0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan10 halaman
Sindrom nefrotik adalah kondisi klinis yang ditandai dengan proteinuria berlebih, hipoproteinemia, edema, dan sering disertai hiperlipidemia. Penyebabnya dapat berupa glomerulonefritis primer atau sekunder akibat infeksi, obat, atau penyakit sistemik. Pada anak, sindrom nefrotik umumnya disebabkan oleh glomerulonefritis idiopatik dan pengobatannya meliputi kortikosteroid dan diet protein tinggi.
Sindrom nefrotik adalah kondisi klinis yang ditandai dengan proteinuria berlebih, hipoproteinemia, edema, dan sering disertai hiperlipidemia. Penyebabnya dapat berupa glomerulonefritis primer atau sekunder akibat infeksi, obat, atau penyakit sistemik. Pada anak, sindrom nefrotik umumnya disebabkan oleh glomerulonefritis idiopatik dan pengobatannya meliputi kortikosteroid dan diet protein tinggi.
Sindrom nefrotik adalah kondisi klinis yang ditandai dengan proteinuria berlebih, hipoproteinemia, edema, dan sering disertai hiperlipidemia. Penyebabnya dapat berupa glomerulonefritis primer atau sekunder akibat infeksi, obat, atau penyakit sistemik. Pada anak, sindrom nefrotik umumnya disebabkan oleh glomerulonefritis idiopatik dan pengobatannya meliputi kortikosteroid dan diet protein tinggi.
yang ditandai oleh proteinuria masif, hipoproteinemia, edema, dan dapat disertai dengan hiperlipidemia. Sindrom nefrotik merupakan penyakit kronik yang sering dijumpai pada anak Epidemiologi
- Insidens 2-4 kasus dari 100.000 anak < 16
tahun - Dapat menyerang semua umur, terutama usia 2-6 tahun - Laki-laki > wanita = 3 : 2 - 90% kasus merupakan sindrom nefrotik idiopatik Etiologi Sindroma nefrotik dapat dsebabkan oleh glomerulonefritis primer dan sekunder akibat infeksi, keganasan, penyakit jaringan penghubung, akibat obat/toksin, dan akibat penyakit sistemik. Penyebab sekunder akibat infeksi yang sering dijumpai seperti GN pasca infeksi streptococcus atau infeksi hepatitis B, akibat obat seperti NSAID dan akibat penyakit sistemik seperti lupus eritrematosus sistemik, dan diabetes mellitus Patofisiologi - Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular mengakibatkan hilangnya protein plasma sehingga terjadi proteinuria yang selanjutnya menyebabkan hipoalbuminemia. Penurunan albumin menyebabkan tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke dalam interstitial yang menyebabkan volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan aliran darah ke renal karena hypovolemi. - Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang produksi renin angiotensin dan ADH dan sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi kalium dan air yang menyebabkan edema. - Adanya hiperlipidemia merupakan akibat dari meningkatnya produksi lipoprotein dalam hati yang timbul karena kompensasi hilangnya protein dan lemak yang terdapat pada urin Manifestasi klinis - Pasien biasanya datang dengan edema palpebra atau pretibia - Jika lebih berat: asites, efusi pleura dan edema skrotum - Kadang disertai oligouria dan gejala infeksi - Nafsu makan berkurang - Diare - Laporan ISKDC: 22% disertai hematuria mikroskopik, 15-20% disertai hipertensi, 32% peningkatan kadar kreatinin dan ureum darah yang bersifat sementara. Pemeriksaan Penunjang - Urinalisis - pemeriksaan darah (kadar albumin, kolestrol plasma, kadar ureum, dan kreatinin) - Titer ASO dan kadar komplemen C3 bila terdapat hematuri mikroskopik persisten - Bila curiga SLE: ANA, komplemen C4 dan anti-dsDNA - Biopsi ginjal (namun tidak diperlukan pada sebagian besar anak SN) Tatalaksana - Prednison dosis awal 2 mg/kgbb/hari (max 80 mg/hari) dalam dosis terbagi 3 selama 4 minggu dilanjutkan dengan 2/3 dosis awal selama 4-8 minggu. - Diuretik furosemid 1-2 mg/kgbb/hari - Tirah baring - Diet tinggi protein, diet rendah natrium jika edema berat - Pembatasan sodium jika anak hipertensi - Terapi albumin jika intake anak kurang dan output urin kurang Komplikasi Hiperlipidemidan lipiduria Hiperkoagulasi Gangguan metabolisme kalsium dan tulang Infeksi Gangguan fungsi ginjal Prognosis Pada pasien dengan perubahan patologi minimal prognosisnya sangat baik dengan sebagian besar pasien mengalami remisi setelah menjalani pengobatan kortikosteroid. Untuk pasien glomerulosklerosis fokal segmental, prognosisnya buruk dan umumnya akan berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir yang membutuhkan dialisis dan transplantasi ginjal THANK YOU