Anda di halaman 1dari 23

LASERASI KORNEA E.C.

TRAUMA MATA
ARDIYANSYAH
PENDAHULUAN
• Trauma mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada anak dan dewasa muda
• kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Segala umur dapat
terkena rudapaksa mata walaupun beberapa kelompok umur tersering terkena (50 %) yaitu
umur kurang dari 18 tahun (di USA)
• Dewasa muda-terutama pria-merupakan kelompok yang kemungkinan besar mengalami
cedera tembus mata
• Kecelakaan dirumah, kekerasan, ledakan aki, cedera akibat olahraga dan kecelakaan lalu
lintas merupakan keadaan-keadaan yang paling sering menyebabkan trauma mata
KASUS
• Nomor RM : 087103
• Nama : Tn. H
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 41 tahun
• Alamat : Asrama Hidayat
• Pekerjaan : TNI AD
• Agama : Islam
• Tanggal Masuk RS : 27 Oktober 2015
• Anamnesa dan pemeriksaan fisik dilaksanakan tanggal 27 Oktober 2015 Pukul 06.30 WIB
ANAMNESIS
• Mata kanan kabur setelah terkena benda asing (kemungkinan paku) yang memantul ke mata
saat mencari barang dirumah pada malam hari. Kejadian ini terjadi kurang lebih 1 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pasien dibawa kerumah sakit pada pukul 00.30 WIB tanggal 27
oktober 2015. Pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri pada matanya dan keluhan pusing
juga disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
• Kondisi Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis, GCS = E4V5M6

• Tanda-tanda Vital:
• Tekanan darah : 130/80 mmHg
• Nadi : 82 x/menit
• Frek. Napas : 20 x/menit
• Suhu : 36,8˚ C
•  
PEMERIKSAAN MATA
• Terdapat laserasi diarah jam 5,
berukuran 0,5 cm disertai adanya
sinekia dan adanya injeksi konjungtiva
dan kornea.
OD OS

Ortho Posisi Bola Mata ortho

Pergerakan (+), Ptosis (-), Lagoftalmos (-), Palpebra Pergerakan (+), Ptosis (-), Lagoftalmos (-),
Edema (-), hematom (-), massa (-) Edema (-), hematom (-), massa (-)

Injeksi konjungtiva (+), sekret (-) Konjungtiva injeksi konjungtiva (-), sekret (-).

Laserasi (+) Kornea Jernih

Dalam (normal) Bilik mata depan Dalam (normal)

Iris: Sinekia (+) Iris/pupil Iris: dalam batas normal


Refleks pupil ( +) Refleks pupil ( + )
Pupil irreguler Pupil bulat

Jernih Lensa Jernih

Tidak dilakukan Fundus Tidak dilakukan


TATALAKSANA PASIEN
• Penatalaksanaan awal pada mata, dilakukan irigasi untuk menghilangkan kemungkinan adanya benda asing yang
terdapat pada mata.
• Terapi medikamentosa diberikan
• tetagam,
• cefotaxim,
• metilprednisolon
• Ranitidin

Kemudian juga diberikan obat topikal yaitu,


• Floxa
• Rephitel
• Tobroson
• Timol
• lyteers
PROGNOSIS
• Quo Ad vitam : Bonam
• Quo Ad functionam : Dubia et malam
• Quo Ad sanactionam : Malam
ANATOMI KORNEA
• Kornea merupakan jaringan yang avaskular, bersifat transparan, berukuran 11-12 mm
horizontal dan 10-11 mm vertikal
• Dalam nutrisinya, kornea bergantung pada difusi glukosa dari aqueus humor dan oksigen
yang berdifusi melalui lapisan air mata. Sebagai tambahan, kornea perifer disuplai oksigen
dari sirkulasi limbus
• Kornea adalah salah satu organ tubuh yang memiliki densitas ujung-ujung saraf terbanyak
dan sensitifitasnya adalah 100 kali jika dibandingkan dengan konjungtiva
• Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 550 μm, diameter horizontalnya sekitar 11,75
mm dan vertikalnya 10,6 mm.
ANATOMI KORNEA (2)
• Terdiri dari 5 lapisan
• Lapisan Epitelial
• lapisan Bowman
• Stroma
• Membran Descemet
• Lapisan endotel
TRAUMA MATA
• Definisi
• tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata merupakan
kasus gawat darurat mata. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau
menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.
• Klasifikasi
• Trauma tertutup
• Contussive trauma (Trauma Tumpul)  Konjungtival hemorrhage, Kelainan kornea
( abrasi , edema, robekan membran descement, laserasi korneoskleral), Midriasis dan
miosis traumatik, Iritis traumatik, Iridodyalisis dan cyclodialisis, Hifema traumatik
• Nonperforating Mechanical Trauma
• Laserasi konjungtival
• Benda asing konjungtiva ( conjuntival foreign body)
• Benda asing kornea (corneal foreign body)
• Abrasi kornea
• Posttraumatic recurrent corneal erosion
Pemeriksaan trauma mata penetrating / perforating

• Trauma Terbuka Riwayat trauma mata


• Apakah Trauma yang mengancam nyawa
• Perforating mechanical trauma • Waktu terkenanya trauma
• Kecurigaan adanya benda asing intraokuli (intraocular foreign body) seperti : besi,
timah,tumbuh- tumbuhan, kontaminasi minyak
• Apakah menggunakan pelindung mata
• Penanganan sebelumnya saat terjadinya trauma
 
Pemeriksaan setelah terjadinya trauma mata
• Status refraksi
• Penyakit mata
• Obat – obatan yang digunakan
• Riwayat operasi sebelumnya
 
Riwayat pengobatan
• Diagnosis
• Obat – obat yang sedang dikonsumsi

• Alergi obat
• Faktor resiko HIV/hepatitis
• Riwayat operasi
 
YANG TERMASUK PERFORATING MECHANICAL TRAUMA

Tanda – tanda Diagnostik


Laserasi palpebra yang luas Uvea,vitreous,retina terekspos dengan dunia Luar

Kemosis orbital Seidel tes positive


Laserasi konjungtival/ Ada tampak intraocular foreign body
hemorrhage (benda asing intraokuli)

Adhesi focal iris-kornea Tampak intraocular foreign body pada


pemeriksaan radiologi X-ray atau
ultrasonografi

Defek iris
Hipotoni
Defek kapsul lensa
Lens opacity
Retinal detachment/hemorrhage
KLASIFIKASI LAIN TRAUMA MATA TERBUKA
BERDASARKAN BETT (BIRMINGHAM EYE TRAUMA
Tipe atau jenis mekanisme trauma a. Ruptur
TERMINOLOGY)
b. Penetrating
c. IOFB
d. Campuran
 
Tingkatan trauma berdasarkan 1. ≥20/40
hasil tajam penglihatan 2. 20/50 sampai 20/100
3. 19/100 sampai 5/200
4. 4/200 sampai light perception
5. NLP
 
Pupil a. Positif, Relative Afferent Pupillary Defect
b. Negatif Relative Afferent Pupillary Defect
 

Zona I. Kornea dan limbus


II. Sklera posterior dari limbus ke pars plana kira –
kira 5 mm posterior limbus
III. Melibatkan ketebalan seluruh sklera pada daerah
> 5 mm ke arah posterior limbus
 
TRAUMA KIMIA
• Disebabkan Oleh bahan basa dan asam
• Prognosis jenis trauma ini dipengarui oleh beberapa faktor, antara lain:
• Kuatnya penetrasi bahan kimia tersebut
• Konsentrasi bahan kimia
• Volume solusinya
• Durasi tereksposnya
DERAJAT KEPARAHAN TRAUMA KIMIA
Derajat Perubahan yang terjadi Prognosis
Epitel kornea rusak, iskemia Baik
I limbal belum dijumpai

Kornea keruh tetapi iris Baik


II masih bisa terlihat. Iskemia
1/3 limbus
Epitel kornea seluruhnya Tidak bisa dinilai
rusak, stromal keruh, iris sulit
dinilai, iskemia 1/3-1/2
III
limbus

Kornea opak, iris dan pupil Buruk


IV sulit dinilai, iskemia lebih
TRAUMA TERMAL
• Dibagi 2 kategori :
• luka bakar karena uap panas
• luka bakar karena kontak langsung

• Derajat keparahan bergantung pada:


• Temperatur dari objek
• Luas area yang terkena suhu panas
• Lamanya durasi kontak
TRAUMA RADIASI
• Epitel kornea rentan cedera dengan radiasi sinar ultraviolet. Awalnya tidak menimbulkan
keluhan, pasien mulai mengeluhkan setelah beberapa jam terekspos sinar UV.Akibatnya
epitel kornea mengalami erosi. Walaupun kondisi menimbulkan rasa nyeri, tetapi bersifal
self limited dalam 24 jam.

• Penyebab tersering  terpapar sinar matahari yang terlalu lama


TRAUMA ELEKTRIK
• Jenis trauma ini adalah karena adanya daya listrik atau elektrik yang mengenai mata
• Penyebab terseringnya karena ada hantaran listrik dari dua arah
• Akan ada ditemukan titik masuknya dan keluarnya dan hantaran ini yang menyebabkan
spasme pada otot – otot yang terkena
• Pada titik masuk, tipikalnya terdapat tanda nekrosis tanpa hiperemis pada sekitarnya
• Trauma karena elektrik berbeda dengan trauma thermal , pada elektrik tidak menimbulkan
nyeri, kering dan asepsis, seringnya berbentuk lingkaran dihubungkan dengan temperatur
yang sangat tinggi dan durasi yang pendek.
KESIMPULAN
Pasien laki-laki 41 tahun mengalami laserasi kornea pada mata kanan
yang disebabkan oleh trauma tajam pada mata yang sulit untuk regenerasi
seperti semula.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai