Anda di halaman 1dari 27

Oleh :

Edy PH
ppns
A. RULE BKI
• BKI adalah singkatan dari Biro Klasifikasi
Indonesia.

• BKI didirikan pada tanggal 1 Juli 1964, adalah


merupakan satu-satunya badan klasifikasi
nasional yang ditugaskan oleh pemerintah RI.
Untuk mengkelaskan kapal niaga berbendera
Indonesia dan kapal berbendera asing yang
secara reguler beroperasi di perairan Indonesia.
1. Tugas BKI
• Kegiatan klasifikasi itu sendiri adalah
merupakan pengklasifikasian kapal berdasar
konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal
dengan tujuan memberikan penilaian atas
layak tidaknya kapal tersebut untuk berlayar.
• Listrik kapal sendiri meliputi perencanaan dan
pemasangan Instalasi Listrik.
• Berikut adalah beberapa organisasi yang berhubungan
dengan Kelistrikan baik umum maupun pada Kapal :
a. APEI : (Asosiasi Profesionalis Elektrikal
Indonesia)
b. AKLI : (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia)
syarat untuk menjadi anggota AKLI itu
sendiri adalah harus mempunyai sertifikat
Tenaga Ahli.
Gelar yang dibutuhkan AKLI (bidang Jasa dan
Konstruksi Tenaga Listrik) adalah Ahli Muda
(Tingkat Rendah), Ahli Madya (Tingkat
Menengah), Ahli Utama (Tingkat Tinggi)

c. IMO : International Maritime Organisation

d. MARPOL : Maritime Pollution Prevention


2 Tegangan
• Rule dan Regulasi Tegangan pada Kapal
tercantum dalam BKI vol 4 section poin 7-9
• Berikut adalah penjelasannya :
a. Safety Voltage
- Suatu tegangan arus bolak-balik ≤ 50V RMS
atau
- Suatu tegangan arus searah ≤ 120 V
b. Medium Voltage System
• Sistem tegangan menengah ini dioperasikan
dengan rating tegangan :
 1 KV < Un ≤ 17,5 KV dengan rating frekuensi
50 HZ/60 Hz untuk sistem tegangan arus
bolak/balik
c. Low Voltage System
• Sistem tegangan Rendah ini dioperasikan
dengan rating tegangan :
 50 V s/d 1 KV, dengan rating frekuensi 50 Hz/60
Hz untuk tegangan arus bolak-balik.
 ≤ 1500 V untuk sistem tegangan arus searah.
Voltage Drop (Rugi Tegangan)
 Besar Voltage Drop pada instalasi saluran Distribusi
listrik di Kapal maksimum yang masih
diperbolehkan /diijinkan adalah sebesar 6 % dari
Tegangan nominal (Tegangan kerja), section 12. cable
network, B.2. rating on the basis of voltage drop (12-3/24)
 Besar Tegangan nominal, untuk sistem listrik 1
phasa, Un = 220 Volt dan untuk sistem listrik 3 phasa,
Un = 380 Volt
 ∆U = Us – Ub (Us=Tegangan Suplai Panel,
Ub=Tegangan listrik pada beban
 % ∆U = (∆U : Us) x 100 %
Voltage Drop (Rugi Tegangan)
 Sist. listrik 1 Fasa, ∆U = (In x L x Cos ø) : (α x A)
 Sist. listrik 3 Fasa, ∆U = (√3 x In x L x Cos ø) : (α x A)
α = 56 m/Ωmm² (daya hantar listrik bahan tembaga
(Cu)
α = 32 m/Ωmm² (daya hantar listrik bahan Alumunium
(Al)
L = panjang penghantar (m), In=Arus nominal (A)
A = Luas penampang penghantar (mm²)
Cos ø = Faktor Daya
Tahanan Isolasi Instalasi Listrik
 Besar Tahanan Isolasi minimum Instalasi
Listrik Kapal yang masih diperbolehkan
/diijinkan adalah sebesar 1 MΩ
 Alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur
besar tahanan isolasi suatu instalasi listrik
adalah INSULATION RESISTANCE METER atau
MEGGER.
3. Document for Approval
• One of Document of Approal is :
 New Building : Sebelum dilaksanakan
pembangunan atau pemasangan peralatan
Listrik, maka gambar-gambar dan dokumen-
dokumen harus mendapat persetujuan,
pengujian dan Evaluasi dari BKI (BKI,section 1
point 1)
Dokumen-dokumen
Dokumen yang diperlukan menurut BKI
adalah, sbb :
-Electrical Power Balance
-Short Circuit Calculation
-Calculation of Load Distribution
-Proof of Selectivity
-General Diagram of Distribution System
-Logic Diagram of Safety System
 Machinery Alarm Systems
 Other Safety Systems
4. Essential equipment
• Essential equipment is required to ensure
continuity of the following functions:
 the propulsion, manoeuvrability, navigation
and safety of the ship
 the safety of passengers and crew
 type specific equipment on ships with special
 class notation (e.g. dredging pump drives)
 the maintaining of perfect condition of the
 cargo (e.g. on refrigerated cargo vessels with
class notation SMP
Essential equipment is subdivided into:
.
primary
secondary
essential
essential
equipment
equipment

Non
essential
equipment
Primary essential equipment

Primary essential equipment is that required


to be operative at all times to maintain the
manoeuvrability of the ship as regards
propulsion and steering.
Example : Steering Gear, CP propeller
Installation, electrical main propulsion
plants,dll.
Secondary essential equipment
• Secondary essential equipment is required for
the safety of the ship, the passengers and the
crew, and such which can briefly be taken out
of service without propulsion and steering of
the ship being unacceptably impaired.
• Example : anchor windlasses, heavy fuel oil
heaters, starting air and control air
compressors
Non-essential equipment

• Non-essential equipment is that


which temporary disconnection
does not impair propulsion and
steerability of the ship and does not
endanger the safety of passengers,
crew, cargo, ship and machinery.
Diversity Factor
 Diversity Factor = Common Simultaenity
Factor = Faktor Kebersamaan waktu
 Suatu peralatan listrik yang dioperasikan
terus-menerus, nilai diversity factor = 1
 Suatu peralatan listrik yang dioperasikan
sementara /sesaat, nilai diversity factor ≥ 0,5
 Nilai Diversity Factor : 0,5 ≤ k ≤ 1
Generator
 Besar kapasitas Daya Output Generator = 115
% x Kebutuhan beban listrik maksimum di
Kapal.
 Untuk jenis Kapal berkelas, Jumlah minimum
Generator yang diperlukan /terpasang di
sebuah Kapal = 3 buah (1 buah sebagai Main
Power Supply, 1 buah sebagai Stand by Power
Supply, 1 buah sebagai Emergency Power
Supply)
Generator
 Generator in Service adalah Generator yang terpilih
berdasarkan kebutuhan beban listrik maksimum di
Kapal, Biro Klasifikasi Indonesia dan Buku Katalog
Diesel Generator Setting untuk memenuhi
kebutuhan listrik di Kapal berdasar kondisi
operasional Kapal.
 Generator in Service, jumlah = 1 (bekerja tunggal),
jumlah = 2, 3, 4, …… (bekerja paralel)
 Load Factor Generator = (Kebutuhan beban listrik
maksimum : n x generator in Service) x 100 %.
> Tipe Generator terpilih adalah Generator yang
memiliki Load Factor Generator ≤ 85 % (Optimal)
Kebutuhan beban listrik
maksimum
 Kebutuhan beban listrik maksimum di Kapal = jumlah
beban kontinu (continous load) + diversity factor x
kebutuhan beban sementara (intermitten load)
 Beban kontinu = Demand Factor x Daya input
peralatan listrik x jumlah peralatan listrik yang
beroperasi /bekerja
 Beban sementara = Demand Factor x Daya input
peralatan listrik x jumlah peralatan listrik yang
beroperasi /bekerja
Proteksi Generator
1. Overload Protection.
> Setting : (10 - 50) % x Ioc, must trip the
Generator Circuit Breaker. (pilih interval rating
dibawah setting dan diatas setting)
> Setting Waktu (Time Delay) : ≤ 2 menit
> Ioc = (5 – 7) x In
> In = P : (√3 x ULL x Cos ø)
Proteksi Generator
2. Short Circuit Protection.
> Setting : > 50 % x Ioc dan < Isc Steady
atau : (50 % x Ioc) < Isc < Isc Steady
> Setting Waktu (short Time Delay) : > 500 ms
3. Reverse Power Protection.
> Setting : (2 – 6) % x Pout pm …… Turbo Gen.
(8 – 15) % x Pout pm …… Diesel Gen.
> Setting Waktu (output delay) : (2 – 5) s
Proteksi Generator
4. Under voltage Protection.
> Setting : (70 – 35) % x Un……CB Off auto
dalam waktu singkat (Short time delay)
5. Over Voltage Protection
> Setting : 130 % x Un
> Setting waktu : ≤ 5 s
6. Under Frequency Protection.
> Setting : ≤ 10 % x Fn
> setting waktu : (5 – 10) s

Anda mungkin juga menyukai