Anda di halaman 1dari 52

PROSES TERBENTUKNYA SPESIMEN

[ FESES,URINE,DAHAK,INGUS ]
FESES
Proses Pembentukan Fases
• Tinja atau feses merupakan sisa dari proses pencernaan
makanan yang sudah tidak diperlukan lagi. Sisa
makanan masuk ke dalam usus besar dari usus halus
(ileum terminal) dalam bentuk cairan (+1500 mL).
Namun, tinja keluar dari saluran cerna dalam bentuk
padat (80 – 150 mL). Tinja mengandung air, zat-zat
padat (sisa makanan), mikroorganisme, dan sel-sel
epitel yang luruh. Di dalam usus besar, terjadi
reabsorpsi air, sekresi mukus dan aktivitas bakteri yang
menghasilkan gas (flatus). Semua hal ini berkontribusi
dalam pembentukan tinja/feses. Mukus disekresi oleh
epitel kolon untuk menjadi pelumas dinding usus besar
dan membantu massa tinja menyatu. Mikroorganisme
mengisi 30% dari berat kering tinja.
Bagaimana Kita Bisa Buang Air Besar ?
• Adanya makanan di lambung dan kismus di usus 12 jari
akan merangsang pergerakan tinja di usus besar. Gerakan
massa tinja ini berhubungan dengan persarafan usus.
Gerakan ini akan mendorong isi dari usus besar ke dalam
rektum. Dengan adanya tinja di dalam rektum akan
merangsang reflek saraf parasimpatis dan reflex lokal
sehingga timbul keinginan untuk defekasi/BAB.

• Terjadi jika proses buang air besar terus ditahan atau


ditunda, refles BAB semakin lama akan semakin menurun
dan menyebabkan pengurangan sensitifitas rektum.
Keadaan seperti ini akan menyebabkan kondisi susah
buang air besar.2 Selain itu, susah BAB ternyata juga dapat
disebabkan oleh gangguan keseimbangan dalam
pengeluaran dan penyerapan cairan yang terjadi di dalam
usus besar.
MULUT
• Mulut merupakan pintu gerbang saluran pencernaan
manusia. Saat kita mengunyah, proses pencernaan
makanan sebenarnya sudah dimulai. Bahkan sebelum
makanan masuk ke mulut, sistem pencernaan kita
sudah bersiap-siap dengan mengeluarkan air liur
untuk membasahi mulut.Saat masuk ke mulut,
gerakan mengunyah akan mengubah makanan
menjadi partikel yang lebih kecil. Sementara itu, enzi
yang ada di air liur dapat melumatkan makanan
sehingga akan lebih mudah diolah nantinya.Setelah
makanan lumat, lidah akan mendorong makanan ke
tujuan selanjutnya, yaitu tenggorokan.
Tenggorokan

Organ yang dalam bahasa medis disebut faring ini


merupakan jalan yang digunakan makanan untuk
menuju esofagus. Saat makanan yang sudah hancur
masuk ke tenggorokan, ada dua kemungkinan yang bisa
terjadi, yaitu: Makanan bisa melewati jalur yang tepat,
yaitu ke esofagus untuk lalu menuju lambung. Makanan
justru masuk ke jalur yang salah menuju ke saluran
napas. Kemungkinan kedua inilah yang membuat kita
bisa tersedak. Untuk mencegah makanan melewati jalur
yang salah, di tenggorokan terdapat epiglotis. Epiglotis
adalah bagian dari organ pencernaan yang berbentuk
seperti daun. Fungsinya hampir sama seperti pintu, yang
bisa membuka dan menutup sesuai dengan kebutuhan.
Esofagus
Esofagus adalah organ bagian dari sistem pencernaan dengan bentuk seperti tabung berotot yang
letaknya membentang dari faring hingga ke lambung.Melalui suatu mekanisme gerakan meremas
yang dinamakan gerakan peristaltik, esofagus akan mengantarkan makanan ke lambung.
LAMBUNG
Alat pencernaan manusia selanjutnya adalah lambung. Selain menyimpan makanan,
lambung juga berperan dalam mencampur dan menghancurkan makanan menjadi bentuk
yang lebih mudah diserap.Fungsi tersebut dilakukan oleh enzim dan asam yang diproduksi
lambung. Saat makanan menuju ke organ selanjutnya setelah lambung, konsistensinya
sudah menyerupai pasta atau cairan.
Usus Halus
Dari lambung, makanan akan menuju ke usus halus.
Usus halus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Usus dua belas jari (duodenum)
Jejunum
Ileum
Organ ini masih akan terus mengolah makanan
menggunakan enzim yang diproduksi oleh pankreas
dan hati. Duodenum bertugas untuk terus memecah
makanan dan mengolahnya.Sementara itu, jejunum
dan ileum berperan agar nutrisi yang ada pada
makanan bisa diserap oleh tubuh.Di usus kecil juga
terdapat gerak peristaltik, yang akan menggerakkan
makanan dan mencampurnya dengan zat-zat yang
dikeluarkan oleh alat pencernaan manusia lainnya.
Usus Besar

Setelah itu, makanan akan menuju usus besar. Di


sini makanan yang masuk adalah sisa-sisa dari
pencernaan dan akan dipindahkan menuju ke
rektum, lalu anus.Namun sebelumnya, air yang
terdapat di sisa-sisa tersebut akan dihilangkan,
sehingga konsistensinya lebih padat.Sisa
makanan tersebut akan terus berada di usus
besar, hingga ada gerakan yang memicu
pengeluarannya dari rektum. Umumnya, sisa
makanan membutuhkan waktu sekitar 36 jam
untuk melewati usus besar.
Rektum

Rektum merupakan sebuah “ruangan” yang


menghubungkan usus besar dan anus.Fungsi
organ pencernaan ini adalah untuk menerima
sisa makanan yang sudah berubah menjadi
feses, dan menyimpannya.Saat ada feses
masuk ke rektum, sensor yang berada di area
tersebut akan mengirimkan pesan ke otak,
untuk menentukan feses tersebut perlu
dikeluarkan atau tidak.
Anus

Anus merupakan pintu terakhir dari sistem


pencernaan manusia. Organ ini terdiri dari
otot yang digunakan untuk menjaga dan
menahan feses keluar dari rektum jika belum
saatnya.Selain itu, otot ini juga akan
mencegah kita buang air besar secara spontan
saat tidur.
KANDUNGAN FESES NORMAL
• Seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari sekitar 83 gram.
• Perkiraan Komposisi Tinja Tanpa Air Seni
Warna Feses
• Warna Hijau
Pada kondisi ini penderita akan mengalami diare, tinja bewarna hijau juga merupakan indicator dari beberapa
jenis infeksi bakteri yang disebabkan peradangan usus.
• Kuning
Feses bewarna kunig menandakan banyaknya kandungan lemak, feses kuning akan memiliki aroma dan bau yang
sangat kuat.
• Merah
Apabila feses berwarna merah, kemungkinan sebuah pertanda adanya pendarahan internal pada usus atau sekitar
rectum atau anus.
• Hitam
Pendarahan terjadi pada lambung dan tenggorokan, pendarahan tersebut menyebabkan warna feses menjadi
hitam.
• Putih atau keabu-abuan
Menandakan adanya saluran empedu yang tersumbat.
URINE
Proses pembentukan Urine

• Urine adalah hasil sisa metabolisme


yang diekskresikan oleh ginjal
kemudian dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui sistem perkemihan
(urinaria). Urine mengandung zat-zat
yang sudah tidak diperlukan lagi oleh
tubuh, sehingga harus dikeluarkan
karena bisa meracuni tubuh.
Pembentukan urine dimulai dari ginjal. Di ginjal, ada 3 proses utama pembentukan urine, yaitu
Filtrasi Pada tahap ini, ginjal menerima aliran darah yang membawa air dan zat sisa
metabolisme dari dalam tubuh seperti urea. Kemudian, nefron di dalam ginjal akan menyaring
darah yang mengalir masuk ke dalam ginjal untuk membuang racun dan zat sisa metabolisme
tubuh
Reabsorpsi Setelah filtrasi, proses masuk ke tahap reabsorpsi, yaitu penyerapan kembali air
dan zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh, seperti elektrolit, garam, dan protein.
Sekresi Tubular : Pada tahap sekresi tubular, zat-zat tertentu dari pembuluh darah kapiler akan
dibuang ke tubulus ginjal. Setelah ketiga tahapan ini selesai, terbentuklah urine. Urine
kemudian akan dialirkan dari ginjal ke kandung kemih melalui ureter. Kandung kemih akan
menampung urine yang dihasilkan dari ginjal. Setelah ditampung di kandung kemih, pada
proses pembuangan, urine akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui saluran kemih.
Ginjal
Ada dua buah ginjal di dalam tubuh, yaitu
ginjal kanan dan kiri. Masing-masing berada
di kedua sisi tulang belakang, di bawah
tulang iga. Ginjal memiliki bentuk seperti
kacang merah dan memiliki ukuran sebesar
kepalan tangan. Di dalam ginjal, setidaknya
terdapat satu juta nefron yang berfungsi
untuk menyaring darah dan membuat
limbah hasil penyaringan tersebut dalam
bentuk urine.
Ureter

Ureter adalah dua tabung kecil yang bertugas


membawa urine dari ginjal ke kandung
kemih. Otot-otot di dinding ureter biasanya
akan terus mengencang dan mengendur agar
urine turun dari ginjal. Jika urine kembali
naik atau dibiarkan begitu saja, penyakit
ginjal seperti infeksi ginjal pun bisa terjadi.
Setiap 10-15 detik, urine dalam jumlah yang
sedikit akan dialirkan dari ureter ke kandung
kemih.
Kandung Kemih

Kandung kemih merupakan organ


berongga yang berbentuk segitiga dan
berada di perut bagian bawah. Organ ini
ditahan oleh ligamen yang melekat pada
organ lain dan tulang panggul.
Dinding kandung kemih juga akan
mengendur dan mengencang agar urine
dapat tersimpan. Pada kandung kemih
yang sehat biasanya dapat menyimpan
hingga 300-500 ml urine selama 2-5 jam.
Uretra

Urine yang telah diproduksi oleh ginjal dan dipindahkan dari ureter dan
kandung kemih pada akhirnya akan dikeluarkan melalui uretra. Organ yang
disebut sebagai saluran kencing ini bertugas menghubungkan kandung
kemih ke lubang saluran kemih pada ujung penis atau vagina.
Normalnya, uretra memiliki panjang sekitar 20 cm pada pria. Sementara
itu, ukuran uretra pada wanita mempunyai panjang berkisar 4 cm. Antara
kandung kemih dan uretra dilengkapi dengan cincin otot (sfingter) sebagai
organ yang menjaga urine agar tidak bocor.
Kandungan normal pada urine
1. Air
2. Urea dan amonia
3. Asam urat
4. Hormon
5. Garam mineral, terutama NaCl
6. Pigmen empedu yang menghasilkan warna kuning di urin
7. Zat-zat yang kelebihan di darah, seperti; vitamin, obat-obatan dan hormon
Urine terdiri dari 96% air, dan 4% zat padat yang mana zat padat tersebut terdiri atas
urea 2% dan hasil metabolisme lainnya 2%.
Warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua yang disebabkan oleh
beberapa macam zat warna seperti urochrom/urobilin, dan porphyrin. Warna urin juga
dipengaruhi oleh kepekatan urin, makanan, juga obat yang dikonsumsi.
Urine memiliki warna yang berbeda-beda, setiap warna memiliki arti tersendiri bagi kesehatan, ada
beberapa warna urine yaitu:
1. Bening/transparan, memiliki arti yang baik. Tandanya tubuh terhidrasi dengan cukup.
2. Kuning muda, tubuh dalam kondisi baik. Tubuh cukup terdehidrasi.
3. Kuning pucat, artinya tubuh sehat. Ini juga berarti tubuh terhidrasi dengan baik.
4. Kuning tua, kondisi tubuh diambang batas terhidrasi. Perlu menambah asupan cairan ke tubuh.
5. Kecokelatan seperti madu, menunjukkan tubuh mengalami dehidrasi. Perlu minum banyak air
untuk mengatasinya.
6. Cokelat, warna ini biasanya menunjukkan adanya penyakit hati (liver) dan dehidrasi.
7. Oranye, menunjukkan sedang dehidrasi atau mengalami masalah liver atau saluran empedu.
Dapat juga karena makanan yang dikonsumsi.
8. Biru atau hijau, kebanyakan disebabkan oleh pewarna makanan. Namun bisa juga karena efek
dari obat-obatan, infeksi bakteri, ataupun penyakit. Untuk memastikan bisa periksa ke dokter.
9. Pink atau kemerahan, dapat dari faktor makanan atau menunjukkan adanya infeksi, darah,
masalah prostat, atau penyalit ginjal.
10. Berbusa/berbuih, kemungkinan adanya kelebihan protein dan ada masalah pada ginjal.
DAHAK
Proses Pembentukan Dahak
Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru, bronkus, dan trakea yang
mungkin dibatukkan dan dimuntahkan atau ditelan.Kata “sputum” yang dipinjam langsung dari
bahasa Latin “meludah.”Disebut juga dahak (Kamus Kesehatan, 2017).Orang dewasa normal
membentuk sputum ± 100 ml/hari. Jika produksi berlebihan, proses pembersihan mungkin tidak
efektif lagi sehingga sputum akan tertimbun.

Orang dewasa normal bisa memproduksi mucus sejumlah 100 ml dalam saluran napas setiap
hari.Mucus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel yang melapisi
saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi mucus yang berlebihan (karena gangguan
fisik, kimiawi atau infeksi yang terjadi pada membran mukosa), menyebabkan proses
pembersihan tidak berjalan secara normal sehingga mucus ini banyak tertimbun. Bila hal ini
terjadi membran mukosa akan terangsang dan mukus akan dikeluarkan dengan tekanan intra
thorakal dan intra abdominal yang tinggi, dibatukkan udara keluar dengan akselerasi yg cepat
beserta membawa sekret mucus yang tertimbun tadi.
• Mucus tersebut akan keluar sebagai sputum. Sputum yang dikeluarkan oleh seorang
pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber, warna, volume dan konsistensinya, kondisi
sputum biasanya memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologic pada
pembentukan sputum itu sendiri.
Kandungan Normal Dahak

Klasifikasi sputum dan kemungkinan penyebabnya menurut Sylvia, 2011:


Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan kemungkinan berasal dari sinus atau
saluran hidung bukan berasal dari saluran napas bagian bawah.
Sputum banyak sekali dan purulen kemungkinan proses supuratif.
Sputum yg terbentuk perlahan dan terus meningkat kemungkinan tanda bronchitis /bronkhiektasis.

• Sputum kekuning-kuningan kemungkinan proses infeksi


• Sputum hijau kemungkinan proses penimbunan nanah, warna hijau ini dikarenakan adanya
verdoperoksidase, sputum hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena
penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
• Sputum merah muda dan berbusa kemungkinan tanda edema paru akut.
• Sputum berlendir, lekat, abu-abu/putih kemungkinan tanda bronchitis kronik.
• Sputum berbau busuk kemungkinan tanda abses paru/bronkhiektasis.
• Berdarah atau hemoptisis sering ditemukan pada Tuberculosis.
• Berwarna-biasanya disebabkan oleh pneumokokus bakteri (dalam pneumonia).
• Bernanah mengandung nanah, warna dapat memberikan petunjuk untuk pengobatan yang
efektif pada pasien bronkitis kronis.
• Warna (mukopurulen) berwarna kuning-kehijauan, menunjukkan bahwa pengobatan
dengan antibiotik dapat mengurangi gejala.
• Warna hijau disebabkan oleh Neutrofil myeloperoxidase
•  Berlendir putih susu atau buram sering berarti bahwa antibiotic tidak akan efektif dalam
mengobati gejala. Informasi ini dapat berhubungan dengan adanya infeksi bakteri atau
virus meskipun penelitian saat ini tidak mendukung generalisasi itu.
• Berbusa putih-mungkin berasal dari obstruksi atau bahkan edema.
Kandungan dahak
• Dahak adalah lendir yang terdiri dari protein enzim, dan antibodi yang di produksi oleh
organ pernapasan, yaitu paru-paru dan tenggorokan. Tubuh memproduksi lendir untuk
melindungi sistem pernapasan. Caranya dengan melembabkan, mengenali, menangkap,
dan mengeluarkan debu serta mikroorganisme, seperti bakteri dan virus, dari hidung dan
tenggorokan. Dahak kental seperti jelly umumnya terjadi ketika sedang sakit, atau ketika
partikel asing yang masuk terlalu banyak sehingga muncul reaksi radang atau alergi.
Mengeluarkan dahak sebenarnya hal wajar terjadi. Dahak dikeluarkan dengan cara batuk,
dan kadang disertai dengan gejala lain, seperti hidung tersumbat, pilek, dan sakit
tenggorokan.
Kondisi medis yang menyebabkan terjadinya perubahan
tekstur dahak, berdasarkan perubahan warna pada dahak.

1. Dahak berwarna bening


Dahak berwarna bening pada dasarnya normal, namun peningkatan produksi dahak bisa menjadi pertanda
tubuh sedang mengeluarkan zat iritan atau sejumlah virus. Warna dahak bening bisa disebabkan oleh rinitis
alergi, bronkitid, dan pneumonia

2. Dahak berwarna putih


Dahak berwarna putih bisa disebabkan oleh brionkitis virus, penyakit asam lambung (gastroesophageal reflux
disease/GERD), gagal jantung kongestif, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Segera minta bantuan
medis jika merasa kesulitan bernapas.

3. Dahak kehijauan atau kekuningan


Warna dahak hijau atau kuning bisa menjadi pertanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi. Warna hijau dan
kuning pada dahak juga bisa menjadi pertanda penyakit bronkitis, pneumonia, serta sinusitis akibat infeksi
bakteri.
4. Dahak berwarna merah muda
Dahak berwarna merah muda mengindikasikan adanya darah pada dahak, yang bisa
disebabkan oleh penyakit pneumonia, tuberkulosis, gagal jantung kongestif, emboli paru, dan
kanker paru. Kondisi ini kadang disertai sesak napas dan nyeri dada.

5. Dahak berwarna cokelat


Warna dahak cokelat mengindikasikan adanya darah lama, yang bisa disebabkan oleh
pneumonia bakteri, bronkitis bakteri, cystic fibrosis, absen paru, dan pneumokoniosis, yaitu
penyakit paru-paru akibat paparan debu mineral, seperti batu bara, asbes, atau silika.

6. Dahak berwarna hitam


Dahak berwarna hitam bisa menjadi pertanda bahwa anda telah menghirup banyak zat
berwarna hitam seperti batu bara, atau akibat terinfeksi jamur. Warna dahak hitam bisa
disebabkan karena merokok, pneumokoniosis, dan infeksi jamur pada penderita cystic fibrosis.
INGUS
PROSES PEMBENTUKAN INGUS
Ingus adalah sejenis lendir lengket yang ada di dalam rongga hidung. Meski dianggap sebagai kotoran,
tetapi perannya di dalam hidung tak dapat diremehkan. Hidung manusia memiliki kemampuan mengenali
berbagai jenis bau  dengan sangat baik karena bantuan lapisan cairan lengket ini.
Ingus dihasilkan oleh kelenjar mukosa yang melapisi saluran pernapasan (hidung, tenggorokan, paru-
paru). Setiap harinya, tubuh akan memproduksi lendir/ingus secara terus menerus mencapai satu hingga
dua liter.

Sebenarnya, secara tidak sadar setiap hari kita menelan ingus. Hal tersebut terjadi saat silia (rambut halus
yang ada pada sel hidung) memindahkan lendir ke saluran hidung bagian belakang menuju tenggorokan
dan menelannya.

Ingus memiliki beragam manfaat kesehatan di antaranya yaitu melembapkan udara yang dihirup dan
melembapkan lapisan hidung, melawan infeksi, serta menangkap partikel asing seperti debu ketika
bernapas.
Asal ingus bisa dibedakan dari penyebab keluarnya ingus diantaranya:

1. Alergi dan Iritasi

Sebagian orang memiliki reaksi alergi terhadap serbuk sari, bulu hewan, debu, dan lainnya yang mana bisa
menyebabkan peradangan pada selaput lendir. Sel mast akan mengeluarkan histamin yang mengakibatkan hidung
tersumbat, terasa gatal, dan bersin.
Iritasi karena asap rokok atau mengonsumsi makanan pedas juga perlu diwaspadai. Meski tidak berbahaya, hal
tersebut memicu peradangan pada membran hidung dan menyebabkan sensasi pilek sementara.

Begitu pula ketika mengalami rhinitis vasomotor yang mana bisa disebabkan oleh alergi, iritasi, atau infeksi. Kondisi
tersebut mengakibatkan pembuluh darah di membran hidung membengkak. Sehingga ingus keluar secara berlebihan.

2. Sakit

Sakit seperti demam dan kedinginan menyebabkan hidung menjadi lebih rentan terkena infeksi virus dan bakteri.
Sama halnya seperti alergi, histamin (senyawa di selaput hidung yang memicu peradangan) akan keluar dan produksi
lendir/ingus meningkat serta menebal.

Meski demikian, penebalan tekstur lendir tidak selalu berarti buruk. Pasalnya, penebalan tersebut membuat bakteri
sulit mengendap di lapisan hidung dan bakteri akan keluar bersama dengan ingus.
• Pada umumnya ingus normal tidak berwarna (bening). Namun, ada ingus yang berwarna contohnya orang
yang menderita sinusitis.
• Sinusitis disebabkan oleh infeksi kuman. Kondisi ini lebih rentan dialami oleh perokok, atau orang yang sering
berenang. Sinusitis juga dapat dipicu oleh kondisi medis tertentu, misalnya polip hidung dan rinitis alergi.
Sinusitis disebabkan oleh pembengkakan dinding dalam hidung akibat virus atau reaksi alergi yang masuk dari
saluran pernapasan atas. Virus tersebut memicu sinus untuk menghasilkan lendir lebih banyak, sehingga terjadi
penumpukan dan penyumbatan pada saluran hidung. Kondisi ini mendorong bakteri atau kuman semakin
berkembang di rongga sinus dan menyebabkan infeksi.

• Ketika mengalami sinusitis, umumnya anak akan rewel, batuk, pilek atau hidung tersumbat. Sedangkan pada
orang dewasa, gejala sinnusitis bisa berupa:
• Pembengkakan di sekitar mata.u
• Nyeri pada bagian wajah.
• Ingus berwarna kuning kehijauan.
• Menurunnya fungsi indera penciuman.
PERBEDAAN SINUS NORMAL DAN MENDERITA
SINUSITIS
Kandungan dalam ingus
1. Ingus Bening
Ingus bening masih dianggap normal. ingus bening yang terus mengalir berlebihan bisa jadi tanda alergi atau sinyal
bahwa Anda sebentar lagi akan terkena flu. ingus bening seperti ini mengandung protein, air, antibodi, dan garam.
2 Ingus Putih
Ingus seperti ini bisa saja berasal dari infeksi atau flu. Selain itu, akibat dari terlalu banyak makan produk
susu, alergi, dan dehidrasi.
3. Ingus Kuning
Warna kuning tersebut berasal dari sel darah putih yang telah mati. Saat ingus seperti ini, Anda mungkin belum merasa
perlu konsultasi ke dokter, tetap tubuh sudah mulai sakit. 
4. Ingus Hijau
Ingus yang seperti ini mengindikasikan bahwa ada yang tidak beres di tubuh dan sistem kekebalan. Di dalam lendir yang
seperti ini, terdapat banyak sel darah putih yang mati dan kepingan sel lainnya.
5 . Ingus Merah
Ini tanda bahwa jaringan hidung Anda kering, terdapat kerusakan, atau teriritasi. Warna merahnya berasal dari darai
6. Ingus coklat
Ini bisa jadi petunjuk bahwa Anda teriritasi dan terdampak polusi. Warna coklat ini bisa berasal dari darah yang mengerin
atau polutan. Namun, bila Anda batuk dan mengeluarkan lendir coklat, mungkin Anda menderita bronkitis. 
7. Ingus Hitam
Ingus hitam biasanya terjadi bila Anda menghirup asap. Namun bila Anda bukan perokok, segeralah periksa ke dokter
karena mungkin Anda sedang mengalami infeksi jamur.
TUGAS ANALIS
KESEHATAN DALAM
PENANGANAN SAMPLE
Pengambilan Spesimen Feses

Pemeriksaan Feses :
1. Secara Makroskopis
2. Secara Mikroskopis
Pemeriksaan ini termasuk pemeriksaan rutin.
Adapun persiapan pasien :
“Sebelum pemeriksaan pasien tidak dibenarkan makan obat-obat tertentu seperti antasida,
pencahar, anti diare, anti parasit, antibiotik, vitamin c, dan preparat besi”

• Pengumpulan/pengambilan sampel
Pasien diberitahu mengambil bagian dari feses yang kemudian ditemukan kelainan seperti
bagian yang bercampur darah atau lendir.
Persiapan sampel Warna :
Feses untuk pemeriksaan sebaiknya berasal dari Normal : berwarna kuning coklat, coklat muda, dan coklat tua.
Warna feses yang dibiarkan pada udara akan menjadi lebih tua.
defekasi spontan dan harus diperiksa dalam keadaan
Abnormal : disebabkan karena sisa makanan yang dikonsumsi,
segar, kurang dari 1 jam setelah defekasi. Kalau obat tertentu, atau kelainan saluran cerna.
dibiarkan, unsur-unsur dalam tinja akan berubah. Hitam : dapat disebabkan karena pendarahan saluran cerna bagian
Sampel tidak boleh tercampur urine, air dari toilet yang proksinal atau karena obat-obatan.
mengandung sabun/desinfektan dan sekresi tubuh
lainnya. Bau
Normal : disebabkan hasil metabolisme bakteri usus. Bila terjadi
perubahan keseimbangan flora normal usus atau komposisi zat
1. Pemeriksaan feses secara makroskopis
makanan akan terjadi perubahan bau feses.
• Tujuan pemeriksaan : melakukan pemeriksaan secara
makroskopis dan menginterpretasi hasil pemeriksaan. Konsistensi
• Prinsip pemeriksaan : mengamati feses secara Normal : agak lunak dan berbentuk
makroskopis, meliputi : warna, bau, konsistensi, Abnormal/diare : lunak dan cair
adanya darah, lendir, nanah, dan cacing. Konstipasi : keras
• Alat yang diperlukan : Wadah yang diberi label Mukus/lendir : mukus tidak dijumpai pada feses normal. Bila
terdapat lendir berarti ada radang dinding usus.
identitas pasien.
Darah : feses normal tidak mengandung darah. Jika terdapat darah
perhatikan apakah darah itu segar atau merah muda, coklat atau
• Prosedur pemeriksaan secara makroskopis yaitu hitam.
sampel diperiksa ditempat yang terang.
2. Pemeriksaan feses secara mikroskopis
3. Campurkan feses dengan larutan zat warna
• Tujuan pemeriksaan : melakukan pemeriksaan feses
secara mikroskopis dan menginterpretasi hasil Buang pada bagian-bagian kasar
pemeriksaan. 4. Tutup dengan kaca penutup sedemikian rupa
• Prinsip pemeriksaan : mengidentifikasi dan menilai sehingga tak terbentuk gelembung-gelembung
unsur-unsur yang terdapat di dalam feses dengan udara
melakukan pemeriksaan terhadap sediaan feses yang 5. Memeriksa sediaan dibawah mikroskop.
diamati dibawah mikroskop.
Memeriksa secara sistematis menggunakan
• Alat dan bahan yang diperlukan :
pembesaran rendah. Objektif 10x atau lapangan
1. Kaca objek pandang kecil (LPK)
2. Kaca penutup
Unsur yang diamati pada LPK adalah epitel,
3. Lidi
kristal, dan makrofa.
4. Zat warna (Eosin)
6. Kemudian lakukan pemeriksaan dengan lensa
5. Mikroskop
objektif 40x atau lapangan pandang besar (LPB).
Prosedur pemeriksaan :
Unsur yang diamati pada LPB adalah eritrosit dan
6. Teteskan larutan eosin 1 tetes 1-2%
leukosit.
7. Dengan lidi ambil sedikit tinja tengahnya atau pada
bagian yang mengandung lendir/darah/nanah
Pengambilan spesimen urine
Pemeriksaan Urinalisa Alat dan bahan :
1. Pemeriksaan glukosa urine adalah • Sampel urine, bisa digunakan urine sewaktu atau
pemeriksaan urinalisis rutin. urine puasa
• Reagen Benedict
Terdapat beberapa metode pemeriksaan
• Tabung reaksi dan rak
urine, salah satunya adalah pemeriksaan
• Gelas ukur
Benedict dengan menggunakan sifat glukosa
• Penjepit
sebagai zat pereduksi.
• Pipet tetes
Prinsip pemeriksaan :
• Lampu spiritus
Metode ini menggunakan Reagen Benedict • Korek api
Glukosa akan mereduksi Kuprisulfat menjadi Prosedur kerja :
Koprusulfat sehingga terjadi perubahan 1. Masukkan 5 ml Reagen Benedict ke dalam
warna. tabung
2. Teteskan sebanyak 8 tetes urine ke Faktor interperensi
dalam tabung “Pada metode benedict hasil positif
3. Homogenkan larutan urine dan palsu dapat disebabkan asam nalidiksat,
benedict sefalus clorin, probenerid, dan
Hasil pemeriksaan reduksi secara penggunaan formalin sebagai pengawet
semikuantitatif urin, cuka pada konsentrasi askorbat
• (-) : tetap biru jernih atau sedikit yang tinggi.”
kehijauan dan agak keruh. 2. Pemeriksaan protein urine
• (+) : hijau kekuning-kuningan dan merupakan urinalisis rutin.
keruh (sesuai dengan 0,5-1% glukosa). Terdapat beberapa metode protein,
• (++) : kuning keruh (1-1,5% glukosa). salah satunya adalah metode
• (+++) : jingga atau warna lumpur keruh turbidinetri atau pemanasan dengan
(2-3,5% glukosa). asam asetat.
• (++++) : merah keruh (>3,5% glukosa). Prinsip pemeriksaan
Metode ini menggunakan asam asetat.
Metode ini berdasarkan sifat protein Prosedur pemeriksaan
yang jika dipanaskan pada titik 1. Masukkan urine sebanyak 10 cc ke dalam
tabung sentrifus
isoelektrik akan terjadi denaturisasi
2. Tambahkan larutan asam asetat ke dalam
yang diikuti koagulasi sehingga
urine sebanyak 3-5 tetes
menghasilkan presipital. Hasil interperensi :
Alat dan bahan : 1. (-) : jika tidak ada kekeruhan
1. Sampel urine 2. (+) : jika terdapat kekeruhan ringan atau
2. Asam asetat 6% tanpa butir-butir yaitu kadar protein 0,01-
0,05%
3. Lampu spiritus dengan korek api
3. (++) : jika kekeruhan mudah dilihat dan
4. Penjepit tabung tampak berbutir yaitu kadar protein 0,05-
5. Tabung reaksi 0,2%
6. Tabung sentrifus 4. (+++) : jika urine jelas keruh dan
kekeruhan berkeping-keping yaitu kadar
7. Pipet tetes protein 0,2-0,5%
5. (++++) : jika sangat keruh dan bergumpal-gumpal atau memadat karena kadar protein
>0,5%
Pemeriksaan laboratorium urine (urinalisis)
Pemeriksaan rutin
Indikasi
Hasil pemeriksaan ini digunakan untuk :
Kepentingan skrining
Penunjang diagnosis
Follow up pengobatan
Dan prognosis
Pemeriksaan rutin mencakup :
1. Pemeriksaan makroskopis (warna, kekeruhan, berat jenis urine, pH urine, volume urine).
2. Pemeriksaan mikroskopis (sedimen urine).
3. Pemeriksaan kimia urine (protein, glukosa, bilirubin, urobilin, nitrit, leukosit esterase,
darah, dan keton).
Pengambilan spesimen dahak
Pemeriksaan Dahak 4. Sputum hijau (perlu diperiksa, bisa terjadi
Apakah itu dahak? penimbunan pada nanah).
Dahak adalah bahan yang dikeluarkan dari 5. Sputum merah muda (menandakan terjadi
paru/bronkus dari trakea melalui mulut. edema pada paru yang akut).
Dahak orang dewasa per hari sekitar 100 ml. 6. Sputum berlendir, berwarna abu-abu
Klasifikasi sputum/dahak (menandakan bronkitis kronis).
1. Sputum yang dihasilkan dari membersihkan 7. Sputum berbau busuk (terjadi abses pada
tenggorokan (dihasilkan dari sinus). paru-paru).
2. Sputum yang banyak purulennya Proses pengambilan pemeriksaan sampel
(diakibatkan karena abses sputum
paru/nanah/infeksi). proses mengambil dahak dari pasien untuk
3. Sputum yang warnanya kekuning-kuningan diperiksa pemeriksaan lebih lanjut.
(tanda terjadi proses infeksi, belum Tujuan pengambilan sampel sputum
mengarah ke abses). Mendapatkan sputum, untuk memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan selanjutnya.
Indikasi melakukan pengambilan sputum
Hal yang wajib diperhatikan selama
Pasien yang mengalami infeksi peradangan
pada saluran pernafasan.
tindakan
Apabila diperlukan. 1. Pengambilan sputum dilakukan pagi
Proses pengambilan sputum hari
1. Pengecekan dengan benar 2. Pengambilan sputum sebelum sikat
2. Cuci tangan yang benar gigi
3. APD lengkap 3. Anjurkan minum air putih yang
4. Jaga privacy banyak (minum 2L/hari)
5. Posisikan pasien (duduk/fowler) 4. Pasien disuruh berkumur-kumur
6. Minum air hangat (mengencerkan dahak) sebelum pengambilan dahak
7. Pasang perlak dan pengalas 5. Gigi palsu semuanya dilepas
8. Pasien ajarkan batuk efektif yang benar 6. Lakukan prosedur batuk efektif yang
baik dan benar
Pemeriksaan sampel ingus
Apa penyebab hidung tersumbat? Mengapa ketika hidung tersumbat namun
Penyebab/gangguan hidung tidak mengeluarkan ingus?
tersumbat itu biasanya karena adanya Kembali ke penyebabnya, misalnya sinusitis.
jaringan pada hidung bagian dalam. Sinusitis itu sebenarnya ada lendir tetapi dia
terjebak di dalam rongga sinus dan lendir
Penyebabnya bisa karena terhirupnya nya cukup padat. Jadi, terasa ada lendir tetapi
polusi udara baik itu asap kendaraan tidak bisa dikeluarkan sama seperti alergi
ataupun asap rokok, lalu bisa juga juga.
hidung tersumbat itu karena adanya Alergi itu hidung tersumbat tetapi
alergi, sinusitis, dan infeksi. tersumbatnya itu karena melebarnya
pembuluh darah, bukan karena adanya lendir.
Contohnya seperti, infeksi saluran Lendirnya itu biasanya untuk menghilangkan
pernafasan ataupun seperti influenza. kotoran-kotoran karena sumbatan pembuluh
darah tersebut.
Bahayakah mengeluarkan ingus dengan keras ketika
hidung tersumbat?
Bahaya mengeluarkan secara paksa karena kalau kita
melakukan tekanan untuk membuang ingus otomatis
tekanan itu akan tinggi lalu beberapa ada refleks balik
dari tekanan itu yang mendorong ingus atau lendir
kembali ke rongga sinus.

Anda mungkin juga menyukai