Anda di halaman 1dari 13

METODE NAHDLIYAH, METODE

JIBRIL DAN METODE QIRO'ATI

Disusun oleh :
Dewi Lestari Setiani (16.17.03.1040)
Iwi Sri Nuryanti (16.17.03.1058)
LATAR BELAKANG
 Metode pembelajaran Al-Qur an adalah cara atau jalan
yang harus dilalui dalam proses belajar mengajar Al-Qur
an dengan tujuan agar dapat membaca dan mempelajari
Al-Qur an dengan baik dan benar serta lancar.
 Metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
upaya penyampaian tujuan. Karena metode menjadi
sarana dalam menyampaikan materi pelajaran yang
tersusun dalam kurikulum. Tanpa metode, suatu materi
pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan
efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan
pendidikan. Metode pendidikan yang tidak efektif akan
menjadi penghambat kelancaran proses belajar mengajar
sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia. Oleh
karena itu metode yang diterapkan oleh seorang guru akan
berdaya guna dan berhasil guna jika mampu dipergunakan
dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
METODE AN-NAHDHIYAH

Pengertian Metode An-Nahdhiyah

 Metoda berasal dari dua perkataan yaitu met yang artinya


melalui dan hados yang artinya jalan atau cara. Jadi,
metoda artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai
suatu tujuan.
 Menurut Peter R. Senn yang dikutip Mujamil Qomar
bahwa metode merupakan prosedur atau cara mengetahui
sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang
sistematis.
 Istilah An-Nahdliyah diambil dari sebuah organisasi sosial
keagamaan terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama‟
artinya kebangkitan ulama‟. Dari kata Nahdlatul Ulama‟
inilah kemudian dikembangkan menjadi metode
pembelajaran Al-Qur‟an, yang diberi nama “Metode Cepat
Tanggap Belajar Al-Qur’an An-Nahdliyah” yang dilakukan
pada akhir tahun 1990.
ADAPUN CIRI-CIRI KHUSUS METODE INI ADALAH:

 Materi pelajaran disusun secara berjenjang dalam buku paket 6


jilid.
 Pengenalan huruf sekaligus diawali dengan latihan dan
pemantapan makharijul huruf dan sifatul huruf.
 Penerapan qaidah tajwid dilaksanakan secara praktis dan
dipandu dengan titian murattal.
 Santri lebih dituntut memiliki pengertian yang dipandu dengan
asas CBSA melalui pendekatan ketrampilan proses.
 Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara klasikal untuk
tutorial dengan materi yang sama agar terjadi proses musafahah.
 Evaluasi dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan.
 Metode ini merupakan pengembangan dari Qaidah Baghdadiyah
METODE PENYAMPAIAN

Demonstrasi

Ceramah Drill

Tanya
Jawab
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE AN-
NAHDLIYAH

 KELEBIHAN
 Mudah dipahami oleh anak-anak, karena dalam metode ini
anak-anak diajak untuk melagukan saat belajar Al-Qur’an,
sehingga dapat diterima oleh otak anak maupun orang
dewasa pada umunya.
 Semua santri yang belajar lebih cepat tanggap,
konsentrasi, dan mudah dikendalikan, juga
menyenangkan.
 Melatih hubungan sosial, kerjasama, dan kekompakkan
anak atau peserta metode An-Nahdliyah, karen dalam
proses pembelajran ini dituntun secara bersama-sama
untuk mengikuti ucapan guru, dan instrument yang
digunakan oleh guru tersebut.
KEKURANGAN
 Dengan metode ini, guru memberi contoh, santri
mendengarkan lalu menirukan, sehingga terkesan lebih
aktif guru dari pada santrinya.
 Tidak semua orang bisa mengajarkan/memakai metode ini,
karena hanya untu orang yang mempunyai persyaratan
bisa membaca Al-Qur’an dengan baik, mempunyai
loyalitas yang tinggi, dan sudah pernah mengikuti
training.
 Didalam metode ini harus memakai waktu yang lama,
karena mempunyai jilid yang banyak, setelah selesai 6 jilid
tersebut harus melanjutkan ke tingkat selanjutnya.
 Santri tidak bisa berkreasi sendiri dengan cara yang ia
suka, karena harus mengikuti peraturan dan tata cara
yang sudah ada
METODE JIBRIL

 Pengertian Metode Jibril


 Secara historis, Metode Jibril adalah praktek
pembelajaran Al- Qur an yang diterapkan oleh Nabi
Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Karena secara
metodologis, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada
para sahabat seperti halnya yang beliau terima dari
Malaikat Jibril. Nabi Muhammad SAW mentalqinkan atau
membacakan Al-Qur an untuk kemudian diikuti para
sahabat dengan bacaan yang sama persis. Oleh karenanya,
metode pengajaran Nabi Muhammad SAW adalah
metodenya Malaikat Jibril.
METODE JIBRIL, TARTIL, DAN TAJWID

 Metode Jibril berkaitan erat dengan istilah Tartil dan


Tajwid, karena tujuan utama Metode Jibril adalah
santri mampu membaca Al- Qur an dengan tartil
sesuai dengan ilmu tajwid yang baik dan benar. Kata
Tartil berasal dari akar kata Ratal yang berarti: hal
baiknya susunan, teratur, dan rapi. Jadi, rattalal-qur
an berarti: membaca dengan tartil (membaca pelan-
pelan dan memperhatikan tajwidnya). Sedangkan
kata Tajwid, secara etimologi menurut ilmu morfologi
bahasa Arab merupakan masdar dari kata kerja
ajaada yang berarti melakukan dengan baik. Jadi,
Tajwid menurut bahasa bermakna : Memperbaiki
dan menyempurnakan. Secara terminologi,
pengertian Tajwid dikemukakan para ulama dengan
berbagai redaksi.
METODE QIRO'ATI

 Metode Qira’ati adalah suatu cara yang teratur


dan sistematis dalam proses pembelajaran Al-
Qur’an yang menekankan pada aspek bacaan
dan di sampaikan dengan sistem klasikal dan
individual yang nantinya akan di hasilkan
kemampuan membaca Al-Qur’an dengan benar.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE
QIRAATI

 Kelebihannya :
 Siswa walaupun belum mengenal tajwid tewtapi
sudah bisa membaca Al-Qur’an secara tajwid.
Karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardhu
kifayah, sedangkan membca Al-Qur’an dengan
tajwidnya itu fardhu ain.
 Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru
dan murid.
 Pada metode ini setelah khatam meneruskan
lagi bacaan ghorib.
 Jika santri sudah lulus 6 jilid beserta ghoribnya,
maka di tes bacaanya kemudian setelah itu
santri mendapatkan syahadah jika lulus tes.
KEKURANGANNYA :
 Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama
karena metode ini lulusnya tidak di tentukan
oleh bulan atau tahun, melainkan kemampuan
membaca seseorang.
KESIMPULAN

 Metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam


upaya penyampaian tujuan. Karena metode menjadi
sarana dalam menyampaikan materi pelajaran yang
tersusun dalam kurikulum. Tanpa metode, suatu materi
pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan
efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan
pendidikan. Metode pendidikan yang tidak efektif akan
menjadi penghambat kelancaran proses belajar mengajar
sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia. Oleh
karena itu metode yang diterapkan oleh seorang guru akan
berdaya guna dan berhasil guna jika mampu dipergunakan
dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Begitu pun dalam mengajarkan Al-Quran kepada siswa di
perlukan metode yang tepat, agar siswadapat mengikuti
pelajaran dengan baik dan dapat membaca Al-Quran
dengan baik dan benar, metode yang dapat di gunakan
diantara nya metode An- Nahdhiyah, metode Jibril dan
metode Qiro’ati.

Anda mungkin juga menyukai