A. Serbuk
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan
yang lebih halus sehingga lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi dari pada
bentuk sediaan padatan lainnya (kapsul, tablet, pil). Pada pembuatan serbuk kasar,
terutama simplisia nabati digerus lebih dahulu sampai derajad halus tertentu setelah itu
dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50OC.
Serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah menguap di keringkan dengan
bahan pengering yang cocok, setelah itu di serbukkan dengan jalan digiling, ditumbuk
dan digerus sampai di peroleh serbuk yang mempunyai derajad halus sesuai yang tertera
pada pengajak dan derajad halus serbuk. Derajad halus serbuk dinyatakan dengan satu
nomor atau dua nomor. Jika derajad halus serbuk dinyatakan 1 nomor berarti semua
serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika dinyatakan dengan 2 nomor
dimaksudkan bahwa semua serbuk dapatmelalui pengayak dengan nomor terendah dan
tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor tertinggi.
Serbuk sangat kasar, adalah serbuk (5/8)
Serbuk kasar, adalah serbuk (10/40)
Serbuk agak kasar, adalah serbuk (22/60).
Serbuk agak halus, adalah serbuk (44/85)
Serbuk halus, adalah serbuk (85)= 120
Serbuk sangat halus, adalah serbuk (120)=200/300
Serbuk oral dapat diberikan dalam bentuk terbagi (pulveres/divided
powder/chartulae) atau tidak terbagi (pulvis/bulk powder).
Serbuk oral tak terbagi terbatas pada obat yang relatif tidak poten seperti
laksansia, antasida, makanan diet dan beberapa jenis analgesik tertentu. Serbuk tak
terbagi lainnya adalah serbuk gigi dan serbuk tabur yang keduanya digunakan untuk
pemakaian luar. Umumnya serbuk terbagi dibungkus dengan kertas perkamen dan untuk
lebih melindungi dari pengaruh lingkungan serbuk ini dapat dilapisi dengan kertas
selofan atau sampul polietilena.
1. Syarat Serbuk
a. Kering
b. Halus
c. Homogen
d. Memenuhi uji keseragaman bobot ( seragam dalam bobot) atau keseragaman
kandungan ( seragam dalam zat yang terkandung) yang berlaku untuk serbuk
terbagi/pulveres yang mengandung obat keras, narkotik, dan psikotropik.
2. Pulvis
Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi dan dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis antara lain.
a. Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan untuk penggunaan
topikal, dapat di kemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya serbuk tabur harus melewati
ayakan dengan derajad halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada
bagian yang peka.
b. Pulvis dentrificius (serbuk gigi) biasanya mengandung carmin sebagai pewarna
yang dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau etanol 90%.
c. Pulvis sternutatorius (serbuk bersin) adalah serbuk untuk hisap hidung.
d. Pulvis efervesen, serbuk biasa yang sebelum di minum dilarutkan dahulu dalam
air dingin atau air hangat , serbuk ini mengeluarkan gas CO2 yang kemudian
membentuk larutan yang jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa
asam (asam sitrat, asam tartarat) dengan basa (Na-karbonat, Na-bikarbonat).
Dalam pembuatannya bagian asam maupun basa harus di keringkan secara
terpisah. Gas CO2 (karbon dioksida) digunakan untuk pengobatan, mempercapat
absorbsi atau untuk menyegarkan rasa larutannya.
3. Pulveres
Pulveres (serbuk bagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih
kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang
cocok.
4. OTT (Obat Tak Tercampurkan)
a. Terjadi reaksi kimia
Campurannya menjadi racun, misalnya :
Kalomel + iodium = sublimat
Asetosal + antipirin = kinatoksin (tidak berefek antimalaria tetapi beracun).
Campurannya menimbulkan ledakan, misalnya :
Bahan pengoksida dengan bahan yang mudah dioksidasikan (K – lorat + sulfur)
b. Terjadi perubahan warna
Antipirin + nitrir = hijau
Amilum + iodin = biru
c. Terjadi perubahan fisika
Golongan alkaloid akan di serap norit
d. Terjadi kerja farmakologis
- Fenasetin akan merusak ginjal sehingga tidak boleh digunakan untuk pasien
kerusakan ginjal.
- Amidopirin dapat menyebabkan kanker usus.
- Heksamin dengan golongan sulfa = antagonis.
B. Tablet
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi, yang berdasarkan metode pembuatannya dapat digolongkan sebagai
tablet cetak dan tablet kempa.
1. Metode Pembuatan Tablet
a. Tablet Cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan
serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa dibasahi dengan etanol
presentasi tinggi kadar etanol tergantung dengan kelarutan zat aktif dan bahan
pengisi dalam pelarut serta kekerasan tablet yang diinginkan. Pembuatan dengan
cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan.
Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Besar tekanan pada tablet 25-50 bar.
Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama
pengeringan.
b. Tablet Kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara
pengempaan dari sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi. Pada serbuk
atau granul menggunakan pons/cetakan baja. Umumnya tablet kempa
mengandung zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan.
Tetapi dapat juga mengandung bahan pewarna, bahan pengaroma dan bahan
pemanis. Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari ½ diameternya.
Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari satu siklus
tekanan.
2. Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
a. Pengobatan Lokal
- Tablet untuk vagina (ovula), digunakan sebagai antiinfeksi, antifungi, hormon
lokal.
- Tablet untuk penis (basila), digunakan sebagai antiinfeksi.
- Tablet hisap (lozenges), dugunakan untuk mulut dan tenggorokam.
- Untuk pengobatan sistemik, per oral. Tablet yang bekerja sistemik dapat
dibedakan menjadi :
Short acting/jangka pendek; dalam satu hari memerlukan beberapa kali
menelan obat. Obat bekerja tidak lebih dari 8 jam.
Long acting/jangka panjang; dalam satu hari cukup menelan satu tablet.
Obat berkerja lebih dari 8 jam.
3. Berdasarkan jenis bahan penyalut
a. Tablet salut biasa/salut gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapisan gula baik berwarna
maupun tidak. Lapisan gula berasal dari suspensi dalam air mengandung serbuk
yang tidak larut , seperti pati, kalsium karbonat, talk, dan titanium dioksida yang
di suspensikan dengan gom akasia atau gelatin.
b. Tablet salut selaput (film coated tablet)
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan
polimer yang larut dalam air yang hancur cepat didalam saluran cerna. Penyalutan
tidak perlu berkali-kali. Disalut dengan hidroksi propil metil selulosa, metil
selulosa, hidroksi propil selulosa, Na-CMC dan campuran selulosa asetat dengan
PEG yang tidak mengandung air.
c. Tablet salut kempa
Tablet salut kempa adalah tablet yang di salut secara kempa cetak dengan massa
granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat dan zat yang cocok. Mula-mula
dibuat tablet inti, kemudian di cetak lagi bersama granulat kelompok lain sehingga
terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet).
d. Tablet salut enteric (enteric coated tablet)
Tablet salut enteric atau lepas tunda adlah tablet yang dikempa yang disalut
dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam tetapi terlarut
dalam usus halus. Maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk
menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung. Bahan yang sering
digunakan adalah alol, keratin, selulosa asetat phtalat.
e. Tablet lepas lambat
Adalah tablet yang zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan
dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah
cukup untuk beberapa waktu tertentu (misalnya tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam).
f. Tablet berlapis
Tablet yang disiapkan dengan pengempaan granuler tablet pada granulasi yang
baru di kempa. Proses ini dapat diulangi untuk menghasilkan tablet berlapis
banyak dari 2 atau 3 lapisan.
4. Berdasarkan cara pemakaian
a. Tablet biasa
Dibuat tanpa penyalut, digunakan peroral dengan cara ditelan, pecah di lambung.
b. Tablet kunyah
Bentuknya seperti tablet biasa, caa pakai dikunyah dalam mulut kemudian di
telan, umumnya tidak pahit. Dimaksudkan untuk dikunyah sehingga
meninggalkan residu yang memberikan rasa enak dimulut. Diformulasikan untuk
anak-anak, dibuat dengan cara dikempa, biasanya digunakan manitol, sorbitol dan
sukrosa sebagai pengikat dan pengisi.
c. Tablet hisab (lozanges, trochisi, pastiles)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat umumnya dengan
bahan dasar beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur
perlahan-lahan dalam mulut. Tablet yang mengandung zat aktif dan zat penawar
rasa dan bau yang dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan
lokal pada selaput lendir mulut. Tablet ini dibuat dengan cara tuang disebut
pastilles atau dengan cara kempa tablet menggunakan bahan dasar gula disebut
trochisi. Umumnya mengandung antibiotik, antiseptik dan adstringensia.
d. Tablet larut (effervescent tablet)
Dibuat dengan cara dikempa. Selain zat aktif, tablet mengandung campuran zat
asam dan natrium bikarbonat yang jika di larutkan dengan air akan menghasilkan
CO2. Diberi wadah yang tertutup rapat dan terlindung dari lembab. Tablet ini
harus di larutkan dengan air baru diminum.
e. Tablet implantasi (pelet)
Tablet kecil, blat dan oval putih, steril dan berisi hormon steroid, dimasukkan
kedalam kulit dengan cara merobek kulit sedikit, kemudian tablet dimasukkan,
dan kulit di jahit kembali. Zat khasiat akan dilepaskan perlahan-lahan. Dibuat
berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksdukan untuk
implantasi subkutan (untuk KB, 3-6 bulan, mencegah kehamilan).
f. Tablet hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam
air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul
dengan menambahkan palarut steril(FI IV). Umumnya berbobot 30 mg dan di
suntikkan dibawah kulit (subkutan). Dilarutkan lebih dahulu sebelum dijadikan
injeksi hipodermik
g. Tablet bukal
Digunakan dengan cara meletakkan tablet diantara pipi dan gusi sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut. Tablet biasanya berbentuk oval,
keras dan berisi hormon, bekerja sistemik, terdisolusi di tempat tersebut dalam
waktu yang lama (perlahan-lahan).
h. Tablet sublingual
Digunakan dengan cara meletakkan tablet di bawah lidah sehingga zat aktif
langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara oral. Tablet kempa berbentuk
pipih yang berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah
ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar memberikan efek
terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
i. Tablet vagina
Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk di masukkan dalam vigina yang
di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung
antiseptik, astrigen. Digunakan utnuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin
juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik. Tablet vagina mudah
melemah dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan sebagai obat
luar khusus untuk vagina.
j. Tablet rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur)
yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
5. Komponen Tablet
Komponen atau formulasi tablet kempa terdiri dari zat aktif bahan pengisis, bahan
pengisi, desintegran, dan lubrikan dapat juga mengandung bahan pewarna yang di
absorbsikan pada alumunium hidroksida yang tidak larut yang di izinkan pada
pengaroma dan bahan pemanis.
a. Zat aktif
- Zat aktif tidak larut air (insoluble drugs) zat ini cenderung digunakan untuk
memberikan edek lokal pada saluran pencernaan (antasida dan adsorben).
- Zat aktif larut air (suluble drugs) zat ini cenderung digunakan untuk
memberikan efek sistemik dengan terdisolusi dan tereabsorpsi pada usus.
b. Eksipien
Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan sebagai
zat pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif,
membentuk tablet dan mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus
memiliki kriteria sebagai berikut :
Pengisi (Diluent)
Berfungsi untuk memperbesar volume massa agar mudah dicetak dan dibuat.
Bahan pengisi di tambahkan jika zat aktif sedikit sulit dikempa biasanya
digunakan Saccharum lactis, amylum manihot, calcii phospas, calcii carbonas
dan zat yang cocok.
Pengikat (Binder)
Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Biasanya yang
digunakan adalah mucilago gummi arabici 10-20% (panas solutio
mythycellulosum 5%).
Penghancur (Disintegrant)
Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya yang digunakan
adalah amilum manihot kering, gelatin, agar-agar, dan natrium alginat.
Pelicin (Lubricant)
Berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan tablet dan juga
berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada cetakan (matrys).
Biasanya digunakan talkum 5% magnesium stearat, acidum stearicum.
Glidan
Bahan yang dapat meninggkatkan kemampuan mengalir serbuk, umunya
digunakan dalam kempa langsung tanpa proses granulasi, misalnya silika
pirogenik koloidal.
c. Adjuvant
Adjuvant adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang ditambahakan
dalam jumlaj kecil untuk maksud pemberian warna, penawar bau, dan rasa.
Pewarna (Coloris agent)
Berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi produk,
dan untuk membuat suatu produk lebih menarik.
Pewarna NamaUmum
Red 3 Erytrosine
Red 40 Allura red AC
Yellow 5 Tartrazine
Yellow 6 Sunset Yellow
Blue 1 Brilliant Blue