Anda di halaman 1dari 34

Perilaku Anak

di Klinik Gigi
Klasifikasi Perilaku Anak
Klasifikasi perilakuklinisi
1.membantu dalam perencanaan
metode manajemen perilaku.
2.memberikan suatu cara untuk
mencatat perilaku anak secara
sistematis.
Klasifikasi perilaku
anakWilson(1933)
4 kelas (golongan) :
normal atau berani
pemalu atau takut-takut
histeris
memberontak atau menentang
Sands (1933)5 tipe perilaku:
hipersensitif (sangat perasa) atau
waspada
gugup / gelisah
takut
tidak sehat secara fisik
keras kepala
Frankl dkk (1962)Frankl Behavioral
Rating Scale4 kategori perilaku:
Rating 1:pasti negatifpenolakan
perawatan, menangis dengan keras,
takut atau tanda perilaku negatif
ekstrim lain yang terlihat jelas.
Rating 2:negatifenggan untuk
menerima perawatan, tidak
kooperatif, beberapa tanda sikap
negatif tetapi tidak nyata seperti
merengut (cemberut), menarik diri.
Rating 3:positifpenerimaan
perawatan, kadang-kadang berhati-
hati, kerelaan untuk patuh pada drg,
kadang menuntut janji / syarat tetapi
pasien mengikuti pengarahan drg
dengan kooperatif.
Rating 4:Pasti positifhubungan baik
dgn drg, tertarik pada prosedur
dental, tertawa dan menikmati
situasi.
Klasifikasi Frankl
alat ukur riset perilaku
catatan dalam bentuk steno dlm
rekam medis anak.
misal: (=)pasti negatif; (-)negatif;
(++)pasti positif; (+)positif
Klasifikasi Perilaku Wright3
kategori:
1. kooperatif
2. kurang mampu kooperatif
3. perilaku berpotensi kooperatif
ad 1: kooperatif
terlihat relaks, rasa takut minimal,
antusias (bersemangat).
terus terang →TSD
ad 2: kurang mampu kooperatif
tjd pd anak-anak dgn usia yg masih sangat
mudakomunikasi & pemahaman (-)
Mc Donaldtaraf pre kooperatifperiode
temporer dlm fase perkembangan anak.
masalah perilaku yg besar.
Anak dgn kondisi kecacatan
keparahan kondisi anak menghalangi
kooperasi anak
teknik manajemen perilaku spesifik
diperlukan
perubahan perilaku positif sulit
diharapkan
ad 3: perilaku berpotensi kooperatif
Nomenklatur ”perilaku bermasalah”
anak bisa sehat atau cacat
memiliki kemampuan untuk
menjalani perawatan dental secara
kooperatif perilaku anak dapat
dimodifikasi
Beberapa karakteristik dari
kondisi berpotensi kooperatif
Perilaku tidak terkontrol:
biasa tjd pd anak usia 3-6thn pd
kunjungan pertama ke drg.
reaksi/perilaku anak
kemarahan:menangis keras,
memukul & menyepak kecemasan
akut &ketakutan.
situasi yg penuh tekanan perilaku
anak mundur ke perilaku awal
(bentuk perilaku yg lebih kekanak-
reaksi anak dimulai di ruang
resepsionis atau bahkan dapat
terjadi sebelum anak masuk ke
klinik.
kadang-kadang tjd pd anak dgn usia
yg lbh tua (misal anak usia sekolah)
perilaku tidak terkontrol tidak
sesuai dgn konsep diri mereka
alasan khusus
pengungkapan permasalahan
solusi
Perilaku tidak terkontrol yg harus
segera dilakukan:
anak dibawa keluar dari ruang
resepsionis
amukan anak diatasi
membahayakan anak & dental team
membangun komunikasi dgn anak
pemahaman situasi oleh anak
perilaku dpt dikontrol
Perilaku membangkang (tidak patuh):
terlihat pd anak hampir semua usia, tapi
lebih sering pd anak usia sekolah
perilaku serupa dirumah ortu tdk
memberi arahan yg tepat untuk perilaku
anak
teriakan yg khas “aku tidak mau”
keras kepala, manja.
menantang wibawa org dewasa (drg)
menunjukkan keberanian teknik
manajemen perilaku yg tepat anak
menjadi kooperatif
Drg :berterus terang, pendekatan yg tegas
Bentuk pembangkangan lain
perlawanan pasif:
tertelungkup di kursi gigi, tdk
merespon secara verbal, usaha
untuk melibatkan anak dlm prosedur
perawatan gagal
tdk terjalin komunikasi
GTM
Berpegang erat pd kursi gigi
menghindari kontak mata
Taktik perlawanan pasif sering tjd
pd usia mendekati remaja:
 bebas mengekspresikan rasa suka &
tdk suka dirumah
 dibawa ke drg diluar kemauan
pelanggaran kebebasan
 dirawat seperti anak-anak
memberontak
 problem perilaku yang sulit
Drg: -ketegasan
-hindari pergulatan
-memahami anak
-jalin komunikasi
-jujur, diskusi
penerapan teknik manajemen yang
tepat
Perilaku penakut (malu-malu):
Bentuk negatifisme ringan
Penanganan salah perilaku tdk terkontrol
Bentuk perilaku:
-berlindung dibelakang ortu
-gagal memberi perlawanan fisik ketika
dipisahkan dr ortu
-mengelak / ragu-ragu ketika diberi
pengarahan
-merengek, tapi tdk menangis histeris
-mengangkat tangan ke mata utk
menangis, sering menyembunyikan air
mata
- over protective
- dari daerah pedalaman
Drg: -menuntun anak melewati
pengalaman dental
pertamanya
-menumbuhkan kepercayaan diri
anak
-anak penakut tidak selalu
mendengar atau memahami
instruksi drg sering mengulang
instruksi
Perilaku kooperatif-tegang:
ada diantara batas perilaku positif-negatif
Ciri: -menerima perawatan dental
-tdk menunjukkan kekerasan / perilaku
yg menyimpang
-tidak dapat digolongkan sbg
penakut/pemalu
-sangat tegang bahasa tubuh:mata
mengikuti gerakan drg,
gemetar saat bicara, tubuh
bergetar, berkeringat
-usaha untuk mengontrol emosi
penanganan yg salah sikap dental negatif
Perilaku merengek / mengeluh:
merengek / mengeluh merupakan perilaku
yg menonjol rengekan sepanjang
prosedur perawatan dental
mengeluh sakit meskipun pemberian
anestesi lokal telah diulang
sumber frustasi & kejengkelan dental team
kekhawatiran anak menurunkan ambang
rasa sakit
Ciri: -tangisan tdk keras, terkontrol
-suara konstan
Drg: sabar, mengontrol emosi
Variabel-variabel yg
mempengaruhi perilaku anak di
lingkungan kedokteran gigi
Riwayat medis yg telah lalu:
pengalaman medis positif
(menyenangkan) kooperatif
perasaan takut dapat di transfer dari
situasi satu ke situasi lainnya
Pengalaman rasa takut dipertimbang
pengalaman tindakan bedah kan sbg faktor
yg mempe
pengalaman rawat inap ngaruhi peri
interaksi dgn dokter sebelumnnya laku
Kecemasan ibu / orangtua:
kecemasan ibu / ortu perilaku
negatif anak
pengaruh terbesar pada anak usia di
bawah 4 thn
Kesadaran tentang masalah dental
kesadaran adanya masalah dental
perilaku negatif pada kunjungan
pertama ke drg
akibat kecemasan ortu
Kecemasan atau ketakutan anak
perilaku kesuksesan perawatan
dental
Di klinik sulit membedakan antara
kecemasan dan ketakutan
selama perawatan anak
sering merasakan kedua
fenomena tersebut
Ketakutan dental:
-berkaitan dgn objek spesifik
-menggambarkan reaksi terhadap
stimulan eksternal spesifik yg mengancam
-reaksi emosi normal terhadap stimulan
yg mengancam dlm situasi perawatan gigi
Kecemasan dental:
-tidak ada objek tertentu
-perasaan khawatir yg tdk spesifik
-menggambarkan keadaan dimana org
dibangkitkan &dipersiapkan utk sesuatu
yg akan terjadi
-berkaitan dgn kondisi abnormal
Odontophobia:
-tipe kecemasan dental yg parah
-ketakutan menetap
-menghindari perawatan dental
meskipun perlu
-mengganggu kehidupan sosial
Faktor etiologi ketakutan dan
kecemasan dental serta problem
perilaku
1. Faktor personal:
umuranak yg masih sgt kecil
pengalaman & pemahaman
terhadap situasi dental
berbeda dgn anak yg lbh tua
usianya
sifat keras kepala bersifat
sementara
perasaan takut & cemas
fenomena normal dalam
ketakutan & kecemasan umum
ketakutan terjadi luka, ketakutan
medis berkaitan dengan ketakutan &
kecemasan dental
Temperament kualitas emosional
seseorang yg sudah tampak sejak awal
kehidupannya, diyakini ada pengaruh
genetik.
pemalu (10%) lambat utk
menyesuaikan dgn situasi baru /
orang asing
malu-malu, canggung,
perasaan tegang & menderita
serta kecenderungan utk
menjauh dr interaksi sosial
perlu waktu utk
menyesuaikan dgn situasi
emosional negatif:menangis, takut,
Problem lain, misal:
DAMP (Deficit Attention, Motor
control and Perception)
ADHD (Attention Deficit,
Hyperactivity Disorder)
2. Faktor eksternal:
ketakutan dan kecemasan dental
ortu
kondisi sosial
latar belakang etnik
pola asuh anak
3. Faktor dental:
Rasa sakit pada perawatan dental
Dental teamsecara tdk langsung
merupakan ancaman /
sesuatu yg menakutkan bagi
beberapa anak
perilaku & sikap dental
team terhadap anak
perilaku anak

Anda mungkin juga menyukai