01 Perancangan TIAC
Merancang Turbine Inlet Air Cooling dari jenis Compact Heat
Exchanger agar dapat menurunkan Inlet Air Temperature.
02 Simulasi TIAC
Uji kinerja compact heat exchanger finned-tube pada air Inlet
turbin gas dengan cara Simulasi perangkat lunak HTRI.
Limitations
1. Tipe turbin yang digunakan adalah Turbin Gas Dual Shaft Aerodrivative Lm6000
dengan kapasitas 32 MW.
2. Menggunakan casing filter house standar yang sudah ada.
3. Pipa yang digunakan adalah pipa 7/8” dengan ketebalan BWG 18.
4. Air Cooler yang dirancang berupa fin and tube compact heat exchanger
5. Sistem pendinginan menggunakan air dari cooling tower yang tersedia di plant
PT.X.
TINJAUAN PUSTAKA
HEAT EXCHANGER
Sumber : M. Awais and A. A. Bhuiyan, "Heat and mass transfer for compact heat exchanger (CHXs) design: A state-of-the-art review," International Journal of Heat and Mass
Transfer, vol. 127, p. 22, 2018.
FTHE vs STHE
Fin and Tube Heat Exchanger Shell and Tube Heat Exchanger
Luas permukaan perpindahan panas tinggi per Sering digunakan dan dimengerti karena merupakan
unit volume inti. jenis yang paling umum.
Diameter hidrolik kecil sehingga rentan fouling. Batas temperatur dan tekanan desain luas karena
Biasanya setidaknya salah satu fluidanya adalah bentuk yang kokoh.
gas. Kurang efisien jika dibandingkan dengan jnis
Cairan harus bersih dan relatif tidak bersifat penukar panas yang lain.
fouling karena diameter hidrolik kecil (Dh). Penurunan tekanan disisi luar tube sangat tinggi
Sulit dibersihkan, gunakan plain fin apabila karena terhalang oleh baffle.
fouling diharapkan terjadi. Mudah dibersihka menggunakan chemical cleaning.
Penurunan tekanan di sisi tube perlu Luas permukaan perpindahan panas rendah per unit
diperhatikan untukmenentukan daya pompa. volume inti sehingga membutuhkan dimensi yang
Tekanan dan suhu pengoperasian terbatas besar.
sampai batas tertentu dibandingkan dengan shell
and tube.
Komponen FTHE
Fin (Secondary Surface) Header
Fin atau sirip berfungsi untuk Header berfungsi untuk dapat
menambah luas perpindahan panas menyalurkan air yang berasal dari
secara signifikan sehingga Nozzle secara merata ke seluruh
mempercepat pelepasan panas. tube.
Nozzle
Nozzle merupakan saluran air
memasuki dan meninggalkan header
Tube (Primary Surface) air cooler.
Tube berungsi untuk menyalurkan
fluida pendingin agar tidak tercampur
dengan fluida panas dan sebagai
permukaan pindah panas utama.
Tube
Design
Consideration
Chart Title
Size Arrangement Material staggered inline
Drop Pressure
Compactness Erosion
Copper
Tube Shape
Nickel Alloy Round Eliptical Flat
Drop Pressure
Allow Pressure
Sumber : K. Thulukkanam, Heat Exchanger Design Handbook (Second Edition). Florida: Taylor & Francis Group, 2013. p.
Design
Consideration
Fin
Type Density Material Patern Thickness
Fin Type
Bare Tube Circular Continuous
Bare Aluminium Plain
Drop Pressure
Fin Patern
Plain Star Wavy Louvered
Sumber : K. Thulukkanam, Heat Exchanger Design Handbook (Second Edition). Florida: Taylor & Francis Group, 2013. p.153
Drop Pressure Ease of Cleaning
Heat Transfer Research, Inc.
HTRI (Heat Transfer Research, Inc.) adalah perangkat
lunak yang secara luas diakui sebagai standar industri
untuk desain, penilaian, dan simulasi peralatan
perpindahan panas. Alat analisis dan desain termal ini
didukung oleh program penelitian. HTRI Xchanger Suite
menyediakan alat untuk berbagai macam peralatan
transfer panas termasuk penukar shell-and-tube dan non-
tubular, pendingin udara dan economizers, bundel
pemulihan panas, pemanas berbahan bakar.
METODE
Diagram Alir Penelitian
METHOD
Mendesain Air Cooler tipe Compact
Heat Exchanger Finned Tube dengan
menggunakan metode perhitungan
manual.
𝑄
𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎=𝑄 𝑎𝑖𝑟
∆
𝑇 𝑚𝑖𝑛 =𝑇 𝑜 𝑢𝑑 −𝑇 𝑖 𝑎𝑖𝑟
∆
𝑇 𝑚𝑎𝑥 =𝑇 𝑖 𝑢𝑑 −𝑇 𝑜 𝑎𝑖𝑟
𝑅𝑒 𝑎𝑖𝑟 × 𝑃𝑟 𝑎𝑖𝑟 ×𝑑 𝑖 1 2
𝑁𝑢 𝑎𝑖𝑟 =1,86 ×
(
𝑙 𝑡𝑢𝑏𝑒 ) (
1,07 + 12,7 ×
𝑓
(( ) )
2
2 ( 3
× 𝑃𝑟 𝑎𝑖𝑟 − 1 ))
𝑁𝑢𝑎𝑖𝑟 × 𝑘 𝑎𝑖𝑟 −2
h𝑎𝑖𝑟 = 𝑓 =( 1,58 × ln 𝑅𝑒𝑎𝑖𝑟 − 3,28 )
𝑑𝑖
Sumber : K. Thulukkanam, Heat Exchanger Design Handbook (Second Edition). Florida: Taylor & Francis Group, 2013..
Outside Coeficient
𝑧=2
𝑥 𝑖𝑓 2 𝑥 <2 𝑦 𝑧=2
𝑦 𝑖𝑓 2 𝑦 <2 𝑥
2𝑥= left ({𝑃} rsub {𝑡} − {𝑑} rsub {𝑜} right ) − left ({𝑃} rsub {𝑙} − {𝑑} rsub {𝑜} right ) {𝑡} rsub {𝑓} {𝑁} rsub {𝑓
0,36 × 𝑘 𝑢𝑑
h𝑢𝑑 =
( 𝑑h
× 𝑅𝑒𝑢𝑑
0,55
× 𝑃𝑟𝑢𝑑
0,33
)
Sumber : K. Thulukkanam, Heat Exchanger Design Handbook (Second Edition). Florida: Taylor & Francis Group, 2013.
Actual U
𝑟𝑜
1 1 1 𝑑𝑜
𝑟 𝑜 × ln
( )
𝑟𝑖
𝑈
=
h𝑢𝑑
+
h𝑎𝑖𝑟
×
𝑑𝑖(× ) 𝑘
1 1
= + 𝑅 𝑓𝑡 Process Fluids
Fouling Resistance
𝑈𝑓 𝑈𝑐 Gases and Vapors
(ft2-°F-hr/BTU)
𝑃𝑡 =n × 𝑑 𝑜
𝑃
𝑙=0,86 × 𝑃𝑡
2
𝜋 ×𝑑 𝑜
(
𝐴 𝑓 =2× 𝑁 𝑓 × 𝑙 𝑡𝑢𝑏𝑒 × ( 𝑃𝑡 × 𝑃𝑙 ) −
4 )
𝐴 =𝜋 ×𝑑 𝑜 × ( 𝑙 𝑡𝑢𝑏𝑒 − ( 𝑙 𝑡𝑢𝑏𝑒 × 𝑁 𝑓 ×𝑡 𝑓 ) )
𝑡
𝐴𝑇 = 𝐴 𝑡 + 𝐴 𝑓
𝐴
𝑛 𝑡𝑢𝑏𝑒 =
𝐴𝑇
Sumber ; J. P. Holman, Heat Transfer, 10 ed. New York: McGraw-Hill, 2002.
Input Simulasi
HTRI
Hasil Rancangan Air Cooler
Parameter Nilai Satuan Parameter Nilai Satuan
Temperatur air masuk 22 °C Diameter luar tube 0,022 m
Temperatur air keluar 30 °C Ketebalan tube 0,00124 m
Temperatur udara masuk 32 °C Panjang tube 4,5 m
Temperatur udara keluar 28 °C Jumlah fin 2250 -
Temperatur rata-rata 3,64 °C Kerapatan fin 500 fin/m
Laju aliran air 18,07 kg/s Ketebalan fin 0,001 m
Laju aliran udara 150,36 kg/s Jenis fin Continuous -
Cooling Duty 0,604 MW Susunan tube Staggered -
Koefisien konveksi air 4177,5 W/m²K Transfersal pitch 0,1037 m
Koefisien konveksi udara 35,30 W/m²K Longitudinal pitch 0,0866 m
Koefisien total 34,99 W/m²K Luas keseluruhan 6949,44 m²
Jumlah tube 187 - Material tube Copper -
Material fin Copper -
Hasil Rancangan Air Cooler
Drop Pressure Air Cooler
Perbandingan Air Cooler Desain Manual dengan Simulasi
HTRI