Anda di halaman 1dari 36

ASMA

dr. Vindy Nugraha Siampa


DEFINISI ASMA
• Inflamasi kronik saluran napas
• Peningkatan/hiperesponsif jalan napas
yang menimbulkan gejala episodik
berulang berupa mengi, sesak napas,
dada terasa berat dan batuk-batuk
terutama malam dan atau dini hari.
• bersifat reversibel dengan atau tanpa
pengobatan.
PATOGENESIS
• Faktor lingkungan dan berbagai faktor lain berperan sebagai
penyebab atau pencetus inflamasi saluran napas pada
penderita asma.
• Inflamasi dapat ditemukan pada berbagai bentuk asma seperti
asma alergik, asma nonalergik, asma kerja dan asma yang
dicetuskan aspirin.
EPIDEMIOLOGI . . .
Data Layanan Asma di RS. Persahabatan,
Jakarta tahun 1998 - 2000
Faktor Risiko pada asma
Cont . . .
Interaksi faktor genetik dan lingkungan pada
kejadian asma
DIAGNOSIS  DAN
KLASIFIKASI
RIWAYAT PENYAKIT / GEJALA :
·  Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
·  batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
·  Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
·  Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
·  Respons terhadap pemberian bronkodilator
 
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :
·  Riwayat keluarga (atopi)
·  Riwayat alergi / atopi
·  Penyakit lain yang memberatkan
·  Perkembangan penyakit dan pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK
• Pernapasan meningkat (>>30x/mnt)
• Takikardi
• Penggunan otot bantu pernapasan
• Auskultas  wheezing
PERAN PEMERIKSAAN LAIN UNTUK DIAGNOSIS
• Peneriksaan faal paru (spirometri)
• Uji Provokasi Bronkus 
• Pengukuran Status Alergi

    
DIAGNOSIS BANDING
Dewasa
·   Penyakit Paru Obstruksi Kronik
·   Bronkitis kronik
·   Gagal Jantung Kongestif
·   Batuk kronik akibat lain-lain
·   Disfungsi larings
·   Obstruksi mekanis (misal tumor)
·   Emboli Paru
 
Anak
·   Benda asing di saluran napas
·   Laringotrakeomalasia
·   Pembesaran kelenjar limfe
·   Tumor
·   Stenosis trakea
·   Bronkiolitis
Klasifikasi derajat berat asma berdasarkan gambaran klinis 
(Sebelum Pengobatan)
Cont . . .
Klasifikasi berat serangan asma akut
PENATALAKSANAAN ASMA . . .
Tujuan
1.Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma
2.Mencegah eksaserbasi akut
3.Meningkatkan dan mempertahankan faal paru
seoptimal mungkin
4.Mengupayakan aktiviti normal termasuk exercise
5.Menghindari efek samping obat
6.Mencegah terjadi keterbatasan aliran udara
(airflow limitation) ireversibel
7.Mencegah kematian karena asma
Penatalaksanaan asma berguna untuk
mengontrol penyakit. 
Asma dikatakan terkontrol bila :
1.Gejala minimal (sebaiknya tidak ada), termasuk gejala
malam
2.Tidak ada keterbatasan aktiviti termasuk exercise
3.Kebutuhan bronkodilator (agonis b2 kerja singkat) minimal
(idealnya  tidak diperlukan)
4.Variasi harian APE kurang dari 20%
5.Nilai APE normal atau mendekati normal
6.Efek samping obat minimal (tidak ada)
7.Tidak ada kunjungan ke unit darurat gawat
Program penatalaksanaan asma, yang
meliputi 7 komponen :
1. Edukasi
2. Menilai dan monitor berat asma secara berkala
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka
panjang
5. Menetapkan pengobatan pada serangan akut
6. Kontrol secara teratur
7. Pola hidup sehat
Edukasi kepada penderita/ keluarga
bertujuan untuk:
· meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara
umum dan pola penyakit asma sendiri)
· meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam penanganan
asma)
· meningkatkan kepuasan
· meningkatkan rasa percaya diri
· meningkatkan kepatuhan (compliance) dan penanganan
mandiri.
Pengontrol
Anti-inflamasi
– Glukokortikosteroid inhalasi  medikasi
jangka panjang yang paling efektif untuk
mengontrol asma.
– Glukokortikosteroid sistemik
Bronkodilator
– Metilsantin
– agonis beta-2 kerja lama
Pelega
Agonis beta-2 kerja singkat
  Mempunyai waktu mulai kerja (onset) yang cepat. Pemberian dapat secara
inhalasi atau oral, pemberian inhalasi mempunyai onset yang lebih cepat
dan efek samping minimal/ tidak ada.

Metilsantin
  Termasuk dalam bronkodilator walau efek bronkodilatasinya lebih lemah
dibandingkan agonis beta-2 kerja singkat.

Antikolinergik
  Pemberiannya secara inhalasi. Menimbulkan bronkodilatasi dengan
menurunkan tonus kolinergik vagal intrinsik, selain itu juga menghambat
refleks bronkokostriksi yang disebabkan iritan.
POLA HIDUP SEHAT
Meningkatkan kebugaran fisis
Olahraga menghasilkan kebugaran fisis secara umum, menambah
rasa percaya diri

Berhenti atau tidak pernah merokok


Asap rokok merupakan oksidan, menimbulkan inflamasi dan
menyebabkan ketidak seimbangan protease antiprotease.

Lingkungan Kerja
Bahan-bahan di tempat kerja dapat merupakan faktor pencetus
serangan asma, terutama pada penderita asma kerja.
Pencegahan
The end . . .

Anda mungkin juga menyukai