Anda di halaman 1dari 28

KERUKUNAN ANTAR

Kelompok 3:
1. Vennia Kamila (ketua & notulis)
2. Abdilah (narator)

UMAT BERAGAMA 3. Safira Azzahra (moderator)


4. Justica Riana (operator)
5. Fedro dafa
3. Kerukunan atar
2. Kerukunan antar
umat beragama
umat beragama
1. Agama menurut konsep
menurut konsep
merupakan rahmat Vertikal Oriented,
Pluralisme dan
Tuhan bagi manusia Horizontal
Pluralistik serta
Oriented, dan Era
ruang lingkupnya
Globalisasi

5. Faktor 6. Dampak
4. Agama sebagai penghambat permusuhan agama
faktor perekat dan kerukunan antar bagi persatuan dan
konflik dalam umat beragama dan kesatuan
masyarakat pencegahannya bermasyarakat
MAKNA AGAMA MERUPAKAN
RAHMAT TUHAN BAGI
MANUSIA
Al-Ashfihani dalam Mufradât Alfâdzh Al-Qur’an, kata rahmat berarti ‘kelembutan
yang menuntut berbuat baik kepada yang disayangi’.
Terkadang kata rahmat hanya khusus berarti ‘kelembutan’. Kadang juga hanya
berarti ‘berbuat baik’.
Pada dasarnya rahmat (kasih sayang) itu berasal dari Tuhan Maha Pengasih
Penyayang (Al-Rahmân Al-Rahim).
Agama sebagai rahmat Tuhan, bahwa agama itu diwahyukan untuk menjadi sumber
dan pedoman manusia di dunia maupun di akhirat, yang menuntun manusia menuju
kebaikan.
RAHMAT ALLAH DAPAT
DILIHAT DARI DUA DIMENSI
Dimensi pertama, kedudukan si pemilik rahmat Allah swt berada dalam posisi
pencipta (rabb) dan yang disembah (ilah).
Dalam Induk Kitab Suci (Ummu Al-Qur’an) yang mengedepankan empat julukan
Tuhan yang berbeda menyertai rahmat itu. Rabb al-alamin (Raja Segala Sesuatu),
Al-Rahman (Pengasih), maliki yawmiddin (Pemimpin Hari Keagamaan), dan al-
Rahim (Penyayang).
al-Rahman dan al-Rahim hanyalah dua fase dari yang tunggal dan sama, maka
keempat sifat tersebut dapat dijadikan tiga sifat, yaitu Rububiyyah (Pemurah),
Rahman (Rahmat), dan ‘adalah (Keadilan). Sifat-sifat ini adalah sifat pemimpin.
Dengan demikian, transmisi rahmat itu dapat digambarkan sebagai berikut :

Allah

ٌ‫َر ْح َمة‬

Rasulullah

Alam Umat Manusia Umat Muslim


RAHMAT ALLAH DAPAT
DILIHAT DARI DUA DIMENSI
Dimensi kedua adalah penerapannya. Rahmat yang ditetapkan Allah dalam berbagai
bentuk:
1). Kasih sayang-Nya yang bersifat menyeluruh (universal) dan adil, menyantuni
seluruh makhluk-Nya.
2). Sebagai konsekuensi dari sifat rahmat itu, maka Allah tidak semena-mena
menerapkan hukuman dan azab kepada hamba-Nya yang melakukan kesalahan,
tetapi disiapkan media pintu maaf bagi mereka yang memanfaatkan tobat.
3). Sifat rahmat itu direalisasikan dengan menjamin kemutlatakan berlakunya setiap
keputusan, dan pasti sampai kepada objeknya. Tidak ada yang dapat melakukan
usaha-usaha inkonstitusional untuk menutupi segala macam kesalahan dan
penyimpangan yang dilakukannya.
KESADARAN TOLERANSI
BERAGAMA
Dalam konteks menghadirkan agama sebagai rahmat seluruh umat manusia, salah
satu yang bisa dikerjakan adalah dengan menghadirkan kesadaran toleransi
beragama, sebab toleransi merupakan fundamen dalam beragama.

Tanpa sikap toleran atas yang lain, kita akan menghalalkan segala cara untuk
membasmi agama lain yang berbeda-beda karena dianggap sesat penuh bid’ah dan
ajarannya kufur.
MEMAKNAI RAHMAT ISLAM

Artinya, “Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-
Anbiyaa: 107)
 Untuk menjadi rahmat bagi alam semesta bisa jadi umat Islam harus melalui beberapa ujian, kesulitam,
peperangan seperti di zaman Rasulullah S.A.W.
 Walau tidak selalu harus melalui langkah sulit apalagi perang, tapi sejarah manapun selalu mengatakan
kedamaian dan kesejukkan selalu didapatkan dengan perjuangan. Misalnya, untuk menjadikan sebuah kota
menjadi aman diperlukan kerja keras polisi dan aparat hukum untuk memberi pelajaran bagi pelanggar
hukum..
 Sebaliknya, jangan dikatakan bahwa umat Islam harus bersifat sejuk, damai dan toleransi kepada pelanggar
hukum dengan alasan Islam adalah agama rahmat.
FUNGSI ISLAM SEBAGAI
RAHMAT
Fungsi Islam sebagai rahmat dan bukan sebagai agama pembawa bencana, dijelaskan oleh
Allah dalam Al-Quran surah Al-Anbiya: 170. Sedangkan bentuk-bentuk kerahmatan Allah
pada ajaran Islam itu seperti berikut ini:
1. Islam menunjukkan manusia jalan hidup yang benar.
2. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang
diberikan oleh Allah secara tanggung jawab.
3. Islam menghormati dan menghargai manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim
maupun yang beragama lain.
4. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional.
5. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan yang
spesifik pula.
MENCARI RAHMAT ISLAM

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya. Dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”(QS. Al-Baqarah: 208)

Artinya, “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar
benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69)
PLURALISME
Secara terminologis, pluralisme terdiri dari dua kata plural= beragam dan
isme= paham yang berarti paham atas keberagaman.
Secara etimologis, menurut Martin pluralisme adalah paham kemajemukan
atau paham yang berorientasi kepada kemajemukan yang dimiliki berbagai
penerapan berbeda dalam berbagai falsafah agama, moral, hukum, dan
politik.
PLURALISME DALAM
KEPUTUSAN FATWA MUI
Jika pluralisme didefinisikan sebagaimana difatwakan oleh MUI, bahwa
pluralisme hukumnya adalah haram hal ini secara jelas tercantum dalam
keputusan fatwa MUI Nomor 7/Munas VII/MUI/11/2005 tanggal 29 Juli
2005.

Pluralisme agama merupakan paham yang mengajarkan semua agama


adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif.
PLURALISME MENURUT
DIANA L. ECK
Dalam hal ini, Diana L. Eck, Pimpinan Pluralism Project, Havard University
memberikan pemahaman terhadap pluralisme :
1. Pluralisme adalah keterlibatan aktif di tengah keragaman dan perbedaan.
(munculnya kesadaran dan sikap partisipatif dalam keragaman)
2. Pluralisme lebih sekadar toleransi. (karena perbedaan dan keragaman
merupakan hal yang nyata, maka yang diperlukan adalah pemahaman yang baik
dan lengkap tentang yang lain)
3. Pluralisme bukanlah relativisme. (pluralisme membangun komitmen bersama
di antara berbagai komunitas masyarakat. Sedangkan relativisme menafikan
komitmen, bahkan menafikan kebenaran itu sendiri)
PLURALISTIK
Pluralistik berasal dari kata “plural” artinya lebih dari satu atau banyak.
Pluralistik adalah masyarakat secara sah memiliki pandangan etika yang saling
bersaing dan diperbolehkan untuk memilih apa yang diyakini. Dengan tidak
merendahkan bahkan menyalahkan keyakinan orang lain serta dilarang melakukan
pemaksaan untuk mengikuti kenyakinannya.
Masyarakat pluralistik artinya masyarakat yang bersifat plural. Masyarakat yang di
dalamnya terdiri dari banyak suku, etnik, golongan, agama dan lain-lain. Contohnya
masyarakat di Indonesia.
PLURALISTIK
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. ar-Rum
22)
Kemajemukan memang murni kekuasaan Allah SWT dengan ini manusia akan diuji
kesalehannya, untuk dapat menghormati dan menghargai ciptaan-Nya dan berlomba-
lomba dalam hal kebaikan.
Kalau memang keragaman merupakan sunatullah maka tidak ada sikap lain bagi
muslim terhadap pluralitas itu kecuali menerima sepenuhnya.
VERTICAL ORIENTED

Vertikal oriented hubungan yang harus dipelihara dan dilaksanakan dengan Allah
SWT. yang disimbolkan oleh pencarian keselamatan dan kebaikan hidup di akhirat.
Dalam konteks kemasyarakatan, banyak yang mempertentangkan suatu agama
dengan agama lain, bahkan antar sesama pemeluk agama tertentu. Seharusnya, kita
mesti terus belajar mendalami secara objektif agama kita masing-masing.
HORIZONTAL ORIENTED
Horizontal oriented adalah interaksi antar manusia yang dilandasi untuk mencapai
saling pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia, pengakuan akan sifat dasar
manusia yang asasi, dengan menempatkan manusia pada posisi kemanusiaannya.
Kerukunan dalam konsep ini dapat menghidupkan suasana damai dalam
bertetangga dan bermasyarakat antarumat yang berbeda agamanya. Artinya, posisi
manusia yang bukan sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang
berakal budi, yang kreatif dan  berbudaya.
ERA GLOBALISASI

oHidup di era globalisasi, masyarakat dihadapkan pada kondisi masyarakat


yang serba majemuk dalam segala bidang kehidupan.
oDi Indonesia kita mengenal berbagai macam agama. Diantaranya, Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.
oSetiap agama saling mempengaruhi masyarakat, sebaliknya lingkungan
mempengaruhi agama yang menyebabkan lingkungan yang dinamis.
Walaupun berbeda keyakinan yang dianut oleh masing-masing orang, di
Indonesia ada ideology pemersatu yaitu Pancasila.
Agama Sebagai Faktor Perekat
Antarumat Beragama
Faktor yang menyebabkan agama menjadi faktor perekat sosial :
1. Agama mendasarkan perhatiannya pada sesuatu yang berada di luar jangkauan
manusia yang melibatkan takdir dan kesejahteraan
2. Agama menawarkan suatu hubungan transedental melalui pemujaan dan upacara
ibadah
3. Agama mendukung keluhuran norma-norma yang telah terbentuk dan menjadi
panduan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari
4. Agama juga melakukan fungsi yang bertentangan dengan yang sebelumnya
5. Agama melakukan fungsi identitas penting yaitu manusia menerima nilai-nilai
yang terkandung dalam agama dan kepercayaan tentang hakikat dan takdir
Agama Sebagai Konflik Antarumat
Beragama
Konflik dan kekerasaan adalah unsur yang berbeda, tidak semua konflik memiliki
unsur kekerasan. Perbedaan konsep keagamaanlah yang menjadi unsur konflik
utama antar umat manusia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejumlah teks keagaman memang mengatur masalah
kekerasan dan perang. Akibatnya agama sering dijadikan legitimasi terhadap sikap-
sikap agresif dan radikal kelompok tertentu terhadap kelompok lain.
Agama sebagai sumber konflik muncul ketika masing-masing penganut agama, di
samping mengklaim bahwa ajaran-ajaran agama yang dianutnya merupakan yang
benar (truth claim), juga merasa berkewajiban untuk menyebarkan kebenaran yang
diyakininya itu secara tidak etis.
FAKTOR-FAKTOR KEAGAMAAN YANG
DAPAT MENIMBULKAN KONFLIK
ANTAR UMAT BERAGAMA
Badan Libang dan Diklat Kementerian Agama menyebutkan faktor-faktor keagamaan lain
yang secara tidak langsung dapat menimbulkan konflik antar umat beragama, di antaranya:

1. penyiaran agama 6. perayaan hari besar keagamaan


2. bantuan keagamaan dari luar negeri 7. perawatan dan pemakaman jenazah
3. perkawinan antarpemeluk agama 8. penodaan agama
yang berbeda
9. kegiatan kelompok sempalan
4. pengangkatan anak 10. transpransi informasi keagamaan
5. pendidikan agama
11. pendirian rumah ibadah.
Faktor Penghambat Kerukunan Antar
Umat Beragama dan Langkah
Pencegahannya
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu bentuk hubungan yang harmonis dan
dinamika pergaulan hidup bermasyarakat yang saling menguatkan yang diikat oleh
sikap pengendalian hidup dalam wujud:
1. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya.
2. Saling hormat menghormati dan berkerjasama intern pemeluk agama, antara
berbagai golongan agama dan
3. Saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksa agama kepada orang
lain.
Faktor Penghambat Kerukunan Antar
Umat Beragama dan Langkah
Pencegahannya
Namun dalam praktek perwujudan kerukunan umat beragama terdapat berbagai
rintangan ataupun hambatan-hambatan kerukunan antar umat beragama yakni:
1. Rendahnya sikap toleransi
Toleransi beragama adalah satu wujud nyata dari sikap menghargai dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena memang unsur agama merupakan suatu hal
yang krusial dan sensitif di mata masyarakat.
2. Kepentingan politik
Pemeluk agama harus memahami agama secara universal sehingga jauh dari
menebar kebencian politik atas nama agama karena agama merupakan pencipta
perdamaian dan solusi dari berbagai macam permasalahan
3. Sikap fanatisme
Dampak Permusuhan Antar Umat
Beragama
Dampak permusuhan antar umat beragama terhadap masyarakat, bangsa, dan negara
dapat dibagi kedalam beberapa sub tipe, yakni :
Dampak langsung adalah akibat permusuhan atau konflik yang dirasakan
langsung oleh pihak-pihak yang berkonflik dan umumnya dirasakan oleh masyarakat
langsung.
Dampak tidak langsung adalah dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak diluar
dari pihak yang berkonflik akibat dari konflik tersebut, umumnya terjadi dalam
lingkup bangsa dan negara.
Dampak Permusuhan Antar Umat
Beragama
Dampak langsung permusuhan antar umat beragama yang umunya terjadi di
dalam masyarakat:
1. Perubahan kepribadian individu umat beragama
2. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban jiwa dalam kelompok agama
3. Terjadi dominasi kelompok
Dampak Permusuhan Antar Umat
Beragama
Dampak tidak langsung permusuhan antar umat beragama yang umumnya
terjadi pada lingkup bangsa dan negara:
1. Dapat melumpuhkan roda perekonomian Negara
2. Terhambatnya pendidikan formal dan informal
3. Meningkatnya kemiskinan di suatu Negara
4. Segregasi bangsa dan negara
SESI TANYA JAWAB

Anda mungkin juga menyukai