Anda di halaman 1dari 81

Bentuk Sediaan Obat

dr. Tri Widyawati, M.Si, Ph.D


Farmakologi & Terapeutik FK-USU
APA ITU OBAT ?
•Obat : substans kimia yang dapat berinteraksi
secara kimia dengan sistem biologi yang
menyebabkan perubahan fungsi biologis.
Tempat ikatan obat dalam sistem biologis yang

berperan sebagai regulator disebut Reseptor.

Bentuk Sediaan Obat


Sediaan farmasi dalam bentuk tertentu sesuai
kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih
dalam pembawa yang digunakan sebagai obat
dalam ataupun obat luar.
BENTUK SEDIAAN OBAT ( BSO )

1.Sediaan cair per-oral.

2.Sediaan padat per-oral / sublingual


( mis: tablet )

3.Sediaan obat topikal.

4.Sediaan obat injection.

5.Sediaan obat untuk mukosa tubuh.


Pembagian BSO
2. Sediaan padat per-oral
1. Sediaan cair per-oral
Pilulae
Solutiones (Solutions=larutan) - granul < 60 mg
a. Potio : - Potio effervescent - pilulae 60-300 mg
- Potio nigra dan alba - boli > 300 mg
b. Liquid : - Elixir Umumnya pil : 100-500 mg
- Linctus Tablet :
- Jenis : kempa, kunyah, salut,
Sirupus : - sirup cair (syrup) berlapis, effervescent,
- sirup kering (dry syrup) bukal/sublingual, hisap
Suspensi : - suspensi cair (suspensi) - Bentuk : bulat dan rata (bikonvek),
- suspensi kering (dry cembung, oval, triangle (segitiga,
segi lima dst), kaplet
suspensi)
- Pulveres : serbuk terbagi
Emulsi (emulsion) : - emulsi tipe O/W
- Pulvis : tersedia sebagai obat
- emulsi tipe W/O dalam dan pulvis obat luar.
Guttae (drops=tetes) : - solutiones - Kapsul : hard capsule
- emulsion (cangkang kapsul keras)
soft capsule
(cangkang kapsul lunak)
Pembagian BSO
3. Sediaan yang digunakan pada mukosa 4. Sediaan Obat Topikal :
tubuh : Padat (solid) : pulvis, kristal (kamfer, K
- mata : tetes/salep,cuci mata permanganas)
- telinga :powder, tetes Semisolid : pasta, unguenta, linimenta,
- hidung : tetes, semprot, inhalasi cream, gelatinous (jelly)
- mulut & tenggorokan : kumur, tablet Plaster (transdermal) : solutiones,
hisap, bukal/sublingual lotiones, emulsion
- liang tubuh : 5. Sediaan parenteral :
intra rektum : suppositoria, cream, - sediaan volume kurang dari 15 ml,
enema/klisma pompa) disebut injectionem : solusio,
intra vagina : ovulae, tablet, solusio suspensi, emulsi
- Sediaan volume 15- 500 ml, umumnya
intra urethra : basila, solusio diberikan langsung ke dalam tubuh
disebut : infus, penggunaan langsung
dengan cara disuntik melalui
pembuluh vena (iv). Tersedia dalam
bentuk :
* solusio (larutan)
* liquida (sediaan darah)
Manfaat
Menjaga stabilitas bahan berkhasiat yang dikandungnya
Ketepatan takaran/dosis pemakaian obat setiap kali pemberian
Praktis, aman dan menyenangkan dalam pemakaian, karena BSO
disesuaikan dengan rute pemberian
Menentukan angka bioavailabilitas
Menentukan onset of action and duration of action
Dokter bebas menentukan pilihan sediaan untuk pasien
Dapat ditentukan mutunya dan mudah diawasi
Dapat dijadikan komoditi ekonomi
BSO Cair Per Oral
Takaran Pemakaian
Sendok atau cangkir :
- sendok teh (Cochlear theae, Cth = 5 ml)
- sendok bubur (Cochlear pultis, Cp= 8 ml)
- sendok makan (Cochlear, C= 15 ml)
- cangkir dengan kalibrasi 5 ml, 10 ml, 15 ml, 30 ml
Penetes/pipet dengan/tanpa kalibrasi (1 ml=20 tts (1 mg), untuk cairan
dengan BJ=1
* Jenis penetes guttae per-oral :
- penetes tanpa kalibrasi
- penetes dengan kalibrasi volume dalam ml/cc
- penetes dengan kalibrasi volume dalam mg
- penetes dengan standarisasi dari pabrik,
misalnya : 1 ml = 15 tts atau 20 tts
BSO Cair Per Oral
1. Solutiones (larutan)

Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat aktif terlarut.
Komposisi: a. Bahan berkhasiat/zat aktif (misal : antibiotik, vitamin, dll)
b. Bahan pembantu ( corigensia saporis, odoris, dan coloris)
c. Pelarut (solvens, diluent)~ air suling, etanol, eter, kloroform dll
Kebaikan : - mudah diberikan kepada pasien, terutama bayi dan anak
- keseragaman dosis lebih terjamin bila dibandingkan dengan
sediaan padat atau suspensi
- corigensia dapat mempermudah penerimaan oleh pasien.
Keburukan :
- Beberapa zat berkhasiat rasanya pahit dan berbau tidak enak yang tidak
dapat ditutupi sepenuhnya oleh corigensia
- Sediaan solusio kurang stabil bila dibandingkan dengan sediaan padat
untuk zat yang sama
- Dalam penggunaannya memerlukan wadah dan alat bantu, sehingga
mengakibatkan harga lebih mahal bila dibandingkan dengan sediaan padat.
BSO Cair Per Oral
2. Liquidum
2. 1. Elixir
Sediaan berupa hidroalkohol yang jernih dalam aquadest, memiliki rasa dan bau yang
sedap, mengandung zat tambahan/ corigensia saporis, coloris dan odoris, serta
digunakan peroral.
Pelarut utama : etanol 90% untuk meningkatkan kelarutan dan stabilitas sediaan
Komposisi: a. Bahan berkhasiat/zat aktif (mis. antipiretik-analgetik, diuretik dan vitamin)
b. Pelarut campur utama : etanol 90%, polihidroalkohol (propilen dan etilen
glikol, gliserol) dan aquadest.
c. Corigensia
Kebaikan : - bau dan rasa sedap sehingga mudah diterima pasien, terutama bayi dan
anak
- takaran pemakaian mudah diatur
- sediaan stabil dalam penyimpanan.
Keburukan :
- Kandungan alkohol dalam eliksir dapat menjadi stimulansia terhadap saluran cerna
pasien terutama pada bayi dan anak
- Etanol mudah menguap, sehingga bila kemasan tidak ditutup rapat maka mudah
terjadi penghaburan

Contoh : Panadol eliksir, Parasetamol eliksir, Batugin eliksir


CONTOH SEDIAAN ELIXIR
BSO Cair Per Oral
2. 2. Linctus

Sediaan cair per-oral, berupa larutan kental seperti sirup yang mengandung
satu atau lebih zat aktif di dalam pembawa
Pengental : mucilago gom
Sediaan diminum sedikit demi sedikit tanpa menambahkan air atau minuman
Komposisi : a. Bahan berkhasiat
b. Pelarut dan pengental
c. Corigensia saporis dan odoris

Cth : Peracon Linctus


BSO Cair Per Oral
2. 3. Syrup

Larutan pekat gula yang didalamnya ditambahkan obat atau zat pewangi,
merupakan larutan jernih dengan rasa manis.
Tujuan :sebagai corigensia sapo-ris dan odoris
Fungsi Sirup:
a. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari obat (corigensia)
b. Sebagai suspending agent bagi bahan obat yang sukar larut
c. Sebagai pengawet (conservansi)
BSO Cair Per Oral
3. Suspensi

Sediaan cair yang mengandung partikel obat padat halus terdispersi secara merata
dengan bantuan suspending agent dalam cairan pembawa dengan atau tanpa zat
tambahan.
Alasan :
- Zat aktif sukar larut atau tidak larut dalam cairan pembawa
- Zat aktif tidak stabil secara kimia bila dalam bentuk larutan
- Jalan terbaik zat aktif tertentu dibuat bentuk cair per-oral
Komposisi: a. Zat aktif obat
b. Suspending agent
c. Corigensia (saporis, odoris, koloris)
Kebaikan : - bentuk sediaan lebih mudah ditelan dibandingkan dengan sediaan padat
lainnya secara oral
- mudah diberikan kepada bayi dan anak-anak serta dosisnya mudah diatur
- rasa dan bau yang tidak enak dapat ditutupi dengan corigensia.
Keburukan :
- Pada beberapa zat aktif, rasa dan baunya sulit diatasi dengan corigensia
- Beberapa zat aktif tidak stabil dalam bentuk sediaan sehingga akan rusak bila
disimpan lebih lama.
- Bisa terjadi reaksi penggumpalan dalam penyimpanan yang agak lama
Contoh : Magasida suspensi
BSO Cair Per Oral
4. Sirup Kering dan Suspensi Kering
Sediaan obat dalam keadaan kering (powder), bila hendak diberikan kepada
pasien harus ditambahkan aquadest sampai garis tanda kalibrasi yang
diinginkan.
Bahan berkhasiat dicampur dengan gula dalam bentuk granul, sehingga
mudah dijadikan sirup atau suspensi
Alasan : Beberapa bahan berkhasiat ( turunan penisilin, sefalosporin,
makrolida dan karbosistein tidak stabil secara kimia bila disimpan dalam
bentuk sediaan cair.
Bila telah dicampur aquadest hanya stabil dalam penyimpanan 7-10 hari.
Komposisi: a. Zat aktif obat
b. Pembawa/pelarut, umumnya aquadest
c. Corigensia (saporis, odoris, koloris)
Kebaikan : - sediaan lebih stabil secara kimiawi dalam penyimpanan
- mudah dibuat ke dalam bentuk sirup atau suspensi cair
- bahan berkhasiat yg tidak stabil dalam sediaan cair dapat dibuat
dalam bentuk sirup atau suspensi kering.
Keburukan :
- Waktu penggunaan terbatas (7-10 hari)
- Harga lebih mahal.
Contoh : Ampicillin dry syrup
BSO Cair Per Oral
5. Emulsi
Suatu dispersi dimana fase zat terdispersi terdiri dari partikel-partikel
kecil zat cair yang terdispersi ke seluruh pembawa yang pada
mulanya tidak bercampur menjadi dapat bercampur stabil dengan
bantuan emulgator
Tipe Emulsi :
1. O/W : minyak dalam air  dapat diencerkan dengan air secara kontinyu.
2. W/O :air dalam minyak  tidak dapat diencerkan dengan air.
Kebaikan :
- Bau dan rasa yang tidak enak dapat ditutupi dengan penambahan korigensia
- Mudah diberikan kepada pasien terutama bayi dan anak-anak
- Zat aktif terdispersi secara merata, sehingga takaran pemakaiannya setiap kali akan
sama dari awal sampai akhir
- Minyak dan air dapat bersama-sama dijadikan vehikulum
- Sediaan berbentuk cair, jadi mudah diberikan kepada pasien
Keburukan :
- Sediaan emulsi mudah rusak
- Formulasi lebih sulit, teknologi lebih baik  mahal
- Wadah memiliki kapasitas lebih besar sehingga menimbulkan
kesulitan
BSO Cair Per Oral
5. Guttae (Drops = Tetes)

Sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi untuk pemakaian


per-oral atau luar dengan menggunakan penetes

Kebaikan :
- Pemakaian mudah, praktis dan aman terutama bagi bayi dan anak
- Pemberian dapat dicampur dengan makanan dan minuman untuk
menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari obat
- Pemberian dengan bantuan pipet lebih praktis, aman dan dosis
tepat.

Keburukan :
- Wadah sulit, harus disertai penetes  mahal
- Dalam peracikan sulit dilaksanakan
BSO Padat Per Oral
1. Pilulae
- Sudah jarang
- 3 macam :
* granul < 60 mg
* pilulae 60-300 mg
* boli > 300 mg

2. Tablet

Sediaan padat kompak yang dibuat dengan cara kempa cetak


- Bentuk umumnya tabung pipih, permukaannya rata atau cembung,
mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi
- Zat tambahan dalam tablet untuk pembuatan tablet terdiri dari :
* zat pengisi : laktosa, sakarosa, glukosa, ca-dihidrogen fosfat, kalsium
fosfat, na-klorida dll
* zat pengembang : pati terigu, pektin, agar, CMC dll
* zat pengikat : sakarosa, glukosa, pati terigu, gelatin, gom arab dll
* zat pelicin : Mg stearat, asam stearat, lemak, parafin cair, bahan lain yang
cocok
BSO Padat Per Oral
2. Tablet
Jenis :
- Kempa (compressi)
- Kunyah (chewable)
- Tablet salut (coated tablet), terdiri dari :
* tablet salut gula ( sugar coated tablet)
* tablet salut tekan (press coated tablet)
* tablet salut film (film coated tablet)
* tablet salut enterik (enteric coated tablet)
- Tablet berlapis
- Tablet effervescent
- Tablet bukal/sublingual
- Tablet hisap (trochesci, lozenges, pastiles)
KEUNTUNGAN:
- Paling umum dilakukan karena mudah, aman dan murah.
- Tidak memerlukan proses sterilisasi.
- Umum digunakan untuk tujuan terapi lokal dan sistemik.

KERUGIAN :
- Bioavailabilitas oral tidak begitu tinggi  sebahagian zat aktif telah
melalui metabolisme / eliminasi lintasan pertama melalui saluran
pencernaan dan di hati sebelum mencapai sirkulasi sistemik.
- Sediaan salut enterik tablet atau sediaan lepas lambat yang
absorpsinya biasanya kurang baik atau inkonsisten akibat perbedaan
pengelepasan obat di lingkungan berbeda, memerlukan waktu transit
yang lama dalam usus untuk meningkatkan obat-obat yanag diserap.
- Obat dapat mengiritasi saluran cerna.
- Perlu bekerjasama dengan pasien  tidak bisa dilakukan bila pasien
dalam keadaan koma.
SEDIAAN OBAT TABLET
SUBLINGUAL
Pemakaian di rongga mulut  sela antara pipi dan
gusi atau di bawah lidah.
Larut perlahan-lahan di selaput lendir kantong pipi
atau bawah lidah dengan bantuan saliva.
Absorpsi terjadi di mukosa mulut.
Zat aktif masuk langsung ke sirkulasi tanpa
mengalami ‘first pass effect’.
Menghindari degradasi atau metabolisme yang
mengaktivasi zat aktif oleh enzim pencernaan
sehingga bioavailabilitas obat tetap tinggi dan efek
terapi dapat dicapai.
Contoh-contoh obat tablet sublingual:
- Isordil tablet ( isi : isosorbid dinitrat ).
- Triazolam.
Keuntungan:
 Sangat poten karena larut dengan baik dalam lemak  absorpsi
lebih mudah dicapai walaupun permukaan absorpsinya tidak
terlalu luas namun sudah cukup memberikan efek.

 Terhindar dari metabolisme lintasan pertama di hati karena aliran


darah dari mulut tidak melalui hati melainkan langsung ke vena
kava superior
 bioavailabilitas obat tetap tinggi dan efek terapi mudah
tercapai.

 Menghindari resiko terapi cara pemberian obat per-oral 


pemberian obat tablet sublingual dapat segera dihentikan bila
pemakaiannya didapati tidak sesuai untuk terapi.

 Menghindari kesulitan absorpsi obat melalui saluran cerna, akibat :


pH saluran cerna, aktivitas enzimatik dan interaksi obat dengan
makanan, minuman, atau pemberian obat per-oral lainnya.

 Menggantikan pemakaian obat, jika cara pemberian per-oral tidak


memungkinkan efek dalam sesuatu terapi.
Kerugian :

 Kemungkinan salah dalam cara pemakaian, yaitu


obat tidak didiamkan terlebih dahulu di dalam mulut
tapi langsung ditelan sehingga akibatnya efek terapi
sulit dicapai.

 Rasa dan bau kurang enak dari obat tersebut tidak


dapat dihindarkan dan ini menyebabkan pasien
kurang selesa dengan keadaan tersebut.

 Pemberian obat tidak bisa dilakukan bagi yang


mempunyai reaksi allergi pada obat sublingual tablet
misalnya, triazolam dan isordil.
BSO Padat Per Oral
3. Pulvis (serbuk) dan pulveres (serbuk terbagi-bagi)

Pulvis (obat dalam/luar) :Campuran dari 2 atau lebih obat yang diserbukkan.
Pulveres (obat dalam) : serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang
sama, dibungkus menggunakan kertas perkamen atau bahan yang cocok
untuk sekali minum.

Persyaratan serbuk (pulvis dan plveres) :


- halus pada derajat tertentu
- kering dan homogen
- Pembawa bersifat inert (tidak beraksi dengan zat berkhasiat)
BSO Padat Per Oral
4. Kapsul

Sediaan berupa serbuk yang diisikan ke dalam cangkang kapsul atau berupa
sediaan cairan, setengah padat atau dibungkus dengan kapsul dasar.

Jenis kapsul :
- Hard capsule (cangkang kapsul keras)
* cangkang dibuat dari gelatin dalam berbagai ukuran sesuai jumlah serbuk
obat yang akan dimasukkan.
* Cangkang kapsul umumnya berbentuk tabung berujung bulat terdiri dari
wadah dan tutup.
- Soft capsule (cangkang kapsul lunak atau kenyal)
* dasar terbuat dari campuran yang terdiri dari campuran gelatin, gliseril dan
sorbitol atau metilselulosa dalam perbandingan yang sesuai.
SEDIAAN PARENTERAL
Sediaan volume kurang dari 15
ml, disebut injectionem.
Kondisi obat injeksi
• solusio
• suspensi
Safe
• emulsi Must be clear
Sediaan volume 15-500 ml, No color
disebut : infus, langsung IV.
- solusio (larutan) Isohydrate
- liquida (sediaan darah) Isotonic
Sterile
Free of pyrogen
Contoh obat injeksi yang ada di pasaran
Garamycin ( Gentamycin sulfate )
Brainact ( Citicoline )
Gentamerk ( Gentamycin sulfate )
Duvadilan ( Isoxuprina )
Gastridin ( Ranitidin )
Colymycin ( Colistin solfomethate sodium)
etc
BSO pada Mukosa Tubuh
1. Mukosa Mata

Tetes mata
Persyaratan obat tetes mata :
- steril dan stabil
- bebas dari zarah asing
- isotoni
- isohidril
Kebaikan :
- mudah diterima oleh mukosa mata dan
nyaman dipakai
- tidak mengganggu penglihatan
Keburukan : mudah diencerkan oleh air
mata
Perkembangan Pipet Tetes
Perkembangan Pipet Tetes
Perkembangan Pipet Tetes
Perkembangan Pipet Tetes
BSO pada Mukosa Tubuh
1. Mukosa Mata
Salap mata

Persyaratan obat salap mata :


- steril
- bahan obat harus larut atau termikronisasi dalam dasar salap mata
- homogenitas baik
- tidak iritasi
- dasar salap harus memberi kemungkinan terhadap zat aktif tersebar
dengan perantaraan air mata
Kebaikan :
- Waktu kontak zat aktif obat dengan mata bertambah dibandingkan dengan
guttae
- Lebih murah
- Sediaan lebih stabil
Keburukan :
- Pandangan kabur karena pengaruh dasar salap
- Kurang nyaman di mata
BSO pada Mukosa Tubuh
2. Mukosa Telinga
Tetes telinga (guttae auriculares)
Sediaan berupa larutan ataupun
suspensi, salap, supositoria dan
pulvis
Salap : mengandung hidrocortison,
deksametason, antiseptik dapat
digunakan pada mata dan telinga.
Pulvis : mengandung antibiotika dan
antiseptika
Supositoria : berbentuk kerucut,
sudah JARANG
Aural guttae
Children Adult
1) Pipet tetes , obat tetes beserta
wadahnya harus dalam keadaan steril.
2) Ujung dari pipet tetes tidak boleh
menyentuh daerah target .
3) Gunakan sesuai dosis yang dianjurkan
4) Simpan di tempat yang jauh dari
jangkauan anak – anak .
BSO pada Mukosa Tubuh
3. Mukosa Hidung
Tetes Hidung

Sediaan berbentuk larutan ataupun suspensi yang diberikan dengan jalan


meneteskan ke lubang hidung.
Kebaikan :
- Praktis, langsung ke mukosa nasal di lubang hidung
- Mengatasi hidung tersumbat dan membantu pengeluaran cairan yang
berlebihan di saluran pernafasan.
Keburukan :
- Pembengkakan bila berlebihan
- Penggunaan bersama  penularan infeksi

Contoh Guttae nasales Efedrine


Nasal Guttae
Proetz Position Parkinson Position
BSO pada Mukosa Tubuh
3. Mukosa Hidung
Nasal spray (semprot hidung)
Konvensional : botol plastik elastis yang pada ujung wadah diberi lubang
sedemikian rupa sehingga besar partikel semprotan dapat ditentukan dan
diatur.
Aerosol : mengandung propelen (co-solvent) yang dapat mendorong
sediaan obat keluar, dapat diatur dan ditentukan setiap kali semprot
(terukur).
Kebaikan :
- Pemakaian lebih efisien dan praktis
- Nasal decongestan dan antialergi, bekerja lebih cepat
Keburukan :
- Harga lebih mahal, kemasan dan teknologi lebih canggih

Contoh : Iliadinnasal spray (konvensional)


Flixonase nasal spray (aerosol)
BSO pada Mukosa Tubuh
4. Mukosa Mulut dan Tenggorokan
Gargarisma (Collutorium)
Gargarisma : Preparat untuk cuci mulut, tenggorokan dan gigi dengan
maksud untuk membasmi mikroorganisme dan menghilangkan bau mulut.
Collutio (kumur mulut) : digunakan untuk mengobati radang mukosa mulut

Tablet hisap (Trochesci, lozenges)


Dihisap di mulut dan tenggorokan  tablet perlahan larut di mulut dan
tenggorokan, sehingga terjadi kontak zat aktif di daerah tersebut.
Kebaikan :
- kontak obat dengan mukosa mulut  lama  kerja obat lebih efektif
- dapat membasmi mikroba di mukosa mulut dan tenggorokan, sekaligus
menghilangkan bau mulut
- praktis dan menyenangkan
Keburukan :
- kerja obat diharapkan lokal, tetapi efek sistemik sulit dihindari
- kemungkinan salah dalam penggunaan
BSO pada Mukosa Tubuh
4. Mukosa Mulut dan Tenggorokan
Tablet bukal/ sublingual
Pemakaian di rongga mulut  sela antara pipi dan gusi/ di bawah lidah
Tablet larut perlahan di selaput lendir kantong pipi atau bawah lidah  zat
aktif dilepas perlahan  larut dengan saliva ~ absorpsi
Kebaikan :
- terhindar first fass effect
- angka bioavailabilitas tinggi, efek terapi mudah tercapai
Keburukan :
- kemungkinan salah dalam cara pemakaian  obat tidak didiamkan di
dalam mulut tapi langsung ditelan ~ efek terapi sulit dicapai
- rasa dan bau kurang enak sulit dihindarkan
Contoh : Cedocard tab (isi : isosorbid dinitrat)
BSO pada Mukosa Tubuh
5. Mukosa Rektum, vagina dan urethra
Supositoria, ovula dan basila
Sediaan padat pada suhu kamar dan melumer pada suhu tubuh.
Bentuk :
* supositoria berbentuk peluru (torpedo)  per rektum
* ovula berbentuk oval yang diberi pervagina
* basila berbentuk batang yang diberi melelui urethra
Bahan berkhasiat : astringensia, antiseptika, antiinflamasi, fungisida,
analgetika, anestetik lokal, emolien dan konstipasi
BSO pada Mukosa Tubuh
5. Mukosa Rektum, vagina dan urethra

Enema (klisma, pompa)


Sediaan berupa larutan atau emulsi yang mengandung satu atau lebih
bahan aktif yang digunakan dengan cara dipompa ke dalam rektum atau
vagina.
Obat luar : lokal/sistemik
Penggunaan pada : - kasus konvulsi, konstipasi melalui rektum
- membersihkan vagina
- hendak melahirkan untuk membersihkan rektum
- obat rematik, analgetika melalui rektum
BSO pada Mukosa Tubuh
5. Mukosa Rektum, vagina dan urethra
Krim, salap, emulsi dan busa aerosol
Tersedia dalam tube dengan bantuan aplikator yang diberikan melelui
rektum
 anastesi lokal
analgetika
antiinflamasi
zat protektif
Busa aerosol mengandung estrogenik dan zat kontraseptik per vagina
Kebaikan pemberian obat per-rektum :
- alternatif
- menghindari intoksikasi, bila zat aktif terlalu toksik
- menghindari ES di lambung
- terhindar “first pass effect”
Keburukan :
* adanya feses mengganggu absorpsi obat
* penggunaan kurang nyaman.
BSO Aerosol
Sediaan yang dikemas dalam wadah cukup rapi di bawah tekanan tinggi,
mengandung zat aktif yang mudah dilepas saat sistem katup ditekan.
Sediaan dalam bentuk gas, biasanya nitrogen atau udara
Komposisi : zat berkhasiat, pelarut (solvent dan co-solvent), propelan
(prpellent), wadah dengan katup dan sitem penyemprotan
Keuntungan :
- praktis
- sediaan yg keluar sifatnya sama
- dosis zat aktif setiap kali semprotan telah terukur
Kerugian :
- tekanan cepat turun
- perlu ruangan atas (head space)
- mahal
Perhatian :
- jauhkan dari panas atau api karena sediaan mudah meledak
- perlu tahu teknik penggunaan agar efisien dan optimal
- efek sistemik, langsung disemprotkan ke bronkus
Contoh : Berotec 100 mcg inh; Alupent aerosol
BSO dan Rute Pemberian
N Rute BSO Tujuan
o
1 Per-oral Pulvis/pulveres,tablet,kaplet, Sistemik/lokal
kapsul,solusio,liquid,sirup,
suspnsi,gel
2 Bukal/sublingual Pellet,dragee Sistemik

3 Mukosa Collutio, gargarisma, trocheszi, Lokal


mulut/tenggorokan liquid (olesan)
4 Parenteral/injeksi Larutan, emulsi, suspensi Sistemik
(injectionem)
5 Rektum Suppositoria, salap, cream, Lokal/sistemik
(anus,rektal) solusio,enema, klisma
6 Vaginal Ovula, tablet, salep,krim, solusio Lokal
N Rute BSO Tujuan
o
7 Urethral Basila, solusio Lokal

8 Oral, inhalasi Aerosol, inhaler Lokal/sistemik

9 Intraokular Tetes mata :lar, Lokal


susp,acculent
10 Intraaural Larutan , suspensi Lokal

11 Intra nasal Tetes/semprot Lokal


hidung
12 Topikal Salap, pasta, Lokal
krim, linimenta,
jelly, epitema
(lar,susp)
13 Intradermal (Transdermal) Plaster Lokal/sistemik

14 Implantasi Pellet,susuk Sistemik


Terimakasih
RECTAL SUPPOSITORIA
INTRAVENOUS INJECTION
DESIRABLE PLASMA CONCENTRATION CAN BE
ACHIEVED RAPIDLY AND ACCURATELY
IRRITATIVE AND HYPERTONIC DRUGS MAY BE
GIVEN BY THIS ROUTE
MAY PROVIDE A PRECISE AND CONTINUOUS DRUG
THERAPY USING IV INFUSION
ADVERSE DRUG REACTION MAY OCCUR RAPIDLY
INSOLUBLE OR OILY SUBSTANCE MAY CAUSE
EMBOLISM
ASEPTIC PROCEDURE MAY CAUSE INFECTION
CLINICAL APPLICATION

APPROPRIATE IN EMERGENCY CASES


WHICH REQUIRED RAPID EFFECT
ALSO APPROPRIATE WHEN THE
MEDICATIONS ARE TOO IRRITATING TO BE
GIVEN BY OTHER ROUTES (eg. CANCER
CHEMOTHERAPY)
ESTABLISH AN IV LINE IF WE ARE GOING TO
ADMINISTER THE MEDICATION BY IV ROUTE
REPETITIVELY
ALWAYS USE STERILE TECHNIQUE TO
PREVENT INFECTION
SUBCUTANEOUS INJECTION
DRUGS INJECTED AT SUBCUTANEUS
LAYER
SLOW ABSORPTION
COMBINATION WITH
VASOCONTRICTOR AGENTS MAY
DECREASE ABSORPTION RATE
AVOID IRRITATIVE DRUGS
CLINICAL APPLICATION

HORMONES ( eg. IMPLANT), LOCAL


ANAESTHETIC, HEPARIN AND
INSULINE ARE USED TO BE
ADMINISTERED BY THIS ROUTE
IN REPEATED INJECTIONS, THE SITE
OF INJECTION NEED TO BE VARIED IN
ORDER TO MINIMIZE TISSUE DAMAGE,
AID ABSORPTION AND AVOID
DISCOMFORT
INTRA MUSCULAR INJECTION
MEDICATIONS THAT IRRITATE SUBCUTANEOUS
TISSUE (eg. PENICILLIN) MAY SAFELY BE GIVEN BY
THIS ROUTE
ABSORPTION RATE IS GREATER THAN
SUBCUTANEOUS INJECTION
LARGER VOLUME OF FLUID MAY BE GIVEN
FREQUENTLY USED SITES ARE DORSOGLUTEAL,
VENTROGLUTEAL, VASTUS LATERALIS, RECTUS
FEMORIS, DELTOID AND TRICEPS MUSCLES
ONLY HEALTHY MUSCLES SHOULD BE USED FOR
INJECTION
Z – TRACT INJECTION
INTRACUTANEOUS INJECTION
DRUG IS INJECTED INTO THE DERMAL
LAYER JUST BENEATH THE EPIDERMIS
ONLY SMALL AMOUNT OF LIQUID IS USED
(0,1 ML)
THIS METHOD IS INDICATED FREQUENTLY
FOR ALLERGY SKIN TESTS, TUBERKULIN
TESTS AND VACCINATIONS
COMMON SITES FOR INJECTION ARE INNER
LOWER ARM, UPPER CHEST AND THE BACK
BENEATH THE SCAPULAE
INTRA ARTERIAL INJECTION
THIS ROUTE IS RESERVED FOR SITUATIONS
REQUIRING LOCALIZATION OF DRUG IN
PARTICULAR ORGANS
LOCALISED DRUG CONCENTRATION, SO
REDUCES THE TOXIC CONCENTRATION IN
SYSTEMIC CIRCULATION
Eg. INJECTING AN ANTI NEOPLASTIC
NITROGEN MOUSTARD AT A TUMOR SITE
STERILE PROCEDURES ARE NEEDED AS
WELL
INTRATHECAL INJECTION
DRUGS INJECTED TO SUBARACHNOID
SPACE
IN ORDER TO ACHIEVE RAPID EFFECT
TO CEREBROSPINAL AXIS
USED IN TREATMENT OF CNS
INFECTIONS AND SPINAL ANESTHESIA
INTRAPERITONEAL INJECTION
RARE, MORE OFTEN USED FOR
LABORATORY ANIMAL
LARGE SURFACE AREA, RAPID
ABSORPTION
HIGH INFECTION RISK (PERITONITIS)
AND PERITONEAL ADHESIONS
USED FOR DIALYSIS METHOD
INHALATION
INTENDED TO LOCAL EFFECT AT
RESPIRATORY TRACT BUT SYSTEMIC
ABSORPTION VIA ALVEOLI MAY
OCCUR
THE MEDICATION IS USED TO TREAT
RESPIRATORY PROBLEM (eg.
ASTHMA BRONCHIALE, COPD)
COMMON MEDICATIONS USED ARE
BRONCHODILATORS AND STEROIDS
TOPICAL ADMINISTRATION
PERCUTANEUS
EYE OINTMENT AND INSTILLATION
NASAL INSTILLATION
EAR INSTILLATION
VAGINAL SUPPOSITORIA AND
IRRIGATION
URETHRAL SUPPOSITORIA
INFANT ADULT
NASAL DROPS
VAGINAL IRRIGATION

Anda mungkin juga menyukai