Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH

RISET TEMATIK
DOSEN:
DR. Ir. ELYSA WULANDARI, M.T.

Pengaruh Desain Fasad terhadap Kenyamanan Termal dalam Ruang Dalam Ruko di Koridor
Jalan T. Panglima Nyak Makam Banda Aceh
MUHAMMAD LUTHFI GHASSAN
1904204010002
TOPIK
Pengaruh Desain Fasad terhadap Kenyamanan Termal dalam Ruang
Dalam Ruko di Koridor Jalan T. Panglima Nyak Makam Banda Aceh

MASALAH
Bagaimana Pengaruh Desain Fasad Terhadap Kenyamanan Termal Ruang
Dalam Ruko?

TUJUAN
Mengetahui Pengaruh Desain Fasad Terhadap Kenyamanan Termal Ruang
Dalam Ruko?
KERANGKA PIKIR PEMANASAN GLOBAL

RUKO
RUMAH TOKO

MENGGUNAKAN
BANYAK ENERGI
LISTRIK

CFC SALAH SATU


TANAH DI TENGAH PENYEBAB GLOBAL
KOTA MAHAL WARMING

TUMBUH MENJAMUR RUKO SEBAGAI


PEMBANGUNAN RUKO INVESTASI KENYAMAN RUANG MENGGUNAKANA
FUNGSI HUNIAN DALAM PANAS PENGHAWAAN BUATAN KATAGORI NYAMAN
SERING TERABAIKAN AC/KIPAS ANGIN
TOKO SEBAGAI HUNIAN
DAN KOMERSIAL

FUNGSI KOMERSIAL

ATAP SUHU UDARA

SHADING SUHU RADIAN


FASADE TOKO
JENIS/TIPE
KENYAMANAN
BUKAAN (JENDELA, THERMAL
PINTU, VENTILASI) KECEPATAN UDARA
UKURAN
STANDARISASI
ASHRAE 55-2004
ELEMEN ESTETIK
KELEMBAPAN
MATERIAL

MATERIAL

BENTUK TINGKAT PAKAIAN

WARNA

AKTIFITAS
LITERATUR
Kenyamanan termal adalah sebuah kondisi di mana secara psikologis, fisiologis, dan pola perilaku seseorang
merasa nyaman untuk melakukan aktivitas dengan suhu tertentu di sebuah lingkungan.Secara teori, manusia
memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan termal yang dibagi menjadi tiga kategori, yaitu adaptasi
pola perilaku, adaptasi fisiologis, dan adaptasi psikologis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal seseorang adalah tingkat metabolisme, tingkat ventilasi
pakaian yang dipakai, temperatur ruangan, kelembaban udara ruangan, dan kecepatan aliran udara.
Standardisasi kenyamanan termal yang umumnya dipakai adalah ANSI/ASHRAE Standard 55-2010. Selain itu,
standardisasi kenyamanan termal dari organisasi lain adalah EN 15251 dan ISO 7730. Standardisasi kenyamanan
termal di Indonesia dikeluarkan oleh SNI dengan nomor 03-6572-2001.
Kenyaman termal dibagi:
1. Kenyaman termal model statis adalah metode modeling pencarian parameter kenyamanan termal yang
dikembangkan dengan asumsi kondisi termal di sebuah ruangan adalah tetap. Ada dua modeling kenyaman
termal statis, yaitu PMV (Predicted Mean Vote) dan PPD (Predicted Percentage Dissatisfied)
2. Kenyamanan termal model adaptif dilandasi prinsip bahwa kondisi termal di luar bangunan berpengaruh
terhadap kondisi termal dalam bangunan dan manusia memiliki kemampuan berinteraksi dan beradaptasi
dengan beragam kondisi termal. ASHRAE 55-2004 sebagai modeling adaptif kenyamanan termal
LITERATUR
• Suhu tubuh manusia berkisar antara 35ºC-40ºC dengan suhu normal 37ºC, untuk membuatnya nyaman
diperlukan suhu udara di bawah suhu tersebut. Suhu udara yang biasa dinyatakan sebagai temperatur kering
(DBT) merupakan faktor penting untuk menciptakan kenyamanan dan dipengaruhi oleh kelembaban rata-rata
(RH), pergerakan udara/angin dan radiasi (Szokolay, 1980). Sebuah keadaan dikatakan nyaman jika 95% dari
suatu kelompok manusia merasa nyaman pada suhu tertentu, yang selanjutnya didefinisikan sebagai suhu
nyaman atau bisa disebut dengan istilah temperatur efektif (TE).
• Menurut Soegijanto, 1998, zona kenyamanan untuk daerah katulistiwa adalah 22.8°C (TE) untuk batas bawah
kondisi termal nyaman-optimal berdasarkan hasil penelitian Mom & Wiesebron untuk penduduk pribumi
Indonesia dengan pakaian harian. Sedangkan untuk batas atas diambil 26°C (TE), berdasarkan hasil penelitian
Mom & Wiesebron 25.8°C (TE) dan menurut Webb 26.2°C (TE). Temperatur efektif antara 26°C sampai 27.1°C
(TE) disebut hangat-nyaman, kemudian antara 20.5°C sampai 22.8°C (TE) disebut sejuk-nyaman. Untuk suhu di
atas 27.1°C (TE) disebut panas. Untuk mengukur besarnya TE digunakan Diagram TE dari Koenigsberger (1975).
LITERATUR
Fasad berarti sebagaian bidang dari depan sebuah bangunan yang dapat mennetukan gaya dan
karakteristik arsitektur (Gavin, 2008). Hal ini mengandung pengertian bahwa karakter atau ciri suatu
bangunan dapat dilihat bagaimana seseorang mengolah fasad atau tampak depan rumah tinggalnya.
Fasad berasal dari kata facies, merupakan sinomin dari face serta appearance, sehingga oleh Krier
didefinisikan sebagai komposisi yang mempertimbangkan fungsional dari jendela, pintu, pelindung
matahari dan bidang atap sehinggatercipta kesatuan harmonis dan proposional baik dari struktur
horizontal maupun vertikal, bahan bangunan, warna hinga elemen dekoratifnya (Krier, 1998). Oleh
sebab itu Krier mendetailkan bagian-bagian yangpenting dari sebuah fasad :
• Pintu, salah satu pelubangan dinding yang tidak boleh dihilangkan dalam komposisi fasad rumah
tinggal dan bentuk pintu dapat melambangkan karakter penghuninya.
• Jendela, mempunyai fungsi lubang sirkulasiudara, masuknya sinar matahari dan area memperoleh
view ke luar ruangan.
• Dinding adalah pembatas ruang.
• Tritisan adalah perpanjangan bidang atap yang menjorok melebihi dinding, yangbefungsi baik
sebagai pelindung sinar sinarmatahari ataupun cucuran air hujan.
• Sun shading adalah pelindung jendela untukfungsi seperti tritisan.
JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan melakukan pengumpulan data melalui observasi dan survey
lapangan. Hasil pengukuran berupa dimensi bukaan jendela dan bentuk fasad, letak dan bentuk jendela,
temperature udara luar dan dalam ruangan, kelambaban udara, dan kecepatan aliran udara. Dalam pengukuran
menggunakan alat pengukur dimensi bentuk fasad berupa meteran, thermohygrometer untuk mengukur suhu dan
kelembaban, dan alat pengukur kecepatan aliran udara. Untuk mengetahui kondisi kenyamanan termal dalam
bangunan hasil pengukuran dianalisa mengacu pada parameter Mom & Wiesborn serta Webb, yang menentukan
angka kenyamanan berdasarkan Temperatur Efektif (TE) yang diperoleh dari Diagram Temperatur Efektif. kemudian
dijabarkan menjadi bentuk grafik yang akan diperbandingkan menggunakan metode kualitatif, sehingga akan
didapatkan analisa mengenai kemampuan elemen fasad dalam menciptakan kenyamanan termal di dalam Ruang.
Penelitian dilakukan di Ruko pada Koridor Jalan T. Panglima Nyak Makam, Banda Aceh.
Populasi Sample
Ruko di Koridor Jalan T. Panglima Nyak Makam, Ruko dengan fasad original sebelum dilakukan
Banda Aceh penambahan-penambahan aksesoris estetika

Variabel
Variabel dependen pada penelitian ini adalah
kenyamanan termal ruang dan variable
independennya adalah bentuk , ukuran, dan
desain fasad.

Anda mungkin juga menyukai