Anda di halaman 1dari 26

PERSEDIAAN

PERTEMUAN 4
Persediaan
• Merupakan komponen utama HPP.
• Persediaan berpengaruh terhadap
neraca maupun laporan rugi laba.
• Menjadi bagian aset terbesar dalam
perusahaan tertentu/PD.
• Persediaan terlalu tinggi
menimbulkan biaya, terlalu rendah
merugikan konsumen.
Penentuan Kuantitas Persediaan
Perhitungan Fisik:
a. Dilakukan oleh orang yang tidak ditugasi menyimpan
persediaan (Pembagian tugas)
b. Tiap bagian memilki tugas yang jelas( Pen. Tanggungjawab)
c. Dilakukan perhitungan kedua oleh orang lain (Audit Intern)
d. Diberikan nomor urut persediaan tercetak(Prosedur Dok.)
e. Ditunjuk pengawas persediaan (Audit intern).

Barang dalam Perjalanan:


f. FOB Shiping Point
g. FOB Destination point
Klasifikasi persediaan
1. Persediaan merupakan milik
perusahaan, siap dijual pada
konsumen.
2. Perusahaan Dagang ;
Persediaan barang dagang
3. Perusahaan Industri; Barang
jadi, BDP, dan Bahan baku
Harga Perolehan
Meliputi semua pengeluaran untuk
mendapatkan barang dan menempatkannya
dalam kondisi siap jual.
Faktor Nama Rekening +/_
Harga Faktur Pembelian +
Biaya Angkut B. Angkut pembelian +
Potongan Tunai Potongan Pembelian -
Pengembalian Retur Pembelian dan Pengurangan -
harga
Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal Rp 10.000.000
Pembelian Rp 25.000.000
BA. Pembelian Rp 500.000+
Pembelian Kotor Rp 25.500.000
Potongan Pemb. Rp 1.250.000
Retur Pemb Rp 250.000+
Rp 1.500.000 -
Pembelian Bersih/Harga Perolehan Rp 24.000.000 +
Barang yang siap untuk dijual Rp 34.000.000
Persediaan akhir Rp 7.500.000 –
HARGA POKOK PENJUALAN RP 26.500.000
Metode Penetapan Harga Perolehan
1. Aliran Fisik Sesungguhnya:
=> Identifikasi Khusus
2. Aliran Anggapan
a. Periodikal :
- Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
- Masuk terakhir keluar pertama (LIFO)
- Rata-rata tertimbang (Weight Average, WA)
b. Perpetual (FIFO, LIFO, MA)
- Masuk pertama keluar pertama (FIFO)
- Masuk terakhir keluar pertama (LIFO)
- Rata-rata bergerak (Moving Average, MA)
1. Aliran Fisik Sesungguhnya
• Metode identifikasi Khusus, tiap jenis persediaan barang diberi
tanda digantunginkartu dengan harga perolehannya.

6 x Rp 50.000
Rp
Rp 50.000
50.000
Rp 300.000

7 x Rp 65.000
Rp
Rp 65.000
65.000
Rp 455.000

Jumlah Persediaan 300.000 + 455.000 = Rp 755.000


2. Atas Aliran Anggapan
=> Perioddikal
=> Perpetual
Contoh Kasus
Data barang Dagangan CV. Cendana adalah
1 April Persediaan 400 unit @ Rp 80
5 April pembelian 1200 unit @ Rp 88
25 April Penjualan 800 unit @Rp100
30 April Pembelian 500 unit @ Rp 90
30 April Penjualan 600 unit @Rp100
a. PERIODIKAL
Barang tersedia/Harga Perolehan
1 April Persediaan 400 unit @ Rp 80 = Rp 32.000
5 April pembelian 1.200 unit @ Rp 88 = Rp 105.600
30 April Pembelian 500 unit @ Rp 90 = Rp 45.000 +
Jumlah 2.100 unit Rp 182.600
Penjualan
25 April Penjualan 800 unit @ Rp 100 = Rp 80.000
30 April Penjualan 600 unit @ Rp 100 = Rp 60.000
Jumlah 1.400 unit – Rp 140.000
Persedian akhir 700.unit

BERAPAKAH NILAI PESEDIAAN AKHIR ?


Masuk Pertama Keluar Pertama
(FIFO)
Harga Perolehan Rp 182.600
Persediaan akhir
=> 500 unit x Rp 90 = Rp 45.000
=> 200 unit x Rp 88 = Rp 17.600+
Jumlah Persediaan akhir Rp 62.600
Harga Pokok Penjualan Rp 120.000
Masuk Terakhir Keluar Pertama
(LIFO)
Harga Perolehan Rp 182.600
Persediaan akhir
=> 400 unit x Rp 80 = Rp 32.000
=> 300 unit x Rp 88 = Rp 26.400+
Jumlah Persediaan akhir Rp 58.400
Harga Pokok Penjualan Rp 124.200
Rata-rata tertimbang (Weight Average)
Harga Perolehan Rp 182.600
Persediaan akhir
=> 700 unit x Rp 86,95 Rp 60.865+
Harga Pokok Penjualan Rp 121.735

Harga Rata-rata:
(400 x 80)+ (1.200 x 88)+(500 x90 )
400 + 1200 + 500
Rp 86,95
Perbandingan
FIFO LIFO Rata-rata
Penjualan 140.000 140.000 140.000
Persediaan awal 32.000 32.000 32.000
Pembelian 150.600 150.600 150.600
Barang tersedia untuk dijual 182.600 182.600 182.600
Persediaan akhir 62.600 58.400 60.865
Harga Pokok Penjualan 120.000 124.200 121.735
Laba Kotor 20.000 15.800 18.265
Biaya Operasional 4.000 4.000 4.000
Laba Sebelelum Pajak 16.000 11.800 14.265
Pajak Penghasilan 15% 2.400 1.770 2.340
Laba Bersih 13.600 10.030 11.925
B. PERPETUAL
• FIFO
• LIFO
• MOVING AVERAGE
Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Tgl Pembelian Penjualan Saldo
Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total
1/4 400 80 32.000
5/4 1200 88 105.600 400 80 137.600
120 88
0
24/4 400 80 67.200 800 88 70.400
400 88
30/4 500 90 45.000 800 88 115.400
500 90
30/4 600 88 52.800 200 88 62.600
500 90
Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
Tgl Pembelian Penjualan Saldo
Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total
1/4 400 80 32.000
5/4 1200 88 105.600 400 80 137.600
120 88
0
24/4 800 88 70.400 400 80 67.200
400 88
30/4 500 90 45.000 400 80 112.200
400 88
500 90
30/4 500 90 53.800 400 80 58.400
100 88 300 88
Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Tgl Pembelian Penjualan Saldo
Unit HP Total Unit HP Total Unit HP Total
1/4 400 80 32.000
5/4 1200 88 105.600 160 86 137.600
0
24/4 800 86 68.800 800 86 68.800
30/4 500 90 45.000 130 87.5 113.800
0 4
30/4 600 87.5 52.524 700 87.5 61.276
4 4
Pencatatan
Perpetual Periodik
Persediaan awal Persediaan awal:
Rp 32.000 Rp 32.000
Pembelian: Pembelian :
Persediaan Barang dagang 150.600 Pembelian 150.600
Utang Dagang 150.600 Utang Dagang 150.600
Penjualan: Penjualan :
Piutang dagang 140.000 Piutang dagang 140.000
Penjualan 140.000 Penjualan 140.000
HPP 120.000
Persediaan brg. Dagang 120.000
Penyesuaian: Penyesuaian:
Tidak diperlukan jurnal penyesuaian HPP 32.000
Persediaan akahir : Persediaan brg. Dg 32.000
=> (32.000+150.600 – 120.000) HPP 150.600
=> 62.600 Pembelian 150.600
Persedian brg. Dg 62.600
HPP 62.600
Metode Harga Terendah antara H. Perolehan
dan H. Pasar (LCM)
H. Peroleh H. Pasar Per Jenis Kelompok Keluruhan
Televisi:
Salon 6.000 5.500 5.500
Portable 4.500 5.200 4.500
Jumlah 10.500 10.700 10.500
Radio:
Listrik 4.800 4.500 4.500
Transistor 1.500 1.400 1.400
Jumlah 6.300 5.900 5.900
Jml. Persed 16.800 16.600 15.900 16.400 16.600
Penaksiran Persediaan
Dalam situasi tertentu perusahaan
menentukan harga perolehan melalui
taksiran:
1. Perusahaan membutuhkan laporan
bulanan atau triwulan.
2. Terjadi musibah (kebakaran/kebanjiran)
Metode Laba Kotor
1. Menaksir HPP
2. Menaksir harga prolehan Akhir
Contoh:
Data PT Kelinci sbb:
3. Penjualan bersih Rp 200.000.000
4. Pesediaan Awal Rp 40.000.000
5. Pembelian bersih Rp 120.000.000
6. Laba kotor tahuan lalu 30%
Perhitungan HP Laba Kotor
Penjualan Bersih Rp 200.000.000
Kurangi:
Taaksiwan Laba Kotor (30%) Rp 60.000.000-
Taksiran Harga Pokok Penjualan Rp 140.000.000

Persediaan awal Rp 40.000.000


Pembelian Rp 120.000.000+
Barang tersedia U dijual Rp 160.000.000
Taksiran Harga Pokok Penjualan Rp 140.000.000-
Taksiran Harga Pokok Perolehan Rp 20.000.000
Metode Harga Eceran
1. Menentukan persediaan akhir
berdasarkan eceran
2. Menentukan prosen perbandingan
harga perolehan thd. harga eceran
3. Menentukan taksiran harga
perolehan akhir/persediaan akhir.
Perhitungan taksiran HP Eceran
H. Perolehan Harga Eceran
Persediaan awal 14.000.000 21.500.000
Pembelian 61.000.000 78.500.000
Barang tersedia dijual 75.000.000 100.000.000
Penjualan bersih 70.000.000
1. Persediaan akhir berdasarkan h. Eceran 30.000.000

2. Perbandingan HP thd Harga Eceran (75.000.000/100.000.000) 75%

3. Taksiran Harga Perolehan terkahir


75% x Rp 30.000.000 Rp 22.500.000
Tugas
•Soal 3-4
•Soal 3-6

Anda mungkin juga menyukai