Anda di halaman 1dari 28

OBAT BATUK

Fisiologi Batuk
• Batuk  refleks fisiologi protektif
» Berfungsi

mengeluarkan dan membersihkan saluran


pernafasan dari dahak, debu, zat perangsang
asing yang dihirup, partikel asing dan unsur-
unsur infeksi.
• Orang sehat hampir tidak batuk sama sekali oleh
karena mekanisme pembersihan dari Cilia di
dinding Bronchi.
2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 2
Etiologi

• Batuk  gejala penting yang ditimbulkan oleh


terpicunya refleks batuk.
• Penyebab : 1. Gangguan saluran Nafas
2. Stimulasi Reseptor

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 3
Alergi (asma)

Sebab-sebab mekanis (asap rokok, debu, tumor


paru)
Perubahan suhu yang mendadak

Rangsangan Kimiawi
Virus

Gangguan Saluran Peradangan oleh karena infeksi Influenza


Nafas Cacar air

Peradangan dari jarigan paru (pneumonia)

Tumor

Kanker Paru

Tuberkulosis

Efek samping beberapa obat (penghambat ACE)

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 4
Stimulasi Reseptor

Stimulus reseptor ini terdapat di mukosa saluruh


saluran nafas (termasuk tengggorok, jg pangkal
lambung).

Akan timbul Refleks batuk jika reseptor ini


terangsang oleh zat perangsang.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 5
Dahak Bronchi
• Dahak bronchi terdiri dari larutan dalam air dari suatu
persenyawaan rumit mucopolysaccharida dan
glycoprotein, yang saling terikat melalui jembatan-SH
(sulfhidril).
• Jembatan SH mempengaruhi tingkat kekentalan dan
keliatan dari Dahak.
• Produksi sekret fisiologis : 100 ml sekret/hari.
• Pada keadaan sakit, misal pada pasien asma dan
bronchitis, produksi dahak bertambah, begitu pula
kekentalannya meningkat hingga sukar dikeluarkan

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 6
Jenis Batuk
1. Batuk Produktif
suatu perlindungan dengan fungsi
mengeluarkan zat-zat asing (kuman dan debu)
dan dahak dari batang tenggorok.
Untuk meringankan dan mengurangi frekuensi
batuk, umumnya dilakukan terapi simtomatis
dengan obat-obat batuk (antitussuva).
Yakni : pelunak, ekspektoransia, mukolitika,
dan pereda batuk.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 7
2. Batuk Non-Produktif
Batuk ini bersifat kering dan tanpa dahak,
misalnya pada batuk rejan( pertussis, kinkhoest)
atau juga karena pengeluarannya tidak mungkin,
seperti tumor. Batuk ini tidak ada manfaatnya,
menjengkelkan dan sering kali mengganggu
tidur. Bila tidak di obati, batuk demikian akan
berulang terus karena pengeluaran udara cepat
pada waktu batuk akan akan kembali
merangsang mukosa tenggorokan dan farynx.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 8
Obat – Obat Batuk
• Antitussiva (L. tussis = batuk) di gunakan untuk pengobatan batuk
sebagai gejala dan dapat dibagi dalam beragam mekanisme kerja :
1. Zat – Zat yang bekerja di sentral
► Bekerja dengan menekan pusat batuk di sumsum lanjutan dan
mungkin juga bekerja di pusat yang lebih tinggi (otak) dengen
efek menenangkan
 Zat ini menaikkan ambang bagi impuls batuk
 Terbagi dalam :
a. Zat adiktif : candu (Pulvsi opii, Pulvis Doveri), kodein.
Kelompok obat yang di sebut opioid, yakni obat yang
memiliki sifat farmakologi dari candu (opium) atau morfin.
b. Zat Non Adiktif : noskapin, dekstrometorfan, pentoksiven,
prometazin,dan difenhidramin.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 9
2. Zat – Zat yang bekerja di Perifer
 Bekerja di luar SPP.
 Terbagi menjadi :
a) Zat pelunak batuk (emolliensia, L.mollis = lunak), memperlunak
rangsangan batuk, melumas tenggorok agar tidak kering dan
melunakkan mukosa yang teriritasi. Banyak digunakan sirop
(Thymi dan Althae), zat-zat lender (Infus carrageen) dan gula-
gula seperti drop (akar manis, succus liquiritae), permen,
pastiles hisap (memperbanyak sekresi ludah).
b) Ekspektoransia (L. ex = keluar ; pectus =dada ): minyak
terbang,guiakol, Radix Ipeca (dalam tablet/pulvis Doveri) dan
ammonium klorida (dalam Obat Batuk Hitam). Merangsang
pembentukan dahak yang banyak (yang encer) mengurangi
kekentalan dahak sehingga mudah di keluarkan dengan batuk.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 10
c) Mukolitika : asetilsistein, mesna, bromheksin dan ambroxol.
Zat – zat ini berdaya dan melarutkan dahak (L. mucus = lender,
lysis = melarutkan)  viskositasnya di kurangi 
pengeluarannya di permudah. Efektif pada batuk dahak yang
kental sekali, seperti pada bronchitis, emfisema, dan
mucoviscidosis (=cystic fibrosis). Tetapi umumnya zat zat ini
tidak berguna bila gerakan bulu getar ( cilia) terganggu seperti
pada perokok atau akibat infeksi.
d) Zat Pereda : kodein, noskapin, dekstrometorfan dan
pentoksiverin. (Tuclase). Obat-obat ini bekerja ampuh sekali
pada batuk kering.
e) Antihistaminika : prometazin, oksomemazin, difenhidramin, dan
d-klorfeniramin. Obat-obat ini sering kali efektif pula
berdasarkan efek sedatifnya dan juga dapat menekan perasaan
menggelitik di tenggorok. Obat ini banyak terkombinasi dengan
sirop OTC.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 11
f) Anestesi Lokal pentoksiverin
Obat ini menghambat penerusan rangsang batuk
ke pusat batuk.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 12
Penanganan Batuk
• Berhenti merokok.
• Inhalasi Uap Air (Mendidih). Efektif pada batuk “dalam”,
artinya bila rangsangan batuk timbul dari pangkal tenggorok.
• Untuk meningkatkan efek inhalasi sering kali di bubuhkan
minyak atsiri atau menthol pd air mendidih, agar uap yang di
hirup menimbulkan vasodilatasi serta perasaan lega di saluran
nafas.
• Banyak minum air.
Farmakoterapi batuk pertama hendaknya di tujukan pada mencari
dan mengobati penyebabnya (terapi kausal), seperti antibiotika
terhadap infeksi saluran kuman dari saluran pernafasan, misalnya
bronchitis, pneumonia, dan batuk rejan.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 13
ZAT ZAT TERSENDIRI
1. ZAT PEREDA SENTRAL
2. ANTIHISTAMINIKA
3. MUKOLITIKA
4. EKSPEKTORANSIA
5. EMOLLIENSIA

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 14
A. ZAT PEREDA SENTRAL
1. Kodein (F.I) : metil morfin, *Codipront
 Alkaloida candu ini bersifat menyerupai morfin, tetapi efek
analgetis dan meredakan batuknya jauh lebih lemah.
 Dosis analgetis yang efektif adalah terletak antara 15-60 mg
 Efek samping jarang terjadi pada pada dosis biasa dan
terbatas pada obstipasi, mual dan muntah, pusing dan
termangu-mangu.
 Pada anak kecil dapat terjadi konvulsi dan depresi pernafasan
 obat ini dapat pula menyebabkan ketagihan
 Dosis : oral sebagai analgetikum dan pereda batuk 3-5 dd 10-
40 mg dan maksimal 200 mg sehari. Pada diare 3-4 dd 25-40
mg.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 15
2. Noskapin : norkotin, Mercotin, Longatin
 Efek meredakan batuk tidak sekuat kodein
 Risiko adiksinya ringan sekali
 Tidak ada efek analgetis
 pembebas histamine yang kuat dengan efek
bronchokonstriksi dan hipotensi pada dosis besar
 Efek sampingnya jarang terjadi, berupa nyeri kepala, reaksi
kulit dan perasaan lelah-letih tak bersemangat
 Dosis : oral 3-4 dd sehari 15- 50 mg. maksimal 250 mg sehari

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 16
3. Dektrometorfan : metyhoxylevorphanol, *Romilar/exp,
*BenadrylDMP, *Quelidrine, *Triaminic
 Derivate fenantrene non narkotik
 Tidak berkhasiat analgetis, sedatif, sembelit atau aditif
 Mekanisme kerja dengan menaikkan ambang pusat batuk di
otak(sentral)
 Kekuatanya kira-kira sama dengan kodein
 Bekerja tidak menghambat aktivitas silia bronkus dan efek
antitusif bertahan 5-6jam
 Sedian dan syrup 10mg dan 15mg/5ml
 Efek sampingnya hanya ringan, mengantuk, termangu-mangu,
pusing, nyeri kepala dan gangguan lambung-usus.
 Dosis : oral 3-4 dd 10-30 mg (bromide) pc., anak-anak 2-6
tahun 3-4 dd 8 mg, 6-12 tahun 3-4 dd 15 mg.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 17
B. ANTIHISTAMINIKA
1. Prometazin : Phenergen
 Derivate fenotiazine
 Antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk
berkat sifat sedative dan antikolinergisnya yang kuat
 Terutama di gunakan pada batuk malam yang menggelitik
pada anak-anak
 Kontraindikasi : anak di bawah 1 tahun, karena
menyebabkan depresi pernafasan dan kematian mendadak
(“sudden infant death”)
 Efek samping kolinergiknya dapat menyebabkan gangguan
buang air kecil dan akomodasi pada manula
 Dosis : 3 dd 25-50 mg (garam HCl) pada saat makan. Anak2
diatas 1 thn 2-4 dd 0,2 mg/kg

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 18
 Oksomemazin (doxergan, *Toplexil) adalah derivate dengan
khasiat dan penggunaan sama, daya antikolinergiknya lemah.
 Dosis : oral 2-3 dd 15 mg, 1-2 thn 2,5 – 10 mg sehari,
2-5 thn 10-20 mg sehari, 5 – 10 thn 2- 3 dd 10 mg

2. Difenhidramin (Benadryl)
 Antihistamin (H1-Blocker)
 Bersifat hipnotis-sedatif dan dengan demikian meredakan
rangsangan batuk
 Pada bayi menimbulkan perangsangan paradoksal, misalnya
mengeringnya selaput lender karena antikolinergisnya
 Dosis : 3-4 dd 25-50 mg

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 19
C. MUKOLITIKA
1. Asetilsistein : Fluimucil
 Mencairkan dahak yang liat dengan jalan memutuskan ikatan
disulfida, sehingga lebih mudah di keluarkan melalui batuk.
 Mempunyai daya antioksidan dengan melindungi sel terhadap
radikal bebas kecuali pada Misatabron.
 Mukolitik ini juga mampu memperbaiki gerakan bulu getar
(cilia) dan membantu efek antibiotika (doksisiklin,
amoksisilin, dan tamfenikol)
 Efektif ter hadap dahak yang kental sekali dan sangat
bermanfaat bagi pasien COPD dan mucoviscidosis
 Zat penawar (antidotum) terhadap keracunan parasetamol

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 20
 Efek samping :
• Mual dan muntah, maka penderita tukak lambung perlu
waspada.
• Sebagai obat inhalasi, zat ini dapat menimbulkan kejang-kejang
bronchi pada penderita asma.
• Reaksi anafilaktik pada dosis tinggi (rush, gatal, udema,
hipotensi, dan bronchospasme).
 Dosis :
• Oral 3-6 mg dd 200 mg. atau 1-2 dd 600 mg granulat.
• Anak-anak 2-7 thn 2 dd 200 mg.
• Dibawah 2 thn 2 dd 100 mg.
• Untuk antidotum keracunan parasetamol, oral 150 mg/kg berat
badan dari larutan 5%, disusul dengan 75 mg/kg setiap 4 jam.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 21
2. Bromheksin : Bisolvon, Mosavon
 Derivate siklo-heksil berkhasiat Mukolitis pada dosis yang
cukup tinggi
 Efek samping : gangguan saluran cerna,perasaan pusing,
berkeringat, tetapi jarang terjadi
 Pada inhalasi, terjadi bronchokonstriksi ringan
 Dosis : oral 3-4 dd 8-16 mg (klorida),
Anak-anak 3 dd 1,6 – 8 mg. tergantung dari usia.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 22
D. EKSPEKTORANSIA
1. Kalium Iodida
 Kalium Iodida terutama di gunakan untuk profilaksis dan
terapi struma (gondok) dan hipertirosis serta obat tetes mata
(larutan 1 %) pada lensa mata keruh (katarak)
 Efek samping : gangguan tiroid, struma, urticaria, dan iod-
acne, juga hiperkalemia (pada fungsi ginjal buruk)
 Dosis : oral 3 dd 0.5 – 1 gram. Maksimal 6 gram sehari. Bagi
pasien yang tidak boleh diberikan kalium, obat ini dapat di
ganti dengan natrium iodide dengan khasiat yang sama

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 23
2. Amonium Klorida
 Berdaya diuretic lemah asidosis (keasaman darah
meningkat)merangsang pusat pernafasanfrekuensi napas
meningkat dan gerakan bulu getar di saluran nafas di stimulasi.
 Sering di gunakan dalam Obat batuk Hitam
 Efek sampingnya hanya terjadi pada dosis tinggi : berupa
acidosis (khusus) pada anak-anak dan pada pasien gagal ginjal
dan gangguan lambung (mual, muntah)berhubung sifatnya yang
merangsang mukosa
 Dosis : oral 3-4 dd 100 – 150 mg, maks 3 gram seharinya

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 24
3. Guifenesin (Gliseril huayakolat, *Toplexil)
 Derivate-guaiakolat
 pada dosis tinggi bekerja merelaksasi otot, seperti mefesin.
 Efek sampingnya berupa iritasi lambung, dapat di kurangi
dengan meminum segelas air
 Dosis :oral 4-6 dd 100-200 mg

4. Minyak Terbang
 Minyak terbang/minyak atsiri, contohnya: minyak kayu putih,
minyak permen dan minyak adas (Oleum foeniculi)
 Berkhasiat menstimulasi sekret dahak, bekerja spasmolitis
(melawan kejang), antiradang dan juga bakteriostatis lemah
 Digunakan dalam sirop obat batuk atau obat inhalasi uap yaitu
kurang lebih 10 tetes di masukkan ke dalam 1 liter air panas
dan di hisap uapnya
2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 25
5. Ipecacuanhae Radix (F.I) * Doveri pulvis
 Akar tambahan dari tumbuhan Pschotria ipecacuanha
(Rubiaceae)
 mengandung dua alkaloid, yakni emetin dan sefaelin
 Zat ini bersifat emetis (menimbulkan muntah), spasmolitis
terhadap kejang-kejang saluran nafas dan menstimulasi sekresi
bronchi secara reflektoris
 Penggunaannya adalah pada keracunan, terumtama pada anak-
anak
 Efek sampingya pada dosis biasa berupa reaksi
hipersensitivitas dan muntah-muntah pada dosis lebih tinggi
 Dosis : oral 3 dd 50 mg.

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 26
E. EMOLLIENSIA
 Saccus Liquiritae *Obat Batuk Hitam
 Diperoleh dari ekstrak akar tumbuhan Glycylhiza glabra (akar
manis) .
 Mengandung dua asam (Glycyrrhizic acid dan Glycyrrhetic
acid).
 Banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan
obat batuk  mempermudah pengeluaran dahak dan sebagai
bahan untuk memperbaiki rasa (corrigens rasa)
 Efek sampingnya adalah pada dosis lebih tinggi dari 3 gram
sehari berupa nyeri kepala, udema dan terganggunya
keseimbangan elektrolit, akibat efek dari mineralokortikoid dan
hipernatremia dari asam glycyrrizinat
 Hipertensi bagi mereka yang makan terlalu banyak drop (gula
gula dengan succus)
 Dosis : oral 1-3 gram sehari.
2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 27
TERIMAKASIH

2/18/2020 add footer here (go to view menu and choose header) 28

Anda mungkin juga menyukai