Sediaan Solid
Sediaan Solid
Obat merupakan suatu bahan, yang dapat merupakan bahan alam atau sintesis, yang
dapat digunakan untuk mempengaruhi sistem biologis pada tubuh manusia ataupun
badan. Dalam hal ini obat didesain sebagai suatu sistem yang terintegrasi untuk
Bentuk sediaan solid memiliki wujud padat, kering, mengandung satu atau lebih zat
aktif yang tercampur homogen. Bentuk sediaan solid memiliki suatu keunggulan jika
dibandingkan dengan bentuk sediaan liquid, yaitu bahwa dengan keringnya bentuk
sediaan tersebut, maka sediaan tersebut lebih menjamin stabilitas kimia zat aktif
didalamnya, sedangkan kelemahan dari bentuk sediaan ini adalah pada penggunaan
oral, pemberiaan sediaan ini pada beberapa pasien terasa cukup menyulitkan, perlu
disertai dengan cairan untuk dapat ditelan dengan baik. Banyak ragam bentuk
sediaan solid dalam dunia kefarmasiaan , antara lain serbuk, tablet, kapsul, pil,
Kategori :
Apa yang dimaksud dengan bentuk sediaan padat / solid ?
Tingtur-tingtur
Jika ada air kristal,maka dapat terjadi reaksi kimia (air kristal keluar)
(eksikatus)
Campuran-campuran yang mencair
◦ Jika tersedia zat aktif yang sesuai dengan kandungan dari tablet itu maka
◦ Bila tidak tersedia zat aktifnya, tablet digerus dahulu sampai halus kemudian
Laktosa qs
m.f pulv.d.t.d. No. X
S 3 dd pulv I
Permasalahan
Scopolamine hydrobromide dosis diperlukan tiap bungkus adalah 2,5 mg,
setelah dikalikan dengan jumlah 10 bungkus sebanyak 25 mg, sedangkan
batas dalam penimbangan terendah adalah 50 mg.
Pemecahan Permasalahan
Dilakukan pengenceran Scopolamine hydrobromide dengan penambahan
carmin + lactosa sampai 500 mg.
Perhitungan
Scopolamine hydrobromide = 2,5 mg × 10 = 25 mg
Carmin = 50 mg
Lactosa = 400 mg
Jadi,
50 mg
Dilarutkan dalam eter, aseton atau alkohol kemudian tambahkan talk, aduk sampai eter menguap.
Kamfer, timol, mentol, asam salisilat, balsam peru
Dilarutkan dengan eter cum spiritus atau alkohol 96% kemudian keringkan dengan talk.
Ichtiol
Diencerkan dengan eter cum spiritus atau etanol 96% kemudian keringkan dengan talk.
Parafin cair, oleum ricini (minyak jarak)
Dicampur dengan talk sama banyak lalu ditambahkan sisa talk sedikit demi sedikit.
Solutio formaldehida
Menthol 0,5%
Talkum ad 50 g
m.f.pulv
S.u.e
Permasalahan
Asam Salisilat = serbuk yang sangat ringan, mudah berterbangan merangsang hidung
bersin.
Menthol = serbuk Kristal hablur yang sebelum di gerus harus dilarutkan terlebih
dahulu.
Pada proses pengayakan ada bahan yang tidak melewati lubang ayakan, sehingga
dikhawatirkan jumlah bahan dalam sediaan berkurang.
Lanjutan
Pemecahan Permasalahan
Mentol mempunyai titik lebur yang rendah yang mampu
melarutkan asam salisilat.
Ditambahkan 10 % pada masing-masing bahan.
Perhitungan
Asam salisilat = 0,4 g + 10% = 0,44 g
homogen.
5.Dikeluarkan dari lumpang lalu, diayak dengan pengayak no. 100 mesh.
6.Dimasukkan ke dalam wadah bedak dan diberi etiket bitu ditandai “obat
luar”
Granul
12,
granulasi basah.
Formula :
Paracetamol 500 mg
Avicel 15 %
Aerosil 1 %
Talk 1 %
Mg. Stearat 1 %
Permasalahan
volume
massa terlalu kecil sehingga tidak sampai pada bobot yang diinginkan
sifat
alir serbuk yang kurang baik
adanya
reaksi antara bahan yang dapat menyebabkan serbuk menjadi lembab
Pemecahan masalah
Avicel
sebagai pengisi dan disintegran dengan keefektifan yang sangat tinggi dan
Laktosa
digunakan sebagai bahan pengisi karena bersifat inert (tidak bereaksi hampir
pada semua bahan obat, stabil secara kimia, fisika dan mikrobiologis.
Talk
berfungsi sebagai bahan pelincir. Talk sering digunakan dalam formulasi sediaan
Mg.
Stearat sebagai pelincir. Walaupun talk memiliki sifat pelincir dan anti lekat yang
baik, tetapi sifat pelumas dari talkum kurang bagus. Untuk itu perlu di tambah bahan
yang mempunyai sifat pelumas yang baik, sehingga bila keduanya digabungkan akan
saling melengkapi
Aerosil
sebagai adsorbent. Berfungsi untuk melindungi bahan berkhasiat dari pengaruh
4. Tablet Effervescent
Permasalahan dalam pembuatan tablet :
OTT zat aktif (meleleh, berubah warna, terurai)
Konsentrasi mg. Stearat sebagai lubrican maksimal 2%, jika terlalu besar
akan terjadi laminating
Jumlah aerosil yang ditambahkan tidak boleh lebih dari 3% karena aerosil
bersifat menyerap air, sehingga tablet akan membatu yang menyebabkan
waktu hancur lebih lama
Permasalahan dalam pencetakan tablet :
Capping : pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas/bawah tablet
Cracking : keadaan dimana tablet pecah, lebih sering dibagian atas tengah
permukaan punch
tidak merata
Formula
Zat aktif Paracetamol 500 mg
Direncanakan bobot tablet 700 mg , dibuat 1000 tablet
Formula : Fase dalam (92%)
Paracetamol 500 gr
Amilum 10% dari bobot tablet 70 gr
Mucilago amili 10% (1/3 FD) 21,5 gt
Laktosa 52,5 gr
Jumlah 644 gr
Fase luar (8%)
mg stearat 1%
talk 2%
amilum kering 5%
Permasalahan
Jumlah
zat aktif kurang untuk membuat bobot tablet sesuai dengan yang diinginkan
Tablet
yang terbentuk bisa pecah atau retak
Tablet
diharapkan dapat hancur dalam perut dengan baik
Tablet
lekat pada cetakan
Pemecahan masalah
Ditambahkan
zat pengisi laktosa agar bobot tablet sesuai dengan yang diinginkan
Ditambah
zat pengikat berfungsi untuk memperbaiki kekompakan dan daya tahan
dari tablet
Ditambah
zat penghancur
Ditambah
zat pelicin
Perhitungan
mucilago amili = 1/3 x 644 gr = 215 gr
misalnya : granul FD yang diperoleh 600 gr dengan kadar air 2%, maka untuk kadar air 0%,
bobot granulnya = 0,98 x 600 = 588 gr
913,04
= 714,27 mg
Pembuatan
Ditimbang masing-masing bahan dengan seksama
Dimasukkan zat khasiat, zat pengisi dan zat penghancur campur
sampai homogen
Kemudian dibasahi dengan larutan bahan pengikat
Kemudian diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari
pengering pada suhu 40ºC- 50ºC
Setelah kering, diayak lagi untuk memperoleh granul, kemudian
ditambahkan bahan pelicin
Dicetak dengan mesin tablet
kapsul
sediaan kapsul adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, yang ditujukan
untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
Macam-macam kapsul
Cara buatnya : bisa diisi secara manual dan biasanya cangkang kapsul dapat
dibeli atau tidak dibuat sendiri. Kapsul ini lebih stabil karena diproduksi dengan tujuan single use.
Berbahaya bila memasukan obat dari bahan alam secara keseluruhan dengan ampasnya,
sebaiknya diekstraksi dulu.
Kapsul lunak terdiri 1 bagian, lebih kenyal, lunak. Pembuatan kapsul ini lebih sulit
dibandingkan kapsul keras karena pembuatannya harus sekaligus. Digunakan untuk anak-anak
yang tidak suka minum obat. Stabilitas kapsul lunak lebih jelek dari pada kapsul keras karena
kapsul lunak berbentuk cair.
Avicel 15 %
Aerosil 1 %
Talk 1 %
Mg. Stearat 1 %
Permasalahan
volume
massa kapsul terlalu kecil sehingga tidak sampai pada bobot yang diinginkan
sifat
alir serbuk yang kurang baik sehingga memperlama saat dimasukkan kedalam
kapsul
adanya
reaksi antara bahan yang dapat menyebabkan serbuk menjadi lembab
Pemecahan masalah
Avicel sebagai pengisi dan disintegran dengan keefektifan yang sangat tinggi dan mempunyai
Laktosa digunakan sebagai bahan pengisi karena bersifat inert (tidak bereaksi hampir pada
Talk berfungsi sebagai bahan pelincir. Talk sering digunakan dalam formulasi sediaan oral dan
Mg. Stearat sebagai pelincir. Walaupun talk memiliki sifat pelincir dan anti lekat yang baik,
tetapi sifat pelumas dari talkum kurang bagus. Untuk itu perlu di tambah bahan yang
mempunyai sifat pelumas yang baik, sehingga bila keduanya digabungkan akan saling
melengkapi
Aerosil sebagai adsorbent. Berfungsi untuk melindungi bahan berkhasiat dari pengaruh
homogen
Kemudian tambahkan laktosa gerus sampai homogen, terakhir tambahkan paracetamol gerus sampai
homogen
Kemudian ayak dengan ayakan mesh 30
Ditimbang 50 cangkang kapsul kosong, kemudian catat bobotnya
Siapkan alat semi manual
Buka cangkang kapsul sebanyak 50 buah, kemudian letakkan wadah kapsul ke dalam alat semi
manual.
Masukkan serbuk kedalam wadah kapsul hingga penuh dan ratakan
Kemudian kapsul ditutup dengan tutup kapsul, dan bersihkan kapsul menggunakan kain flanel
Dimasukkan dalam wadah dan diberi etiket yang sesuai.
suppositoria
Menurut Farmakope Indonesia ed. IV suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai
bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh,
Rektal Suppositoria sering disebut Suppositoria saja, bentuk peluru digunakan lewat
Vaginal Suppositoria (Ovula), bentuk bola lonjong seperti kerucut, digunakan lewat
Supositoria kempa atau Supositoria sisipan adalah Supositoria vaginal yang dibuat
dengan cara mengempa massa serbuk menjadi bentuk yang sesuai, atau dengan cara
Urethral Suppositoria (bacilla, bougies) digunakan lewat urethra, bentuk batang panjang
antara 7 cm - 14 cm.
Formula
Paracetamol 6,25%
Oleum cacao 95,8%
Cetaceum 5%
Pemasalahan
Sifat
karakteristik dari oleum cacao dimana jika pemanasannya tinggi akan mencair
sempurna seperti minyak dan kehilangan semua inti kristal yang stabil yang berguna untuk
memadat, bila didinginkan dibawah 15º akan mengkristal dalam bentuk kristal metastabil
Oleum
cacao memiliki kemampuan menyerap air yang rendah
Oleum
cacao cenderung lengket pada cetakan
Oleum
cacao mudah meleleh dimana titik leburnya 30 - 36ºC
Pada
pengisian masa suppositoria ke dalam cetakan, oleum cacao cepat membeku dan pada
pendinginan terjadi susut volume hingga terjadi lubang diatas masa
Oleum
cacao mudah mencair dan menjadi tengik selama penyimpanan
Pemecahan masalah
Pemanasan oleum cacao tidak boleh melebihi suhu minimumnya. Harus dilebur
perlahan-lahan di atas penangas air berisi air hangat untuk menghindari terjadinya
bentuk kristal yang tidak stabil dan untuk menjamin retensi dalam cairan dari bentuk
kristal β yang lebih stabil sehingga akan membentuk inti dimana pengentalan
Untuk mencegah lengket pada cetakan maka sebelum digunakan cetakan dilapisi
dengan gliserin
Untuk meningkatkan titik lebur oleum cacao dapat digunakan tambahan cetaceum
Pada pengisian cetakan harus diisi lebih, barus setelah dingin kelebihanya dipotong
Oleum cacao harus disimpan pada tempat dingin, kering dan terlindung dari cahaya
Perhitungan
Berat suppositoria = 2 gr
Berat suppositoria = 10 x 2 gr = 20 gr
= 5% x 18,125 gr
= 0,906 gr
Lanjutan...
Permasalahan
Massa pil yang terbentuk dapat melekat pada alat pembuat
pil, dan antara pil yang satu dengan yang lain dapat
melekat/lengket
Kalium permanganat dan succus liquiritae berbentuk serbuk
kering sehingga massa pil sulit untuk dibentuk
Ada kemungkinan bentuk pil pecah pada proses pembentukan
Volume massa pil yang kecil sehingga sulit untuk dibentuk
Pemecahan masalah
Agar massa pil tidak melekat pada alat di gunakan talcum sebagai zat
penabur berfungsi untuk memperkecil gaya gesekan antara molekul yang
sejenis maupun yang tidak sejenis, sehingga massa pil menjadi tidak lengket
satu sama lain, atau lengket pada alat pembuat pil.
Di tambahkan zat pembasah aqua gliserinata berfungsi untuk memperkecil
sudut kontak antar molekul sehingga massa pil menjadi basah dan lembek
sehingga mudah dibentuk
Untuk menambah kohesivitas atau kualitas ikatan serbuk bahan pada pil
untuk menjamin pil tidak mudah pecah digunakan zat pengikat adeps lanae
berfungsi untuk memperbesar daya kohesi maupun daya adhesi massa pil
agar massa pil dapat saling melekat menjadi massa yang kompak
Zat pengisis succus liquiritae berfungsi untuk memperbesar volume massa pil
mudah dibuat
Perhitungan
1 pil kalium permanganat = 50 mg
Ditambahkan sedikit demi sedikit aqua gliserinata hingga massa pil menjadi