Anda di halaman 1dari 52

ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA

(COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS)
Tak ada rahasia untuk menggapai
SUKSES……

SUKSES itu dapat terjadi karena


PERSIAPAN, KERJA KERAS, dan
MAU BELAJAR DARI KEGAGALAN…
MATERI PEMBAHASAN
• PENGERTIAN DAN TUJUAN
• KONSEP MARGIN KONSTRIBUSI
• TITIK IMPAS
• ANALISIS SENSIVITAS
• BAURAN PENJUALAN
• MARGIN OF SAFETY
• OPERATING LEVERAGE
renungan :
Sebagian besar pelajar/mahasiswa yang Gagal itu bukan karena
factor kebodohan atau kurang pemahaman, tetapi disebabkan oleh
kemalasan mereka dalam mengevaluasi dan mengulang pelajaran
yang telah diterima….

…..Banyak orang cerdas dan jenius di dunia ini mengakui bahwa mereka tidak
meraih prestasi yang gemilang karena kecerdasan, tetapi lebih karena
ketekunan dan kesungguhan dalam menggapai prestasi (DR. Aidh al-Qarny)

akt manajemen_nedsal sixpria


Biaya, volume dan laba
 merupakan tiga elemen pokok
dalam menyusun laporan laba-rugi
sebuah perusahaan.
Studi mengenai hubungan
antara  Pendapatan, biaya
dan laba dikenal sebagai
“analisis biaya-volume-
laba”
Definisi
• Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana
perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga
jual, volume penjualan dan bauran penjualan
akan mempengaruhi laba perusahaan.
• Analisis ini merupakan instrumen yang lazim
dipakai untuk menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan
keputusan, misal : dalam menetapkan harga jual
produk.
TUJUAN ANALISIS B-V-L
– Digunakan oleh para manajer untuk
pengambilan keputusan dan perencanaan
– Menentukan volume penjualan yang
diharapkan untuk memenuhi target laba
– Mengetahui bagaimana pengaruh
perubahan harga jual, biaya variable, dan
biaya tetap terhadap laba yang diharapkan
Asumsi-asumsi Dasar
• Perubahan dalam volume
produksi/penjualan adalah penyebab
tunggal atas perubahan biaya dan
pendapatan
• Biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel
• Pendapatan dan biaya berperilaku dan
dapat disajikan secara grafik sebagai fungsi
linear (garis lurus)
Asumsi-asumsi Dasar, lanjutan
• Harga jual, biaya variabel per unit, dan
biaya tetap semuanya diketahui dan
konstan
• Dalam banyak kasus, hanya satu
produk tunggal akan dianalisis. Jika
banyak produk dianalisis, proporsi
penjualan relatif produk-produk tersebut
diketahui dan konstan
• Nilai waktu daeri uang (bunga)
diabaikan
REVIU : Laporan Komparatif Marjin
Kontribusi vs.
Laba Kotor
Laporan Laba Rugi Marjin Kontribusi Laporan Laba Rugi Akuntansi Keuangan
(Penggunaan-Internal saja) Berorientasi-GAAP

Pendapatan: $200 Pendapatan: $200


Pengurang: Pengurang:
Harga penjualan variabel $120 Harga pokok penjualan $120
Biaya operasi variabel 45 165
Marjin Kontribusi 35 Marjin kotor (Laba) 80
Biaya operasi tetap 20 Biaya operasi tetap & variabel 65
Laba operasi $15 Laba operasi $15
Konsep Margin
Kontribusi
Margin Kontribusi  Selisih antara harga
jual perunit dan biaya variabel perunit
 besaran untuk menutup biaya tetap
dan memberikan keuntungan perunit
Contoh Contribution Margin
Jumlah Perunit
Penjualan (800 VCD) Rp. 200.000.000 Rp. 250.000
Biaya Variabel Rp. 120.000.000 Rp. 150.000
Margin Kontribusi Rp. 80.000.000 Rp. 100.000
Biaya Tetap Rp. 70.000.000
Laba / Rugi Rp. 10.000.000

• Margin kontribusi perunit Rp. 100.000 menunjukkan


bahwa untuk setiap unit produk yang dibuat akan
menyumbang margin kontribusi sebesar Rp. 100.000
• Bagaimana jika VCD yang diproduksi hanya 1 unit ? 2
unit ?
• Format perhitungan laba sebelumnya,
juga berfaedah sebagai alat
perencanaan. Format ini
memungkinkan perusahaan
memproyeksikan keuntungan pada
setiap tingkat aktivitas dalam kisaran
relevan, misalnya : perusahaan
memproyeksikan tingkat penjualan VCD
sebanyak 1000 unit ?
Jawaban :
Jumlah Perunit
Penjualan (1000 VCD) Rp. 250.000.000 Rp. 250.000
Biaya variabel Rp. 150.000.000 Rp. 150.000
Margin kontribusi Rp. 100.000.000 Rp. 100.000
Biaya tetap Rp. 70.000.000
Laba / Rugi Rp. 30.000.000
Rasio Margin Contribusi
• Margin Contribusi dapat dinyatakan dalam
suatu persentase dari pendapatan penjualan
 Rasio Margin Contribusi
Margin Kontribusi
RMC = ---------------------
Penjualan
• Semakin tinggi RMC semakin baik ! Dapatkah
anda menjelaskan analisisnya ?
BREAK-EVEN POINT
(TITIK IMPAS)
TITIK IMPAS  tingkat
akvitas dimana suatu
organisasi tidak mendapat
laba dan juga tidak menderita
rugi atau LABA = NOL
Tujuan Mencari Titik
Impas :
• Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan
= biaya
• Menunjukkan suatu sasaran volume
penjualan menimal yang harus diraih oleh
perusahaan
• Mengawasi kebijakan penentuan harga
• Memungkinkan perusahaan mengetahui
apakah mereka beroperasi dekat / jauh dari
titik impas ?
TITIK IMPAS  dapat dihitung
dengan menggunakan metode:

1. Persamaan matematika
2. Contribution margin per unit, atau
Contribution margin ratio
3. Pendekatan grafik
CONTOH ILUSTRASI DENGAN
PERSAMAAN MATEMATIKA
Penjualan 1000 Stick Pancing @ Rp 100..- Total Biaya Variabel Rp
60.000.,- dan Total biaya tetap Rp 30.000.,-

Diminta : berapa unit yang harus dijual dalam keadaan BEP?


Penyelesaian :
metode Matematis
Unit yang harus terjual dalam keadaan BEP dimisalkan
dengan X
Laba = Total pendapatan - Total Biaya
0 = (harga x unit) - (Total Biaya Variabel + Total B. Tetap)
0 = (100x) - (B. Variabel x unit) + 30.000)
0 = 100x – (60x) + 30.000
0 = 40x – 30.000
x = 750 unit dalam keadaan BEP
Laporan Laba – Rugi Kontribusi
(Variabel)
Untuk periode yang berakhir ….200x

Penjualan 750 Stick @ Rp 100 = Rp 75.000


Total B. Variabel 750 Stick @ Rp 60 = Rp 45.000
Total Kontribusi Margin = Rp 30.000
Total Biaya Tetap = Rp 30.000
Laba Usaha = 0
2. Kontribusi Margin adalah

Selisih total penjualan dengan total biaya variabel, yang


dipakai untuk menutupi biaya tetap. Selanjutnya jika ada
nilainya maka nilai tersebut adalah Laba.

Untuk satu jenis produk


BEP dalam unit = Total Biaya Tetap/ CM unit
CM unit = penjualan/unit – B. Variabel/unit
BEP dalam nilai uang = Total B. Tetap/ CM ratio
CM ratio = 1- B. variabel/penjualan
Melalui pendekatan CM ini perhitungan BEP dapat
diformulasi, berikut :
Rumus BEP
Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan dua cara :
 Atas dasar Unit
 Atas dasar sales dlm rupiah

Rumus BEP :
BEP = __FC__
P -VC

P = harga jual perunit


V = Biaya var perunit
FC= Biaya tetap
Rp PENJUALAN

TOTAL BIAYA
aba
L

75
BEP

BIAYA VARIABEL

gi
Ru
30

BIAYA TETAP

Stick yang terjual (unit)


750

3. Grafik BEP
Titik Impas, lanjutan:
Perencanaan Laba

• Dengan penyesuaian sederhana, rumus


Titik Impas dapat dimodifikasi menjadi alat
Perencanaan Laba
– Laba sekarang dimasukkan kembali ke rumus
titik impas, mengubahnya ke persamaan
volume penjualan sederhana
– Q = (FC + OI)
CM
CVP dan Pajak Penghasilan
• Dari waktu ke waktu kita perlu bolak-balik antara laba
sebelum pajak (OI) dan laba setelah-pajak (NI),
bergantung pada fakta yang ada
• Laba sebelum-pajak dapat dihitung dengan:
– OI x (1-Tarif Pajak) = NI
• NI dapat substitusi ke dalam persamaan perencanaan
laba melalui bentuk ini:
– OI = I I NI I
(1-Tarif Pajak)
ANALISIS SENSITIFITAS
• DIGUNAKAN UNTUK MENGUJI JIKA
TERJADI PERUBAHAN-PERUBAHAN PADA
DATA YANG DIPREDIKSI ATAU PADA
ASUMSI-ASUMSI YANG DITETAPKAN
• CONTOH, BAGAIMANA APABILA TERJADI
PERUBAHAN KENAIKAN 5% TERHADAP
BIAYA VARIABEL? BERAPA JUMLAH LABA
JIKA TERJADI KENAIKAN TERHADAP
BIAYA TETAP? DLL.
Analisis Sensitivitas
• CVP menyediakan struktur untuk
menjawab berbagai scenarios “apa-jika”
• “Apa” yang terjadi pada laba “jika”:
– Harga jual berubah
– Volume berubah
– Struktur biaya berubah
• Biaya variabel per unit berubah
• Biaya tetap berubah
Ilustrasi penerapan Biaya – Volume – Laba

Diketahui Kondisi awal :


Penjualan 100 unit Stick.
Harga jual/unit Rp 100.000
Biaya variabel/unit Rp 60.000
Kontribusi Margin/unit Rp 40.000
Total Biaya Tetap Rp 3.000.000
1. Perubahan Biaya Tetap dan Volume Penjualan
Perubahan :
Biaya Iklan (B.Tetap) naik Rp 1.000.000
Penjualan diharapkan naik sebesar Rp 3.000.000
Dapatkah direalisasikan perubahan tersebut ?
(dalam ribuan Rupiah)
Uraian Kondisi Awal Perubahan Selisih
Penjualan 100 x 10.000 13.000 3.000
Rp 100
Biaya Variabel 6.000 7.800 1.800
100 x Rp 60
Kontribusi Marjin 4.000 5.200 1.200
Total B. Tetap 3.000 4.000 1.000
Laba Usaha 1.000 1.200 200

Dari analisis diatas, rencana tersebut dapat dilaksanakan


2. Perubahan Biaya Variabel dan Volume Penjualan
Perubahan :
Biaya Variabel naik Rp 10.000,- / unit, penjualan
diestimasi naik 80 unit. Dapatkah dalam hal ini
dilaksanakan ?
(dalam ribuan Rupiah)
Uraian Kondisi Awal Perubahan Selisih
Penjualan 100 x 10.000 18.000 8.000
Rp 100
Biaya Variabel 6.000 12.600 6.600
100 x Rp 60
Kontribusi Marjin 4.000 5.400 1.400
Total B. Tetap 3.000 3.000 0
Laba Usaha 1.000 2.400 1.400

Dari analisis diatas, rencana tersebut dapat dilaksanakan


3. Perubahan Biaya Tetap, Harga Jual, Volume Penjualan
Perubahan :
B. Iklan (B. Tetap) naik sebesar Rp 1.500.000,- harga jual
turun Rp 20.000,-/unit. Penjualan diharapkan naik 60 unit.
Dapatkah rencana tersebut dilaksanakan ?
(dalam ribuan Rupiah)
Uraian Kondisi Awal Perubahan Selisih
Penjualan 100 x 10.000 12.800 3.000
Rp 100
Biaya Variabel 6.000 9.600 3.600
100 x Rp 60
Kontribusi Marjin 4.000 3.200 (800)
Total B. Tetap 3.000 4.500 1.500
Laba Usaha 1.000 (1.300) (2.300)

Dari analisis diatas, rencana tersebut dapat dilaksanakan


4. Perubahan Biaya Variabel, B.Tetap dan Volume
Penjualan
Perubahan :
Gaji tetap bagian penjualan Rp 600.000,-/bulan diganti
dengan gaji Rp 1.500,-/unit Stick yang terjual. Penjualan
diharapkan naik 15%. Dapat rencana ini dilaksanakan?
(dalam ribuan Rupiah)

Uraian Kondisi Awal Perubahan Selisih


Penjualan 100 x 10.000 11.500 1.500
Rp 100
Biaya Variabel 6.000 7.072,5 1.072,5
100 x Rp 60
Kontribusi Marjin 4.000 4.427,5 427,5
Total B. Tetap 3.000 2.400 (600)
Laba Usaha 1.000 2.072,5 1.072,5

Dari analisis diatas, rencana tersebut dapat dilaksanakan


5. Perubahan Harga Reguler
Hal ini dapat dilaksanakan tanpa menggangu penjualan reguler.
Ilustrasi :
Ada calon konsumen mau membeli Stick sebanyak 150 unit
dengan harga yang dapat ditentukan (lebih murah dari harga
reguler). Jika manajer mengharapkan laba Rp 3.000.000, berapa
harga yang dapat diberikan ?

Harga jual per stick =B. Variabel/unit + laba/unit


=Rp 60.000 + Rp 20.000
=Rp 80.000/unit
Pembuktian :
Penjualan 150 x Rp 80.000 =Rp 12.000.000
B.variabel 150 x Rp 60.000=Rp 9.000.000
Kontribusi marjin =Rp 3.000.000
Total Biaya Tetap = 0
Laba usaha =Rp 3.000.000
TITIK IMPAS MULTI PRODUK
Untuk menghitung titik impas multi produk terlebih dahulu
harus dihitung bauran penjualan produknya atau
perbandingan volume penjualan antar produk. Kemudian
rumus yang sama dapat digunakan.

Ilustrasi :
PT. Pelangi Indonesia memproduksi 4 (empat) jenis produk
yang dikasih lebel A, B, C, dan D.
Direncanakan diproduksi dan Dijual :
Produk A = 20.000 Unit @ Rp 11.000
B = 15.000 Unit @ Rp 16.000
C = 10.000 Unit @ Rp 21.000
D = 5.000 Unit @ Rp 26.000
Biaya tetap pada kapasitas diatas Rp 144.000.000
Biaya Variabel masing-masing Produk :
Produk A =Rp 7.000
B =Rp 8.000
C =Rp 11.000
D =Rp 14.000

Perbandingan Volume ke 4 Produk adalah :


20 : 15 : 10 : 5 atau 4 : 3 : 2 :1

Hitung berapa unit masing-masing produk harus


terjual agar perusahan mencapai impas.
Langkah 1. Tentukan CM per paket sbb :

Produk p v CM Bauran CM Paket


A 11.000 7.000 4.000 4 16.000
B 16.000 8.000 8.000 3 24.000
C 21.000 11.000 10.000 2 20.000
D 26.000 14.000 12.000 1 12.000
CM per pakaet  ❑ 72.000

Langkah 2. Hitung BEP paket sbb :

  BEP paket =

 
BEP paket = = 2.000 paket
Langkah 3. Penjualan (unit) masing-masing produk agar
tercapai BEP perusahaan :
Total penjualan
Produk Paket Bauran
(unit)
A 2.000 4 8.000
B 2.000 3 6.000
C 2.000 2 4.000
D 2.000 1 2.000

Jika perusahaan menetapkan biaya tetap langsung masing-masing produk


sbb :
A Rp 20.000.000;
B Rp 35.000.000;
C Rp 30.000.000; dan
D Rp 15.000.000.
sedangkan biaya tetap umum Rp 44.000.000. Sajikanlah Lapran Laba Rugi
Perusahaan untuk membuktikan dengan menjual A = 8.000 unit; B = 6.000
unit; C = 4.000 unit; D = 2.000 unit Perusahaan mencapai impas.
LAPORAN LABA/RUGI (Rp 000) :

Ket A B C D Total
Penjualan 88.000 96.000 84.000 52.000 320.000
VC 56.000 48.000 44.000 28.000 176.000
CM 32.000 48.000 40.000 24.000 144.000
FC 20.000 35.000 30.000 15.000 100.000
Langsung
Margin 12.000 13.000 10.000 9.000 44.000
segmen
FC umum 44.000
Laba 0
Margin of Safety (MOS)
• Kelebihan penjualan yang dianggarkan di
atas volume penjualan impas  seberapa
banyak penjualan boleh turun sebelum
perusahaan menderita kerugian.
• Margin of safety merupakan jarak antara titik
impas dengan volume penjualan yang
diharapkan.
• Menunjukkan tingkat resiko mendapatkan
kerugian jika terjadi kenaikan titik impas
akibat suatu kondisi
Rumus MOS
MOS = Penjualan (dianggarkan – BEP)
Persentase MOS = MOS : Penjualan

Jika perusahaan menganggarkan penjualan


800 unit VCD
Maka MOS = 200.000.000 – 175.000.000
= Rp. 25.000.000
PT. OKKY PT. MAHARDIKHA
Jumlah % Jumlah %
Penjualan Rp. 600.000 100 Rp. 600.000 100
Biaya variabel Rp. 450.000 75 Rp. 300.000 50
Margin Kontribusi Rp. 150.000 25 Rp. 300.000 50
Biaya Tetap Rp. 120.000 Rp. 270.000
Laba Bersih Rp. 30.000 Rp. 30.000

Titik Impas
Rp. 120.000 : 25% Rp. 480.000
Rp. 270.000 : 50% Rp. 540.000

Margin Pengaman / MOS


(Penjualan – BEP)
Rp. 600.000 – Rp. 480.000 Rp. 120.000
Rp. 600.000 – Rp. 540.000 Rp. 60.000

Persentase MOS
Rp. 120.000 : Rp. 600.000 20%
Rp. 60.000 : Rp. 600.000 10%
Tuasan Operasi /
Operating Leverage
• Tingkat pengeluaran biaya tetap di
dalam sebuah perusahaan
• Bagi akuntan manajemen, tuasan
operasi mengacu kepada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan
kenaikan laba manakala volume
penjualan berubah
Faktor Tuasan Operasi
Faktor Tuasan Operasi adalah :
Suatu ukuran pada tingkat penjualan tertentu,
seberapa besar prosentase perubahan volume
penjualan akan mempengaruhi laba, dimana
manajemen berminat dalam pengukuran ini
untuk mementukan seberapa sensitif laba
terhadap perubahan penjualan.

Margin Kontribusi
Faktor Tuasan Operasi = --------------------------
Laba Bersih
Kasus Tuasan Operasi
PT. OKKY PT. MAHARDIKHA

Jumlah % Jumlah %

Penjualan Rp. 400.000 100 Rp. 400.000 100


Biaya variabel Rp. 240.000 60 Rp. 120.000 30

Margin Kontribusi Rp. 160.000 40 Rp. 280.000 70


Biaya Tetap Rp. 120.000 Rp. 240.000

Laba Bersih Rp. 40.000 Rp. 40.000


PT. OKKY memiliki komposisi biaya tetap
lebih besar dibanding PT. Mahardhika
walaupun jumlah biaya totalnya sama
Rp. 360.000

Hal ini menggambarkan bagaimana


dampak komposisi biaya tetap dan
biaya variabel yang berbeda seperti
ini ?
Bagaimana Jika penjualan naik 10% ?
Apa yang akan terjadi ???
PT. OKKY PT. MAHARDIKHA

Jumlah % Jumlah %

Penjualan Rp. 440.000 100 Rp. 440.000 100


Biaya variabel Rp. 264.000 60 Rp. 132.000 30
Margin Kontribusi Rp. 176.000 40 Rp. 308.000 70
Biaya Tetap Rp. 120.000 Rp. 240.000
Laba Bersih Rp. 56.000 Rp. 68.000

Kenaikan laba PT OKKY


Rp. 16.000 : Rp. 40.000 = 40%
Kenaikan laba PT Mahardikha
Rp. 28.000 : Rp. 40.000 = 70%
• Faktor Tuasan Operasi PT. Okky
 Rp. 160.000 : Rp. 40.000 = 4
Maka Perubahan Penjualan :
 4 x 10% = 40%
• Faktor Tuasan Operasi PT. Mahardikha
 Rp. 280.000 : Rp. 40.000 = 7
Maka Perubahan Penjualan :
 7 x 10% = 70%
Kesimpulan :
 Perusahaan dengan Tuasan operasi Tinggi
(komposisi biaya tetap lebih besar dari
komposisi biaya variabel) akan SANGAT
PEKA terhadap perubahan LABA akibat
adanya berubahan VOLUME PENJUALAN
 PT. Mahardikha punya Tuasan Operasi yang
lebih besar  perubahan laba lebih besar
akibat perubahan volume penjualan 10%
Nedsa
l sixpr
Terima kasih…… e-mail ia
;
nedsa
l_fitri@
yahoo
co.id .

Anda mungkin juga menyukai