(Skewness)
Keruncingan
(Kurtosis)
x - Mo
Koefisien kemiringan pertama Pearson KK
s
3 x - Me
Koefisien kemiringan kedua Pearson KK
s
Q 3 2Q 2 Q1
Menggunakan nilai kuartil KK
Q 3 - Q1
• Data Tunggal
α3 = koefisien kemencengan
M3 = momen ketiga, mengukur kemencengan
S = simpangan baku
n = banyaknya data pengamatan
Xi = data frekuensi ke-i
X = rata-rata hitung atau mean
Kemiringan dengan Rumus Momen
• Data Berkelompok
α3 = koefisien kemencengan
M3 = momen ketiga, mengukur kemencengan
S = simpangan baku
n = banyaknya data pengamatan
k = banyaknya kelas
fi = frekuensi kelas ke-i
X = rata-rata hitung atau mean
• Jika α3 = 0, maka distribusi datanya
simetris.
• Jika α3 < 0, maka distribusi datanya
menceng ke kiri.
• Jika α3 > 0, maka distribusi datanya
menceng ke kanan.
CONTOH SOAL KEMIRINGAN
Berikut ini adalah data nilai ujian statistik dari 40 mahasiswa
sebuah universitas.
Jawaban =
CONTOH SOAL KEMIRINGAN
1
Q 3 Q1
K 2
P90 P10
Keruncingan dengan Rumus Momen
• Data Tunggal
α4 = koefisien keruncingan
M4 = momen ketiga, mengukur keruncingan
S = simpangan baku
n = banyaknya data pengamatan
Xi = data frekuensi ke-i
X= rata-rata hitung atau mean
Keruncingan dengan Rumus Momen
• Data Berkelompok
α4 = koefisien keruncingan
M4 = momen keempat, mengukur keruncingan
S = simpangan baku
n = banyaknya data pengamatan
k = banyaknya kelas
fi = frekuensi kelas ke-i
X = rata-rata hitung atau mean
DERAJAT KERUNCINGAN KURVA
(RUMUS MOMEN)
• Jika α4 > 3, maka bentuk kurva leptokurtis (meruncing)
• Jika α4 = 3, maka bentuk kurva mesokurtis (normal)
• Jika α4 < 3, maka bentuk kurva platikurtis (mendatar)
Contoh menghitung koefisien kemiringan
dan koefisien keruncingan
Kelas interval fi
Q1 2,85 0,2
7 - 5 2 ,93
2,5 – 2,6 2 5
2,7 – 2,8 3 Q2 3,05 0,2
14 - 10 3,16
7
2,9 – 3,0 5
Q3 3,25 0, 2
21 - 17 3,38
3,1 – 3,2 7 6
3,3 – 3,4 6 P10 2,65 0,2
2,8 - 2 2,70
3
3,5 – 3,6 5
P90 3,45 0,2
25,2 - 23 3,54
jumlah 28 5
• Sehingga
Jadi kurva yang terbentuk adalah kurva
leptokurtis (α4 > 3)