Anda di halaman 1dari 22

SEDIAAN OBAT

FARMASI
PENDAHULUAN
 Bentuk sediaan farmasi adalah
sediaan dalam bentuk sediaan obat
tertentu yang diformulasikan sesuai
dengan kebutuhan, mengandung 1
atau lebih zat aktif dalam pembawa
yang digunakan sebagai obat.
SEDIAAN
SOLID/PADAT
Solid / Padat :
 Puyer → Pulveres, Pulvis, Kapsul, Tablet, Suppositoria.
 PULVERES / SERBUK TERBAGI : Dibagi dalam
bagian yg sama dengan kertas / bahan lain yg tidak
mempengaruhi isinya. Satu bungkus untuk satu
pemakaian. Merupakan campuran kering.
 PULVIS / SERBUK TIDAK TERBAGI :
 Obat Luar (serbuk luka & serbuk tabur)
 Obat Dalam (lewat oral)
 Pulvis secara umum

 seperti pembuatan pulveres


 Dilebihkan 10% penimbangannya
Diayak dengan pengayak No. 100 dan 60 bila tidak
mengandung lemak
Diayak dengan pengayak No. 40 dan 44 bila menganduk
lemak atau minyak
Ditimbang Kembali sesuai jumlah yang diminta
 Secara Khusus

campor, menthol, asam salisilat, asam benzoate : ditetesi


etanol, dikeringkan dg talk / bolus alba/ amylum/ magnesium
oksida
 acid boric : diambil pulv-nya
Cera alba : ditetesi eter, keringkan dengan talk / bolus alba

Balsam peru : ditetesi eter, keringkan dengan talk


Ichtyol : ditetesi etanol, keringkan dengan baik

Minyak atsiri : tidak diayak, tidak dilebihkan


Paraformaldehid : tidak diayak,tidak dilebihkan
ZnO : diayak sebelum ditimbang
 KAPSUL : Sama seperti Puyer tapi dimasukkan
dalam cangkang kapsul kosong.
 TABLET :
Sediaan padat yg berisi satu / lebih bahan obat dengan
/ tanpa bahan tambahan
Dibuat dengan pengempaan / compressed dengan
menggunakan mesin pembuat tablet
SEDIAAN SEMI SOLID
Semi Solid :
 Salep, Krim, Pasta, Gel / Jelly
 SALEP :
Sediaan setengah padat
Pemakaian topikal pada kulit / selaput lendir
 Jenis salep berdasarkan efek farmakologis:
Salep epidermik
Salep endodermik
Salep diadermik
 Batas kesalahan salep : Tidak boleh lebih dari 5%
 Basis salep:
 Vaselin alba
 Vaselin flava
 Paraffin cair
 Lanolin

 KRIM :
Sediaan setengah padat
Mengandung air tidak kurang dari 60 %
Pemakaian topical.

 PASTA :
 Sediaan setengah padat mengandung satu / lebih bahan obat
 Pemakaian topikal pada kulit / antiseptik
 Bahan padat lebih banyak daripada salep
 Lebih kental & kaku, daya absorpsi lebih besar & kurang berlemak
 GEL / JELLY
 Sediaan setengah padat terdiri dari suspensi yang
dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atan molekül besar
terpenetrasi oleh suatu cairan.

 Sistem dispersi, minimal terdiri dari dua fase yaitu


fase padat dan fase cair (liogel) atau sebuah fase
padat dan fase gas (serogel)
SEDIAAN LIQUID/CAIR
Liquid / Cair
 Solution / Larutan, Suspensi, Emulsi, Guttae /
Tetes, injection.
 Sebagai obat luar / non oral maupun obat dalam.
 SOLUTION / LARUTAN :

Cairan yg mengandung bahan kimia terlarut tunggal


maupun campuran
 SUSPENSI
Sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam
bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair.

 EMULSI
Cairan yg mengandung bahan cair (minyak / lemak)

Berdasarkan tipe:
 Tipe m / a : mudah dicuci air (tdk lengket).
Contoh : vanishing cream sebagai moisturizing
 Tipe a / m : tidak mudah dicuci
Contoh : Cold cream
 GUTTAE
 Cairan yang digunakan dengan penetesan
 volumenya lebih kecil dari sirup

 INJEKSI
 Cairan steril berupa larutan
 Digunakan secara parenteral (menembus /
merobek jaringan ke dalam / melalui kulit / selaput
lendir)
SINGKATAN
DALAM RESEP
 s = tandai (signa)
 ac = sebelum makan (ante coenam)
 pc = sesudah makan (post cenam)
 Dtd = berikan sesuai takaran sebanyak itu (da tales dosis)
 qs = secukupnya (quantum statis)
 U.e = untuk obat luar (usus externum)
 mf = buatlah, campur (misce fac)
 Det/Nedet = diberikan/tidak diberikan (detur/nedetur)
 C = sendok makan 15 ml (cochlear)
 Cth = sendok teh 5 ml (cochlear tea)
 Cp = sendok bubur 8 ml (cochlear parvum)
 aa = masing-masing (anna)
 Did = berikan setengahnya (da in dimidio)
 S.dd = 1 kali sehari (semel de die)
 B.dd = 2 kali sehari (bis de die)
 T.dd = 3 kali sehari (ter de die)
 Q.dd = 4 kali sehari (quarter de die)
PERHITUNGAN
RESEP
RESEP “DENGAN DTD”
 R/ Ambroxol 1 tab
CTM 4 mg 1 tab
Ephedrin HCL 12,5 mg
Teophilin 150 mg
m.f.pulv.dtd.No.X
s.3.dd.l

Pro : Yuta (25 thn)


PERHITUNGAN BAHAN
 Ambroxol tab = 1 tab x 10 = 10 tab   Efedrin HCl = 12.5 mg x 10 = 125mg

Mgd ambroxol = 30mg x 10 tab = 300mg Diambil tab = x 1 tab = 10 tab

 CTM tab = 1 tab x 10 = 10 tab  Theofilin = 150 mg x 10 = 1500mg 


1gram
Mgd CTM = 4 mg x 10 tab = 40mg
Diambil tab = x 1 tab = 10 tab
RESEP “TANPA DTD”
 R/ Aminophyllin 1g

Epexol tab IV
Methylprednisolone 8mg tab v
m.f.Pulv No.X
S.tdd PI

Pro : Dimas (20 thn)


PERHITUNGAN BAHAN
 Aminophyllin = 1 gram
 Epexol = 4 tab
 Methylprednisolon 8 mg = 5 tab
 R/ asam salisilat 1%

Zinc Oxyd 10%


talk ad 50
S. bedak biang keringat. Ue

Pro: Jeno
PERHITUNGAN DAN
PENIMBANGAN BAHAN
  Perhitunganbahan  Penimbangan bahan
 Asam salisilat 1%  Asam salisilat = 550mg
x 50 g = 0,5 g x 1,1  Zinc oxyd = 5.5 gram
= 0,55 gram  550mg  Talk = 48.95 gram
 Zinc oxyd 10%
 x 50g = 5g x 1.1 = 5.5 gram
 Talk
50 x 1.1 = 55 gram
= 55g – (0.55g + 5.5g)
= 55g – 6.05g = 48.95 gram
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai