1 - Statistika Inferensial
1 - Statistika Inferensial
Statistik Inferensi
TIDAK TIDAK
JENIS STATISTIK INFERENSIAL
Statistik parametrik
Ilmu statistik yang digunakan untuk data-data yang memiliki
sebaran normal dan memiliki skala interval atau rasio.
Statistik non parametrik
Statistik nonparametrik disebut juga statistik bebas sebaran.
Statistik nonparametrik dapat digunakan pada data yang
memiliki sebaran normal atau tidak dan memiliki skala
nominal atau ordinal.
Langkah-Langkah Pemilihan
Metode Statistik
1. Apakah distribusi data diketahui?
Jika distribusi data tidak diketahui maka statistik yang sesuai
adalah statistik nonparametrik. Jika distribusi data diketahui,
maka kita harus melihat jenis distribusi data tersebut.
2. Apakah data berdistibusi normal?
Jika data tidak berdistribusi normal, maka statistik yang
sesuai adalah statistik nonparametrik. Jika data berdistribusi
normal, maka statistik yang sesuai adalah statistik
parametrik.
3. Apakah sampel ditarik secara random?
Jika sampel tidak ditarik secara random, maka statistik yang sesuai
adalah statistik nonparametrik. Jika sampel ditarik secara random,
maka statistik yang sesuai adalah statistik parametrik.
4. Apakah varians kelompok sama?
Jika varians kelompok tidak sama, maka statistik yang sesuai
adalah statistik nonparametrik. Jika varians kelompok sama, maka
statistik yang sesuai adalah statistik parametrik.
5. Bagaimana jenis skala pengukuran data?
Jika skala pengukuran data nominal dan ordinal, maka statistik yang
sesuai adalah statistik nonparametrik. Jika skala pengukuran data
interval dan rasio, maka statistik yang sesuai adalah statistik
parametrik.
STATISTIK PARAMETRIK
• Statistik parametrik: yaitu statistik yang
digunakan untuk menguji hypotesis yang
variabelnya terukur.
• Contoh: “Berapa menit rata-rata tayangan iklan
di TV?“
• Variabel waktu tayangan iklan dapat terukur
dalam menit (ada standar)
• Statistik parametrik adalah ilmu statistika yang
mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data, yaitu
apakah data menyebar normal atau tidak. Pada umumnya,
Jika data tidak menyebar normal, maka data harus
dikerjakan dengan metode Statistika non-parametrik, atau
setidak2nya dilakukan transformasi agar data mengikuti
sebaran normal, sehingga bisa dikerjakan dg statistika
parametrik. Contoh metode statistika parametrik: uji-z (1
atau 2 sampel), uji-t (1 atau 2 sampel), korelasi pearson,
Perancangan Percobaan (1 or 2-way ANOVA parametrik),
dll.
STATISTIK NON PARAMETRIK
• Statistik Non parametrik adalah statistik yang
digunakan untuk menguji hypotesis yang
variabelnya tidak memiliki kepastian (standar)
• Contoh: “Berapa besar kepuasan pasien
terhadap pelayanan RS. X ?“
• Variabel kepuasan tidak memiliki standar
pasti.
• Statistika Non Parametrik adalah statistika bebas sebaran
(tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik
normal atau tidak). Statistika non-parametrik biasanya
digunakan untuk melakukan analisis pada data berjenis
Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal
tidak menyebar normal. Contoh metode Statistika non-
parametrik: Binomial test, Chi-square test, Median test,
Friedman Test, dll.
• Singkat kata perbedaannya kalau datanya memiliki sebaran
atau distribusi normal, maka digunakan statistika parametrik.
Kalo data tidak memiliki sebaran normal, maka digunakan
statistika nonparametrik.
Dalam statistik inferensial, pengujian hipotesis merupakan
salah satu tujuan yang harus dilakukan untuk menjawab
masalah penelitian secara rasional. Tujuan pengujian hipotesis,
untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang terkandung
dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang
dikumpulkan selama proses penelitian. Pengujian hipotesis
(yang menggambarkan karakteristik populasi) dengan
menggunakan data sampel (yang menggambarkan karakteristik
sampel) pada dasarnya merupakan pembuatan keputusan
melalui proses inferensi yang memerlukan akurasi peneliti
dalam melakukan estimasi
Proses inferensi pada dasarnya dapat dilakukan melalui satu
dari dua cara, yaitu: estimasi nilai parameter populasi atau
membuat keputusan mengenai nilai parameter (proses
pengujian hipotesis). Estimasi nilai parameter populasi
akurasinya tergantung pada representasi sampel yang diambil
dari populasi yang bersangkutan. Peneliti harus mempunyai
kriteria atau standar yang digunakan untuk membuat
keputusan terhadap hipotesis yang diuji berdasarkan sampel.
Kriteria keputusan yang ditetapkan oleh peneliti dalam istilah
statistik disebut tingkat signifikansi (significance level).
Tingkat signifikansi adalah tingkat probabilitas yang
ditentukan oleh peneliti untuk membuat keputusan
menolak atau mendukung hipotesis. Kriteria
keputusan berdasarkan tingkat signifikansi, misalnya
0,05 atau 0,01 menunjukkan bahwa keputusan yang
dibuat oleh peneliti untuk menolak atau mendukung
suatu hipotesis mempunyai probablilitas kesalahan
sebesar lima persen atau sepuluh persen.
Sekalipun statistika deskriptif ini
hanya menyajikan karakteristik
sampel, namun statistika deskriptif
merupakan dasar untuk mengkaji dan
melakukan inferensi karakteristik
populasi.
Statistika inferensial harus berdasar
pada statistika deskriptif, sehingga
keduaduanya harus ditempuh secara
benar agar kita mendapatkan
kegunaan maksimal dari statistika ini.
PENGUKURAN INSTRUMENT
Pengukuran adalah :
Adalah observasi fenomena tersebut dapat
dianalisis menurut aturan tertentu.
Mempunyai makna bukan hanya pengukuran yg
berkonotasi kuantitatif, misalnya pengukuran
tekanan darah, dll. Tetapi juga pengukuran
kualitatif.
Menurut konsep ini maka anamnesis dan
pemeriksaan jasmani dalam penelitian klinis,
kuesioner dalam studi epidemiologis.
Semua jenis pemeriksaan penunjang, baik yg
berdimensi kuantitatif, dan kualitatif.
VARIASI DALAM PENGUKURAN
Setiap pengukuran selalu terbuka
kemungkinan untuk terdapatnya variabilitas
hasil.
Untuk itu peneliti harus memahami sumber
variasi pengukuran.
Sumber variabilitas pengukuran :
1. Variasi pengukuran.
Mencakup variabilitas pada instrumen yg dipakai
untuk melakukan pengukuran maupun pada
pemeriksaan atau org yg melaksanakan pengukuran.
Timbangan badan dipakai berulang-ulang akan
memberikan hasil yg bervariasi.
Pengukuran yg dilakukan oleh 2 orang akan
memberikan hasil yg berbeda.
Pemeriksaan yg sama yg melakukan oemeriksaan
pada subyek yg sama pada saat yg berbeda
2. Variasi Biologis.
Variasi biologis sangat mempengaruhi hasil
pengukuran.
Tekanan darah yg diukur setelah pasien berlari
sangat berbeda dengan bila dilakukan setelah pasien
beristirahat.
Kadar zat kimia tertentu menunjukkan hasil yg
berbeda bila diukur pada waktu yg berbeda misalnya
siang dan malam hari
SYARAT-SYARAT ALAT UKUR
Karakteristik alat ukur yg harus
diperhitungkan dalam setiap proses
pengukuran adalah :
Kesahihan (validitas).
Keandalan (reliabilitas ).
Tidak ada satu pengukuran pun yang
memiliki kesahihan dan keandalan yg
sempurna.
KESAHIHAN
Adalah validitas.
Menunjukkan betapa dekat alat ukur menyatakan apa
yg seharusnya diukur.
Misalnya ; Timbangan badan merupakan alat yg sahih
untuk mengukur berat badan , namun volume air mata
bukan alat ukur yg sahih untuk mengukur kesedihan.
Kesahihan pengukuran dipengaruhi oleh bias
pengukuran.
Ada 3 bias yang mempengaruhi kesahihan yaitu ; bias
pengamat, bias subyek dan bias instrumen.
KESAHIHAN
Keandalan adalah :
Keterandalan, reliabilitas, reprodusibilitas, presisi atau
ketepatan pengukuran.
Suatu pengukuran disebut andal, apabila ia memberikan
nilai yg sama apabila pemeriksaan dilakukan berulang-
ulang (konsisten).
Alat ukur yang baik harus mengukur dengan benar
(valid) dan konsisten (andal, reliabel).
Dua aspek reliabilitas alat ukur ;
1. Konsistensi internal.
2. Stabilitas.
RELIABILITAS ( KEANDALAN)
1. Konsistensi internal.
Jika sebuah instrumen terdiri dari sejumlah item
pertanyaan (misalnya; kuesioner untuk depresi), maka
skor dari masing-masing item pertanyaan seharusnya
berkorelasi dengan skor semua item.
2. Stabilitas.
Jika sebuah timbangan berulang kali mengukur 5 kg + 0
kg dari bobot bayi, sedang timbangan lainnya mengukur
5 kg + 4 kg dari bobot bayi yang sama, maka bisa
disimpulkan pengukuran dengan timbangan pertama
lebih stabil dari timbangan kedua.
RELIABILITAS ( KEANDALAN)
3. Variabilitas instrumen.
Sesuatu yang mempengaruhi ketepatan
(mis; perubahan sensitivitas alat, suhu atau
kelembaban kamar atau derajat kebisingan
sekitar.
PENILAIAN KEANDALAN
Lanjutan .
Nilai kappa merupakan perbandingan antara
kesesuaian bukan akibat peluang dengan
kemungkinan terbesar kesesuaian bukan
akibat peluang untuk set data tersebut.
Nilai kappa yang ideal adalah 1, namun hal
ini hampir tidak pernah diperoleh dan nilai
diatas 0,8 biasanya dianggap sangat baik.
Lanjutan .
Interpretasi nilai kappa menurut Altman :
Contoh :
1. Dua orang dokter (P dan Q) diminta untuk menilai gambar
USG kepala untuk menentukan adanya perdarahan
intrakranial, mereka diminta untuk menyatakan apakah
gambarab USG kepala tersebut normal atau tidak.
2. Hasil tersebut kemudian disusun di dalam tabel 2 x 2
sebagai berikut :
Bila kedua dokter menyatakan USG normal.
Bila P menyatakan Normal dan Q tidak normal.
Bila P menyatakan tidak normal dan Q normal.
Bila kedua dokter menyatakan tidak normal.
PENILAIAN KEANDALAN
Dr. P
Normal Tidak
Normal 9(a) 7(b) 16(a+b)
Tidak 4(c) 10(d) 14(c+d)
Dr. Q Jumlah 13(a+c) 17(b+d) 30(N)
H o : 415
H a : 415
• Jika suatu hipotesis rumusan hipotesis alternatifnya memuat
tanda lebih besar atau lebih kecil, maka jenis pengujian yang
dilakukan adalah pengujian satu sisi.
H o : 415 H o : 415
atau
H a : 415 H a : 415
1. Prosedur Uji Hipotesis
a. Menentukan H0 dan H1
H0 adalah NULL HYPOTHESIS
H1 adalah ALTERNATIVE HYPHOTHESIS
b. Menentukan Uji (Prosedur) Statistik yang digunakan;
apakah akan digunakan uji t, dsb.
c. Menentukan statistik tabel
1. Tingkat kepercayaan
2. Derajat kebebasan (df)
Derajat kebebasan atau degree of freedom sangat bervariasi
tergantung dari metode yang dipakai dan jumlah sampel yang
diperoleh.
3. Jumlah sampel yang didapat
d. Menentukan Statistik hitung
Nilai ini tergantung pada metode parametrik yang
digunakan. Pada pengerjaan pada SPSS, nilai statistik
hitung langsung ditampilkan nilai akhirnya; sedangkan
proses perhitungannya sampai pada nilai akhir tersebut
tidak diperlihatkan, termasuk angka statistik tabel.
e. Mengambil keputusan
Hal ini ditentukan dengan membandingkan nilai statistik
hitung dengan nilai statistik tabel atau nilai kritisnya.