Anda di halaman 1dari 34

PAJAK PENERANGAN

JALAN
DASAR HUKUM
 UU RI No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
 Perda No 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Pajak
Daerah
 Perda No 15 Tahun 2010 Tentang Pajak Penerangan Jalan
Definisi / Pengertian
 Pajak Penerangan Jalan
adalah Pajak yang
dipungut atas
penggunaan tenaga
listrik, baik yang
dihasilkan sendiri
maupun yang diperoleh
dari sumber lain.
Objek Pajak Penerangan Jalan
 Objek Pajak Penerangan
Jalan adalah penggunaan
tenaga listrik, baik yang
dihasilkan sendiri
maupun yang diperoleh
dari sumber lain.
Pengecualian Objek Pajak
Penerangan Jalan
1. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah dan
Pemerintah Daerah;

2. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang


digunakan oleh kedutaan, konsulat, dan perwakilan asing
dengan azas timbal balik;

3. Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan


kapasitas di bawah 200 KVA (dua ratus Kilo Volt Amper)
yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait.
Subjek dan Wajib Pajak
Pajak Penerangan Jalan
 Subjek Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau
badan yang dapat menggunakan tenaga listrik.
 Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau
badan yang menggunakan/menyediakan tenaga listrik.
 Dalam hal tenaga listrik disediakan oleh sumber lain,
Wajib Pajak Penerangan Jalan adalah penyedia tenaga
listrik tersebut.
System Pemungutan Pajak
Penerangan Jalan
 System Pemungutan Pajak Penerangan Jalan adalah
menggunakan With Holding System, dimana pihak yang
melakukan penghitungan dan pemungutan pajak adalah
dari Dinas Pelayanan Pajak atau melalui pihak yang
menyediakan tenaga listrik (PLN) / Pihak Ketiga.
Dasar Pengenaan Pajak Penerangan
Jalan
 Dasar pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah Nilai Jual Tenaga
Listrik.

 Nilai Jual Tenaga Listrik ditetapkan sbb :


1. Dalam hal tenaga listrik berasal dari sumber lain dengan
pembayaran, Nilai Jual Tenaga Listrik adalah jumlah tagihan
biaya beban/tetap ditambah dengan biaya pemakaian
kWh/variabel yang ditagihkan dalam rekening listrik;
2. Dalam hal tenaga listrik dihasilkan sendiri, Nilai Jual Tenaga
Listrik dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat
penggunaan listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga
satuan listrik yang berlaku di wilayah Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta;
3. Nilai Jual Tenaga Listrik yang dihasilkan sendiri , ditetapkan
sesuai dengan ketetapan Nilai Jual pada PLN yang berlaku pada
saat yang sama.
Tarif Pajak Penerangan Jalan
 Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan sbb :
 Tarif Pajak Penerangan Jalan yang disediakan oleh PLN atau
bukan PLN yang digunakan atau dikonsumsi oleh industri,
pertambangan minyak bumi dan gas alam, sebesar 3%
(tiga persen).
 Tarif Pajak Penerangan Jalan yang bersumber dari PLN atau
bukan PLN yang digunakan atau dikonsumsi selain untuk
industri, ditetapkan sebesar 2,4% (dua koma empat persen).

 Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak


Penerangan Jalan ditetapkan sebesar 1,5% (satu koma lima
persen).
Pengelompokan Tarif Dasar Listrik
oleh PLN
 Tarif Dasar Listrik ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden RI yang
berlaku nasional.
 Kelompok/Golongan Tarif Dasar Listrik (TDL) :
 TDL untuk keperluan Sosial
 TDL untuk keperluan Rumah Tangga
 TDL untuk keperluan Bisnis
 TDL untuk keperluan Industri
 TDL untuk keperluan Pemerintah dan PJU

 Komponen biaya dalam tagihan listrik :


 Biaya Tetap, berupa Abonemen bulanan atau biaya administrasi bank jika
menggunakan sistem prabayar.
Biaya Abonemen ditentukan berdasarkan golongan / biaya beban per kVA
 Biaya Variabel, dihitung berdasarkan jumlah pemakaian listrik bulanan.
TARIF DASAR LISTRIK/TARIF
TENAGA LISTRIK
 Pemerintah telah
melakukan penyesuaian
Tarif Tenaga Listrik
Tahun 2014 melalui
Peraturan Menteri ESDM
No 19 Tahun 2014
tentang Tarif Tenaga
Listrik yang disediakan
olej PT PLN (Persero)
Cara Perhitungan Pajak Penerangan
Jalan
 Besarnya Pajak
Penerangan Jalan
dihitung dengan cara
mengalikan Tarif Pajak
Penerangan Jalan dengan
Dasar Pengenaan Pajak.
 Pajak Penerangan Jalan =
Nilai Jual Tenaga Listrik x
Tariff Pajak
PAJAK PENERANGAN JALAN UNTUK
PELANGAN LISTRIK PRABAYAR
 Dalam pembayaran listrik melalui sistem prabayar, wajib pajak
(Konsumen PLN) melakukan pembayaran meliputi :
 Biaya Administrasi Bank, besarnya ditentukan oleh tempat dimana
wajib pajak melakukan pembayaran listrik prabayar.
 Pajak Penerangan Jalan (PPJ), besarnya ditentukan sesuai dengan
peraturan daerah tentang pajak penerangan jalan di setiap wilayah
Kabupaten/Kota.
 Biaya Beban Listrik, ditentukan sesuai dengan Tarif Dasar
Listrik/Tarif Tenaga Listrik yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat
yang berlaku secara nasional.

 Untuk pembayaran listrik prabayar lebih dari Rp 300.000,00


dikenakan biaya tambahan berupa bea materai sebesar Rp
3.000,00
Masa Pajak dan Saat Terutang Pajak
Penerangan Jalan
 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan
1 bulan takwim.
 PT PLN (Persero) wajib menyetorkan penerimaan Pajak
Penerangan Jalan kepada Pemerintah Daerah sebagai
Pendapatan Daerah.
 Hasil penerimaan Pajak Penerangan Jalan sebagian
dialokasikan untuk penyediaan penerangan jalan.
 Pajak terutang terjadi pada saat penggunaan tenaga listrik.

 Dalam hal pembayaran diterima sebelum tenaga listrik


digunakan, pajak terutang pada saat terjadi pembayaran.
CONTOH Kasus I
Pajak Penerangan Jalan
 Sebuah rumah tangga dengan golongan daya 2200 watt
(R1/2200) menggunakan listrik untuk bulan April 2014
sebesar 750 KWh. Tarif pemakaian listrik ditetapkan
sebesar Rp 1.004/kwh.
 Hitung berapa tagihan listrik bulan April 2013 ?

 Hitung berapa besarnya Pajak Penerangan Jalan yang


dibayar pada bulan April 2013?
Contoh Kasus II PPJ
 Sebuah Pabrik dengan daya listrik terpasang sebesar
10.000 kVA, pada bulan Januari 2013 menggunakan listrik
sebesar 8.500 kwh. Tarif Pemakaian listrik ditetapkan
sebesar Rp 1.035/kwh.
 Hitung besarnya tagihan listrik untuk pemakaian listrik
bulan Januari 2013?
 Hitung Pajak Penerangan Jalan?

 Hitunglah Pajak Penerangan Jalan yang terhutang atas


pembelian voucher listrik prabayar (token PLN) sebesar Rp
300.000,00 biaya administrasi bank sebesar Rp 3.500,00.
PAJAK PARKIR
DASAR HUKUM
 UU RI No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
 Perda No 6 Tahun 2010 tentang Ketentuan Umum Pajak
Daerah
 Perda No 16 Tahun 2010 Tentang Pajak Parkir

 Peraturan Gubernur No 224 Tahun 2012 Tentang


Pembayaran dan Pelaporan Transaksi Usaha Pajak Hotel,
Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak Parkir Melalui
Online System.
Definisi / Pengertian
 Pajak Parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat
parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan
dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai
suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor.
 Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan
yang tidak bersifat sementara.
 Pembayaran parkir adalah jumlah yang diterima atau
seharusnya diterima sebagai imbalan atas penyerahan
jasa sebagai pembayaran kepada penyelenggara tempat
parkir.
Objek Pajak Parkir
 Objek Pajak Parkir
adalah kegiatan
penyelenggaraan tempat
parkir di luar badan jalan,
baik yang disediakan
berkaitan dengan pokok
usaha maupun yang
disediakan sebagai suatu
usaha, termasuk
penyediaan tempat
penitipan kendaraan
bermotor.
Pengecualian Objek Pajak Parkir
 Penyelenggaraan tempat parkir oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah;
 Penyelenggaraan tempat parkir oleh perkantoran yang hanya
digunakan untuk karyawannya sendiri;
 Penyelenggaraan tempat parkir oleh kedutaan, konsulat, dan
perwakilan negara asing dengan asas timbal balik;
 Penyelenggaraan penitipan kendaraan bermotor dengan kapasitas
sampai dengan 10 (sepuluh) kendaraan roda 4 (empat) atau lebih
dan kapasitas sampai dengan 20 (dua puluh) kendaraan roda 2 (dua);
 Penyelenggaraan tempat parkir yang semata-mata digunakan untuk
usaha memperdagangkan kendaraan bermotor.
Subjek dan Wajib Pajak Parkir
 Subjek Pajak Parkir adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan parkir kendaraan bermotor.
 Wajib Pajak Parkir adalah orang pribadi atau Badan yang
menyelenggarakan tempat Parkir.
System Pemungutan Pajak Parkir
 System Pemungutan
Pajak Parkir
menggunakan Self
Assessment System,
Wajib Pajak diberikan
kewenangan untuk
menghitung, membayar
dan melaporkan pajak
terutangnya kepada
Dinas Pelayanan Pajak
Daerah.
Dasar Pengenaan Pajak Parkir
 Dasar pengenaan Pajak Parkir adalah jumlah pembayaran
atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara
tempat parkir.
 Jumlah yang seharusnya dibayar, termasuk potongan
harga parkir dan parkir cuma-cuma yang diberikan kepada
penerima jasa parkir.
Tarif Pajak Parkir
Tarif Pajak Parkir
ditetapkan bersifat
final sebesar 20%.
Cara Perhitungan Pajak Parkir
Pajak terutang
dihitung dengan cara
mengalikan tarif
pajak parkir dengan
Dasar Pengenaan
Pajak Parkir.
Masa Pajak dan Saat Terutang Pajak
Parkir
 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama
dengan 1 bulan takwim.
 Pajak terutang terjadi pada saat pembayaran
penyelenggaraan parkir.
 Dalam hal pembayaran diterima sebelum parkir
diselenggarakan (misalnya parkir langganan bulanan),
pajak terutang pada saat terjadi pembayaran.
Pembayaran dan Pelaporan Pajak
Parkir melalui Online System
 Pelaporan data transaksi usaha wajib pajak dilakukan oleh
Dinas Pelayanan Pajak dengan menghubungkan sistem
informasi data transaksi usaha yang dimiliki oleh wajib
pajak dengan sistem informasi yang dimiliki oleh DPP
secara online system.
 Wajib pajak wajib memiliki atau membuka rekening bank
pada bank pelaksana operasional online system (CMS).
 Data transaksi usaha wajib pajak merupakan data
transaksi pembayaran yang dilakukan oleh subjek pajak
atau masyarakat kepada wajib pajak atas jasa
penyelenggaraan parkir.
Data Transaksi Usaha Parkir
 Pembayaran Karcis/Tiket/Smart Card;

 Pembayaran penggunaan satuan ruang parkir untuk


pelayanan Vallet;
 Pembayaran berlangganan dalam bentuk :
 Sticker;
 Smart Card atau sejenisnya.
Cash Management System
 Cash Management System (CMS) adalah jasa layanan
perbankan berbasis sistem informasi yang diberikan Bank
kepada nasabah yang mencakup kegiatan pengelolaan,
pembayaran, penagihan dan likuiditas management
sehingga pengelolaan keuangan nasabah menjadi lebih
efektif dan efisien.
 CMS digunakan untuk memonitor perekaman data
transaksi usaha dan pembayaran pajak terutang oleh
wajib pajak.
Pembayaran Pajak
 Pembayaran pajak parkir yang terutang dilakukan melalui
perintah transfer debit dari penyetoran dana yang
terdapat pada rekening wajib pajak.
 Pembayaran pajak melalui perintah transfer debit
dilakukan paling lambat setiap tanggal 15 bulan
berikutnya dengan menggunakan formulir e-SSPD.
 e-SSPD disampaikan oleh bank melalui sistem CMS.
Pelaporan Pajak
 Pelaporan pajak terutang dalam masa pajak dengan
menggunakan e-SPTPD dan disampaikan setiap tanggal
20 bulan berikutnya.
 Penyampaian e-SPTPD dilakukan oleh bank melalui
sistem CMS berdasarkan surat kuasa dari wajib pajak.
Pembayaran dan Pelaporan Pajak
Secara Manual
 Bagi wajib pajak parkir yang belum dapat disambungkan
dengan sistem perekam data transaksi usaha, wajib pajak wajib
memiliki rekening atau membuka rekening baru pada salah satu
bank, agar dapat melakukan pelaporan dan pembayaran pajak
secara elektronik melalui CMS yang disediakan oleh bank.
 Besarnya pajak terutang yang dilakukan pembayaran melalui
CMS didasarkan pada perhitungan pajak terutang oleh wajib
pajak.
 Pihak bank melakukan perintah transfer debit pembayaran
pajak dari rekening wajib pajak ke rekening kas pemerintah
daerah berdasarkan surat kuasa wajib pajak.
Contoh Kasus Pajak Parkir
 Sebuah Pusat Perbelanjaan di Jakarta Pusat memiliki gedung parkir dengan
kapasitas 3.000 mobil dan 5.000 motor. Tarif parkir untuk mobil adalah Rp
4.000 per jam dan untuk motor Rp 2.000 per jam. Jam operasional gedung
adalah mulai pukul 08.00 s.d 24.00. Pada bulan Maret 2013, jumlah kendaraan
yang parkir dalam satu hari adalah sebagai berikut :
 Mobil
 Parkir < 1 jam : 500 kendaraan
 Parkir 1 – 2 jam : 750 kendaraan
 Parkir 2 - 3 jam : 1.000 kendaraan
 Parkir 3 - 4 jam : 500 kendaraan
 Motor
 Parkir < 1 jam : 700 kendaraan
 Parkir 1 – 2 jam : 800 kendaraan
 Parkir 2-3 jam : 500 kendaraan
 Parkir 3-4 jam : 300 kendaraan

 Hitunglah jumlah pendapatan perbulan serta berapa jumlah pajak parkir yang
harus dibayarkan kepada Pemerintah Daerah DKI Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai