UVEITIS
Uveitis → proses peradangan uvea, meliputi iris, badan siliar, dan koroid
Secara Klinis :
Uvea anterior (iris dan korpus siliaris)
Uvea posterior (koroid)
IRIS
Iris berbentuk membran datar dan
merupakan kelanjutan ke depan dari
badan silier
Di tengah iris terdapat pupil yang penting
untuk mengatur jumlah sinar yang masuk
ke dalam mata
Muscularis : musculus dilatator pupillae,
musculus sphincter pupillae
KORPUS SILIARIS
Radang di uvea → blood aqueous barrier rusak → peningkatan protein, fibrin, sel-
sel radang dalam akuos humor → slitlamp : tampak sebagai flare yaitu partikel-
partikel kecil dengan gerak Brown (efek Tyndall)
Radang di uvea → blood aqueous barrier rusak → peningkatan protein, fibrin, sel-
sel radang dalam akuos humor → seklusio pupil & Oklusio pupil
PATOFISIOLOGI
Seklusio pupil & Oklusio pupil total → cairan dalam bilik mata belakang tidak dapat
mengalir → TIO meningkat → iris menggembung ke depan → Iris Bombe
(BOMBANS)
Radang di uvea → blood aqueous barrier rusak → peningkatan protein, fibrin, sel-sel
radang dalam akuos humor → menimbulkan perlekatan → sinekia anterior & sinekia
posterior
Radang di uvea → blood aqueous barrier rusak → akumulasi sel-sel radang pada
perifer pupil → Koeppe nodules
PATOFISIOLOGI
Radang di uvea → blood aqueous barrier rusak → akumulasi sel-sel radang pada
permukaan iris→ Busacca nodules
Tipe Keterangan
Akut Onset mendadak dan durasi kurang dari empat
minggu
Rekuren Episode uveitis berulang
Kronik Uveitis persisten atau kambuh sebelum tiga
bulan setelah pengobatan dihentikan
KLASIFIKASI ETIOLOGIS
non-inflamatory
Uveitis toksik
KLASIFIKASI PATOLOGIS
Infiltrat dominan sel epiteloid dan sel-sel Infiltrat dominan limfosit pada koroid.
raksasa multinukleus. Biasanya terjadi Penyebabnya dapat oleh trauma, diare kronis,
akibat sarkoiditis, sifilis, tuberkulosis, penyakit Reiter, herpes simpleks, sindrom
virus, jamur, (histoplasmosis), atau Bechet, sindrom Posner Schlosman,
parasit (toksoplasmosis) pascabedah, infeksi adenovirus, parotitis,
influenza, dan klamidia
KLASIFIKASI PATOLOGIS
DEFINISI
ETIOLOGI
MANIFESTASI
Gejala Subjektif
Nyeri pada mata terbatas pada periorbita dan bertambah bila
terkena cahaya atau tekanan (nyeri pada kasus akut yang
progresivitas menjadi kronik), nyeri kepala (biasa lebih berat pada
malam hari), fotofobia, lakrimasi, visus menurun
UVEITIS ANTERIOR
Gejala Objektif
Mata merah (injeksi siliar) Hipopion, hifema
Eksudat pada COA (peningkatan protein, Perubahan pada iris yaitu corak iris
fibrin, dan sel-sel radang dalam humor tidak teratur, warna berubah
aquous) “Muddy Appearance”, miosis, atropi
Peningkatan protein translusensi dari humor iris, sinekia posterior, pupil ireguler,
aquos flare (slitlamp) Sel radang menempel seklusi/oklusi pupil, iris bombe
pada permukaan endotel kornea →keratik Glaucoma, katarak
presipitat →(Mutton Fat, Busacca, Koeppe)
UVEITIS ANTERIOR
TATALAKSANA
Lokal : tetes mata sulfas atropine 1%
Bila terjadi glaucoma, midriatikum tetap diberikan sambil pemberian tablet Diamox
Bila dengan atropine tidak berhasil, beri midriatikum yang lebih kuat yaitu atropine
1%+kokain 5%. Bila diperlukan yang lebih kuat lagi, dapat diberikan injeksi
subkonjungtiva atropine atau adrenalin
Kortikosteroid 4-6 kali perhari tergantung beratnya
Antibiotik bila penyebab mikroorganismenya diketahui
UVEITIS INTERMEDIATE
Definisi Epidemiologi
Uveitis intermediate disebut Uveitis intermediet biasanya
juga uveitis perifer atau pars bilateral dan cenderung mengenai
planitis adalah peradangan pasien remaja akhir atau dewasa
intraokular terbanyak kedua. muda
Tanda uveitis intermediet yang Pria lebih banyak yang terkena
terpenting yaitu adanya dibandingkan wanita
peradangan vitreus
UVEITIS INTERMEDIATE
Manifestasi
Floaters dan penglihatan kabur Etiologi
Penyebab uveitis intermediate tidak
Nyeri, fotofobia dan mata merah
diketahui pada sebagian besar pasien,
biasanya tidak ada atau hanya sedikit
vitritis tetapi sarkoidosis dan multipel
seringkali disertai dengan
sklerosis berperan pada 10-20% kasus
kondensat vitreus yang melayang
bebas seperti bola salju (snowballs)
UVEITIS INTERMEDIATE
TATALAKSANA
Lokal : tetes mata sulfas atropine 1%
Bila terjadi glaucoma, midriatikum tetap diberikan sambil pemberian tablet Diamox
Bila dengan atropine tidak berhasil, beri midriatikum yang lebih kuat yaitu atropine 1%
+kokain 5%. Bila diperlukan yang lebih kuat lagi, dapat diberikan injeksi subkonjungtiva
atropine atau adrenalin
Kortikosteroid 4-6 kali perhari tergantung beratnya
Antibiotik bila penyebab mikroorganismenya diketahui\
UVEITIS POSTERIOR
Definisi
Uveitis posterior merupakan peradangan lapisan
koroid yang dapat pula melibatkan jaringan sekitar,
meliputi vitreus, retina, saraf optik, dan pembuluh
darah retina
UVEITIS POSTERIOR
Epidemiologi
Menurut National Organization for Rare Disorders pada tahun 2005,
uveitis posterior sama kejadiannya pada pria dan wanita
Uveitis posterior juga dapat menyerang hampir semua usia, cenderung
lebih sering pada usia di bawah 40 tahun
Pada studi epidemiologi di Vienna, 18,3% kasus uveitis merupakan
uveitis posterior
UVEITIS POSTERIOR
Etiologi
Infeksi → Toxoplasma gondii, Mycobacterium tuberculosis, Treponema
pallidum, Bartonella, Herpes Simplex Virus (HSV), Varicella Zoster Virus
(VZV), Cytomegalovirus (CMV), dan Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
non-infeksi → kelainan imunologi, alergi, keganasan, ataupun penyebab
idiopatik
UVEITIS POSTERIOR
Manifestasi
Penglihatan kabur terutama bila mengenai sentral macula, bintik
terbang (floater), mata jarang menjadi merah, fotofobia
Kekeruhan vitreus, infiltrate dalam retina dan koroid, perdarahan retina,
exudative, tractional, atau rhegmatogenous retinal detachment,
vascular sheating pada arteri dan vena, edema atau atrofi papil / retina
/ koroid, fibrosis preretina atau subretina, neovaskularisasi retina atau
koroid, hipertrofi atau atrofi epitel pigmen retina.
UVEITIS POSTERIOR
Koroiditis Retinitis
Tampak sebagai bercak keputihan Tampak sebagai bercak kekuningan
Berbatas tegas Cenderung berbatas tegas
superfisial Lebih dalam terhadap pembuluh retina
Tepi lesi biasanya terlihat jelas Tepi lesi cenderung difus
Biasanya berhubungan dengan vitritis Vitritis lebih ringan-sedang
berat
UVEITIS POSTERIOR
Tatalaksana
kortikosteroid topikal, antara lain prednisolon 0,5%, prednisolon asetat 1%,
betametason 1%, deksametason 0,1%, dan fluorometolon 0,1%
Kortikosteroid sistemik dapat diberikan pada uveitis derajat cukup berat
atau bilateralson 1%, deksametason 0,1%, dan fluorometolon 0,1%.
Jika radang tidak membaik dengan kortikosteroid, dapat dilanjutkan dengan
agen imunosupresan
siklopegik untuk mencegah komplikasi sinekia posterior. Siklopegik yang
dapat diberikan yaitu siklopentolat 0,5-2% dan homatropin
PANUVEITIS
Anamnesis
uveitis anterior → nyeri, fotofobia, penglihatan kabur, injeksi siliar, dan hipopion.
uveitis posterior → ↓ tajam penglihatan namun tidak disertai nyeri, mata merah, dan
fotofobia bahkan sering asimtomatik
uveitis intermediet → umumnya ringan, mata tenang dan tidak nyeri namun dapat
menurunkan tajam penglihatan.
Panuveitis → peradangan seluruh uvea yang menimbulkan koroiditis, vitritis, dan
uveitis anterior
DIAGNOSIS
Slit Lamp
menilai segmen anterior karena dapat memperlihatkan injeksi siliar dan episklera,
skleritis, edema kornea, presipitat keratik, bentuk dan jumlah sel di bilik mata,
hipopion serta kekeruhan lensa
Pemeriksaan oftalmoskop indirek ditujukan untuk menilai kelainan di segmen
posterior seperti vitritis, retinitis, perdarahan retina, koroiditis dan kelainan papil
nervus optik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mendiagnosis infeksi virus dapat dilakukan pemeriksaan PCR, kultur dan tes
serologi
Pemeriksaan Serologi
Optical Coherence Tomography (OCT)
USG B-Scan
Fundus Fluoresen Angiografi (FFA)
DIAGNOSIS BANDING
Faktor diagnostik Glaukoma akut Uveitis Benda asing Ketegangan otot
sudut sempit mata pada kornea
atau abrasi
Sifat sakit Hebat berdenyut Hebat Rasa benda asing Sakit dalam, kontinu
konstan
Lokasi sakit Di dalam dan sekitar Di dalam atau sekitar Mata Menyilang dahi dan di
mata mata alam
Faktor yang Tak ada Memburuk dengan Memburuk dengan
mempengaruhi sakit cahaya tegang waktu
dipegang
Pemeriksaan umum Tekanan intracranial Lakrimasi, Riwayat termasuk
meningkat, kornea blefarospasme, pupil injeksi konjungtiva
suram dilatasi pupil, konstriksi ringan lakrimasi
bilik depan dangkal blefarospasme
TATALAKSANA