Anda di halaman 1dari 13

SEDIAAN CAIR (LIQUID)

Eva Oetomo, S.Si., Apt


Pengertian Sediaan Cair
Sediaan cair (potio) : obat minum dengan penggunaan secara
oral yang berupa sirup, larutan suspensi atau emulsi. Secara
umum formulasi untuk sediaan cair antara lain : bahan obat/zat
aktif dengan pelarut, pembantu pelarut (kosolven), dapar,
pemanis, pengawet, air suling.

Pelarut
Pada umumnya digunakan air suling/ air demineral/ aquadest. Bila
obat dalam bentuk garamnya maka akan mudah larut dalam air
suling, kelarutan zat aktif bergantung juga pada kesesuaian
tetapan disosiasi dan pH larutannya, seperti Phenobarbital, dalam
suasana basa pH 8 mudah larut karena phenobarbital merupakan
garam yang larut dalam air pada pH itu, tetapi bial pH diturunkan
< 8 maka phenobarbital akan sulit untuk larut, untuk berbagai
kejadian, zat yang sukar larut ditambahkan pelarut pembantu
(kosolven) seperti etil alkohol, propilenglikol, gliserin, atau
campuran dr pelarut2 tsb.
Dapar
Dapar diperlukan untuk menjaga/menyangga agar pH larutan
tidak berubah, dgn tujuan agar kestabilan zat aktif tidak
berkurang disebabkan pH, umumnya konsentrasi dapar tidak
boleh melampaui 0,1 M. Untuk sediaan antibiotik, penambahan
dapar dimaksudkan untuk memperlambat penguraian zat aktif
oleh pH yang berubah.
Pemanis
Pemanis digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dari obat dan
untuk meningkatkan keterimaan pasien dalam mengkonsumsi
obat . Rasa manis umumnya berasal dari sukrosa, tingkat
kemanisan sukrosa dapat digolongkan menjadi :
Manis ringan : < 50% sukrosa ekuivalen
Manis sedang : 50-100% sukrosa ekuivalen
Manis sekali : > 100% sukrosa ekuivalen
Zat penambah rasa enak : as sitrat 0,25-1% biasanya digunakan
untuk mengurangi rasa asin dari sediaan, natrium chlorida 0,25-
0,5% dapat memperbaiki rasa larutan yg sgt manis.
Pengawet
Larutan mengandung air sangat rentan akan pertumbuhan
bakteri yang akan menguraikan zat2 dalam sediaan sehingga
dapat merusak kualitas sediaan, oleh sebab itu diperlukan
pengawet untuk menghentikan ataupun memperlambat
pertumbuhan bakteri, contoh : metil paraben dan propil paraben.
Pengaroma
Aroma juga diperlukan untuk menambah daya tarik obat, rasa
pahit umumnya ditutupi oleh aroma coklat, sitrun, atau permen,
pengaroma bisa juga berupa minyak atsiri, vanili, adas manis,
coklat, kopi.
Pewarna
Terdapat 3 jenis pewarna yang boleh digunakan dalam sediaan
farmasi :
• Zat pewarna FD & C : utk makanan, obat, kosmetik
• Zat pewarna D & C : utk obt dan kosmetik
• Zat pewarna D & C : utk pemakaian topikal/non oral dan
kosmetik
Pembantu Kestabilan
Zat ini digunakan untuk membantu kestabilan pada sediaan.
Antioksidan digunakan untuk mencegah terurainya sediaan oleh
reaksi oksidasi, cth : Na metabisulfit dan Na bisulfit dengan kadar
0,05-0,5%.
Chelating agent digunakan untuk mengikat logam2 berat yang
berfungsi mengkatalis reaksi menjadi kompleks, cth : diNatrium
edetat dengan kadar 0,01-0,05%
Solutiones (Larutan)
 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau
lebih jenis obat dalam pelarut (dengan zat pelarut yang
sesuai) dan digunakan sebagai obat dalam atau obat luar.
 Elixir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa
dan bau sedap, selain obat mengandung juga zat
tambahan seperti gula atau zat pemanis lain, zat warna,
zat pengawt, dan digunakan sebagai obat dalam. Sebagai
pelarut utama elixir adalah etanol yang dimaksudkan
untuk mempertinggi kelarutan.
 Mixture adalah sediaan cair yang mengandung bahan
kimia terlarut banyak. Contoh : larutan penyegar cap kaki
tiga, iodine povidon solution.
Penggolongan Larutan menurut tujuan pemakaiannya :
a. Larutan untuk mata : collyrium (obat cuci mata), guttae opthlamicae
(obat tetes mata)
b. Larutan untuk telinga : solutio otic, guttae auriculares (obat tetes
telinga)
c. Larutan untuk hidung : collunarium (obat cuci hidung), guttae
nasales (obat tetes hidung), inhalationes (obat semprot untuk
hidung maupun mulut)
d. Larutan untuk mulut : collutorium (obat cuci mulut), gagarisma/
gargle (obat kumur), litus oris (obat oles bibir), guttae oris (obat
tetes mulut)
e. Larutan parenteral : injectiones (injeksi,obat suntik), infus
intravena, serum dan vaksin
f. Larutan untuk rektal : digunakan melalui anus/rektal seperti
lavament/clysma/enema
g. Larutan untuk vagina : digunakan melalui vagina seperti douche
h. Larutan oral : potiones (obat minum), sirop, elixir, netralisasi,
saturatio, potio effervescent
i. Larutan topikal : ephitema (obat kompres), lotiones
Penggolongan Larutan menurut cara pemberiannya :
a. Larutan oral : sediaan cair yg dibuat utk pemberian oral,
mengantung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan
pengaroma, pemanis, atau pewarna yg larut dalam air atau
campuran kosolven-air. Misalnya sirop,elixir
b. Larutan topikal : larutan yg biasanya mengandung air, tetapi
seringkali mengandung pelarut lain seperti etanol untuk
penggunaan pada kulit, atau dalam larutan lidokain oral topikal
untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. Misalnya : lotio

Penggolongan Larutan berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut :


a. Spirit : larutan yang mengandung etanol/ hidroalkohol dari zat
mudah menguap umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma.
b. Tingtur : larutan mengandung etanol/ hidroalkohol yang dibuat dari
bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
c. Air Aromatik : larutan jernih dan jenuh dlam air, dari minyak mudah
menguap atau senyawa aromatik, atau bahan mudah menguap
lainnya.
Suspensi
Suspensi : sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat
terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa
zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan
pembawa yang ditetapkan (Formularium Nasional,3).
Macam-macam Suspensi :
Suspesi oral : sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam
bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan
pengaroma yg sesuai ditujukan untuk penggunaan oral
Suspensi topikal : sediaan cair yang mengandung partikel padat
dalam bentuk halus yang terdispersi dalam pembawa cair yang
ditujukan untuk penggunaan kulit.
Suspensi tetes telinga : sediaan cair mengandung partikel2 halus yg
ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
Suspensi opthlamik : sediaan cair steril yang mengandung partikel2
sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa utk pemakaian
pada mata.
Suspensi untuk injeksi terkonstitusi : sediaan padat kering
dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk
larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi
steril setelah pemakaian bahan pembawa yang sesuai.

Emulsi
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung 2 zat yang
tidak tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan
yang satu terdispersi menjadi butiran2 kecil dalam cairan
yang lain.
Macam-macam emulsi berdasarkan penggunaannya dibagi
menjadi 2 golongan :
a) Emulsi untuk pemakaian dalam (per oral)
b) Emulsi untuk pemakaian luar (topikal)
Emulsi untuk pemakaian dalam (per oral)
Emulsi penggunaan per oral biasanya mempunyai tipe
minyak dalam air. Emulgator merupakan film penutup
dari minyak obatnya untuk menutupi rasa tidak enak.
Zat perasa diberikan pada fase ekstern untuk menaikkan
rasa enak.
Emulsi untuk injeksi intravena / parenteral telah diselidiki
untuk penggunaan makanan dan minyak obat untuk
hewan dan manusia. Penggunaan emulsi untuk
parenteral meminta perhatian khusus selama produksi,
seperti pemilihan emulgator, ukuran dan kesamaan butir
tetes pada penggunaan intravena.
Emulsi untuk pemakaian luar (topikal)
Emulsi penggunaan topikal biasanya mempunyai tipe
minyak dalam air atau air dalam minyak yang dapat dipakai
untuk pemakain kulit dan membran mukosa. Dengan
proses emulsi, memungkinkan terbentuknya lotion atau
cream yang konsistensinya mempunyai sifat :
Dapat meluas ke daerah yang diobati
Mudah dicuci
Tidak membekas pada pakaian
Mempunyai rupa, bau, warna dan rasa yang baik

Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase


internal maupun eksternal, emulsi digolongkan menjadi 2
macam yaitu :
a. Emulsi tipe o/w atau m/a : emulsi yang terdiri atas
butiran minyak yang tersebar atau terdispersi dalam air.
Minyak sebagai fase internal dan air sebagai fase
eksternal.
b. Emulsi tipe w/o atau a/m : emulsi yang terdiri atas
butiran air yang tersebar atau terdispersi ke dalam
minyak. Air sebagi fase internal dan minyak sebagai
fase eksternal.

Cara mengenal kerusakan larutan :


 Terjadi kekeruhan atau perubahan warna
 Terbentuk kristal atau endapan zat padat
 Terjadi perubahan bau
 Perubahan viskositas

Anda mungkin juga menyukai