SEPSIS NEONATORUM
Oleh:
712019053
Pembimbing:
dr. Ridhayani, Sp.A
Referat berjudul
SEPSIS NEONATORUM
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit
Palembang Bari.
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah swt, zat Yang Maha Indah dengan segala
keindahan-Nya, zat Yang Maha Pengasih dengan segala kasih sayang-Nya, yang
terlepas dari segala sifat lemah semua makhluk.
Alhamdulillah berkat kekuatan dan pertolongan-Nya penulis dapat
menyelesaikan referat yang berjudul “Sepsis Neonatorum” sebagai salah satu
syarat dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang di Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Palembang Bari.
Dalam penyelesaian referat ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan maka dari itu kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
dr. Ridhayani, Sp.A selaku dosen pembimbing.
Semoga Allah swt membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Penulis
menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, karena kesempurnaan itu
hanya milik Allah. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ..………………………..….…………….... i
KATA PENGANTAR …………………..….……………………..………. ii
DAFTAR ISI ...…………………………………………………....………. iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………..……………………. 1
1.2 Maksud dan Tujuan …………………..……………………. 2
1.3 Manfaat ……...…...………………………………..………..
1.3.1 Manfaat Teoritis …………..………………………... 2
1.3.2 Manfaat Praktis …………..……….………………... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ……………..……………………………………… 4
2.2 Epidemiologi ……...................…………………………….. 4
2.3 Etiologi … .....................................……………………....... 5
2.4 Klasifikasi ………………………………………………. 6
2.5 Faktor Risiko ……………………………………………. 6
2.6 Patofisiologi ……………………………………………... 7
2.7 Diagnosis ………………………………………………… 8
2.8 Diagnosis Banding ………………………………………… 11
2.9 Tatalaksana ………………………………………………… 11
2.10 Upaya Pencegahan …………………………….…… 12
2.11 Komplikasi ……………………………………………… 13
2.12 Prognosis ………………………………………………… 14
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN 15
3.1 Kesimpulan ……………………………………………....... 15
3.2 Saran ……………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA ………………………………..……………….….. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi institusi, diharapkan referat ini dapat menambah bahan
referensi dan studi kepustakaan dalam bidang ilmu kesehatan anak
terutama mengenai sepsis neonatorum.
3
2.1. Definisi
Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam kehidupan (life-
threatening organ dysfunction) yang disebabkan oleh disregulasi imun
terhadap infeksi.9 Sementara Masa neonatal adalah masa transisi antara
kehidupan dari dalam kandungan ke kehidupan di luar kandungan yang
terbagi menjadi sasa Neonatal Dini (0-7 hari) dan masa Neonatal Lanjut (8-
28 hari).10
Sepsis neonatal merupakan sindroma klinis dari infeksi lokal atau
sistemik yang melibatkan aliran darah pada bayi baru lahir yang berusia
kurang dari 28 hari. Ini terus menjadi penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di kalangan bayi, terutama di negara-negara berpenghasilan
menengah dan rendah.11 Sepsis neonatal dibagi menjadi 2 kelompok
berdasarkan waktu presentasi setelah lahir yaitu sepsis onset dini (EOS) dan
sepsis onset lambat (LOS). EOS merupakan sepsis yang terjadi pada atau
sebelum 72 jam kehidupan, dan LOS didefinisikan sebagai sepsis yang
terjadi pada atau setelah 72 jam kehidupan. Meskipun, beberapa ahli
menggunakan 7 hari sebagai tanggal batas waktu.11
2.2. Epidemiologi
Epidemiologi sepsis neonatal telah berubah seiring waktu. Insiden EOS
telah menurun sejak 1990-an karena pengenalan skrining universal Group B
Streptokokus (GBS) pada wanita hamil dan Intrapartum Antibiotik
Profilaksis (IAP). Namun, tingkat LOS tetap relatif sama. Escherichia coli
sekarang menyumbang lebih banyak kasus EOS dibandingkan dengan GBS.
Di Amerika Serikat, insidensi EOS dengan kultur darah positif diperkirakan
0,77 hingga 1 per 1.000 kelahiran hidup.12
Karena presentasi neonatal yang tidak spesifik untuk sepsis dan risiko
mortalitas dan morbiditas yang tinggi tanpa pengobatan, banyak neonatus
4
5
2.3. Klasifikasi
Berdasarkan waktu onset, sepsis neonatorum diklasifikasikan
sebagai berikut :13
2.4. Etiologi
Early Onset Sepsis (EOS) umumnya disebabkan oleh penularan
patogen dari sistem genitourinari wanita ke bayi baru lahir atau janin.
Patogen-patogen ini dapat naik ke vagina, leher rahim, dan rahim, dan juga
dapat menginfeksi cairan ketuban. Neonatus dapat terinfeksi dalam rahim
atau saat melahirkan saat mereka melewati saluran vagina. Patogen bakteri
khas untuk EOS termasuk Grup B streptococcus (GBS), Escherichia coli,
Staphylococcus negatif koagulase, Haemophilus influenza, atau Listeria
monocytogenes. Faktor maternal lain yang meningkatkan risiko sepsis
neonatal adalah korioamnionitis, pelahiran sebelum 37 minggu, dan ruptur
membran yang lebih lama dari 18 jam.14
Late-onset sepsis (LOS) biasanya terjadi melalui transmisi patogen
dari lingkungan setelah melahirkan, seperti kontak dari petugas kesehatan
atau perawat. LOS juga dapat disebabkan oleh manifestasi lanjut dari
infeksi yang ditularkan secara vertikal. Bayi yang membutuhkan
pemasangan kateter intravaskular, atau prosedur invasif lainnya yang
mengganggu mukosa, berisiko lebih tinggi untuk mengalami LOS.
Neonatus prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk sepsis / infeksi
daripada neonatus panjang, karena mereka cenderung membutuhkan
prosedur yang lebih invasif daripada neonatus panjang. Spesies
stafilokokus koagulase-negatif, terutama Staphylococcus epidermidis,
adalah penyebab utama, bertanggung jawab untuk lebih dari 50% kasus
LOS di negara industri, meskipun banyak patogen bakteri dan virus dapat
dikaitkan dengan LOS.14
2.6. Patofisiologi
2.7. Diagnosis
a. Anamnesis
Faktor risiko atau faktor predisposisi infeksi (suhu ibu > 38°C,
leukosit ibu > 15.000/mm3, air ketuban keruh dan berbau busuk,
ketuban pecah > 12 jam, partus kasep), perawatan tali pusat,
pemberian zalf mata setelah melahirkan.
b. Pemeriksaan fisik
Gejala klinis sepsis terdiri atas :
9
c. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah : hemoglobin, trombosit, leukosit, diff. Count,
mikro LED, CRP, kultur dan tes resistensi
b. Liquor cerebrospinalis (LCS) : protein, sel diff. Count,
pengecatan gram dan kultur.
d. Kriteria Diagnosis
Gejala klinis ditambah lebih dari satau pemeriksaan laboratorium
yang positif (leukosit <5000/mm3 atau >34.000/mm3 ), Immature to
Total Neutrophil (I/T ratio) 0,2 atau lebih, mikro LED >15 mm/jam,
CRP > 9 mg/dL, kultur darah positif.
- gangguan pernapasan
- necrotizing enterocolitis
- pneumonia kongenital atau hipoplasia paru
- sindrom aspirasi meconium
- penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.
2.9. Tatalaksana
2.9.1. Perawatan suportif
- Pemeliharaan lingkungan termo-netral, pencegahan hipo atau
hipertermia.
- Pemeliharaan status normoglikemik (45 hingga 120 mg / dl).
- Pemeliharaan saturasi Oksigen.
- Pemeliharaan perfusi jaringan dan tekanan darah.
- Pemberian cairan sesuai kebutuhan bayi dan pemeliharaan nutrisi
yang cukup dengan pemberian makanan enteral jika tidak
memungkinkan dengan pemberian nutrisi parenteral. 13
2.9.2. Terapi Antibiotik
Pilihan antibiotik yang dapat diberikan yaitu ceftazidine. Bila
dicurigai infeksi oleh karena stafilokokus maka diberikan sefalosporin
generasi ke-2, 50 mg/kgBB/hari dalam 2x pemberian, bila tidak ada
perbaikan klinis atau keadaan umum semakin memburuk maka
pertimbangkan pindah ke antibiotik yang lebih poten misalnya
Meropenem atau sesuai dengan hasil tes resistensi. Antibiotika diberikan
7-10 hari (antibiotik dihentikan setelah klinis membaik 5 hari). Apabila
terdapat meningitis, antibiotik diberikan selama 14-21 hari. 17
Tabel 2.2. dosis pemberian antibiotik berdasarkan berat badan dan umur17
Dosis (mg/kg BB) dan interval pemberian
<1200 1200 s/d 2000 >2000
Antibiotika Cara 0-4mgg 0-7hari >7 hari 0-7hari >7 hari
pemb.
Amikasin IV/IM 7.5/12 7.5/12 7.5/8 10/12 10/8
jam jam jam jam jam
Ampisilin IV 25/12 25/12 25/8 25/8 25/6
12
2.11. Komplikasi
Selain peningkatan angka kematian yang terkait dengan sepsis
neonatal, tingkat morbiditas juga tinggi. Faktor risiko yang terkait dengan
peningkatan morbiditas termasuk berat lahir sangat rendah, disfungsi
jantung, gagal ginjal akut, asidosis metabolik, peningkatan perdarahan,
neutropenia, dan perdarahan. Bayi BBLR diketahui memiliki risiko lebih
tinggi terkena penyakit paru-paru kronis, dan bayi dengan berat lahir amat
sangat rendah (BBLASR) berisiko lebih tinggi mengalami risiko
perkembangan saraf, seperti defisit pendengaran dan penglihatan, cerebral
palsy, dan gangguan perkembangan psikomotor dan mental. Pemberian
antibiotik spektrum luas juga merupakan predisposisi infeksi jamur,
termasuk kandidiasis invasif dan meningitis. Namun, bayi prematur yang
pulih dari EOS belum terbukti memiliki peningkatan risiko untuk
pengembangan LOS. 12
2.12. Prognosis
Angka kematian berbanding terbalik dengan usia kehamilan, sehingga bayi
prematur atau neonatus yang lebih muda memiliki angka kematian yang lebih
tinggi daripada bayi yang lahir cukup bulan. E coli juga ditemukan terkait dengan
tingkat kematian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan GBS. Seperti
disebutkan di atas, pengenalan profilaksis antibiotik intrapartum GBS telah
14
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
1) Sepsis neonatal merupakan sindroma klinis dari infeksi lokal atau
sistemik yang melibatkan aliran darah pada bayi baru lahir yang berusia
kurang dari 28 hari.
2) Insiden EOS telah menurun sejak 1990-an karena pengenalan skrining
universal Group B Streptokokus (GBS) pada wanita hamil dan
Intrapartum Antibiotik Profilaksis (IAP). Namun, tingkat LOS tetap relatif
sama. Insiden sepsis secara signifikan lebih tinggi pada bayi prematur,
serta mereka yang memiliki berat lahir sangat rendah (<1000 gram).
3) Sepsis neonatorum diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan
waktu onset yaitu sepsis neonatorum awitan dini (EOS) dan sepsis
neonatorum awitan lambat (LOS).
4) Penyebab sepsis neonatorum awitan dini umumnya disebabkan oleh
penularan patogen dari sistem genitourinari wanita ke bayi baru lahir atau
janin, sementara LOS biasanya terjadi melalui transmisi patogen dari
lingkungan setelah melahirkan, seperti kontak dari petugas kesehatan atau
perawat.
5) Faktor risiko sepsis neonatorum didapatkan secara antepartum,
intrapartum dan postpartum.
6) Diagnosis sepsis neonatorum dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis
faktor risiko, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium (kultur
darah).
7) Mengingat tanda-tanda sepsis neonatal yang tidak spesifik, perbedaan
yang luas harus dipertimbangkan. Banyak proses penyakit dapat muncul
dengan gejala nonspesifik yang sama pada bayi baru lahir seperti
meningitis, gangguan pernapasan, sindrom aspirasi meconium, dll.
15
16
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1. Diagnosis dini sangat penting mengingat dapat terjadi beberapa komplikasi
yang mengancam jiwa. Beratnya komplikasi tergantung dari kecepatan
progresi penyakit. Untuk itulah diperlukan penanganan dan intervensi
sejak dini.
2. Bagi dokter muda, aplikasikan pemahaman mengenai sepsis neonatorum
ini agar ketika menemukan kasus tersebut pada pelayanan kesehatan
tingkat pertama dapat mendiagnosis dan melakukan rujukan kepada dokter
spesialis yang berkompeten.
DAFTAR PUSTAKA
17
18