Anda di halaman 1dari 7

RESUME PERPAJAKAN

PAJAK PENERANGAN JALAN

Oleh:
Nama : Ni Made Dwi Januariyanti
NIM/No : 2215713054/09
Kelas : 2B Administrasi Bisnis

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA


POLITEKNIK NEGERI BALI
Tahun Ajaran 2023
Materi
A. Pengertian Pajak Penerangan Jalan
Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan
tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh
dari sumber lain. Penerangan jalan adalah penggunaan tenaga
listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar
oleh Pemerintah Daerah.
Mengutip pedoman umum PDRD ( Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah) terbitan Ditjen Peimbangan Keuangan, listrik
yang dihasilkan sendiri meliputi seluruh pembangkit listrik,
misalnya seperti genset. Sementara itu, penggunaan listrik dari
sumber lain adalah listrik yang disediakan dari badan usaha
ketenaga listrikan.
Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri
ditujukan pada perusahaan di luar PLN yang memiliki dan
mengoperasionalkan secara mandiri tenaga listrik tersebut.
Mengutip dari BPRD ( Badan Pendapatan Daerah Provinsi
DKI) Jakarta, objek pajak penerangan jalan ini adalah
penggunaan tenaga listrik untuk lampu-lampu tersebut. Baik
yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain.
Listrik yang dihasilkan sendiri di sini adalah pembangkit listrik.
Namun, tidak semua penggunaan listrik termasuk dalam
objek pajak ini. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi
pemerintah dan pemerintah daerah, penggunaan tenaga listrik
pada tempat-tempat yang digunakan oleh kedutaan atau
perwakilan asing dengan azas timbal balik, serta penggunaan
tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan kapasitas di bawah
200 kva (200 kilovolt ampere) dan tidak membutuhkan izin dari
instansi teknis terkait, tidak termasuk dalam objek pajak ini.
Subjek pajak sendiri adalah orang pribadi atau badan yang
dapat menggunakan tenaga listrik. Jika listrik berasal dari
sumber lain (PLN), wajib pajaknya adalah pihak penyedia
tenaga listrik.
B. Bagaimana Dasar Pengenaan Pajaknya (DPP)
Objek pajaknya adalah penggunaan tenaga listrik, maka DPP-
nya adalah nilai jual tenaga listrik. Jika tenaga listrik berasal
dari PLN dengan pembayaran, nilai jualnya adalah jumlah
tagihan beban tetap ditambah biaya pemakaian kWh atau
variable yang ditagihkan dalam rekening listrik. Jika tenaga
listrik bukan PLN dan tidak dipungut pembayaran, nilai jualnya
dihitung berdasarkan kapasitas tersedia, tingkat penggunaan
listrik, jangka waktu pemakaian listrik, dan harga satuan listrik
yang berlaku di wilayah daerah itu. Khusus untuk kegiatan
industry, pertambangan minyak bumi dan gas alami, nilai jual
tenaga listrik ditetapkan sebesar 30 persen.
Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan adalah nilai jual
tenaga listrik.
C. Peraturan yang mengatur Pajak Penerangan Jalan
➢ Undang – undang nomer 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) Pasal 52-56.
➢ Peraturan Daerah (PERDA), daerah masing-masing.
D. Objek Pajak Penerangan Jalan
➢ Menurut Undang-undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
(PDRD) No. 28 Tahun 2009 Objek Pajak pada Pajak
Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik, baik yang
dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain.
➢ Dikecualikan dari objek pajak yaitu:
- Penggunaan tenaga listrik oleh instansi Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
- Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang
digunakan oleh kedutaan, konsulat, perwakilan asing,
dengan asas timbal balik.
- Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri dengan
kapasitas tertantu yang tidak memerlukan izin dari instansi
teknis terkait.
- Pengunaan tenaga listrik lainnya yang diatur dengan
Peraturan Daerah.
E. Subjek dan Wajib Pajak Penerangan Jalan
➢ Subjek pajak Penerangan jalan adalah orang pribadi atau
badan yang menggunakan tenaga listrik yang disediakan oleh
pengusaha penyedia listrik atau menghasilkan sendiri.
➢ Wajib pajak pada Pajak Penerangan Jalan adalah orang
pribadi atau Badan yang menggunakan listrik atau orang
pribadi atau badan yang penyedia tenaga listrik.
F. Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Penerangan Jalan
Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2009, tarif Pajak
Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh
persen) dan ditetapkan dengan peraturan daerah yang
bersangkutan.
➢ Tarif Pajak Penerangan Jalan yang disebabkan oleh sumber
lain yang digunakan atau dikonsumsi oleh industris,
pertambangan minyak bumi dan gas alam, paling tinggi
sebesar 3% (tiga persen).
➢ Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan sendiri, tarif Pajak
Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 1,5% ( satu
koma lima persen).
Besarnya pokok Pajak Penerangan Jalan yang terutang dihitung
dengan cara mengalihkan tarif pajak dengan dasar pengenaan
pajak.
G. Masa Pajak, Tahun Pajak, Saat Terutang Pajak dan Wilayah
Pemungutan Pajak Penerangan Jalan
➢ Masa Pajak, merupakan jangka waktu yang lamanya sama
dengan satu bulan takwim ( 1 bulan kalender ) atau jangka
waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan
bupati/walikota.
➢ Tahun pajak, yaitu jangka waktu yang lamanya satu tahun ,
kecuali wajib pajak menggunakan tahun buku yang tidak
sama dengan tahun takwim.
➢ Terutangnya terjadi pada saat penggunaan tenaga listrik.
➢ Pajak Penerangan Jalan yang terutang dipungut di wilayah
daerah tempat Penerangan jalan berlokasi.
H. Pemungutan Pajak Penerangan Jalan
System pungutan Pajak Penerangan Jalan:
➢ Withholding Tax System
Pajak Penerangan Jalan yang listrik diperoleh sumber lain
dipungut dengan withholding tax system.
➢ Self Assessment System
Badan atau orang pribadi yang menghasilkan listrik sendiri
menggunakan Self Assessment System.
I. Implementasi Kebijakan Pajak Penerangan Jalan di Indonesia
➢ Pajak Penerangan Jalan termasuk kedalam pajak daerah.
Pajak daerah terbagi menjadi 2 yaitu pajak provinsi dan pajak
kabupaten/kota. Pajak Penerangan Jalan termasuk pajak
kabupaten/kota.
➢ Kebijakan mengenai Pajak Penerangan Jalan diatur lebih
jelas melalui Peraturan Daerah (PERDA) masing- masing
daerah, mengacu pada Undang-undang No. 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Pasal 52-56.
➢ Pajak Penerangan Jalan dikenakan bagi para semua pengguna
listrik baik yang dihasilkan sendiri ataupun diperoleh dari
sumber lain, termasuk yang dikecualikan dari objek pajak.
J. Earmarked Pajak Penerangan Jalan
➢ Earmarking tax merupakan konsep baru dalam perpajakan
daerah yang terutang dalam Undang-undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
➢ Konsep ini mengharuskan hasil penerimaan dari suatu jenis
pajak atau pungutan tertentu dialokasikan pada objek pajak
atau pungutan tersebut.
➢ Dalam Pajak Penerangan Jalan hasil penerimaan pajak nya
dialokasikan Sebagian untuk penyediaan penerangan jalan.
K. Dampak Kebijakan Pajak Penerangan Jalan
➢ Dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
penerangan jalan umum (PJU) cukup besar. PPJ merupakan
salah satu sumber penerimaan pemerintah daerah yang wajib
pengalokasiannya untuk memenuhi kebutuhan yang berkaitan
dengan pajak tersebut (earmarking tax).
➢ Penerapan konsep earmarking dalam pengelolaan keuangan
daerah tercantum dalam UU No. 28 tahun 2009 tentang
PDRD Pasal 56 ayat (3). Dalam pasal tersebut dikatakan
“sebagaian penerimaan PJJ akan dialokasikan untuk
penerangan jalan “ sehingga memang tidak ada jumlah atau
persentase tetap terkait seberapa besar hasil penerimaan Pajak
Penerangan Jalan yang harus dialokasikan untuk penyediaan
penerangan jalan.
L. Contoh Penghitungan Pajak Penerangan Jalan

Sebuah perusahaan makanan menggunakan listrik yang


dihasilkan sendiri pada bulan Januari 2020, dengan nilai jual
berdasarkan harga yang berlaku umum sebesar
Rp10.000.000,00. Daya yang dimiliki adalah 1.300 VA.

Maka, penghitungan pajak penerangan jalannya adalah:

Rumus: Tarif pajak x DPP

Tarif pajak: 4%

Nilai Jual Tenaga Listrik sebagai DPP: Rp10.000.000,00

Jumlah pajak yang harus dibayar: 4% x Rp10.000.000,00 = Rp


400,000,00

Jumlah di atas adalah jumlah yang harus wajib pajak setorkan ke


Pemerintah Daerah setiap bulan. Untuk wajib pajak yang
menggunakan sumber listrik dari PLN, PJJ akan dipungut oleh
PLN dan dibayarkan kepada Pemerintah Daerah.
DAFTAR PUSTAKA
https://klikpajak.id/blog/bagaimana-cara-menghitung-pajak-
penerangan-
jalan/#Contoh_Penghitungan_Pajak_Penerangan_Jalan

http://pajak.sragenkab.go.id/index.php/pajak-penerangan-jalan-
umum/#:~:text=Pajak%20Penerangan%20Jalan%20adalah%20p
ajak,rekeningnya%20dibayar%20oleh%20Pemerintah%20Daera
h.

https://www.pajak.com/pajak/mengenal-ketentuan-pajak-
penerangan-jalan/

Anda mungkin juga menyukai