Para ahli fikih berbeda pendapat tentang siapa yang melakukan wakaf
Wakaf Infak/shadaqah/hibah
Menyerahkan kepemilikan suatu barang kepada Menyerahkan kepemilikan suatu barang kepada pihak
orang lain lain
Hak milik atas barang dikembalikan kepada Allah Hak milik atas barang diberikan kepada penerima
shadaqah/hibah
Objek wakaf tidak boleh diberikan atau dijual Objek shadaqah.hibah boleh diberikan atau dijual
kepada pihak lain kepada pihak lain
Manfaat barang biasanya dinikmati untuk Manfaat barang dinikmati oleh penerima
kepentingan social shadaqah/hibah
Objek wakaf biasanya kekal zatnya Objek shadaqah/hibah tidak harus kekal zatnya
4. Berdasarkan
1. Berdasarkan 2. Berdasarkan 3. Berdasarkan
Penggunaan
Peruntukan Jenis Harta Waktu
Harta yang
diwakafkan
1. Semangat keagamaan
Untuk mewujudkan sesuatu yang diniatkan oleh seorang pewakaf. Dengan wakaf, pewakaf berniat untuk mendapatkan rida
Allah dan kesinambungan pahala yaitu selama harta yang diwakafkan memberi manfaat sekalipun ia telah meninggal dunia.
2. Semangat sosial
Sasaran ini diarahkan pada aktivitas kebajikan, didasarkan pada kesadaran manusia untuk berpartisipasi dalam kegiatan
bermasyarakat. Sehingga, wakaf yang dikeluarkan merupakan bukti partisipasi dalam pembangunan masyarakat.
3. Motivasi keluarga
Motivasi ini ingin menjadikan wakaf sebagai saran untuk mewujudkan rasa tanggung jawab kepada keluarga, terutama sebagai
jaminan hidup di masa depan. Namun wakaf tidak dapat diperuntukkan untuk diri pewakaf sendiri ataupun pada janin yang masih
dalam kandungan.
4. Dorongan kondisional
Terjadi jika ada seseorang yang ditinggalkan keluarganya, sehingga tidak ada yang akan menanggungnya. Atau, seorang
perantau yang jauh meninggalkan kluarganya.Dengan wakaf, pewakaf bisa menyalurkan hartanya untuk menyantuni orang-orang
tersebut.
5. Dorongan naluri
Naluri manusia memang tidak ingin lepas dari kepemilikannya.Setiap orang cenderung ingin menjaga peninggalan harta orang
tua atau kakeknya dari kehancuran atau kemusnahan. Dengan wakaf, maka dia akan terdorong untuk membatasi pembelanjaan.
Dengan berniat wakaf kepada seseorang atau lembaga tertentu, dia bisa menyalurkan hartanya dengan baik, tidak kuatir terjadi,
pemborosan atau kepunahan kekayaan.
Dasar – Dasar Syari’ah
Sumber Hukum
Perintah untuk melakukan wakaf serta sumber hukum mengenai wakaf terdapat pada:
• Al Qur’an
“...perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatkan kemenangan.” (QS. Al-Hajj:77)
; (QS. Ali-Imran:92) ; (QS. Al-Baqarah:261).
• As Sunnah
Dari Abu Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “apabila anak adam (manusia)
meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sodaqah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim)
Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, ia berkata Umar bin Khattab RA berkata kepada nabi SAW., saya
mempunyai seratus saham (tanah,kebun) di Khaibar belum pernah saya mendapatkan harta yang
lebih saya kagumi melebihi tanah itu, saya bermaksud menyedekahkannya nabi SAW, berkata
“tahanlah pokoknya dan sedekahkan buahnya pada sabilillah”. (HR Al-Nasa’i).
Rukun wakaf ada 4 (empat) (Depag, 2006), yaitu:
• Tidak melakukan dominasi atas harta wakaf, karena dua pihak yang bertransaksi tidak boleh
terkumpul pada satu orang . Pengelola wakaf juga tidak boleh menyewakan harta wakaf
kepada orang yang tidak diterima atau diragukan kesaksiannya, baik orang tua, anak atau
istrinya, untuk mencegah timbulnya fitnah dan untuk berhati-hati dalam melakukan tindakan.
• Tidak boleh berutang atas nama wakaf, baik melalui pinjaman ataupun dengan membeli
keperluan yang dibutuhkan untuk perawatan harta wakaf secara kredit.
• Tidak boleh menggadaikan harta wakaf dengan membebankan biaya tebusan kepada
kekayaan wakaf, atau dirinya, atau kepada salah seorang mustahik.
• Tidak boleh mengizinkan seseorang menggunakan harta wakaf tanpa bayaran, kecuali
dengan alasan hukum.
• Tidak boleh meminjamkan harta wakaf kepada pihak yang tidak termasuk dalam golongan
peruntukkan wakaf.
Akuntansi Wakaf
Jika wakaf yang diterima adalah wakaf temporer, maka jurnal pada tanggal
31 Agustus 2019 pada bagian kredit menjadi Penerimaan Wakaf Temporer- Tunai
dengan jumlah yang sama.
Contoh Penerimaan Dana Wakaf berupa Aset Nonkas
Tanggal 27 Agustus 2019, Entitas Wakaf menerima wakaf dalam bentuk aset tetap
berupa Motor dengan nilai wajar Rp. 20.000.000. jurnal untuk transaksi tersebut adalah
(dalam Rupiah)
Kas 48.000.000
Emas 45.000.000
Penerimaan Wakaf Permanen- Emas 3.000.000
Contoh Beban Pengelolaan
Entitas melakukan penyaluran atas manfaat wakaf berupa beasiswa pendidikan kepada
anak-anak tidak mampu di desa binaan sebesar Rp20.000.000. Jurnal yang dibuat yaitu
(dalam Rupiah)
LOREM IPSUM
DOLOR SIT AMET,
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET,
CU USU AGAM INTEGRE IMPEDIT.
Portfolio Presentation