Anda di halaman 1dari 8

ETIKA

ADMINISTRASI
DALAM PRAKTIK
M ATA K U L I A H E T I K A A D M I N I S T R A S I
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

• Felita Wandha Permatasari 170910201001


• Alqoniatul Fitriyah 170910201030
• Erica Icha Armelinda 170910201049
• Elsa Tiara Aisyah 170910201033
• Yudia Alifiaza 170910201015
• Rinaldy Ananda Agung Pratama 170910201028
• Dimas Hamzah Setia Budi 170910201042
• Bustomy Hadiansyah 170910201045
• Akhmad Fawaid 170910201007
ASAS – ASAS UMUM BIROKRASI
PEMERINTAHAN YANG BAIK
Asas – asas umum pemerintahan yang baik (AAUPB) adalah asas - asas umum yang dijadikan sebagai dasar
dan tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik. AAUPB berfungsi sebagai pegangan bagi
pejabat administrasi negara dalam menjalankan fungsinya sebagai aparatur negara.

1. Prinsip Demokrasi
Pilar utama prinsip demokrasi adalah asas kedaulatan rakyat. Asas kedaulatan rakyat mensyaratkan bahwa
rakyat yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan negara, rakyat yang menentukan kehendak
negara, dan rakyat yang akan menentukan pula bagaimana berbuatnya. Sistem pemerintahan demokratis suatu
negara dapat digolongkan ke dalam 3 macam bentuk, yakni:
a. Sistem Parlementer
b. Sistem Pemisahan Kekuasaan
c. Sistem Referendum
Di dalam sistem demokrasi Indonesia, asas kedaulatan rakyat dilaksanakan melalui asas
permusyawaratan-perwakilan. Asas permusyawaratan mensyaratkan bahwa setiap bentuk keputusan yang
menyangkut persoalan-persoalan dalam pemerintahan diambil melalui musyawarah untuk mufakat.
Sedangkan asas perwakilan menunjukkan bahwa karena tidak mungkin bagi setiap individu rakyat untuk
secara fisik langsung mengemukakan aspirasi, maka aspirasi-aspirasi tersebut disampaikan melalui
perwakilan.
2. Keadilan Sosial dan Pemerataan
Masalah pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan merupakan masalah yang masih belu
terpecahkan. Salah satu asas umum pemerintahan dan administrasi pembangunan yang perlu mendapat
perhatian lebih besar adalah yang menyangkut keadilan dan pemerataan. Adanya ketimpangan sosial dan
ketimpangan distribusi pendapatan di negara-negara berkembang merupakan persoalan kebijakan
pembangunan yang serius bagi para pengambil keputusan. Dalam lingkup negara, setidaknya ada dua
dimensi ketimpangan yang harus diperhatikan :
a. Ketimpangan di antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam suatu negara
b. Ketimpangan antara wilayah-wilayah geografis dalam suatu negara.
3. Mengusahakan Kesejahteraan Umum
Salah satu prasyarat legitimasi kekuasaan negara ialah apabila negara, melalui aktivitas-aktivitas
pemerintahan dapat mengusahakan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat. Ada dua elemen kebutuhan
pokok yaitu :
a. Persyaratan-persyaratan minimum keluarga untuk konsumsi sendiri, antara lain kebutuhan pangan,
pakaian, dan perlindungan.
b. Layanan-layanan esensial yang mendasar yang sebagian besar disediakan oleh dan untuk masyarakat
seperti air minum yang bersih, sanitasi, kendaraan umum, fasilitas kesehatan, dan fasilitas kesehatan.
Masih banyak persoalan-persoalan yang harus dipecahkan oleh negara :
a. Mewujudkan negara hukum
Gagasan utama dan aturan-aturan dasar yang melandasi terbentuknya republik adalah sesuai dengan cita-
cita negara hukum yang sejalan dengan pernyataan dalam penjelasan umum UUD 1945. Bahwa untuk
menyelidiki hukum dasar suatu negara tidak cukup hanya menyelidiki pasal-pasal Undang - Undang Dasar
saja, tetapi juga menyelidiki bagaimana praktiknya.
b. Dinamika dan efisiensi
Kantor-kantor pemerintah memiliki kelompok sasaran yang lebih umum dan lebih luas dibandingkan organisasi
swasta, sehingga pejabat di kantor pemerintah kurang bisa menafsirkan secara tepat tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya, dan kurang responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, untuk menciptakan sosok birokrasi
pemerintahan yang responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan dan aspirasi masyarakat dinamika dalam melaksanakan
tugas-tugas negara merupakan syarat yang tidak boleh dilupakan. Dinamika diartikan sebagai kemampuan adaptasi
organisasi yang baik sehingga ia sanggup mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan
dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tepat. Ukuran lain yang dapat digunakan untuk menilai kualitas birokrasi
pemerintahan adalah tingkat efisiensi. Efisiensi diartikan sebagai pembanding yang terbaik antara hasil yang diperoleh
dengan kegiatan yang dilakukan.
Empat macam persoalan yang sering terdapat dalam birokrasi pemerintahan yaitu :
1. Daur kekuasaan aturan (regidity cycle) karena struktur birokrasi yang kurang fleksibel, birokrasi pemerintahan
cenderung membatasi kapasitas kognitif dari aparat-aparatnya.
2. Pengalihan sasaran (goal displacement). Manajerial sering kali tidak berhasil memotivasi individu untuk mencapai
tujuan organisasi. Manajerial hanya mendorong individu untuk mengikuti aturan-aturan hierarki dan prosedur
standar operasi. Itu sebabnya sasaran organisasi sering bergeser, karena yang seharusnya ditujukan untuk pelayanan
secara efisien hanya sekedar untuk melestarikan aturan yang ada.
3. Kurangnya kapasitas personil yang terlatih. Kapasitas adalah kemampuan personil untuk melihat tugas-tugasnya
dalam kerangka proses organisasi secara keseluruhan. Dalam birokrasi publik para personil cenderung melihat
masalah dari perspektifnya sendiri, dan menganggap bahwa tidak ada sumbangan personil lain untuk memecahkan
masalah tersebut.
4. Sistem kewenangan berganda. Adanya perbenturan dalam sistem kewenangan berganda, antara kewenangan
struktural dan kewenangan fungsional.
Asas-asas umum pemerintahan yang baik terdiri dari:
1. Asas kepastian hukum
2. Asas keseimbangan
3. Asas kesamaan dalam mengambil keputusan
4. Asas bertindak cermat
5. Asas motivasi untuk setiap keputusan
6. Asas tidak mencampurkan kewenangan
7. Asas permainan yang layak
8. Asas keadilan dan kewajaran
9. Asas menanggapi penghargaan yang wajar
10. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal
TERIMA KASIH!
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA DAN HARI RAYA IDUL FITRI 1450H

Anda mungkin juga menyukai