Anda di halaman 1dari 6

CYBER CRIME DALAM

TINDAK PIDANA
EKONOMI
KELOMPOK 6
PENGERTIAN

Cyber crime adalah tindak pidana yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Berbagai definisi pernah dikemukakan oleh para ahli, namun belum terdapat keseragaman
terhadap definisi tersebut. Secara teknis tindak pidana tersebut dapat dibedakan menjadi
offline crime, semi online crime, cyber crime. Masing-masing memiliki karakteristik
tersendiri, namun perbedaan utama diantara ketiganya adalah keterhubungan dengan jaringan
informasi publik (internet). Cyber crime merupakan perkembangan lebih lanjut dari kejahatan
atau tindak pidana yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komputer. Cyber crime
dalam tindakan ekonomi adalah Cybercrime adalah tindak pidana yang dilakukan dengan
memanfaatkan teknologi informasi
RUANG LINGKUP

Jenis-jenis cyber crime dalam tindak ekonomi:


 Offense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. Sebagai contoh
adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di
internet yang ternyata merupakan rahasia dagang orang lain, dan sebagainya.
 
 Infringements of Privacy
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia.
Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi
yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara
materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan
sebagainya.
 Carding
Carding adalah kejahatan dengan menggunakan teknologi komputer untuk melakukan transaksi dengan
menggunakan card credit orang lain sehingga dapat merugikan orang tersebut baik materil maupun nonmateril
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA
CYBER CRIME
 pertanggung jawaban dari tindak pidana ekonomi cyber crime ini terletak pada subjek
hukum, sebagaimana disebutkan dalam pasal 1 angka 21 yaitu bahwa subjek hukum yang
dimaksud adalah orang perorangan, baik warga negara asing, maupun badan hukum.
Selanjutnya dalam Pasal 52 ayat (4) disebutkan bahwa : “dalam hal tindakpidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 37 dilakukan olehkorporasi
dipidana dengan pidana pokok ditambah dua pertiga.” Dengan demikiansangat jelas bahwa
subjek hukum yang dapat dipertanggungjawabkan apabila terjadicyber crime adalah orang
dan korporasi baik dalam bentuk badan hukummaupun tidak berbadan hukum, dengan
adanya kesalahan yang dilakukan secarasengaja dan sadar akan adanya aturan hukum yang
melarang.
 kemudian mengambil contoh kasus penipuan investasi online, karena investasi tersebut
bentuknya online, dan merupakan transaksi elektronik maka penipuan yang terjadi
dikatergorikan sebagai cyber crime, Ketentuan yang dapat dikenakan adalah
ketentuanPasal 378 KUHP, Pasal 28 jo. Pasal 45 UU ITE, dan Pasal 9 jo. Pasal 105
UUPerdagangan terkait dengan skema Piramida.Pertanggungjawaban pidana dalam
penipuan melalui investasi online hanyamelibatkan pelaku orang perorang. Meskipun
korporasi diakui sebagai subyekhukum namun, pemidanaannya ditujukan pada pelaku
orang perorang. Hal ini jugaterdapat dalam kasus Dream For Freedom, meskipun korporasi
sebagai pelakutetapi pemmidanaannya hanya ditujukan kepada pengurusnya.
PENEGAKAN HUKUM

 Di Indonesia penegakan hukum terhadap tindak pidana cyber crime telah diwujudkan
dalam bentuk undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (UU ITE)

Anda mungkin juga menyukai