Anda di halaman 1dari 6

Pengertian ancaman agresi militer

Ancaman Militer  adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang


terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman militer dapat berbentuk:

Pelanggaran wilayah
Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah tanpa izin, baik
oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang.

Spionase
Spionase merupakan kegiatan dari intelijen yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi atau rahasia militer atau negara.

Sabotase
Sabotase dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital nasional
dan dapat membahayakan keselamatan bangsa.
• Aksi teror bersenjata
Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang
bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri yang bereskalasi
tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa. Aksi terorisme pada prinsipnya adalah suatu tindak
pidana kriminal tetapi memiliki sifat yang khusus, yaitu memiliki ciri-ciri, bergerak
dalam kelompok, anggotanya memiliki militansi tinggi, beroperasi di bawah tanah
(rahasia), menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan mematikan serta
umumnya terkait dalam jaringan internasional.

Pemberontakan bersenjata
Pemberontakan merupakan proses, cara, perbuatan memberontak atau
penentangan terhadap kekuasaan yang sah. Vladimir Lenin mengatakan bahwa
kaum Marxist dituduh sebagai Blanquisme karena memperlakukan pemberontakan
sebagai suatu seni.

Perang Saudara
Perang Saudara terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dalam satu wilayah
yang sama.
Strategi Menghadapi Ancaman Militer

Menurut pasal 30 ayat 2 UUD 1945, dalam menghadapi berbagai macam ancaman militer,
Indonesia melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
Penyelenggaraan Sishankamrata didasarkan pada kesadaran hak dan kewajiban seluruh
warga negaraserta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia.
Ciri sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta :
a.       Kerakyatan, yaitu hankam negara diabdikan oleh dan untuk rakyat.
b.      Kesemestaan, yaitu sumber daya nasional digunakan semaksimal mungkin sebagai upaya
pertahanan.
c.       Kewilayahan, yaitu melaksanakan di seluruh wilayah NKRI sesuai kondisi geografis sebagai
negara kepulauan.
Dalam mengahadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama untuk melaksanakan Operasi
Militer dalam Perang (OMP) dan komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda
komponen utama bila diperlukan, melalui proses mobilisasi/demobilisasi. Selagi komponen
pertahanan siap dikerahkan, namun setiap bentuk perselisihan diutamakan melalui jalan
damai terlebih dahulu. Penggunaan kekuatan pertahanan hanya dilaksanakan apabila cara
damai tidak berhasil.
Berikut adalah beberapa ancaman militer yang saat ini terjadi
dan pernah terjadi di Indonesia:
a.    Saat ini, TNI terpecah menjadi beberapa kubu sehingga
memungkinkan perang saudara antar TNI yang berkelanjutan
yang dapat membuat integrasi Indonesia terancam. 
b.    19 Desember 1948 : Agresi militer Belanda II di kota
Yogyakarta yang saat itu masih ibu kota Indonesia.
c.    4 Desember 2011 : kekerasan bersenjata di Nanggroe Aceh
Darussalam
d.   24 dan 25 Februari 2007 terjadi pelanggaran wilayah yang
dilakukan Malaysia terhadap Indonesia yang berlokasi di
Ambalat yaitu terletak di laut Sulawesi
Strategi dalam menghadapi ancaman di
bidang ideologi
Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut:
1)      Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur  pertahanan nir-militer,
yakni kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang membidangi ideologi.
2)      Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri mengerahkan seluruh
istrumen pemerintahan untuk menangkal pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3)      Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat gerakan untuk melakukan
operasi informasi imbangan sehingga masyarakat dapat menangkal berbagai pengaruh asing
yang mengancam ideologi.
4)      Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran dan
kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut.
5)      Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama untuk
membangun kerjasama dengan pemerintah demi membetengi masyarakat dari penetrasi
ideologi asing.
6)      Peran lapis pertahanan militer seperti program pelaksanaan bakti TNI.
Strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik

Strategi pertahanan ancaman di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi
segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia. Terwujud dengan
kehidupan politik berlandaskan demokrasi Pancasila dan politik luar negeri bebas aktif. Langkah –langkah yang
ditempuh:
1)      Pendekatan ke dalam
Pembangunan sistem politik demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa. Tertulis
dalam 3 pilar penataan kedalam :
-  Penguatan penyelenggaraan pemerintah Negara yang sah, efektif, bersih, berwibawa, dan bebas KKN, serta
bertanggung jawab.
-  Penguatan lembaga legislative
-  Penguatan kekuatan politik nasional
2)      Pendekatan keluar
menciptakan diplomasi dengan Negara lain secara dinamis , diwujudkan dengan :
-    Pada lingkup internal: Penciptaan kestabilan Negara dan ekonomi bangsa.
-    Pada lingkup regional: diplomasi aktif dalam peningkatan kerjasama.
-    Pada lingkup supraregional : politik luar negeri Indonesia untuk meningkatkan kerjasama antar Negara dengan
fokus menjaga keutuhan wilayah NKRI.
-    Pada lingkup global : memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia dalam PBB serta
mengidentifikasi ancaman yang mungkin terjadi sehingga dapat mencegah ancaman tersebut.

Anda mungkin juga menyukai