksi
Baja T Konstruksi
Bijih besi,
Besi kasar, Besi tua
C, Si, Baja O
Mn dll
K onstruksi
dan bagian2 mesin
Oven Martin
Oven Listrik
Besi kasar,
Besi tua
C, Si, Baja E
Mn, dll
13
Perkakas (tools)
14
15
PENGUJIAN BAHAN
JENIS-JENIS PENGUJIAN
Bahan
PENGUJIAN TARIK
perpanjangan
Panjang semula
17
X 100%
atau =
L
LO
UJI TARIK
LO
LU
L= LO - LU
Batas lumer
Batas regangan tetap
Batas kenyal
T
E
G
A
N
G
A
N
Regangan (e)
18
Batas putus
perpanjangan
Panjang semula
Regangan =
x 100% atau
regangan
Modulus Kenyal Young = tg. a =
atau E = tg a =
19
LO
AU
LU
20
Tegangan ( )
Titik putus
tg =
Perpanjangan ()
Bahan untuk percobaan tarik dibuat sesuai normalisasi dan dibubut menurut
gambar di halaman sebelumnya. Kedua ujung bahan diikat diantara dua kepala
pengikat bangku tarik, dimana akan dilakukan gaya tarik yang kekuatannya
semakin membesar. Dengan adanya gaya tarik di kedua ujungnya, bahan akan
memanjang, dan untuk membuat perbandingan yang dikehendaki, maka grafik
diatas dibuat bukan berdasarkan gaya tariknya, tetapi tegangan yang diterima
bahan. Tegangan adalah perbandingan antara besarnya gaya dengan luas
penampang bahan uji (A), dimana luas penampang sebelum pengujian adalah
AO, dan sesudah diberi gaya tarik AU.
gaya
Tegangan =
atau
F
AO
Istilah lain yang digunakan dalam pengujian tarik ini adalah regangan ( ). Ini
adalah perpanjangan bahan akibat gaya tarik dibandingkan dengan panjang
semula. Biasanya dinyatakan dengan prosen (%), tetapi sering juga tidak
disebutkan satuannya.
Regangan =
perpanjangan
L
x100 %
x 100% atau
Panjang semula
LO
21
Disamping memanjang, pada posisi tertentu dari bahan yang diuji diameter penampang
batangnya akan mengecil, hal ini disebut penggentingan. Jadi penggentingan adalah
pengurangan atau selisih luas penampang batang sebelum dan sesudah mengalami gaya atau
tegangan tarik, dibandingkan dengan luas penampang semula, dinyatakan dalam prosen.
Penggentingan =
Pengurangan luas terbesar
Luas semula
atau
f =
AO AU
x100 %
AO
Pengurangan luas terbesar biasanya terjadi saat batang menjadi putus. Dalam pengujian tarik
juga dikenal istilah Modulus Kenyal yang diperkenalkan oleh Young, sehingga hal ini sering
disebut Youngs Modulus Elasticity. Yang dimaksud adalah besarnya sudut antara garis
tegak tegangan dengan garis regangan, atau:
tegangan
regangan
atau E = tg =
Salah satu tujuan pengujian tarik adalah untuk mengetahui batas-batas regangan, yang terjadi
sebagai akibat gaya tarik. Dalam melakukan pengujian ini, gaya tarik diberikan secara
bertahap, dan diukur perpanjangan yang terjadi. Sewaktu gaya tarik masih relatif kecil, jika
kemudian gaya dihentikan, maka panjang bahan kembali ke panjang semula. Dan ini terjadi
sampai besar gaya tarik tertentu, yang jika gaya tarik ditambah, maka perpanjangan bahan
tidak bisa kembali ke panjang semula. Sampai batas ini, regangan disebut regangan kenyal
atau regangan memegas. Tegangan pada batas ini disebut tegangan batas kenyal atau .
Jika tegangan batas kenyal dilewati, maka bahan akan mendapat perpanjangan tetap
(panjangnya tidak bisa kembali ke panjang semula) dan regangan yang terjadi disebut
regangan plastis atau regangan tetap (pl). Baik batas regangan kenyal maupun batas
regangan plastis sulit diketahui dengan tepat, karena itu diambil nilai rata-rata, dimana batas
regangan tetap ditentukan 0,2%. Berikut formula untuk batas regangan.
Batas regang =
gaya
Luas penampang semula
Atau R=
FR
AO
Jika tegangan sesudah bahan mengalami regangan plastis diteruskan, maka pada bahan baja
akan terjadi gejala yang aneh, dimana akan terjadi goncangan tegangan yang naik turun
sampai batas tertentu. Gejala ini disebut regangan lumer, dan batas regangannya disebut
regangan lumer.
22
Jika kemudian tegangannya diteruskan, maka terjadi perpanjangan yang cukup menyolok dan
tegangannya naik terus sampai suatu saat akan menurun kembali, namun dengan masih
terjadi perpanjangan, hingga kemudian bahan menjadi putus. Tegangan tertinggi dalam
pengujian tarik ini disebut tegangan maksimum (B). Berikut formula untuk kekuatan tarik dan
kekuatan putus.
Gaya terbesar
Kekuatan Tarik =
F
atau B B
Luas penampang semula
A
O
Kekuatan putus =
atau
FF
AU
23
h. Diagram tegangan-regangan
N
o.
Baru
Susunan
Kimia
Sifat2
mekanik
Lam
a
Kada
r
Dala
m
nomin
al
Cu
Zn
P
b
Sn
R B
A
Dp
10
Pengguna
an
CuZn40P (KM
57
sisa
3
32 400 32 Fabrikasi
b3
0
masal
s 58)
SIFAT-SIFAT MEKANIK BAHAN
1. Regangan adalah ukuran sifat untuk mengetahui apakah suatu benda mudah dibentuk
atau tidak. Ukuran regangan yang besar berarti bahan tersebut lebih mudah dibentuk.
2. Batas Regangan untuk mengetahui kekokohan suatu bahan, artinya, lebih tinggi nilai
batas regangan, bahan akan lebih kokoh.
3. Kekuatan Tarik adalah ukuran kekuatan suatu bahan, lebih tinggi kekuatan tariknya,
bahan tersebut lebih kuat.
4. Modulus Kekenyalan adalah ukuran kekakuan suatu bahan, ini berarti jika nilai modulus
kekenyalan lebih tinggi, bahan tersebut lebih kaku.
24
Pengujian pengubahan bentuk dilakukan hingga mencapai sudut tertentu, biasanya samapi
dengan 140O. Untuk sudut alpha yang mencapai 180O, digunakan mata tekan yang
sampingnya rata. Bahan dinyatakan lolos uji jika setelah diuji tidak terlihat retak dengan
pandangan mata yang akan membuktikan bahwa bahan mudah dibentuk.
Pada pengujian tekuk dengan beban, bahan uji ditekuk hingga patah / putus. Setelah
pengujian, gaya terbesar dan pelenturan maksimum dicatat, dan akan memberikan nilai
kekuatan dan sifat dapat dibentuk yang lebih baik. Pengujian ini biasanya dilakukan hanya
untuk bahan yang rapuh seperti besi tuang.
25
26
Kekerasan Rockwell didapat dari hasil pengukuran kedalaman bahan uji yang menerima
beban, berbeda dengan Brinell yang menggunakan diameter bekas beban yang diberikan.
Pada Rockwell peluru baja yang digunakan disepuh keras dengan diameter 1/16, gaya
Fo=100 Newton dan F1=900 Newton, jadi gaya total 1000 Newton. Jarum alat ukur ditempatkan
pada angka 130. Jika menggunakan kerucut intan, yang mempunyai sudut puncak 120 O dan
ujung dibulatkan, gaya yang digunakan Fo=100 Newton dan F1= 1400 Newton, tetapi jarum
ukur ditempatkan pada posisi 100. Hasil pengukuran dibedakan antara benda penekan. Jika
memakai peluru baja, hasilnya disebut HRB, sedangkan dengan kerucut intan disebut HRC.
27
Pengujian kekerasan lain adalah yang dilakukan oleh SHORE, yang juga memakai peluru baja
atau intan. Pada pengujiannya, Shore menjatuhkan baja atau intan yang digunakan pada
ketinggian tertentu ke atas bahan uji. Baja atau intan ini akan memantul kembali keatas, dan
ketinggian pantulan inilah yang diukur dan dijadikan dasar ukuran kekerasan Shore.
Keuntungan dan kerugian uji kekerasan:
Kekerasan
Keuntungan
Brinell
Rockwell
Vickers
Shore
Kerugian
28
Ukuran nilai pasa pengujian ini adalah nilai takik, dan jenis bahan uji mempunyai
kedalaman takik sebesar 3, 5 atau 15 mm, dan dinyatakan dengan K3, K5 dan K15.
Keunikan pengujian ini adalah, jika pengerjaan takiknya kasar, akan diperoleh nilai takik
yang rendah, demikian juga pada temperatur yang lebih rendah, nilai takiknya juga
rendah, walaupun bahan ujinya sama.
29
30
Beban-gembung, dimana tegangan naik-turun diantara dua nilai positif dan dua
nilai negatif
Beban-loncat, tegangan naik-turun antara nol dan satu nilai positif atau negatif
Beban-getar, tegangan naik-turun antara satu nilai positif dan satu nilai negatif
Beban-bolak-balik, tegangan naik turun antara satu nilai positif dan negatif yang
sama besar
31
Penentuan kekuatan-lelah didasarkan atas pengolahan hasil dari kira-kira 5 kali pengujian
dalam lengkung Wohler. Pada pengujian Wohler ini tegangan paling rendah atau rata-rata
pada setiap pengujian dibuat sama dan tegangan tertinggi atau amplitudo tegangan dirubah
setelah setiap jenis pengujian berakhir.
LengkunganWohler
Dari diagram diatas terlihat, dengan beban 1, pada ayunan n1, beban patah, dan dengan
beban 2, pada ayunan n2, beban patah, dengan beban 3, pada ayunan n3, beban patah dan
seterusnya. Dari titik-titik n ini bisan ditarik garis merah yang disebut sebagai lengkungan
Wohler.
Pemeriksaan Khusus
Yang dimaksud dengan pemeriksaan khusus adalah, pengujian atau pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui adanya kesalahan dalam bahan, termasuk retak, yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang. Pemeriksaan ini dibagi menjadi 3, yaitu:
Pemeriksaan magnetis
Pemeriksaan penyusupan
Pemeriksaan Ultrasonik
Pemeriksaan rontgen
32
Catatan :
Pemeriksaan bahan biasanya dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan
destructive dan non-destructive. Semua pemeriksaan yang dibahas diatas
termasuk pemeriksaan non-destructive, sedangkan pemeriksaan destructive
dilakukan terhadap benda-benda kerja yang dapat dirusak atau yang tidak
akan digunakan lagi. Semua jenis pengujian sebagaimana dibahas diatas
adalah pemeriksaan destructive.
3. PENGERJAAN PANAS (HEAT TREATMENT)
Pengerjaan panas adalah suatu cara untuk memperbaiki mutu baja sehingga memiliki
kekuatan atau kekerasan yang diinginkan, juga dikenal dengan istilah annealing. Namun
dalam pengerjaan panas ini tidak termasuk penambahan unsur-unsur lain, baik logam maupun
non-logam. Untuk hal ini akan dibahas secara khusus di bab-bab lain.
Jenis-jenis pengerjaan panas yang biasa dilakukan:
1.
2.
3.
PEMIJARAN
PENYEPUHAN
PEMUDAAN
33
4.
5.
6.
7.
PEMURNIAN
KARBONISASI
NITRASI
KHUSUS
Ada hal yang perlu dipahami dalam masalah pengerjaan ini, yaitu pengembangan atau
pemuaian kristal (hablur) dari besi dan baja, dalam kaitannya dengan temperatur dan panas.
Semakin tinggi temperaturnya, kristal didalam bahan akan semakin besar, dan semakin
besar kristalnya, semakin lemah atau berkurang kekuatan dan kekenyalan bahan tersebut.
Hal ini akan lebih nyata jika pemanasan bahan sampai ke daerah austenit. Semakin tinggi
temperatur dan semakin panjang waktu yang digunakan, pengembangan kristal akan
semakin besar. Itulah sebabnya, dalam pengerjaan panas, temperatur dan waktu yang
digunakan sangat menentukan dan harus diperhatikan secara seksama.
Untuk proses pengerjaan panas, diperlukan fasilitas dapur dan bahan pendingin. Dapur
digunakan untuk memanaskan bahan, baik yang menggunakan listrik, minyak atau gas, dan
macam-macamnya:
Dapur kamar, berbentuk kamar dan berpintu dimana benda kerjanya diletakkan
didalamnya. Dapur ini dapat digunakan untuk hampir semua jenis pengerjaan panas.
Dapur rendaman garam yang mempunyai bentuk seperti jambangan, didalamnya
terdapat pot tempat garam dicairkan dan dipanaskan. Benda kerja digantung, dan
direndam dalam garam agar pemanasan merata dan cepat. Benda kerja disini
terlindung dari udara untuk mencegah oksidasi.
Dapur jambang, ruangannya berbentuk jambang, dengan atau tanpa ventilator.
Dapur ini kebanyakan digunakan untuk pemanasan awal atau pendahuluan.
Dapur rendaman minyak, ruangannya juga berbentuk jambang, dan ada pot
didalamnya dimana pemanasan minyak dilakukan. Benda kerja digantung dan
direndam didalam minyak. Dapur ini biasanya digunakan untuk pemudaan bahan.
Adapun bahan Pendingin dapat berupa air, minyak, udara atau garam, tergantung bagaimana
proses pengerjaan panas dan bahan yang dikerjakan. Biasanya bahan pendingin ini harus
disirkulasikan, agar prosesnya berlangsung cepat dan merata.
PEMIJARAN
Proses pemijaran meliputi pemanasan bahan hingga temperatur tertentu, dipertahankan
beberapa waktu, dan selanjutnya didinginkan perlahan-lahan. Proses ini ditujukan untuk
membuat bahan tidak terlalu keras dan lebih mudah untuk pengerjaan selanjutnya. Ada
beberapa metoda dalam proses pemijaran :
Pemijaran pembebas tegangan
Pemijaran sampai dingin
Pemijaran normal
Pemijaran lunak
a. Pemijaran pembebas tegangan adalah pemanasan bahan hingga lk. 150OC,
dibawah garis PSK (lihat diagram FeC), dipertahankan beberapa waktu pada suhu
34
ini, baru didinginkan dengan sangat pelan. Cara ini akan membebaskan bahan dari
tegangan yang terjadi didalam bahan itu sendiri akibat penempaan atau
pengelasan atau penuangan. Bahan yang biasa mendapat pengerjaan ini adalah
baja, baja tuang dan besi tuang. Bahan aliasi non-ferro juga sering mendapat
pemijaran.
b. Pemijaran sampai dingin, adalah cara pemijaran dengan pemanasan bahan
sampai suhu tertentu, sesudah itu suhu dipertahankan beberapa waktu, baru
didinginkan didalam oven dimana dilakukan pemijaran dengan sangat pelan. Tujuan
juga untuk menghilangkan tegangan akibat sebelumnya telah dilakukan perubahan
bentuk bahan. Hal ini dimungkinkan karena pada temperatur yang telah ditentukan
tersebut atom-atomnya akan membentuk kristal (hablur) baru. Sistim ini juga disebut
sebagai rekristalisasi. Pengerjaan ini dilakukan terhadap aliasi non-ferro.
c. Pemijaran normal, adalah pemanasan hingga 50OC diatas garis GSE, lalu
dipertahankan suhunya dan didinginkan diusara luar dengan pelan-pelan. Tujuannya
adalah membawa kembali bahan dalam keadaan normal akibat penempaan dan
pengelasan. Seperti diketahui tempa dan las akanmembuat struktur bahan menjadi
kasar, tidak merata dan keras. Dengan pendinginan secara pelan,kristal-kristal akan
menjadi halus dan teratur. Bahan yang sering menerima pengerjaan ini adalah baja,
terutama baja sub-perlitis. Untuk balok (beam) yang mendapat pengerjaan ini,
tujuannya adalah meniadakan segresi balok dan segresi kristal, sehingga struktur
bahan menjadi homogen, karena cara ini juga disebut pemijaran homogen.
d. Pemijaran Lunak, yaitu dengan pemanasan hingga lk. 50 OC dibawah garis PSK,
suhu dipertahankan dan didinginkan secara perlahan-lahan didalam dapur. Tujuan
nya adalah agar bahan menjadi lunak dan mencegah keretakan sewaktu menyepuh
keras. Bahan yang mendapat pengerjaan ini kebanyakan baja, terutama baja
perlitis atas dan baja perkakas.
PENYEPUHAN
Penyepuhan adalah pemanasan bahan sampai suhu tertentu, dipertahankan beberapa waktu,
lalu didinginkan dengan cepat. Tujuannya adalah untuk membuat bahan lebih keras, karenan
pendinginan yang cepat ini akan menimbulkan struktur bahan yang lebih keras dan dilakukan
terhadap baja tuang dan besi tuang. Dari beberapa hasil percobaan, peningkatan kekerasan
ini dapat terjadi dari HB 850 N/mm2 hingga HB 6600 N/mm2.
Jenis-jenis penyepuhan:
Penyepuhan normal, dimana bahan harus didinginkan dengan sangat cepat.
Bahan yang mendapat penyepuhan normal ini harus dimudakan kembali.
Penyepuhan termal, bahan didinginkan dengan cepat hingga suhu 250OC,
kemudian suhunya dipertahankan beberapa lama, baru didinginkan kembali
dengan cepat sampai suhu udara luar. Pada suhu 250 OC bahan akan
memperoleh kesempatan untuk pemerataan suhu diseluruh penampangnya,
35
dan mengurangi risiko keretakan. Cara ini juga disebut sebagai penyepuhan
bertingkat atau dengan rendam panas.
PEMUDAAN
Pemudaan adalah pengerjaan panas yang sering digunakan setelah proses
penyepuhan, dan ditujukan untuk mengurangi tegangan akibat penyepuhan dan
pendinginan yang sangat cepat sehingga diperoleh kekenyalan. Pemudaan dilakukan
dengan memanaskan bahan hingga suhu tertentu, suhunya dipertahankan beberapa
lama, baru didinginakn secara pelan-pelan. Ada dua jenis pemudaan:
Pemudaan rendah, dimana suhu pemanasan hanya sampai 180 OC, agar
diperoleh kekenyalan yang lebih besar dan tidak mengurangi kekerasan
bahan.
36
PEMURNIAN
Biasa juga disebut pemuliaan yang berarti pengerjaan panas kombinasi antara penyepuhan
keras dan pemudaan tinggi.
KARBONISASI
Ini adalah pengerjaan panas bahan baja yang kandungan karbonnya dibawah 0,3%, atau
antara 0,1 0,2%, sehingga perlu ditambah karbon. Ini dilakukan dengan pemanasan bahan
hingga 900 950OC, dalam lingkungan dimana karbon dapat ditambahkan, kemudian suhu ini
dipertahankan beberapa lama baru didinginkan. Tujuannya adalah menambah kekerasan
bahan dilapisan luar yang dapat disepuh. Ketebalan lapisan yang mendapat karbon dan
dinamakan lapisan karbonisasi ini tergantung pada lamanya karbonisasi dan suhunya, namun
maksimal 5 mm. Adapun penambahan karbon ini bisa mencapai 0,8%, dimana bagian inti yang
tidak dikarbonisasikan tetap 0,1 0,2%. Pengerjaan ini perlu dilanjutkan dengan penyepuhan,
sehingga pada akhirnya diperoleh bahan yang pada bagian luar keras, sedangkan intinya tetap
kenyal.
PENGERJAAN PANAS NITRASI
Yang adalah pemanasan bahan hingga 500 s/d 550OC, dalam lingkungan yang dapat
menyerap nitrogen, dibiarkan beberapa lama pasa suhu ini dan sesudah itu didinginkan pelanpelan. Hal ini dapat terjadi karena pada suhu tersebut atom nitrogen dapat meresap kedalam
lapisan luar baja. Nitrogen akan bersenyawa dengan besi yang disebut besi nitrid yang tidak
keras, tetapi tahan aus. Ada dua macam nitrasi, yaitu :
** Nitrasi lunak, yang biasanya dilakukan terhadap baja, dengan tujuan memberi lapisan luar
yang tahan aus dan tidak keras, sehingga sesudah nitrasi mudah dikerjakan lebih lanjut.
** Nitrasi keras, yaitu untuk bahan baja tertentu, antara lain yang beraliasi dengan aluminium.
Di lapisan luar, nitrogen bersenyawa dengan aluminium membentuk aluminium nitrid yang
pada dasarnya keras, dan aluminium nitrid ini tidak perlu disepuh lagi. Ketebalan aluminium
nitrid ini tergantung dari waktu nitrasi dan suhunya, biasanya 0,1 mm dan maksimum 0,5 mm.
Bahan untuk nitrasi ada yang berupa cair dan gas. Yang cair didapat dari garam yang
mengandung nitrat dalam bentuk tepung yang kemudian dicairkan dulu dan dipanaskan.
Keuntungan nitrasi ini adalah dalam waktu singkat, lk. 3 jam, diperoleh lapisan keras setebal
0,1 mm.
Sedangkan bahan nitrasi gas didapat dari amoniak (NH3) yang dialirkan sepanjang bahan
dalam dapur khusus. Nitrasi ini mudah diatur kedalamannya, namun berlangsung lama, yaitu
lk. 10 jam untuk mendapatkan lapisan keras 0,1 mm.
PENGERJAAN PANAS KHUSUS
Pengerjaan khusus dimaksud adalah karbonitrasi dan sulfinasi.
Karbonitrasi adalah [engerjaan karbonisasi yang dilakukan bersamaan dengan nitrasi lunak.
Pengerjaan ini mempunyai keuntungan waktu yang lebih cepat dan suhu karbonisasi lebih
37
rendah, sedangkan pendinginan kritis lebih rendah sehingga sewaktu dilakukan penyepuhan,
pendinginan dapat dilakukan dengan lebih lambat.
Sulfinasi adalah melakukan nitrasi bersamaan dengan penambahan belerang (sulfur), dimana
keuntungannya adalah, lapisan nitrasi lunak mempunyai koefisien gesek lebih rendah. Hal ini
1.Jelaskan
carasifat tahan terhadap tekanan yang tinggi.
bisa didapat cara
karenamenguji
belerangbahan
mampu dengan
meningkatkan
a. Percobaan tarik ( destructive )
b. Penetrasi oil and whitewash ( non destructive ) Lengkapi
dengan gambar.
2.Sebuah bejana ketel berbentuk silinder dengan diameter dalam 1.500 mm,
tekanan kerja dalam ketel 30 bar, tebal plat 15 mm, tegangan bahan
maksimum 600 N/mm2. Prosentasi plat pada arah melintang 50%
dan pada arah memanjang 80%. Hitunglah faktor keamanan ( X ).
3.Sebuah batang karet berbentuk bulat sebagai bantalan di bebani 5 KN
tertekan kebawah karena beban sebesar 5 mm.
Bila tegangan bahan tidak melebihi 280 KN/m2 dan Modulus
elastisitas E = 1 MN/m2. Hitunglah diameter dan panjang karet
tersebut.
4.Pengujian apa yangharus dilakukan terhadap bahan yang digunakan untuk
memikul muatan yang mempunyai temperature rendah seperti LNG
dan LPG. Jelaskan
5.Sebutkan perbandingan kandungan Chrome, Nikel, Silikon, Mangan (%)
yang terdapat pada bahan baja tahan karat
6.Jelaskan cara merubah sifat-sifat logam yang dilakukan dengan perawatan
panas (heat treatment) dan pengerasan permukaan logam (surface
hardening)
7.Pada percobaan tarik terdapat beberapa pengertian, antara lain batas
elastisitas, batas cair/lumer, faktor keamanan. Jelaskan apa yang
dimaksud.
8.Komponen mesin terbuat dari baja berkadar arang bervariasi antara 0
1,7%. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ,ild steel, medium carbon
steel dan high carbon steel. Jelaskan juga penggunaan masingmasing.
REFERENSI :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
6. NON-METALLIC MATERIALS
1. Describes the applications of and the reason for using the
following materials:
a. Nitrile rubber
b. Neoprenes
c. P.T.F.E.
d. Epoxy resin
e. Rubber
f. Asbestos
g. Cotton
h. Silicon nitride
i. Glass-reinforced plastics
41
2. Explains the risks if work has to be carried out involving asbestos
3. Describes the precautions to be taken if any work has to be
performed on anything associated with asbestos
7. WELDING (6 hours)
States the metals which can be welded using the argon arc
process
2. Describes the principal features of the argon arc welding process
3. Describes the different types of welding employed in marine
practice and their application
4. Explains that welded material will contract or tend to contract on
cooling, and this may cause distortion
5. Describes the effect of restricted contraction on welded materials
6. Explains why pre-heating and controlled cooling are sometimes
necessary
7. States the welding techniques used and the materials normally
welded by ships staff
8. Describes the methods available to a chief engineer to inspect
welding
9. Describes typical faults in welding
10. Explains how the faults in objectives 7.9 can be avoided or
rectified
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
9. STRAIN ENERGY
Defines resilience
Sketches a graph showing the relationship between load and
extension
3. Derives an expression to obtain the strain energy in a loaded
elastic bar
4. Derives an expression to obtain the stress produced by an impact
load
5. From the expression of objective 9.4, deduces the stress and
strain produced by a suddenly applied load
6. Solves problems to demonstrate the stress and strain produced by
impact and suddenly applied loads.
STRESS IN PRESSURE TANKS
7. Derives an expression giving the hoop stress and the axial stress
in athin-walled cylindrical pressure vessel
8. Applies the expression in objective 10.1 to obtain an expression
for the stress in the shell of a spherical pressure vessel
9. Explains what is meant by joint efficiency
10. Solve simple problems to determine pressure and stress in
vessels
1.
2.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
44