Anda di halaman 1dari 34

SISTEM DIGITAL

DOT MATRIX
 Pada dasarnya DOT matrix adalah Display LED yg disusun
sedemikian rupa sehingga untuk menghidupkan led ke (x,y)
dibutuhkan kombinasi tegangan antara Pin baris (x) & kolom(y)
 Kemudian untuk mempermudah kontrol dan menghemat pin
maka diperlukan proses scanning ( biasanya kolom...) sedangkan
pada baris diberikan bit sesuai huruf/karakter yang akan
ditampilkan yang bersesuaian dengan posisi scanning.
 Scanning untuk kolom dimaksud memberikan "1" =high ( untuk
common katoda) atau"0" untuk common anoda , untuk kolom
lainnya diberi nilai negasi dari kolom yg diberi nilai 1 tadi
.....begitu selanjutnya untuk kolom berikutnya sampai kolom
terakhir dari rangkaian led matrix..dan berulang dari depan lagi.
Proses ini dilakukan sangat cepat sehingga mata kita melihatnya
tetap sebagai suatu karakter yg diam
 misalnya ingin menampilkan huruf A , secara umum digambarkan
sebagai berikut:
 0000000
0000000
0000000
0000000
0000000
0000000
0000000
Logikanya seperti ini :

 - saat kolom pertama ( scan kolom 1 = 1 / high/2.4 v) maka bit yg


diberi pada baris berupa "1110000", sehingga jika ketemu 1 vs 1
ga ada arus mengalir, jadi LED mati, jika 1 ketemu 0 maka arus
mengalir, led menyala
 - begitu juga untuk kolom kedua, ketika kolom kedua diberi
tegangan maka pada baris bit yg diberikan adalah "1101011“
 - Dan seterusnya, ketika kolom nya mencapai ujung maka akan
diulang ke kolom 1 lagi
 - Untuk melakukan scanning biasanya dilakukan dengan
memanfaatkan shift register, atau paling sederhana dengan
menggunakan IC 4017 yang di cascade menjadi led berjalan yang
panjang
Simulasi Dot Matrix

 Install
 MXLED adalah simulasi matriks LED yang bisa digunakan
bersama simulator mikrokontroler pada Micro.exe. Dengan
MXLED ini, perancangan sistem matriks LED, yang biasa
disebut sebagai Running Text, atau banyak juga yang
menyebutnya Moving Sign, menjadi lebih mudah dilaksanakan.
 MXLED pada versi ini menyediakan ukuran hingga 200 kolom x
80 baris. Dengan ukuran ini, kita bisa melakukan simulasi untuk
matriks LED yang mencukupi untuk kebutuhan yang lebih nyata.
 Memperbesar ukuran matriks pada versi ini dilakukan dengan
mengurangi ukuran LED menjadi hanya sebesar 10 x 10 pixel.
Namun demikian, jika kita menggunakan monitor dengan ukuran
1360 x 768, maka ukuran yang bisa ditampilkan hanya sekitar
135 kolom x 64 baris.
Dot Matrix lebih dari satu
Menyusun LED sebagai matriks

 MXLED merupakan simulator rangkaian matriks LED. Dengan


simulator ini, kita bisa mencoba program pengendali matriks
LED walaupun tanpa hardware. MXLED membuat matriks LED
dengan cara menyusun LED pada jalur-jalur vertikal dan jalur-
jalur horisontal. Kita harus menyediakan jalur horisontal
sebanyak jumlah baris (kita buat delapan baris). Kemudian kita
juga membuat jalur vertikal sebanyak jumlah kolom. Susunan
jalur-jalur vertikal dan horisontal tersebut adalah seperti gambar
berikut:
 Jalur-jalur vertikal dan horisontal tersebut tidak saling terhubung.
 Kemudian, pada setiap titik pertemuan antara jalur vertikal dan
horisontal tersebut, pasanglah sebuah LED dengan cara
menghubungkan anoda ke jalur horisontal dan katoda ke jalur
vertikal.
 Pemasangan LED tersebut adalah seperti gambar berikut:
 Dengan memasang LED seperti di atas, LED yang menyala
adalah LED yang anodanya terhubung pada jalur horisontal yang
tinggi (1) dan katodanya terhubung pada jalur vertikal yang
rendah (0).
 Hanya ada satu jalur vertikal yang rendah pada satu waktu,
sedangkan jalur-jalur lainnya harus tetap tinggi.
 Jalur vertikal yang rendah ini kita sebut sebagai kolom aktif.
 Berbeda dengan jalur vertikal, jalur horisontal yang terdiri dari
delapan baris ini boleh bernilai tinggi atau rendah tanpa harus
memperhatikan jalur-jalur horisontal lainnya.
Pengendali horisontal

 Untuk memberi tegangan pada jalur horisontal ini, kita tidak bisa
secara langsung menyambungkannya ke port. Hal ini disebabkan
oleh kebutuhan arus yang cukup besar. Oleh karena itu, jalur-jalur
horisontal kita beri catu daya menggunakan transistor PNP seperti
gambar berikut:
Catu daya untuk jalur horisontal
 Setiap Jalur horisontal diberi transistor seperti gambar di atas.
Dengan cara seperti ini, untuk membuat agar jalur horisontal bisa
memberi arus pada LED, maka basis harus diberi kondisi rendah
(0). Sedangkan jika basis diberi kondisi tinggi, maka jalur justru
tidak bisa memberikan arus untuk LED.
Pengendali vertikal

 Seperti jalur horisontol, jalur vertikal juga tidak bisa dikendalikan


secara langsung menggunakan port.
 Hal ini disebabkan oleh jumlah arus yang harus dibenamkan ke
ground yang cukup besar. Oleh karena itu, kita bisa menggunakan
transistor NPN untuk membenamkan arus dari jalur-jalur vertikal
ini.
 Cara pemasangannya adalah seperti gambar berikut:
 Setiap jalur vertikal dikendalikan menggunakan transistor seperti
gambar di atas.
 Jika basis diberi kondisi tinggi (1), maka jalur akan menjadi jalur
(kolom) aktif. Sebaliknya jika basis diberi kondisi rendah (0),
maka jalur menjadi kolom tidak aktif.
 Seperti telah disebutkan di atas, hanya ada satu kolom saja yang
boleh aktif, sedangkan kolom lainnya harus tidak aktif.
 Ada banyak IC yang keluarannya bekerja seperti itu. Salah satu
yang paling murah adalah 4017.
 Pengendalian kolom menggunakan IC 4017
 Sayang sekali bahwa IC ini hanya memiliki 10 keluaran saja.
Dengan demikian, kita hanya bisa membuat pengendalian untuk
10 kolom saja
 Caranya adalah dengan membuat blok-blok kolom.
 Kolom-kolom dikelompokkan menjadi blok-blok kolom. Setiap
blok kolom terdiri dari 10 kolom.
 Kolom-kolom pada setiap blok kolom diberi nomor dari 0 hingga
9. Jadi, kolom 0 adalah kolom 0 dari blok 0, kolom 10 adalah
kolom 0 dari blok 1, kolom 21 adalah kolom 1 dari blok 2, dan
seterusnya.
 Setiap basis dari kolom dengan nomor sama digabungkan
menjadi satu dan dikendalikan oleh sebuah keluaran dari 4017.
 Sebagai contoh, basis dari kolom 0 dihubungkan dengan basis
dari kolom 10, kolom 20, kolom 30, dan seterusnya. Kemudian
basis-basis yang telah menjadi satu ini dikendalikan oleh Q0 dari
4017.
 Dari gambar di atas bisa kita lihat bahwa walaupun basis dari
kolom 0 dan kolom 10 dikendalikan secara bersamaan, akan
tetapi kolom yang bisa membenamkan arus hanya kolom yang
bloknya sedang aktif.
 Terlihat bahwa cara pengendalian kolom maupun blok kolom
adalah sama. Jika jumlah blok kolomnya sedikit, maka
pengendali blok kolom bisa dilakukan secara langsung
menggunakan port dari mikrokontroler.
 Akan tetapi jika jumlah blok kolomnya cukup banyak, maka
blok-blok kolom tersebut juga bisa dikendalikan menggunakan
4017 yang lain. Jadi, kita menyusun 4017 secara bertingkat, yaitu
4017 satuan (pengendali kolom) dan 4017 puluhan (pendendali
blok kolom).
 Dan jika jumlah blok kolom inipun lebih dari 10, maka kita bisa
membuat tingkat berikutnya, yaitu 4017 tingkat ratusan.
 Untuk menyusun 4017 secara bertingkat seperti di atas, adalah
dengan menghubungkan keluaran carry dari 4017 tingkat satuan
sebagai masukan clock bagi 4017 tingkat puluhan.
 Dan jika ada 4017 tingkat ratusan, maka carry dari 4017 tingkat
puluhan digunakan sebagai masukan clock bagi 4017 tingkat
ratusan. Begitu seterusnya.
 Sedangkan masukan reset dari semua 4017 digabungkan menjadi
satu. Dengan demikian, keseluruhan sistem pengendalian kolom
hanya membutuhkan dua jalur kendali, yaitu masukan clock
(merupakan msaukan clock 4017 tingkat satuan) dan masukan
reset (gabungan dari semuar reset 4017). Jadi, penyusunan
matriks LED seperti ini tepat sama dengan simulasi MXLED.
Perhitungan Arus

 ada tiga macam transistor dilihat dari posisinya.


 Pertama adalah transistor pengendali baris,
 Kedua adalah transistor pengendali kolom (satuan), dan
 Ketiga adalah transistor pengendali blok kolom (puluhan).
Tentu saja perhitungan ini dengan asumsi bahwa jumlah kolom tidak
lebih dari 100 kolom.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai