S U M A T E R A K A L IM A N T A N
IR IA N J A Y A
JA V A
Oleh:
Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA
Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan dan
Anggota Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
PEMISAHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
PRESIDEN
Perintah bayar
SUMBER DAN PELIMPAHAN KEWENANGAN
KEUANGAN NEGARA/DAERAH
Sumber Kewenangan Pelimpahan Kewenangan
Kewenangan atributif adalah • Bersifat Delegatif ,pendelagasian
kewenangan yang melekat dan wewenang dari pejabat yang lebih
diberikan kepada suatu institusi tinggi kepada pejabat yang dibawah
atau pejabat yang berdasarkan secara penuh, sehingga wewenang
peraturan perundang-undangan; dan tanggungjawab beralih kepada
Kewenangan pejabat yg dilimpahkan wewenang
delegatif adalah
dan tindakan penerima wewenang
kewenangan yang berasal dari
sepenuhnya menjadi perbuatan
pendelegasian kewenangan dari
hukum penerima wewenang
institusi atau pejabat yang lebih
• Bersifat Mandatory, pemberi mandat
tinggi tingkatannya kepada unit
tetap bertanggungjawab secara
atau pejabat dibawahnya
administrasi atas perbuatan hukum
penerima kewenangan
PERANGKAPAN PEJABAT PERBENDAHARAAN
KPA PPSPM PPK
PPSPM
M
E
R
A
ATAU N
G
PA/KPA K
A
P
PPK
BENDAHARA
Keterangan: Keterangan:
1. PA/KPA dapat merangkat sebagai PPK atau 1. KPA tidak boleh merangkap sebagai
sebagai PPSPM bendahara
2. PPK tidak dapat merangkap sebagai PPSPM 2. PPSPM tidak boleh merangkat sebagai
bendahara
3. PPK tidak dapat merangkat sebagai
bendahara 4
TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB
PEJABAT PERBENDAHARAAN
1. Otorisator adalah PPK yaitu pejabat yang melaksanakan
kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan
pengeluaran atas beban APBD. Kewenangan ini dikenal
sebagai kewenangan otorisator.
2. Ordonantor adalah PPSPM bertindak sebagai ordonator
berwenang untuk melakukan pengujian atas tindakan
yang dilakukan oleh otorisator (PPK) dan selanjutnya
memerintahkan pembayaran melalui penerbitan SPM.
3. Comptabel, adalah bendahara yang melakukan tugas
sebagai bendahara.
Alur Pelaksanaan Belanja
Doelmatigheid
Penga
Pelaksanaan Perjan Prestasi
daan Penagihan SPP
Komitmen barang/ jian kerja
PA/KPA jasa
Kuasa Pencairan
Pencairan Pengujian Pencairan Dana
BUD Dana
Dana
• Wetmatigheid
• Rechtmatigheid
PENGUJIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN/D
• Wetmatigheid (Sah Menurut Aturan), , Pengujian wetmatigheid dilakukan untuk mencari tahu terhadap
jawaban atas pertanyaan, apakah tagihan atas beban anggaran belanja negara itu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku atau tidak, dan apakah dana yang digunakan untuk membayar tagihan
atas beban anggaran belanja negara itu tersedia dalam DPA atau tidak.
• Rechtmatigheid (Sah Menurut Administrasi), , Pengujian rechmatigheid dilakukan untuk mencari tahu
terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah para pihak yang mengajukan tagihan atas beban anggaran
belanja negara itu secara formal adalah sah. Untuk keperluan pengujian rechmatigheid ini, maka kepada
para pihak penagih diminta untuk menunjukkan adanya surat-surat bukti, sehingga tagihan dapat
dipertanggungjawabkan. Surat-surat bukti ini antara lain meliputi Surat Perintah Kerja, Surat
Perjanjian/Kontrak, Kuitansi, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan dan lain sebagainya
• Doelmatigheid (Sah Menurut Fisik/Material) , Pengujian Doelmatigheid dilakukan untuk mencari tahu
terhadap jawaban atas pertanyaan, apakah maksud/tujuan (output) dari suatu pekerjaan sebagai
pelaksanaan kegiatan/sub kegiatan itu sesuai dengan sasaran/keluaran kegiatan dan indikator keluaran Sub
Kegiatan yang tertuang dalam DPA atau tidak. Sebagai contoh, apabila ada pekerjaan pengadaan
barang/jasa, maka hasil pengadaan berupa sejumlah (satuan) barang/jasa memang nyata-nyata ada sesuai
dengan spesifikasi yang diminta dalam SPK/Kontrak. Termasuk juga pengujian adanya pemborosan atau
tidak, sebagai contoh untuk perjalanan dinas yang tidak terlalu prioritas, dan atau pembelian/penggantian
ban kendaraan yang masih baru/layak digunakan.
• Pengujian Rechmatigheid dan Wetmatigheid PPSPM dan Bendahara kebenaran formiil atau secara
administrasi .
• Pengujian secara doelmatigheid Pengguna Anggaran /Kuasa Pengguna Anggaran selaku PPK
kebenaran material
KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
KEPALA DAERAH
(PEMEGANG
(PEMEGANG KEKUASAAN
KEKUASAAN PENGELOLAAN
PENGELOLAAN KEUDA)
KEUDA)
SEKRETARIS DAERAH
(KOORDINATOR PENGELOLAAN
PENGELOLAAN KEUDA)
KEUDA)
PENGGUNA
PENGGUNAANGGARAN
ANGGARAN PPKD
PPKD Selaku
Selaku BUD
BUD
(KEPALA
(KEPALA SKPD)
SKPD) (KEPALA
(KEPALA BPKAD)
BPKAD)
BENDAHARA
BENDAHARA KUASA PA
KUASA BUD
PPTK PPK-SKPD
PPK-SKPD
PEMBAYARAN LS MELALUI BENDAHARA PENGELUARAN
Pengakuan Biaya
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah
Pilar Konsep terjadi, sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar
sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point
Basis Akrual
munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar.
Pengakuan Pendapatan
Pada saat pemerintah mempunyai hak untuk melakukan penagihan
dari hasil kegiatan pemerintah. Dalam konsep akrual basis menjadi
hal yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima.
Karenanya, dalam basis akrual kemudian muncul adanya estimasi
piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas
belum diterima.
Cakupan Akuntansi Berbasis Akrual
a. Pengakuan pendapatan dan beban pada
saat terjadinya transaksi,
b. Pengakuan periodesasi pendapatan dan
beban dan
c. Pengakuan pendapatan dan beban non-
cash.
d. Belanja yang tidak diikuti beban dengan
yang sama (belanja modal dan belanja
barang)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemda Struktur SA Pemda
Perkada
17
RESTATEMENT LAPORAN KEUANGAN
3. Restatement LRA
a. LRA menggunakan basis kas;
b. LRA Tahun 2014 tidak perlu dilakukan restatement.
4. Restatement LO
a. Entitas tidak perlu membuat LO tahun 2014;
b. LO tahun 2015 tidak perlu dikomparasi dengan LO 2014, karena penyajian LO tahun
2015 baru disajikan pertama kalinya;
c. LO tahun 2015 perlu dianalisis untuk melihat kemungkinan adanya “beban dibayar
dimuka” yang telah dibayar dan dilaporkan pada LRA tahun 2014 maupun LRA tahun
2015;
d. Melakukan penyesuaian atas kemungkinan adanya beban yang masih terhutang pada
akhir tahun 2015
18
PSAP 10 (PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI)
a. Par. 37. Para pengguna Laporan Keuangan perlu membandingkan laporan keuangan dari suatu entitas
pelaporan dari waktu ke waktu untuk mengetahui kecenderungan arah (trend) posisi keuangan, kinerja, dan
arus kas. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang digunakan harus diterapkan secara konsisten pada setiap
periode.
b. Par. 38. Perubahan di dalam perlakuan, pengakuan, atau pengukuran akuntansi sebagai akibat dari perubahan
atas basis akuntansi, kriteria kapitalisasi, metode, dan estimasi, merupakan contoh perubahan kebijakan
akuntansi.
c. Par. 39. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan
akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang
berlaku, atau apabila diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan
keuangan entitas.
d. Par 40. Perubahan kebijakan akuntansi tidak mencakup hal-hal sebagai berikut: (a) adopsi suatu kebijakan
akuntansi pada peristiwa atau kejadian yang secara substansi berbeda dari peristiwa atau kejadian sebelumnya;
dan (b) adopsi suatu kebijakan akuntansi baru untuk kejadian atau transaksi yang sebelumnya tidak ada atau
yang tidak material.
e. Par. 41. Timbulnya suatu kebijakan untuk merevaluasi aset merupakan suatu perubahan kebijakan akuntansi.
Namun demikian, perubahan tersebut harus sesuai dengan standar akuntansi terkait yang telah menerapkan
persyaratan-persyaratan sehubungan dengan revaluasi.
f. Par. 42. Perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
PENGARUH PENYAJIAN KEMBALI
TERHADAP TRANSAKSI ASET TETAP
Basis Akuntansi Penyajian Kembali Tidak Penyajian Kembali
CTA (2014) Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi
Aset Tetap (AT) Aset Tetap (AT)
Akrual (2015 Akumulasi Penyusutan AT
Defisit Penghapusan AT*) Defisit Penghapusan AT *)
Aset Tetap Aset Tetap
Alternatif :
Koreksi Ekuitas
Akumulasi Penyusutan AT
Akumulasi Penyusutan AT
Defisit Penghapusan AT*)
Aset Tetap
Jurnal untuk mengeluarkan Aset Lainnya dari neracapada tanggal 10 Oktober 2015 :
21
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan
Pengertian dan
Pengertian dan dibandingkan dengan tahun
Tujuan
Tujuan sebelumnya.
1. Ekuitas awal
2. Surplus/defisit-LO pada periode
bersangkutan
Struktur dan Isi 3. Koreksi-koreksi yang langsung
Struktur dan Isi
menambah/mengurangi ekuitas.
4. Ekuitas akhir
FORMAT LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Catatan Atas Laporan Keuangan
CaLK merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Laporan Keuangan dan oleh karenanya setiap
entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan
Catatan atas Laporan Keuangan.
Pengertian Meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
Pengertian analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan
Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan
Perubahan Ekuitas