SAPI POTONG

PEMULIABIAKAN SAPI POTONG

• TUJUAN :
MENGHASILKAN SAPI BIBIT YANG DIHARAPKAN DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK MENINGKATKAN MUTU GENETIK
POPULASI SAPI POTONG

KRITERIA SAPI BIBIT YANG DIHASILKAN :

a. HARUS DIHASILKAN DENGAN JALAN SELEKSI
b. HARUS MEMENUHI STANDARD UKURAN STATISTIK
VITAL TERTENTU
 BIBIT SAPI & SAPI BIBIT ???
BIBIT SAPI
PEDET ATAU SAPI MUDA YG DIPELIHARA UNTUK MENJADI
SAPI POTONG BAIK JANTAN MAUPUN BETINA

SAPI BIBIT
SAPI YG MEMENUHI PESYARATAN TERTENTU DAN
DIBUDIDAYAKAN UNTUK REPRODUKSI DENGAN TUJUAN
UTAMA PRODUKSI DAGING DAN ATAU TENAGA KERJA
MANI & EMBRIO TERMASUK DI DALAM ARTIAN SAPI BIBIT
 SELEKSI SAPI POTONG
DIBEDAKAN ATAS ADANYA 2 METODE POKOK :

1. SELEKSI SECARA TRADISIONAL (KUALITATIF)

2. SELEKSI SECARA KUANTITATIF

 1. SELEKSI SECARA TRADISIONAL (KUALITATIF)

• DILAKUKAN PETERNAK TRADISIONAL, TANPA DIDASARI OLEH LANDASAN

ILMIAH YG KUAT
• SANGAT SEDERHANA DAN DISEBUT SELEKSI SECARA PASIF, ARTINYA :
MENYINGKIRKAN TERNAK YG DIANGGAP KURANG BAIK UTK
DITERNAKKAN, BELUM MELANGKAH KE ARAH PEMILIHAN TERNAK YG
BAIK ( JANTAN MEMILIKI CACAT LUAR DIKASTRASI)
CONTOH : - KELAINAN WARNA & BENTUK TANDUK (SAPI BALI )
- TANDA-TANDA ALBINO, MISAL : LINGKARAN MATA DAN
UJUNG EKOR TIDAK HITAM ( SAPI PO )
- TESTIS YG BELANG
• PEMILIHAN TERNAK DG MENILAI BENTUK LUAR DARI TERNAK (PENILAIAN
BENTUK TUBUH SECARA KUALITATIF)
• TIDAK TEPAT NAMUN SUDAH MENGARAH PERBAIKAN MUTU GENETIK
• SANGAT SUBYEKTIF ( KELEMAHAN UTAMA )
 SELEKSI SECARA TRADISIONAL (KUALITATIF)
YANG DISEMPURNAKAN
• BELUM SEPENUHNYA DIDASARI LANDASAN, TTP SETIDAKNYA
TELAH MENGGUNAKAN PEMIKIRAN KE ARAH ILMIAH
• PEMILIHAN TERNAK BERDASARKAN BENTUK LUAR
(KUALITATIF), TTP TELAH MENGGUNAKAN METODE SKORING
(KUANTITATIF)
• MENILAI BAGIAN-BAGIAN TERTENTU DARI TERNAK (SKOR &
BOBOT TERTENTU MENURUT PERANANNYA DLM
PENINGKATAN MUTU)
• MENGGUNAKAN DATA KUANTITATIF (MASIH BERSIFAT DATA
PADA SAAT DINILAI)
• METODE INI MENGGUNAKAN KOMBINASI ANTARA PENILAIAN
KUALITATIF DAN KUANTITATIF ( TIDAK HANYA VISUAL SAJA,
TETAPI JUGA DATA KUANTITATIF )
• AKAN LEBIH SEMPURNA LAGI DIKOMBINASIKAN DENGAN
METODE PENCATATAN DATA ( RECORDING ) MISAL : DALAM
MEMILIH PEJANTAN ( BENTUK LUAR BAIK TERNYATA MAJIR)
• KHUSUS KEJUARAAN NASIONAL METODE SKORING DIIKUTI
DENGAN PEMERIKSAAN LIBIDO & KUALITAS AIR MANINYA
• RECORDING  DIKETAHUI SILSILAH TERNAK, RIWAYAT
KEHIDUPANNYA, MISAL : STATUS BERANAKNYA DAN
KESEHATANNYA
 2. SELEKSI SECARA KUANTITATIF

2.1 BERAT LAHIR

2.2 BERAT SAPIH
2.3 BERAT SATU TAHUN (YEARLING WEIGHT)
2.4 RERATA PERTAMBAHAN BERAT HARIAN
2.5 TINGGI PINGGUL
2.6 DAYA TAHAN TERHADAP CAPLAK (Boophilus microklus)
2.7 LINGKAR SKROTUM (SCROTAL CIRCUMFERENCE)
2.8 LIBIDO DAN KUALITAS SPERMA
 SELEKSI SECARA KUANTITATIF

• METODE SELEKSI DIDASARKAN ATAS PERHITUNGAN

KUANTITATIF
• NILAI G TERNAK DITAKSIR DARI P NYA YG DIUKUR SECARA
KUANTITATIF
• KRITERIA-KRITERIA DALAM SELEKSI
a. BB PADA UMUR TERTENTU
b. LAJU PERTUMBUHAN
c. UKURAN TUBUH PADA UMUR TERTENTU
 2.1. BERAT LAHIR (BL)

• SECARA TEKNIS SULIT MENIMBANG TEPAT WAKTU (24 JAM)

• KRITERIA INI SEKARANG JARANG DIGUNAKAN SEBAGAI
KRITERIA SELEKSI (HUBUNGAN ANTARA BERAT LAHIR YG
TINGGI DENGAN KESUKARAN BERANAK)
• BILA DIGUNAKAN SEBAGAI KRITERIA, BERAT LAHIR BIASANYA
DISESUAIKAN PADA BERAT KELAHIRAN JANTAN (yang oleh
USDA , 1981, disarankan penggunaan faktor koreksi sebesar
1,07)
contoh : berat lahir anak sapi betina = 30 kg
maka berat lahir = (30)(1,07) kg = 32,1 kg
 2.2. BERAT SAPIH (BS)

• PENYAPIHAN
- DI LUAR NEGERI : 7-8 BULAN
- DI INDONESIA : 10 BULAN
STANDARDISASI BERAT SAPIH YG PALING UMUM : 205
HARI
• KARENA UMUR INDUK BERPENGARUH TERHADAP BERAT
SAPIH MAKA PERLU ADANYA FAKTOR PENYESUAIAN
TEHADAP UMUR INDUK YG BERUPA FAKTOR KOREKSI UMUR
INDUK (FKUI)
 RUMUS MENGHITUNG BERAT SAPIH

BB – BL
BS205 = x 205 + BL (FKUI)
Umur

KETERANGAN:
BS205 = BERAT SAPIH TERKOREKSI PADA UMUR 205 HARI
BB = BERAT BADAN PADA SAAT DITIMBANG PADA WAKTU
PENYAPIHAN
BL = BERAT LAHIR
UMUR = UMUR PADA SAAT PENYAPIHAN (HARI)
FKUI = FAKTOR KOREKSI UMUR INDUK
 FKUI (FAKTOR KOREKSI UMUR INDUK)

• DAPAT BERUPA FAKTOR PENGGANDAAN ATAU PENAMBAHAN

 CONTOH FKUI DENGAN PENGGANDAAN YG DIKEMUKAKAN OLEH
DALTON (1981) SBB :
UMUR INDUK 2 TH. FKUI : (1,15)
UMUR INDUK 3 TH. FKUI : (1,10)
UMUR INDUK 4 TH. FKUI : (1,05)
UMUR INDUK 5-10 TH. FKUI : (1,00)
UMUR INDUK 11TH. KEATAS FKUI : (1,05)
PANE (1989), FKUI UNTUK SAPI BALI
UMUR INDUK 2,5 TH. FKUI : (1,07)
UMUR INDUK 3-4 TH. FKUI : (1,03)
UMUR INDUK 5-9 TH. FKUI : (1,00)
UMUR INDUK 10 TH. KEATAS FKUI : (1,03)
CONTOH FAKTOR KOREKSI DENGAN PENAMBAHAN (USDA,
1981)
UMUR INDUK 2 TH. FKUI : JANTAN +27 , BETINA +25 kg
UMUR INDUK 3 TH. FKUI : JANTAN +18, BETINA +16 kg
UMUR INDUK 4 TH. FKUI : JANTAN +9 , BETINA +8 kg
UMUR INDUK 5-10 TH. FKUI : JANTAN +0 , BETINA +0 kg
UMUR INDUK ≥ 11TH. FKUI : JANTAN +9 , BETINA +8 kg
 2.3. BERAT 1 TAHUN (YEARLING WEIGHT)

• DILAKUKAN PADA UMUR SEKITAR 12 BULAN

• ANGKA PEWARISAN TINGGI = 0,45 – 0,55
• PENGHITUNGAN BB DISESUAIKAN PADA UMUR 365 HARI

BB – BS
BB365 = x160 + BS205
Tenggang waktu

KETERANGAN :
BB365 = BB YANG DISESUAIKAN PADA UMUR 365 HARI
BB = BB PADA SAAT DITIMBANG
BS = BERAT SAPIH SESUNGGUHNYA (TANPA KOREKSI)
Tenggang waktu = tenggang waktu antara saat penyapihan dengan
penimbangan sekarang
 PERSILANGAN PADA SAPI POTONG

• SELAIN DENGAN SELEKSI ------------- PERSILANGAN

 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG

• AWALNYA ….PERSILANGAN …….. PEMBENTUKAN BANGSA

BARU
 Santa Gertrudis ( B X S ), Spt Beefmaster, Droughtmaster

• BANGSA BARU …….. HETEROSIS ……… SPT BRAFORD,

BRANGUS
 KESULITANNYA :
Terminal Cross ……. harus tersedia kedua bangsa murni
 SAPI POTONG ASLI & LOKAL INDONESIA

• Kebijakan GRADING UP sapi Jawa X SO (1930)

(sapi penarik gerobag)
 Penyebaran … sistem gaduhan …. terkenal dg “Kontrak
Sumba”
• SAAT INI …….. DI INDONESIA ……….INSEMINASI BUATAN
 BIB (Singosari & Lembang) 1991 ….semen beku
• PO X Brahman (Australia ) ………Brahman tdk punya
keunggulan reproduksi……….keunggulannya
 tubuh lebih besar …… kualitas pakan hrs baik, shg kurang
bisa dipenuhi peternak tradisional