Dinda
Diva Cahyani Putri
Leonie Aaliyah
Ranny Ishak
LAWEYAN
Kauman
Apa yang kita akan bahas?
01
Sejarah Kauman
02
Bentuk rumah secara umum
03
ELEMEN INTERIOR & AKSESORIS HIAS
Sejarah Kauman
Sejak Mataram Islam berdiri, Kampung Kauman merupakan komponen
utama yang harus ada. Kampung Kauman sebagai salah satu pilar dalam
penyebaran agama Islam sejak Istana Demak berdiri.
Perkembangan daerah kampung Kauman tidak lepas dari pembangunan Masjid Agung pada
1757. Para abdi dalem pengurus masjid membangun perkampungan di sekitar Masjid Agung.
Kampung ini lama-lama disebut Kampung Kauman karena kampung ini tempat berkumpulnya abdi
dalem pengurus masjid dan ulama.Pada awalnya pembuatan batik dibuat oleh istri-istri abdi dalem
untuk kebutuhan keraton. Namun, dengan perkembangan pasar di sekitar Kota Solo membuat
kebutuhan batik semakin meningkat. Produksi semakin bertambah dan menyerap banyak tenaga
pembatik.Seiring dengan banyaknya penjualan batik, membuat para saudagar batik semakin kaya
raya. Sehingga mereka saling membuat bangunan megah pada sekitar tahun 1800 – 1900an.
KAUMAN
Bangunan ini dahulunya
merupakan pabrik pembuatan
batik sekarang dialih fungsikan
sebagai rumah tinggal Bersama
dan terdapat kamar yang
disewakan sebagai kost-an.
• Merupakan rumah
milik ibu Yuharoh
Mustansidi. Berdiri ±
69 tahun. Ibu ini mengalih fungsikan
pabrik menjadi rumah tinggal
karena pada saat itu patokan
harga pasar sangat tinggi
sehingga ibu ini tidak balik
modal dan memutuskan untuk
Ibu Yuharoh Mustansidi mendirikan kost-an.
DENAH DAN JENIS RUANG
Sun
It’s the star at the center
of the Solar System
Earth
This is the the planet we
live on!
PENDOPO
Terdapat Pendapa pada rumah yang kami observasi
Ruangan ini tidak banyak mengalami perubahan
Dahulu hingga sekarang ruangan ini difungsikan
sebagai ruang penerima tamu
Jika dibaningkan dengan Pendopo pada umumnya,
pendopo rumah ini lebih mirip dengan ruang tamu pada
masa sekarang.
LANTAI
Lantai Pendapa sudah mengalami perubahan
dari tegel hitam polos menjadi tegel yang terdapat
pecahan marmer
PENUTUP ATAP
Penutup atapnya menurut pemilik rumah
menggunakan seng yang diberi ukiran-ukiran
dan tidak mengalami perubahan.
DINDING
Dinding tidak mengalami perubahan sejak dulu,
dinding terbuat dari kapur dan bahan-bahan lainnya
lalu di campur air, ruangan ini dindingnya tidak
menggunakan semen.
PENDOPO
PINTU
Terdapat 5 pasang pintu pada ruangan ini, yang berada di semua
penjuru ruangan. Pintunya jugamerupakan pintu kuputarung yang
memiliki penutup, ada pintu dan ada penutup pintunya. Diatas
pintu terdapat tebeng yang diukir. Pintu terbuat dari kayu
JENDELA
Dahulu tidak terdapat jendela pada rumah ini, kemudian
ditambahkan jendela. Jendelanya menghadap ke halaman,
sehingga yang berada di ruangan ini dapat melihat suasana di
halam rumah lewat jendela
FURNITURE
Pada ruangan ini terdapat furniture berupa kursi, meja, hiasan
dinding, guci, dan lemari penempatan furniturenya untuk kursi dan
meja, dibuat dua area. Area 1 adalah area yang sebelah kanan pintu
masuk terdapat 3 kursi yang melingkari 1 meja. Area 2 merupakan
area sebelah kiri dari pintu masuk utama, terdpat 9 kursi yang
mengelilingi 1 meja.
GANDHOK
Gandhok adalah ruangan yang melengkapi dhalem. gandhok pada
rumah kauman hanya terdapat satu disebelah kiri. Gandhok pada
rumah kauman diisi dengan meja makan dan dialihfungsikan juga
sebagai mushola larena sudah tercampur modernisasipada
gandhok terdapat 2 tiangdan 2 pintu ineb siji di depan dan belakang
untuk menyambungkan kearah rumah biasa dan ruang tidur
PRINGGITAN
pringgitan merupakan ruangan antara pendopo dan bagian rumah
utama. Dalam pringgitan terdapat beberapa interior kursi dan lemari
tua. satu pintu ineb siji pada bagian samping dan pintu kupu tarung
di bagian depan
Ruangan ini tidak banyak mengalami perubahan
SENTHONG Dahulu sentong digunakan sebagai ruang tidur pengantin,
dan sekarang di gunakan sebagai ruang tidur.
LANTAI
Pada ruangan ini lantainya sama dengan lantai pendap, yaitu menggunakan tegel
dengan pecahan marmer.
PENUTUP ATAP
Penutup atapnya menggunakan seng yang diukir
TIANG
Pada ruangan ini terdapat dua tiang yang tidak memiliki ornamen
DINDING
Pada sentong dinding sudah mengalami perubahan, dahulunya merupakan dinding
kapur dan sekrang sudah di ganti menggunakan batu bata, namun tidak merubah
bentuk ruangan.
PINTU
Terdapat pintu yang terbuat dari kayu, pintunya berupa pintu kuputarung namun tidak
memiliki penutup. Diatas pintu terdapat tebeng yang berbentuk ukiran-ukiran
JENDELA
Terdapat jendela pada sentong
TIANG
Pada sentong terdapat tiang
FURNITURE
Sentong merupakan ruangan yang digunakan sebagai tempat tidur jadi ruangan ini
memiliki tempat tidur, jkursi, hiasan dinding, dan terdapat banyak kaca.
PAWON
Pawon atau dapur ini tidak mengalami banyak
perubahan
lantainya terbuat dari tegel berwarna hitam
Dindingnya terbuat dari batu bata
Tidak terdapat tiang pada ruangan ini
Ruangan mendapat pencahayaan dari lampu dan
dari luar rumah karena terdapat jendela
Ruangan ini terhubung dengan gandok dan
ruangan lainnya
Pada ruangan ini terdapat kursi dan meja yang
digunakan untuk makan
GARASI
GARASI INI DULUNYA ADALAH PABRIK BATIK YAITU
TEMPAT UNTUK MENYANTING, HINGGA
PENJEMURAN KAIN BATIK
ATAP
Jendela
Dahulu bangunan ini tidak memakai jendela,
namun karena adanya perkembangan zaman
jendela itu diadakan.
PINTU
TEBENG
Sekarang
Laweyan dinilai sebagai kawasan sentra Batik di Kota Solo dan sudah ada
sejak zaman kerajaan Pajang tahunn 1546 M.] Kawasan ini sempat meraih
kejayaannya pada tahun 1970an.[ Kampung Laweyan didesain dengan konsep
terpadu, dengan memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 24 ha yang terdiri
dari 3 blok. Di dalam kampung Batik tersebut, terdapat ratusan pengrajin Batik
yang menjual berbagai motif, seperti Tirto Tejo dan Truntum dengan beragam
variasi harga. Selain batik, Kampung Batik Laweyan juga
menyimpan kekayaan arsitektur Jawa kuno. [
PEMILIKNYA
ADALAH BAPAK
GUNAWAN
BANGUNAN
DIFUNGSIKAN
SEBAGAI TOKO
BATIK DAN
RUMAH
TINGGAL
BERDIRI
TAHUN 1990
ALAMAT : Jl. Sidoluhur No.6, Laweyan, Kec. Grogol,
Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah 57552
SEJARAH BERDIRINYA BATIK PUTRA
LAWEYAN
Sejarah berdirinya perusahaan Batik Putra Laweyan Solo ini berawal dari didirikannya perusahaan Batik
Bintang Mulya pada tahun 1967. Perusahaan yang memproduksi kain-kain batik tulis tradisional ini
terletak di Kampung Sayangan Wetan RT.07 RW.I Laweyan Solo. Omset yang kurang menguntungkan
dan selalu mengalami penurunan membuat perusahaan ini sempat menghentikan produksinya pada
tahun 1979. Hal ini juga dipicu oleh mulai bermunculannya perusahaan-perusahaan batik dengan
proses printing yang proses produksinya lebih efisien dengan harga relatif lebih murah.
Pada tahun 1981, perusahaan Batik Bintang Mulya berdiri kembali dengan nama perusahaan Batik
Cahaya Putra. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan hasil adalah dengan memproduksi kain-kain
batik bermotif modern atau gaya baru yang memenuhi selera konsumen. Setelah perusahaan Batik
Cahaya Putra berkembang, putra pemilik perusahaan ini akhirnya memulai usaha industri kecil yang
juga bergerak di bidang industri batik pada tahun 1990. Usaha ini terletak tidak jauh dari perusahaan
Batik Cahaya Putra. Usaha batik ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada akhirnya
terbentuklah perusahaan yang dikenal dengan nama CV. Batik Putra Laweyan pada tahun 2000,
dengan mendapat ijin usaha nomor : 517/0660/PK/VI/2006.
TERAS DEPAN
BEGITU JUGA
DENGAN BAGIAN
PINTU, TERDAPAT
PINTU YANG
MENGHUBUNGKAN
RUANG SATU DENGAN
YANG LAINNYA.
PINTUNYA
BERBENTUK KUPU
TARUNG DENGAN
LANTAI NYA TERBUAT DARI TEGEL
HIASAN TEBENG
BERWARNA COKLAT, SEIRAMA
DIATASNYA. TERBUAT
DENGAN LANTAI YANG
DARI KAYU DAN
TERDAPAT DI TERAS DEPAN
TERLIHAT SANGAT
MEWAH
PINTU RUMAH TINGGAL