Anda di halaman 1dari 10

IMOBILISASI

Kelompok 2:

Irgina Raffsya Putri Ibrahim NIM. 751440119010


Nurul Iman N. Arsyad NIM. 751440119019
Rika Ayu Mayarianti NIM. 751440119022

Kelas : IA
Keperawatan
Pengertian
Imobilitas
Imobilitas adalah ketidaksamaan klien bergerak
bebas yang disebabkan kondisi tertentu atau di
batasi secara terepeutik (potter dan perry).
Imobilisasi merupakan suatu kondisi yang
relatif. Maksutnya, individu tidak saja
kehilangan kemampuan geraknya secara total,
tetapi juga mengalami penurunan aktivitas dari
kebiasaan normalnnya.
Beberapa alasan dilakukan Imobilisasi...

1. Pengobatan atau terapi, seperti pada klien setelah menjalani


pembedahan atau mengalami cedera pada kaki atau tangan.
Tirah baring merupakan merupakan suatu intervensi dimana
klien dibatasi untuk tetap berada di tempat tidur untuk tujuan
terapi antara lain untuk memenuhi kebutuhan oksigen,
mengurahi nyeri, mengembalikan kekuatan dan cukup
beristirahat,
2. Mengurangi nyeri pasca operasi, dan
3. Ketedakmampuan premir seperti paralisis,
4. Klien yang mengalami kemunduran pada rentang imobilisi
parsial – mutlak.
Dampak Imobilisasi
Dampak imobilisasi pada klien secara fisik
adalah
(1) pada fisik seperti kerusakan
integumen/integritas kulit, system
kardiovaskuler, sistem eliminasi,
musculoskeletal, system pencernaan, dan
respirasi
(2) psikologis seperti depresi dan istirahat
tidur, dan
(3) tumbuh kembang. Untuk mencengah
dampak buruk dari immobilisasi, maka perlu
dilakukan latihan rentang gerak.
k a t
Ting ilisa
b
Imo i
s 1. Imobilisasi komplet: Imobilisasi
dilakukan pada individi yang mengalami
gangguan tingkat kesadaran.
2. Imobilisasi parsial: Imobilisasi dilakukan
pada klien yang mengalami fraktur.
3. Imobilisasi karena pengobatan:
Imobilisasi pada penderita gangguang
pernafasan atau jantung, Pada klien
tirang baring (bedrest) total, klien tidak
boleh bergerak dari tempat tidur,
berjalan, dan duduk dikursi.
Keuntungan dari tirah baring antara
lain mengurangi kebutuhan oksigen sel-
sel tubuh, menyalurkan sumber energi
Manifestasi
klinis
1) Perubahan Metabolisme
Perubahan metabolisme lainnya yang berhubungan dengan
imobilisasi adalah resorpsi kalsium dari tulang. Imobilisasi
menyebabkan pelepasan kalsium ke dalam sirkulasi. Secara
normal, ginjal mengekskresikan kelebihan kalsium. Namun, jika
ginjal tidak mampu berespons dengan tepat, maka terjadilah
hiperkalasemia.

2) Perubahan Pernapasan
Latihan aerobic yang teratur dapat meningkatkan fungsi paru. Kurangnya
pergerakan dan latihan akan menyebabakan klien memiliki risiko tinggi
komplikasi pernapasan. Klien yang imobilisasi memiliki risiko berkembangnya
komplikasi pulmonari. Komplikasi pernapasan yang paling umum adalah
atelectasis dan pneumonia hipostatik.

3) Perubahan Kardiovaskuler
Imobilisasi juga mempengaruhi sistem kardiovaskuler. Tiga
perubahan utama adalah hipotensi ortostatik, meningkatkannya
beban karja jantung, dan pembentukan trombus.
4) Efek Pada Otot
Efek pada otot karena pemecah protein, klien
kehilangan massa tubuh yang berlemak. Massa otot
berkurang tidak stabil untuk mempertahankan aktifitas
tanpa meningkatkan kelemahan. Jika imobilisasi terus
terjadi dan lien tidak melakukan latihan, kehilangan massa
otot akan terus terjadi. Kelamahan otot juga terjadi karena
imobilisasi, dan imobilisasi lama sering menyebabkan
atrofi angguran.

5) Efek Pada Rangka


Imobilisasai menyebabkan dua perubahan rangka, yaitu
gangguan metabolisme kalsium dan abnormalitas sendi.
Karena imobilisasi menyebabkan resorpsi tulang, jaringan
tulang menjadi kurang padat atau atrofi, dan terjadi
osteoporosis angguran (disuse osteoporosis). Ketika
osteoporosis angguran terjadi, klien beresiko mengalami
fraktur patologi.
6) Perubahan Eliminasi Urine
Imobilisasi dapat mengubah eliminasi urine. Pada posisi tegak, klien
mengeluarkan urine dari pelvis renal dan menuju ureter dan kandung
kemih karena gaya gravitasi. Saat klien dalam posisi berbaring terlentang
dan datar, ginjal dan ureter bergerak maju ke sisi lebih datar.

7) Efek Fisiologis
Imobilisai yang menyebabkan respons emosional dan
prilaku, perubahan sensoris, dan perubahan koping.
Perubahan prilaku yang umum meliputi permusushan,
perasaan pusing, takut dan ansiates.
Bahaya Imobilisasi Pada Klien Lansia Yang Dirawat Di rumah Sakit

Bagi lansia, masuk kerumah sakit dapat menyebabakan menurunnya


fungsi tanpa memperdulikan jenis terapi yang dilakukan. Beberapa
lansia memiliki masalah yang berhubungan dengan dengan mobilisasi
dan dengan cepat berkembang menjadi keadaan bergantung.
Intervensi yang cepat dari tim kesehatan interdisiplin diperlukan untuk
memepertahankan mobilisasi dan kapasitas fungsional.

Penuaan biasanya di hubungkan dengan menurunnya kekuatan


otot dan kapasitas aerobic. Meletakkan klien di tempat tidur
tanpa ambulasi yang cukup akan menyebabkan kehilangan
mobilisasi da menurunnya fungsi. Imobilisasi menyebabkan
kelemahan kecemasan, dan meningkatnya risiko jatuh.
Imobilisasi menyebabkan napas yang dangkal, yang sering
menghasilkan pneumonia, serta tidak dekuatnya pergantian
posisi, akan menyebabkan kerusakan kulit dan ulkus tekan.

Anda mungkin juga menyukai