KEGAWATDARURATAN BAYI
Nama :
Ni Kadek Cahyaningsih 151191002
Melania Rosaria Moniz
151191005
KEGAWATDARURATAN
PADA BAYI
Kegawatdaruratan bayi merupakan kejadian berbahaya yang
dapat mengancam jiwa akibat dari masalah kehamilan,
persalinan, atau nifas. Kegawatdaruratan bayi
merupakan kejadian yang mengancam jiwa bayi baru lahir
usia 0-28 hari.
Asfiksia neonatorum adalah kondisi yang
membuat bayi kekurangan oksigen selepas lahir.
Kondisi ini juga dikenal sebagai asfiksia perinatal
atau asfiksia pada bayi baru lahir. Selama
kehamilan, asfiksia dapat menyebabkan gawat janin
yang merupakan kondisi fatal.
Tindakan resusitasi dilakukan untuk mengembalikan
napas bayi yang mengalami
kondisi asfiksia neonatorum. Tim medis akan
melakukan berbagai
langkah untuk menyelamatkan bayi, dengan cara
memperlancar jalan napas, memberikan oksigen, serta
memijat jantung.
Jika bayi megap-megap/tidak bernafas dan atau tonus
otot bayi tidak baik/bayi lemas, lakukan langkah
awal resusitasi.
LANJUTAN……
Tindakan resusitasi merupakan tindakan yang harus
dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk
menyelamatkan hidup (Hudak dan Gallo, 2011).
Resusitasi pada anak yang mengalami gawat nafas
merupakan tindakan kritis yang harus dilakukan oleh
perawat yang kompeten.
Kondisi bayi yang memerlukan
resusitasi?
Kira-kira 10% bayi baru lahir memerlukan bantuan
untuk memulai pernafasan saat lahir, dan sekitar 1%
saja yang memerlukan resusitasi lengkap mulai dari
pembersihan jalan nafas hingga pemberian obat-obat
darurat.
Persiapan perlindungan diri
APD
Peralatan Yang Diperlukan
Untuk Kegawatdaruratan Bayi
1. Stetoskop
LANJUTAN…..
2. Leads dan monitor kardiorespirasi
LANJUTAN…
3. Pulse oksimetri
LANJUTAN……..
4. Sungkup wajah dengan berbagai ukuran untuk bayi aterm
dan bayi prematur
1. Langkah awal
Ada Enam langkah awal (dilakukan dalam 30 detik) adalah:
Jaga bayi tetap hangat
Atur posisi bayi
Isap lendir
Keringkan dan rangsangan taktil
Reposisi
Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan
dan teratur
LANJUTAN……
2. Melakukan Tindakan Ventilasi Tekanan Positif
Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk
memasukkan sejumlah udara ke dalam paru dengan
tekanan positif yang memadai untuk membuka alveoli
paru agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur.
LANJUTAN…..
3. VTP + Kompresi Dada
Apabila setelah tindakan VTP selama 30 detik, frekuensi
jantung <60 detik, maka lakukan kompresi dada yang
terkoordinasi dengan ventilasi selama 30 detik dengan
kecepatan 3 kompresi: 1 ventilasi selama 2 detik. Kompresi
dilakukan dengan dua ibu jari atau jari tengah-telunjuk/ tengah-
manis. Lokasi kompresi ditentukan dengan menggerakka jari
sepanjang tepi iga terbawah menyusur ke atas sampai
mendapatkan sifois, letakkan ibu jari atau jari-jari pada tulang
dada sedikit di atas sifoid. Berikan topangan pada bagian
belakang bayi. Tekan sedalam 1/3 diameter anteroposterior
dada.
LANJUTAN……..
4. Intubasi
Intubasi endotrakea dilakukan pada keadaan berikut:
Ketuban tercampur mekonium dan bayi tidak bugar
Jika VTP dengan balon dan sungkup tidak efektif
Membantu koordinasi VTP dan kompresi dada
Pemberian epinefrin untuk stimulasi jantung
Indikasi lain: sangat premature dan hernia
diafragmatika
LANJUTAN……..
5. Obat-Obatan
6. Penghentian Resusitasi
Jika sesudah 10 menit resusitasi yang benar, bayi
tidak bernapas dan tidak ada denyut jantung,
pertimbangkan untuk menghentikan resusiasi.
Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan
keputusan, jelaskan keadaan bayi.
Persilahkan ibu memegang bayinya jika ia
menginginkan.
TERIMAKASIH