Anda di halaman 1dari 26

Terapi Oksigen

dr.Vindy Nugraha Siampa


Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan
unsur vital dalam proses metabolisme, untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh.
Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi
system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis.
Saturasi oksigen  pengukuran relatif dari kandungan
oksigen yang dibawa atau dilarutkan dalam media tertentu.
Saturasi oksigen adalah ukuran dari oksigen yang terlarut
dalam darah.
◦ 1 molekul hemoglobin mengandung 4 molekul O2. Jadi
100 molekul hemoglobin mengandung 400 molekul O2.
◦ Jika, 100 molekul hemoglobin membawa 380 molekul
oksigen. Jadi oksigenasi darah dapat dihitung sebagai
(380/400) x 100 yaitu 95%. Pengukuran disebut dengan
SpO2.
Transport Oksigen
Kandungan oksigen arteri (oxigen content = CaO2).
CaO2 = (Hb x SaO2 x 1,34) + (0,003 x PaO2)
Hb = kadar hemoglobin (g%)
SaO2 = saturasi oksigen (%)
1,34 konstanta (banyaknya ml oksigen yang terikat setiap 1 g
Hb)
PaO2 = tekanan parsial oksigen
0,003 = konstanta
Transport Oksigen
Oxygen delivery (DO2) adalah banyaknya oksigen yang
disuplai ke jaringan yang besarnya tergantung pada curah
jantung (cardiac out put = CO) dan kandungan oksigen arteri
DO2 = CO X CaO2
DO2 = CO X [(Hb X SaO2 X 1,34) + (0,003 X PaO2)]
Tujuan Terapi Oksigen
Meningkatkan kadar oksigen udara napas  kadar oksigen
yang ada di paru-paru menjadi tinggi  tekanan parsial
oksigen dialveolus meningkat  oksigen yang berdifusi
melalui dinding alveolus lebih banyak  kadar oksigen yang
terangkut melalui peredaran darah cukup dan persediaan
oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi  mencegah
terjadinya hipoksia .
Tanda dan Gejala Penderita
Kekurangan Oksigen
• Sesak
• Napas cuping hidung
• Denyut jantung meningkat
• Adanya gerak otot napas tambahan, retraksi interkostal,
suprasternal
• Berkeringat dingin
• Gelisah, bingung, kesadaran menururn
• Jika sudah berat kuku tampak biru
Penyakit di Ruang Perawatan
yang Memerlukan Terapi Oksigen
• Sesak napas, gagal napas akut
• Shock, apapun penyebabnya
• Nyeri dada, infark miokard akut
• Payah jantung
• Kesadaran menurun, koma
• Pasca bedah, terutama operasi besar
• Meningkatnya kebutuhan oksigen seperti : luka bakar, trauma ganda,
infeksi berat, demam tinggi .
Sumber Oksigen :
Oksigen murni tersedia dalam tangki atau silinder logam bertekanan
tinggi yaitu lebih dari 150 atmosfir (150 kali tekanan udara luar).
Manomoter tekanan yg terpasang pada katup utama memberikan
estimasi sisa isi tangki.
Dari tangki, diperlukan stepdown pressure regulator untuk
menururnkan tekanan menjadi 3-5 atm.
Dari regulator oksigen dapat digunakan untuk menjalankan ventilator,
nebulizer, dan flowmeter.
Dari flowmeter, baru boleh diberikan ke alat terapi oksigen (kanula,
masker, bag).
Prinsip umum terapi
oksigen :
Sebelum pemberian oksigen harus terlebih dahulu diberitahukan
kepada penderita tentang prosedur, maksud dan manfaat pemberian
oksigen.
Selalu memeriksa tabung, tentang label, isi, flow meter dsb .
Instruksi terapi tidak menyebabkan rasa tercekik atau perasaan tidak
nyaman pada pasien.
Oksigen harus selalu dicatat distatus penderita tentang teknik yg
diberikan (kanul atau sangkup), berapa L/menit, kapan mulai sampai
diberikan.
Nasal kanul atau kateter sebaiknya tidak diberikan pada pasien gawat
karena kadar O2 terlalu rendah.
Cont . . .
Jika diperlukan terapi oksigen lebih dari 30menit sebaiknya digunakan
humidifier.
Pemberian oksigen dgn kanul nasal atau sungkup hanya untuk
penderita yang bernapas spontan.
Harus selalu memantau setiap perkembangan penderita yang diberikan
oksigen.
Selalu memeriksa kecukupan oksigen dalam tangki oksigen.
Cara pemberian oksigen
:
Kanula hidung
Sungkup sederhana
Sungkup dengan reservoir rebreathing
Sungkup dengan reservoir non rebreathing
Sungkup venturi
Kanula hidung
Dengan kanula hidung fraksi oksigen (FiO2) yang dapat dicapai 30-40%. Flow
rate yg cukup diberikan 2-6 liter.
Pemberian lebih dari 6 L tidak akan menambah FiO2 lebih dari 40% 
pemborosan oksigen, mengiritasi mukosa hidung, kurang nyaman
Dengan kanula hidung pasien masih dapat berbicara, makan dan minum.
Cara kerja :
-selain oksigen yang diberikan melalui kanula hidung, udara masih dapat
masuk melalui kedua lubang hidung.
-bila pasien bernapas melalui mulut, menyebabkan udara masuk pada waktu
inhalasi dan akan mempunyai efek venturi pada bagian belakang
menyebabkan oksigen yg diberikan melalui kanula hidung terhirup melalui
hidung.
Sungkup sederhana
Sungkup ini dirancang untuk menambah kadar oksigen pada udara pernapasan
pasien. Fraksi oksigen yg dapat dicapai yaitu 40-60%. Flow rate 4-12L/menit.
Mekanisme kerja :
 Udara luar masuk dan udara ekshalasi keluar melalui lubang pada kedua sisa
badan sungkup.
 Oksigen masuk melalui sisi lubang yg lain.
 Konsentrasi akhir dari oksigen yg dihirup tergantung dari pola pernapasan
pasien dan tingginya liter oksigen yang diberikan serta besarnya kebocoran
dari sisi sungkup yg tidak melekat erat diwajah pasien.
Sungkup reservoir
rebreathing
Fungsi :
Fraksi oksigen yang dapat dicapai yaitu 40-80 %. Flow rate yang diberikan
untuk mencapai FiO2 yang tinggi yaitu 10-12 L/mnt
Komponen :
Sungkup sederhana ditambah reservoir bag.
Mekanisme kerja :
Selama inspirasi, pasien menghirup udara dari masker, dari kantong udara,
dan dari lubang-lubang disisi masker. Saat ekspirasi, sepertiga awal udara
yang dihembuskan akan mengalir kembali ke dalam kantong penampung.
Sebagian udara yang dihembuskan berasal dari ruang rugi anatomi (anatomic
dead space), karena itu udara tersebut masih kaya dengan oksigen, masih
lembab, masih hangat dan mengandung sedikit CO2
Sungkup reservoir non
rebreathing
Fungsi :
Pemakaian sungkup dengan reservoir non rebreathing dapat dicapai
tekanan partial oksigen pada inspirasi lebih tinggi yaitu 90%. Digunakan
aliran oksigen 10-12L/menit.
Komponen :
Sungkup sederhana dengan lubang berkatup searah pada kedua sisinya.
Selama dihubungkan dengan sumber oksigen juga terpasang reservoir
bag.
Mekanisme kerja :
Seperti sungkup dengan reservoir bag, namun disini tidak terhirup ulang
udara ekshalasi sebelumnya.
Sungkup venturi
Fungsi :
Umumnya diberikan untuk memberikan kadar oksigen tinggi dengan
konsentrasi yang tetap. Biasanya hanya diberikan pada penderita
tertentu misalnya penderita penyakit paru obstruktif menahun. Fraksi
oksigen yg dicapai sesuai dgn ukuran dan warna yaitu 24%, 28%, 31%,
35%, 40% dan 60%.
Cont . . .
Komponen :
Badan sungkup berlubang pada kedua sisi sungkup.
Ujung atas sungkup dihubungkan dengan alat venturi.
Adapula alat venturi ini yg dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diatur seberapa lubang yg
dikehendaki dibentuk sehingga dapat dicapai konsentrasi oksigen yg sesuai.

Mekanisme kerja :
Oksigen flow yg diberikan tinggi.
Oksigen tersebut mengalir melalui bagian yg sempit sehingga menyebabkan efek venturi
yaitu tekanan negatif ditempat tsb sehingga hal ini menyebabkan udara luar tersedot masuk
melalui celah alat venturi dan bercampur dgn oksigen.
Oleh karena flow dari oksigen yg diberikan cukup tinggi maka hawa ekshalasi pasien segera
akan didorong keluar dari dalam sungkup melalui lubang.
Kesimpulan
Terapi oksigen diberikan untuk memperbaiki hipoksemia, menurunkan
kerja miokard dan otot pernapasan.
Masing-masing teknik dan alat yang digunakan untuk pemberian terapi
oksigen mempunyai kekurangan dan kelebihan. Teknik dan alat yg dipkai
tergantung kebutuhan pasien.
Penilaian dari memadai dan berhasilnya terapi oksigen dengan evaluasi
fisik dari fungsi kardiorespirasi dan darah arteri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai